Follow Me

Showing posts with label hijab. Show all posts
Showing posts with label hijab. Show all posts

Sunday, April 15, 2018

Belajar Ulang Tentang Hijab dan Hijrah

April 15, 2018 0 Comments
Bismillah.
#buku


Pernah kutulis di sini tentang buku yang disusun oleh seorang teteh, yang jadi booster semangatku dalam menulis. Alhamdulillah, Sabtu pekan kemarin saya bertemu sang teteh shalihah, cerdas, cantik, tulisannya udah dibukukan lagi hehe. Buku ini dititipkan ke tempat mukena masjid Salman, karena saat kami makan dan ngobrol dan makan siang bareng, sempat lupa. Giliran sudah berpisah, baru ingat, hehe. Detail kaya gini, harusnya ga perlu dituliskan ya? Hehe. Gapapa, nanti bisa diedit, atau dihide. In syaa Allah.

***

Aku beberapa hari ini sedang mengkonsumsinya, membaca lembar-lembar di dalamnya. Dulu, saat pertama cerita tentang buku ini, Tetehnya memang pernah bilang, kalau buku ini lebih cocok untuk muslimah yang sedang berhijrah, dan masih ragu untuk menggunakan hijab atau ragu untuk istiqomah di jalan hijrah. Tapi setelah membaca seratus satu halaman di dalamnya, bagiku, buku ini masih cocok untukku. Rasanya, seperti diingatkan lagi tentang niat hijrah, tentang makna hijab. Diingatkan lagi, tentang perintah menundukkan pandangan, dll, dst.

Aku suka sama tampilan bukunya meski agak pinky, tapi nyaman di mata. Ukuran font-nya, warna kertasnya, white space-nya, ilustrasi di dalamnya, dan tentunya, suka juga dengan konten dan tulisan di dalamnya. Rasanya seperti dapat tambahan penyemangat, membuatku berangan, kalau bukuku nanti, kaya apa ya? hahaha. mimpi loe bell, rasanya ingin memukul kepala sendiri. Ya, angan, mimpi, cuma sampai di situ, kalau ga diteruskan dan dilanjutkan dengan aksi. Aku, sampai detik ini masih terlalu sering diam dalam zona nyaman. Di blog ini saja, atau kontribusi di balik layar saja. Alasan, excuse, hambatan persepsi, rantai gajah.

Anyway, membaca buku tersebut, membuatku ingin menulis di sini. Memberitahu pada banyak orang, bantu promosi, ayo dibeli.. hehe.

***

Terakhir, dariku... Setiap muslimah punya perjalanan hijrahnya sendiri, jangan mudah menghakimi jika itu tentang orang lain. Tapi jika itu tentang kita, mari bicara pada diri sendiri, tanyakan pada hati, apa yang membuat kita enggan bersegera lari kepadaNya? Apa yang membuat kita masih ragu, mengamalkan ilmu yang dibentangkan olehNya, tentang hijrah, tentang hijab, atau tentang ilmu lain yang menanti untuk diamalkan.

Tidak bosan, mari sama-sama berdoa, doa yang ada di surat Al Kahfi, tentang orang yang lupa mengucap in syaa Allah. Yang maknanya begitu indah... 

إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَـٰذَا رَشَدًۭا
kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Aamiin.

Wallahua'lam.




Tuesday, October 3, 2017

Jalan Hijrahnya

October 03, 2017 0 Comments
Bismillah.
#hikmah

from unsplash

Kemarin malam, aku di sadarkan salah satu nikmat yang sering aku lupa. Nikmat mengenakan hijab, tanpa hambatan dan larangan baik dari orangtua maupun lingkungan.

Aku kira perjuangan seorang muslimah untuk mengenakan khimar, cuma dirasakan muslimah di luar negri. Ternyata aku salah. Ada juga, muslimah di Indonesia yang untuk menutup auratnya secara sempurna berjuang dan menghadapi berbagai situasi sulit. Jujur kaget, ketika ia tiba-tiba jujur padaku tentang hal tersebut. Tentang ia, yang sedang berusaha dan berjuang untuk bisa hijrah.

