Follow Me

Thursday, December 8, 2016

Makan Bersama

#blogwalking

Bismillah.

Lagi, mendapat rasa lapar, krn belum sarapan, gara-gara baca tulisan ustadz Salim yang bahas tentang pawon anget dan keplek ilat. Senang rasanya membaca tulisan itu, diingatkan hal sehari-hari yang kita lakukan. Makan bersama selalu lebih nikmat, pengikat ukhuwah, jadi tempat mengikat keluarga juga. Seneng, lihat foto ustadz dengan pemikiran beda, tapi duduk satu meja, makan bersama, karena fokus mereka adalah kesamaan aqidah, bukan kesamaan harakah. Allahua'lam.
Para Suami dan Istri, para Ayah dan Bunda, barangkali inilah salah satu benteng keluarga menghadapi berbagai tantangan zaman; menghidupkan kehangatan suasana makan. Adalah darurat bagi kita untuk segera meneladani Rasulullah yang mengepaskan mulutnya di bekas bibir sang istri pada cawan yang dipakai minum. Adalah darurat bagi kita menikmati sebuah anggur yang digigit bersama demi meneladaninya. Adalah darurat bagi kita menunjukkan indahnya suap menyuapi antara Ayah dan Bunda kepada putra-putrinya.
Sebab di luar sana ada internet yang tanpa batas, media sosial yang bagai pisau bermata dua, godaan game online, pornografi, narkoba, seks bebas, hingga penularan LGBT yang masif; nilai kehadiran Ayah, Ibu, serta anak dalam kebersamaan yang hangat dan mesra adalah benteng darurat kita.
- Dua Mahdzab Darurat Hangat, Salim A. Fillah
***

Gatau kenapa jadi inget istilah dimamahi, lalu teringat masa kecil dulu, pas gigi masih sedikit, makan sering dimamahin sama Ibu, dikunyah di mulut ibu, lalu dipindahkan ke mulut anaknya. Kalau yang ga pernah ngerasain pasti jijik ya ngebayanginnya. Dari mulut ibu, tercampur air ludah ibu, pindah ketangan kanan manis Ibu, dimasukkan d imulut sang anak, tinggal nelen, atau ngunyah dikit seperlunya. Nikmat.

semoga doa cucumu ini, sampai..
Ga cuma dimamahin Ibu, tapi juga Nenek hehe. Dulu saya manja, sekarang juga masih sih. Hehe. Jadi teringat cara makan buah pisang ala bayi, yang dulu masih sering dipraktikan meski sudah SD. Dibuka salah satu kulitnya, pake sendok kaya dikirat, bener ga istilahnya, pokoknya dilembutin, kaya disapu, ga juga sih. Itulah ya.. Jadi masuk mulut sudah halus, tinggal nelen, padahal udah punya gigi banyak hehe.

Kadang romantisme seperti itu ga bisa kita lihat di film-film, adanya di kehidupan nyata. Kangen Ibu, kangen nenek. Semoga Mbah berada di tempat yang lapang, terang dan baik, menunggu kelak, bertemu lagi dengan kami di Jannatullah. Aamiin. Kangen ibu, padahal baru akhir pekan kemarin bertemu, hehe. Anak mamah dasar Bell hehe.. Biarin wee titik dua p wkwkwk. Gajelas.

Zai jian! Jangan lupa teknis baca postingan blogwalking hehe, biar ga nyesel baca di sini, bacanya di sana aja. Di link terpaut di bawah kutipan. Ok? In syaa Allah ga pernah bosen ngingetin hehe.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya