Follow Me

Sunday, November 20, 2011

Eyes

November 20, 2011 0 Comments
Menohok sekali saudara-saudara.. saat kubaca sebuah kalimat sederhana yang bunyinya begini :

"orang yang tidak menguasai matanya, maka hatinya tidak ada harganya", (Ali bin Abi Thalib RA)

Well rasanya, seperti tersedak makanan dan tidak ada minum disekitarku. Ingin sekali merutuki diri, yang memang selalu saja kurang dalam masalah menguasai mata. Ah! Mata! Padahal jelas-jelas Allah berfirman dalam kalamNya untuk menundukkan pandangan. Karena sungguh mengedarkannya ke segala penjuru tak lantas membuat kita bisa melihat semua. Kita hanya lelah terus mengedarkan pandangan, melukai hati sendiri.. karena sesungguhnya pandangan adalah anak panah setan.

Kalau kau kira dengan memandang kesegala arah akan mengobati lukamu, kau salah. Justru dengan itu lukamu akan semakin basah. Bernanah. Berdarah.
Tundukkan pandanganmu. Aku tahu ini bukanlah hal yang mudah, tapi bukan pula hal yang tidak mungkin.

Tundukkan pandanganmu, jangan biarkan sebuah pandangan merobohkan benteng hati yang sudah susah payah kau bangun.

Tundukkan pandanganmu. Tak peduli pada suara bising diluar telinga yang berdesakkan ingin memukul gendang telingamu dan mempengaruhi keputusanmu.

Tundukkan pandanganmu. Kalau tidak kau biasakan, mana bisa kau terbiasa? Butuh usaha keras di awal untuk menjadikannya bagian dari kebiasan-kebiasaanmu. Setelah itu, kau akan rasakan sejuknya menundukkan pandangan. Tunduk pada perintah Sang Khaliq yang jelas-jelas menyebutkan dalam kalamNya agar kita menundukkan pandangan.

Well i know i’m still very weak at this.. itulah sebabnya aku sangat tertohok membaca quote tadi, bagaimana tidak? Ternyata hatiku tidak ada harganya kalau saja aku terus tidak bisa menguasai mataku.

Sekali lagi aku ingatkan! Tundukkan pandanganmu! Sebelum hatimu benar-benar tidak berharga lagi! Sebelum syaitan semakin terbahak melihat dirimu yang mau saja ditunjuki jalan sesat olehnya. Tundukkan pandanganmu! Tak akan kau dapati apa-apa sekalipun kau edarkan pandanganmu ke sekeliling, kau hanya akan semakin lelah dan payah dalam penjagaan hati.

Well.. quote di atas menohok sekali saudara-saudara.. adakah kalian juga tertohok. Mau menemaniku berjalan dijalan ini? Jalan yang jarang dilalui orang-orang? Maukah kalian menjadi sahabatku, yang mengingatkan kala ku khilaf, yang menegur kala kumulai menyimpang dari jalan ini? Yang mengajakku berlomba dalam kebaikan, maukah?

Untuk kembali mengingatkan diriku:
"orang yang tidak menguasai matanya, maka hatinya tidak ada harganya", (Ali bin Abi Thalib RA)

Wednesday, November 2, 2011

Ketika Kelezatan Donat Tak Hanya Dikecap Lidah

November 02, 2011 0 Comments


Judul Buku : Writing Donuts
Penulis : Joni L. Efendi
Penerbit : Buku Biru
Cetakan pertama Desember 2009
Tebal : 262 halaman

Menulis dan donat? Apa hubungannya? Mungkin ini pertanyaan pertama yang terbesit di hati pembeli ketika melihat cover dan judul buku ini. Ternyata, melalui buku ini Joni L. Efendi (penulis) ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa menulis itu selezat dan semudah menyantap donat.

Buku dengan sub judul ‘cara paling nikmat jadi penulis hebat dan kaya raya’ ini terbagi menjadi 31 bab. Meskipun jumlah bab dalam buku ini terhitung banyak dibanding kebanyakan buku, pembaca tidak akan dibuat bosan olehnya. Hal ini karena penataan bab yang runtut, penulis seolah-olah dapat membaca jalan pikiran pembaca. Selain itu, 1 bab dalam buku ini termasuk singkat, bahkan ada 1 bab yang hanya 1 halaman saja.

Dalam buku writing donuts ini, penulis secara garis besar ingin menyampaikan 3 hal kepada pembaca. Tiga hal ini yaitu pentingnya menulis bagi kita, teknis menulis dan hambatannya, serta bagaimana menerbitkan sebuah tulisan.

Semua orang bisa menjadi penulis hebat, begitu ungkap penulis pada bab pertama. Ya, semua orang memiliki peluang yang sama besarnya dengan penulis hebat macam JK Rowling, Stephen King, atau penulis hebat lainnya. Hal ini karena sebuah tulisan sebenarnya lahir dari segala hal yang ada dalam pikiran kita, sesuatu yang sangat dekat. Dengan kita dapat mengubah nasib, hal ini dibuktikan oleh guru muda di California bernama Erin Cruwell yang mengubah nasib murid-murid dengan latar belakang kacau hingga mereka dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi dengan sebuah cara : menulis.

Menelusuri baris demi baris pada bab-bab awal buku ini, akan membuat kita terhanyut sekaligus terbakar oleh semangat menulis. Penulis menyajikan satu demi satu fakta, dan logika-logika sederhana yang membuat pembaca manggut-manggut setuju tentang pentingnya menulis. Kemudian membuat mereka yang belum tertarik untuk menulis menjadi yakin, dan membuat mereka yang sudah tertarik dalam dunia tulis-menulis menjadi semakin bersemangat untuk segera menelurkan sebuah karya.

Bagi kalian yang merupakan orang baru dalam dunia tulis menulis, jangan khawatir penulis menuliskan satu bab yang berisi tips untuk mulai menulis. Diantaranya, memancing minat kita dalam menulis dengan cara mencari tempat yang nyaman untuk menulis, fokus pada bahan yang akan ditulis, membiasakan diri menulis catatan harian, dan tips lain yang pastinya membantu kita untuk mulai menulis.

Penulis memaparkan bahwa sebenarnya tidak ada kiat khusus untuk memulai menulis, kunci utama untuk menulis adalah menulis itu sendiri. Tulis saja! Setelah niat untuk menulis sudah muncul, maka yang diperlukan selanjutnya adalah action. Tulislah apa saja yang ada dipikiranmu, bahkan kalau kamu tidak ada ide, tulis dikertas ‘LAGI NGGAK ADA IDE, LAGI NGGAK ADA IDE, LAGI NGGAK ADA IDE!’ dan seterusnya. Karena menurut penulis, tangan, pikiran, mood, dan ide semuanya akan tetap memilih diam dalam persembunyiannya masing-masing kalau kita tidak memulai menarik mereka dari sarang malasnya dengan cara menggerakkan tangan kita.
Penulis memberikan beberapa teknik dalam menulis seperti menulis cepat, menelurkan 1000 ide dalam 10 menit dengan permainan curah ide, dan teknik kata kunci. Tidak cukup itu saja, melalui buku ini penulis menyentil para penulis muda karena kebiasaan tidak kreatif kebanyakan penulis muda yaitu menuliskan hal-hal yang biasa dan itu-itu saja.

Satu demi satu hambatan menulis dijelaskan dengan gamblang oleh penulis, kemudian dikupas satu demi satu untuk mendapatkan solusinya. Mulai dari mengubah cara pikir kita, mengatasi ketakutan-ketakutan dalam menulis, sampai mengingatkan kita untuk tidak pelit usaha.

“Memiliki imajinasi saja tidak cukup. Kamu harus dapat benar-benar menembus ke dalamnya, merasai seluruh isinya” (Stephen King)

Masih di ide pokok kedua dari buku ini, penulis memberikan pengetahuan dasar kepada pembaca dalam menulis. Seperti panduan untuk mengarahkan tulisan lebih terarah, jenis-jenis genre novel, gaya kepenulisan, dan pengetahuan dasar lain yang memang lebih mengarah pada tulisan fiksi.

Pada ide pokok ketiga buku ini penulis menjelaskan dengan lihai cara-cara mempublikasikan tulisan. Beberapa tips yang ia berikan antara lain mengenali visi misi media massa penerbit, membangun komunikasi dan keakraban dengan redaktur, memperhatikan kelengkapan naskah, rajin mengecek tulisan, dan memilih penerbit. Menurut penulis, secara umum sebuah naskah di tolak karena naskah tersebut diprediksi tidak laku atau karena naskah tersebut ditulis dengan cara yang tidak tertata sehingga membutuhkan pengolahan yang cukup sulit.

Tidak hanya sampai di sana, penulis juga membagi ilmu kepada pembaca tentang bentuk-bentuk kerja sama dengan penerbit, jenis-jenis royalti buku beserta kelebihan dan kelemahannya, hak cipta serta alamat koran, majalah dan penerbit se-Indonesia. Informasi yang lengkap ini memudahkan pembaca untuk mempublikasikan tulisannya.
Buku ini cocok untuk siapapun baik yang belum ada keinginan untuk menulis maupun sudah memiliki keinginan untuk menulis, terutama bagi mereka yang mendalami tulisan fiksi. Gaya bahasa penulis mengalir dan cukup santai membuat buku ini cocok untuk anak remaja dan dewasa. Pemilihan cover dan judul yang unik ini memang menarik mata pembeli, namun juga menimbulkan salah paham bagi calon pembeli, banyak dari mereka mengira bahwa buku ini berisi resep untuk membuat donat. Tapi overall, buku ini layak untuk menjadi salah satu koleksi Anda!

-.-

“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika kamu berhasil, teruslah berkarya. Jika kamu gagal, teruslah berkarya. Jika kamu tertarik, teruslah berkarya. Jika kamu bosan, teruslah berkarya.” –Michael Crichton, penulis novel Andromeda Starin dan Jurassic Park—