Aku bertemu ukhti cantik berkhimar biru itu di sebuah acara dua hari satu malam. Kami tidak banyak ngobrol, saat acara. Qadarullah satu transportasi, dan saat yang lain tidur, kami mengobrol ini itu. Sebelum akhirnya tidur juga, karena kelelahan yang memberati kelopak mata kami.

Satu bulan lebih selepas acara, seorang ukhti lain, yang satu kelompok denganku chat, menyampaikan kalau ukhti berkhimar biru merindukanku. Lalu silaturahim itu terjalin, ia menceritakan padaku susahnya mencari nomer whatsapp ku di grup besar. PP-nya bukan foto, ga pernah bersuara pula, jadi nama-ku tidak tertera. Hehe. V

Satu bulan lain telah berlalu. Kemarin malam, ia mengirim chat kepadaku. Berawal dari kata rindu, lalu pertanyaan kabar hati, tentang menulis, hijrah, lalu cerita kegundahannya dan perjuangannya untuk memakai kerudung muncul. Masalah yang masih membumbung dan belum masuk anti-konflik. Aku yang membaca cuma merespon sebisaku. Aku sebenarnya.. tidak bisa banyak bicara tentang yang ia curhatkan. Aku tidak pernah merasakan konflik seperti itu, tidak pernah mendapatkan larangan dan situasi yang mempersulit diriku memakai hijab.

***

Seolah Allah mengingatkanku.. agar nikmat yang satu ini tidak aku lupakan. Seolah Allah mengingatkanku.. ada yang jalan hijrahnya jauh lebih terjal dan mendaki, ketimbang jalan hijrahku. Seharusnya aku lebih semangat lagi, untuk terus hijrah mendekat kepada Allah.

Untukmu, ukhti yang sedang berjuang untuk berhijrah. Semoga Allah kuatkan hatimu, tegapkan langkahmu, berkahi setiap aktivitas dan harimu. Semoga segera kau kecap manis dari perjuangan yang seringkali pahit. Semoga setiap luka, setiap duka, setiap letih dibalas Allah dengan pahala, menjadi penggugur dosamu.

Semoga sedikit kata dan foto puisi Yasmin Mogahed dariku bisa menghiburmu, menyemangatimu, meski sedikit. Tetap semangat ya, shalihah~ Allah selalu bersamamu. Allah selalu mendengarmu.

Allahua'lam.

Friday, June 9, 2017

Siapa yang Salah?

June 09, 2017 0 Comments
Bismillah.

-Muhasabah Diri-

Pernah suatu malam, saya ditanya tentang hal tersebut, tentang siapa yang salah. Saat itu... aku sedang sedikit sensi, jadi aku memihak pada yang aku merasa paling dekat. Tapi hari ini, saat menulis ini.. aku dibuat berpikir ulang, mungkin bukan salah mereka, bukan pihak A, bukan pihak B, mungkin... yang lebih berhak dijatuhi salah adalah diri, yang sok tahu dan menjawab sekenanya.

***

Ini tentang interaksi dua manusia, dari kaum Adam dan kaum Hawa. Katanya... sebagian kaum Hawa mengeluh dengan sikap sebagian kaum Adam karena sering bersikap/berkata ambigu, hal-hal ambigu yang akhirnya menimbulkan harapan palsu di hati sebagian kaum Hawa. Masih katanya.... tapi sebagian kaum Adam tersebut ga mau disalahkan, menurut mereka sebagian kaum Hawa saja yang terlalu ke GR-an/ terlalu bawa perasaan.

Hmm... saat itu aku sensi sih. Jadi aku semena-mena berucap, "Enak aja.. siapa coba yang buat cewek-cewek keGRan atau baper?" Wkwkwk. Aku salah kok. Ini bukan tentang si A yang salah atau si B yang salah. Aku yang salah, sok tahu, tanpa tahu benar-benar duduk permasalahannya. Apalagi masalah cowok yang PHP atau cewek yang baperran, itu semua masalah hati, yang sama-sama ga bisa ditebak oleh diri.

***

layout from canva
Sebenernya, dua hari kemarin aku ingin menulis, tentang seharusnya masing-masing berpikir kesalahan mereka sendiri, dan bukan malah saling melempar kesalahan ke yang lain. Tapi hari ini, aku pikir... nasihat itu lebih pas untuk diriku. Ya.. aku, bukan saatnya membahas, tentang siapa yang salah dari fenomena di atas. Seharusnya aku lebih memilih tutup mulut, dan berpikir mengenai kesalahan diri, yang begitu banyak dari pada dua pihak tersebut.

Aku bersyukur.. karena aku tidak mengikuti rasa sensi-ku dan mempublish tulisan topik ini dua atau tiga hari yang lalu. Aku bersyukur.. karena Allah mengizinkanku memperbaiki cara berpikirku. Karena kenyataannya, bisa jadi mereka (pihak A maupun pihak B) kedudukannya lebih baik dariku. Ketakwaan mereka lebih tinggi, namun satu kesalahan mereka Allah tampakkan di mataku. Sedangkan aku.. ketakwaanku jauh lebih rendah, dan ribuan dosaku Allah sembunyikan dari mata mereka.

***

Terakhir, untukku... jangan nulis tentang ini lagi boleh? You know you're worse than them. Remember that!
Sudah masuk pertengahan Ramadhan. Apa kabar hati? Apa kabar iman? Semoga kau tidak mengendorkan semangatmu. Semangat! Banyak-banyak doa, minta ampun dan doa-doa baik lainnya. Ok?

Allahua'lam.

#RamadhanInspiratif #Challange #Aksara

Wednesday, March 29, 2017

Mendadak Ramah

March 29, 2017 0 Comments
Bismillah.

Tentang interaksi dengan orang lain, idealnya gimana, seimbangnya gimana. Terkadang, seringnya, saya terlalu mengikuti perasaan/mood. Saya sendiri suka bingung, saya itu tipe orang ramah atau cuek? Terkadang sifat semacam ini muncul disesuaikan dengan kondisi, orang yang kita temui. Tapi sering juga, mengikuti perasaan/mood, lupa kondisi, lupa orang yang kita temui.

Mungkin pernah kau menemui seseorang yang mendadak ramah. Dibuat bingung dengan senyum, sapaan dan pertanyaan hangatnya. Lalu kita ikut tersenyum, dan menjawab sapa dan pertanyaannya dengan ramah pula. Mungkin hari ini dia sedang bahagia, jadi ramah. Mungkin dia memang selalu ramah, kita saja yang baru sekarang sadar. Atau mungkin.. kemungkinan lainnya.

hi

Sebenarnya fenomena mendadak ramah ini bukan hal yang jadi bahasan. Yaudah sih, gapapa. Toh ramah adalah hal yang baik. Tapi.. aku menulis ini, terkait interaksi lawan jenis. Saya sendiri jujur takut, kalau akan ada salah paham, jika ini terjadi.

Saya pernah juga denger dari kakak tingkat, kalau sebaiknya tingkat keramahan itu seragam, jadi ke semua orang sama. Kan sifat orang beda-beda, ada yang ramah, ada yang bukan tipe ramah. Yang ramah boleh tetap ramah, tapi ya.. jangan pilih-pilih, jadi ga ada salah sangka.Yang cuek juga, cueknya jangan pilih-pilih. Kalau memang terbiasa mengucap salam ketika berpapasan, ya udah ke semua orang begitu, semacam itu contohnya.

Tapi.. tentang konsep seragam, sama-rata itu.. menurutku praktiknya susah. Kenyatannya kita memang bisa ramah di sebuah kelompok, di lingkungan lain cuek. Atau ramah saat kita sedang happy, dan cuek ketika sedang sibuk. Semacam itu, bingung cara jelasinnya. Pernah mengalami soalnya, berpapasan dengan tiga non mahram, dan reaksiku berbeda hahaha, dari yang sok ga kenal, memberi anggukan sampai menjawab salam.

Ini juga terkait reaksi. Suka bingung, kalau ada yang menyapa dengan ramah, atau melambaikan tangan, lalu harus gimana? Wkwkwk. Asa gimana, kalau ada yang nyapa manggil nama trus kita ga balik nyapa. Atau ada yang ngucap salam, lalu kita ga jawab, kan salam wajib dijawab ya? Lebih awkward lagi kalau ada yang ngangkat sebelah tangannya (melambai), kadang suka tanpa sadar jadi ikutan angkat tangan, habis itu nyesel hehe #curcol.

Kalau kita bisa ngatur orang, pengennya sih semua orang sama. Cukup anggukan aja kalau papasan, atau mending pura-pura ga kenal aja. Trus jadi ingat, mungkin ini ya.. salah satu keindahan menundukkan pandangan hehe. Semua hal di atas teratasi dan ga jadi bingung. Tundukkan pandangan, cukup sesekali liat kedepan supaya ga nabrak tiang listrik hehe. In syaa Allah ga akan bingung kalau sedang jalan sendiri dan tanpa sengaja berpapasan dengan non mahram. Mereka.. meski ga semua paham/tahu ilmunya, kalau kita papasan, dan nundukkin pandangan, pasti ga akan nyapa, atau minimal ragu untuk menyapa. Ah.. betapa indah perintahNya (:
***

Untuk siapapun, yang pernah kaget karena saya mendadak ramah, semoga tidak ada salah paham. That day maybe I was in a good mood. Kalau ciwi-ciwi, kaget saya mendadak ramah, boleh ditegur atau ditanya. Ditegur biar lebih sering ramah ke kalian (temen-temen cewek), dan ditanya, barangkali jawabannya bisa membuat kalian ikutan seneng.

Untuk siapapun, yang pernah tanpa sengaja mendadak ramah ke saya. Ada ya? Hehe. Kayanya ga ada, kalaupun ada, saya tipe yang mudah lupa, dan kadang ga nyadar, in syaa Allah saya bukan tipe yang baperan. In syaa Allah.

Untuk semua... terimakasih udah baca tulisan ini. Menurutmu, yang paling bagus baiknya gimana sih? Masih suka ambigu dan bingung tentang ini. Padahal mah.. banyak buku yang bahas tentang ini ya? Ada saran buku yang bahas tentang ini? Butuh gizi tentang hal ini..

Kalau ada yang salah di tulisan ini, boleh banget dikoreksi^^

Allahua'lam.

Thursday, February 23, 2017

Indahnya Menundukkan Pandangan

February 23, 2017 0 Comments
Bismillah.

Resume, ringkasan, saduran? Intinya tulisan ini bersumber dari buku Ibnul Qayyim yang judulnya Ad-daa Wa Ad-dawaa.

***

Menundukkan pandangan adalah wujud pelaksanaan perintah Allah

Kau mungkin bertanya, apa hubungannya bentuk perintah Allah dan keindahan yang jadi judul tulisan ini. Jawabannya, ditulis dengan begitu indah di buku ini, let's check it out~
Melaksanakan perintah Allah, merupakan puncak kebahagiaan seorang hamba, baik dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba selain melaksanakan perintah Rabbnya. Tidaklah seseorang yang berbahagia di dunia dan akhirat, melainkan karena tekun melaksanakan perintah-Nya. Dan tidaklah pula seseorang sengsara dunia akhirat, melainkan karena menyia-nyiakan perintah-Nya
Menundukkan pandangan adalah perisai hati dari panah beracun Iblis

Di bukunya ga ada penjelasan panjang tentang ini. Tapi Ibnul Qayyim memang memetaforakan pandangan sebagai panah beracun.
Pandangan merupakan panah beracun dari anak-anak Iblis. Barangsiapa mengumbar pandangannya maka panjanglah penyesalannya.
Oh ya, dibuku ini ditekankah, kalau kita mengumbar pandangan, itu sama saja kita membiarkan Iblis membidik panah beracun ke hati kita, dan panah beracun tersebut bisa mematikan hati kita.

Sunday, December 25, 2016

Meski Belum Seperti Mereka

December 25, 2016 0 Comments
#blogwalking

Bismillah.

Penulis yang satu ini memang bicara tentang fenomena selfie niqab, meski aku bukan pengguna niqab, belum. Tapi membaca ini.. semoga bisa jadi nasihat untuk diri. Tetang hijab, izzah, iffah seorang muslimah.
In a world full of niqabie selfies, all I want is to remain hidden and unnoticed. I want to remain a mystery for people who don’t know me.
I am who I am inside of me.
Kenalilah saya lewat karya-karya saya, tulisan-tulisan saya, kualitas cara berpikir saya, bukan karena foto-foto diri saya bertebaran di sosial media.
- Meutia Halida, In a World Full of Niqabie Selfies
***

Another quote from the same post,
Wanita itu indah, sekaligus sumber fitnah. Oleh karenanya Allah mensyari’atkan wajibnya hijab untuk meredam pesona mereka. Karena Rasulullah shalallaahu alaihi wa sallam sendiri telah memperingatkan dalam sabda beliau,
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita .” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
 - Meutia Halida, In a World Full of Niqabie Selfies

Saturday, October 29, 2016

Simple is Beauty

October 29, 2016 0 Comments
#blogwalking

-Muhasabah Diri-

There’s beauty in simplicity. Semakin sederhana pakaian seorang muslimah, makin anggun, makin terjaga dari mata-mata manusia, makin berharga di mata Allah Azza wa Jalla.

That’s what I called beautiful. The kind of beauty that comes from within. The beauty of character, modesty and dignity. The kind of beauty even the princesses would envy.

Karena seorang wanita muslimah hanya berpakaian untuk memenuhi perintah Rabbnya, bukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Sami’na wa atha’na. Tunduk pada aturan Dzat yang telah menciptakan dan memberinya kehidupan.

A muslimah, she dress to impress no man, but to obey the Ar Rahman. She dress not to gain fame, popularity or compliments from others. She dress to please Allah, not human.

Then she says, “Allah is enough for me…”
 - Beauty in Simplicity, Meutia Halida
 ***

Wahai diri! Luruskan lagi niatmu berpakaian! 

Allahua'lam.

Sunday, October 16, 2016

To The Point

October 16, 2016 0 Comments
Bismillah.


Bolehkah perempuan dan laki-laki non-mahram berbicara pada satu sama lain? Itu judul video yang aku tonton lagi, setelah entah kapan, download dan disimpan di hardisk.

Jawabannya boleh, tapi dengan syarat to the point. Langsung ke inti, jangan basa-basi. Untuk perempuan, termasuk diri, terutama diriku, jangan pake ketawa-ketiwi. Bahkan kalau kata ustadz Nouman, ga perlu pakai Jazakumullah khoir. Itu dalem hati aja. Dan daripada ke si non mahram, mending ucapin ke Bapak atau Ibu, hehehe^^. Ah, ustadz tahu saja, kalau anak muda jaman sekarang (baca: diri), sering lupa mengucapkan terima kasih, pada orang tua, ibu, ibu, ibu, bapak.

Lengkapnya tonton di video di atas ya, bahasa inggris memang, tapi sembari belajar listening. gapapa. Kalau perlu speed-nya dikurangi jadi 0.5 biar bisa menangkap maksud dengan lebih jelas. Atau malah jadi lebih pusing? Hehe. Coba aja. Atau bisa juga denger berkali-kali, cuma 5 menit-an kok.

***

Tuesday, October 4, 2016

Fitrah Ibarat Tanaman Putri Malu

October 04, 2016 0 Comments
Bismillah.

Tulisan ini adalah ide lanjutan tulisanku sebelumnya yang berjudul Pakai Perasaan. Jadi ternyata saya dapat informasi dari blog yang bersangkutan kalau ia seorang non-muslim. Which is making sense that he doesn't know or doesn't admit the concept of fitrah.

Lalu terpikirlah untuk menulis perumpamaan fitrah dengan tanaman putri malu atau nama latinnya Mimosa Pudica.

menguncup untuk melindungi diri
Oh ya fitrah yang saya ibaratkan dengan Putri Malu adalah fitrah perempuan yang saya ketahui, mohon koreksi kalau ada yang salah.

***

Wednesday, September 28, 2016

Si Jaket Biru dan si Jelita

September 28, 2016 0 Comments
#fiksi

Bismillah.

Alkisah di sebuah kampus, seorang mahasiswi baru sedang duduk di pelataran masjid, membaca catatan materi satu pekan lalu karena hari ini akan ada kuis fisika dasar. Nama mahasiswi itu Sika, ia memang lebih suka kemana-mana sendiri, soliter, pendiam, juga seorang observant. Pandangannya dari buku catatan tiba-tiba tertarik pemandangan lain. Sesosok kakak tingkat berjaket biru tua cerah.

JB, Jaket Biru
Mungkin karena sama-sama sering berada di pelataran yang sama, meski jarak jauh sekitar 10 meter, Sika selalu bisa mengenali sosok jaket biru itu (selanjutnya disebut JB). Kak JB ini, pakaiannya selalu khas, menarik mata Sika untuk titen, kalau bukan pakai jaket biru, pasti pakai baju koko. Satu dua pekan, entah sengaja atau tidak, Sika jadi tahu sedikit-sedikit info tentang si JB. Ia ternyata mahasiswa tingkat 3, padahal awalnya Sika mengira Kak JB tingkat 4, muka tua kali ya hehehe. Sika juga tahu kalau JB adalah mahasiswa jurusan yang sama dengan jurusan Sika.

"Fokus Sik.. fokus.. Fisika lebih penting daripada yang disana," ucap Sika dalam hati. Namun ternyata pandangan di sana lebih menarik hati Sika. Apalagi sekarang Sika melihat Kak JB sedang 'berduaan' dengan seorang kakak tingkat, perempuan jelita (selanjutnya disebut Jelita). Jarak kak JB dan kak Jelita tidak bisa disebut jauh, karena mereka sedang sama-sama fokus ke laptop dihadapan mereka. Entahlah, mungkin sedang minta diajarkan pelajaran tertentu, atau sedang mengedit proposal kegiatan tertentu.

Wednesday, September 14, 2016

Aku Juga Suka Diam-Diam

September 14, 2016 0 Comments
#blogwalking

Bismillah.

Aku lebih suka diam-diam, bahagia. Diam-diam, mengamati. Diam-diam, mengambil manfaat. Diam-diam, suka. lho? hehe.
- Nur Efi, dalam tulisannya Aku Tak Terlalu Suka Publish
***

Me too...!
Aku juga! Aku juga! Itu yang ingin kukatakan pada sang pemilik blog Cerita Ukh Nufi. Aku memang pernah jadi maniak sosmed, tapi itu dulu. Dan sering post pun bukan di akun pribadi. Suka aja mengelola banyak akun.

Tuesday, September 6, 2016

Akhirnya Selesai Baca

September 06, 2016 0 Comments
#blogwalking

Bismillah.

chat, chat, refrain, refrain
Akhirnya selesai baca, dan inilah quotes yang menarik jemariku untuk meng-copast di sini..
"My little star, one day, when you will be engrossed with the cyberworld, refrain from talking with the opposite sex. If someone would approach you, advice them to fear Allah and I ask you to open it up with me, if not with your daddy then know that mommy is all ears for you. This is not because I want to reprimand you but Mommy just wants to be aware and give you guidance as Mommy doesn’t want you to indulge into something haraam and might hurt you at the end."
- Ukhti Cantik dalam tulisannya "A Letter for My Future Daughter"
***

Monday, August 29, 2016

Adik-adik Tersayang

August 29, 2016 0 Comments
#blogwalking

Bismillah.

with love

Meski belum pernah bertemu di dunia nyata, jujur aku selalu terpukau membaca tulisan kakak yang satu ini. Dan ditulisan teratas blognya, aku entah mengapa ikutan berasa jadi salah satu adik-adik tersayang sang ukhti pemilik blog.
"Untuk adik-adikku tersayang di jalan Allah…
Sungguh hidayah ini sangat mahal. Tak semua yang telah meraihnya, bisa mempertahankannya. Harapanku, semoga rahmat Allah senantiasa tercurah atasmu dan atasku, dan mengampuni dosa-dosa yang pernah kita perbuat di masa lalu.
Uhibbukunna fillaah" - Meutia Halida dalam tulisannya "Karena Cantikmu Itu, Berharga..."
***

Isi tulisannya tentang pengingat yang dikirim penuh cinta tentang hijab, terutama tentang foto seorang akhawat di dunia maya. Aku memang pernah menulis hal yang intinya sama, tapi kata-katanya jauh berbeda. Rasanya membaca tulisannya dan tulisanku sungguh berbeda. Mau tau bedanya? Cek tulisanku yang judulnya Muslimah Cantik, Cerdas dan Sholihah, terus baca Karena Cantikmu Itu, Berharga... rasanya beda kan?

Ah, jadi malu. Masih perlu banyak belajar, bagaimana mengemas pesan dengan baik. Mungkin aku masih sering membungkus roti manis dengan plastik pungut.

Bye...~

Sunday, January 10, 2016

Can't Change My Way

January 10, 2016 0 Comments
#fiksi

Bismillah.

Ini tentang cerita jalan dan kendaraan yang berlalu lalang di atasnya. Ada yang tahu ada berapa jenis jalan? Jawabannya akan bermacam-macam, tapi itu tidak terlalu penting bagi Clara. Ia hanya teringat satu jenis jalan, jalan satu arah. Berada di situasi ini seperti ia ingin berbalik di jalan satu arah. Tidak bisa, bagaimana terpaksanya tetap saja tidak bisa.

Pagi itu karena sebuah acara, ia diminta membeli snack untuk pembicara. Ia memilih berjalan kaki karena memang hari Ahad adalah hari Car Free Day. Tidak ada masalah, karena memang tidak terlalu jauh dan ia memang senang berjalan. Clara melihat ke jam tangan dan mempercepat langkahnya karena sebentar lagi acara dimulai. Ini mudah, karena hari itu spesial, tidak banyak pedagang di trotoar, sengaja dikosongkan karena akan ada pawai Konferensi Non Blok kalau tidak salah. Tapi kemudahan itu perlahan menghilang saat tanpa sengaja ia melihat dari kejauhan sesosok ikhwan mengenakan jaket himpunan Clara.

Awalnya Clara mengira  itu adalah adik tingkatnya, namun semakin dekat ternyata bukan. Mungkin masih sekitar dua puluh langkah lagi untuk benar-benar berpapasan, namun langkah Clara makin melambat. Rasanya Clara ingin berbalik, berpapasan di jalan lebar dan sepi ini somehow membuatnya merasa tidak nyaman. Ia terus menundukkan kepala dan melanjutkan langkahnya dengan kecepatan maksimal. Baginya, jika harus berpapasan, maka lebih cepat lebih baik. Namun baru beberapa langkah, ia melihat sosok di depannya berbelok dan memilih menyeberang. Saat itulah Clara menghela nafasnya, dan pelan berbisik, "Terima kasih". Sebuah kata yang mungkin tidak di dengar sosok yang sudah berada di trotoar seberang jalan.

***

Udah selesai, hehe. Lagi pengen banyakin nulis hehe, maaf ya kalau dikit-dikit.

Pesan untuk tulisan ini: Aku tidak tahu tentang temen-temen perempuan lainnya. Tapi aku pribadi ga terlalu suka kalau berpapasan dengan orang yang kukenal dan bukan mahram. Antara males dan bingung harus bersikap gimana. Pengalaman disebut sombong soalnya karena sering pura-pura ga kenal. Biasanya kalau bisa menghindar, aku lebih memilih lewat jalan lain, jalan yang jarang dilalui orang. Jadi inget quotes-nya Robert Frost.

and that has made all the difference



Jadi panjang ya? J maaf..

Monday, June 8, 2015

Sederhanakan

June 08, 2015 0 Comments

#fiksi

Bismillah.

make it simple (sumber dari sini)
"Ternyata semakin sederhana, jadi semakin indah" ujar seorang gadis yang menggunakan khimar berwarna krem (K).

"Ya, jika bisa sederhana, mengapa harus diper-rumit?" sahut gadis lain disebelahnya, ia menggunakan khimar berwarna hitam (H).

K: "Sederhana artinya kau tidak mencari perhatian banyak orang."

H: "Sederhana artinya setiap hal ada pada tempatnya, ada zona masalah dan zona solusi."

Friday, May 29, 2015

Apa Kabar Adikku?

May 29, 2015 0 Comments
Bismillah.

sumber gambar
Perkenalkan, aku memiliki seorang adik yang biasa kusapa Aan. Nama lengkapnya Anugrah Cipta Pratama. Beda dua tahun denganku, tiga tahun dari jenjang pendidikan.

Aku dulu.. Begitu khawatir saat adikku beranjak remaja. Saat aku duduk di SMP dulu, ada yang pernah berkata, kalau sekarang susah cari cowok yang mata-nya bersih. Maksudnya? Bersih dari tontonan haram. Hm.. Itu satu ke khawatiranku.

Kekhawatiran kedua adalah tentang games online. Ini termasuk yang katanya ga bisa dihindari cowok jaman sekarang. Masalahnya games online yang aku tahu, pertama bikin kecanduan, bisa habis waktu dan uang untuk main di warnet. Kedua, isinya yang biasanya ga lepas dari pornografi. Aku ga pernah main sih, cuma baca-baca dan denger dari temen katanya gitu..

Dan kekhawatiran itu perlahan sirna.

Aku termasuk deket sama adikku. Biasanya aku seneng nemenin adikku nonton bola, atau motogp, karena papah, mamah, atau kakak ku ga ada yang suka. Kadang juga suka ngobrol tentang teman-teman cowok di sekolah waktu SD-SMA. Ya, sekedar berbagi aja, sekalian pengen tahu emang cara berpikir mereka gimana dengan nanya ke adik.

Pernah merasa lega banget, waktu adikku curhat suka diajakin temen main game online. Alhamdulillah adikku ga suka dan ga kecanduan. Malah bilang, game online itu ngabis-ngabisin uang, mending buat ditabung. Aku saat itu cuma tersenyum dan mengangguk.

Sejauh yang aku tahu dan lihat, Alhamdulillah adikku lebih banyak menghabiskan waktu dengan olahraga, atau kalau main game ya main game sepak bola, atau football manager. Setidaknya kekhawatiranku mulai menepis.

***

Tantangan perempuan dan laki-laki itu beda, emang beda.

Monday, May 4, 2015

"Gatal" untuk Berkomentar

May 04, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri, SensiMe-

Bismillah.

http://assets.kompasiana.com/statics/files/1417255040435110281.png?t=o&v=300
Sebutlah diri membaca status saudarinya di jejaring sosial "garis" haha, ada 2 komen. Tap, lalu muncul lah dua nama, nama pemilik status (akhwat) dan nama komentator (ikhwan). Dan percakapan bathin pun terjadi pada si silent reader.

A : "Kenapa sih ikhwan kegatelan banget untuk komentar di status akhawat?"

A' : "Iya, kaya kamu yang gatel untuk berkomentar kalau liat ikhwan komen di status akhwat"

A : (tertawa) "Iya juga. Tapi beneran deh getet* kalau liat yang kaya gitu. Pengennya teriak, PENTING YA KOMEN KAYA GITU??"

Thursday, March 26, 2015

Hati-hati Konspirasi Laki-Laki!

March 26, 2015 0 Comments
-muhasabah diri, untukmu ukhti-
 Bismillah



Tulisan ini diambil dari nakindonesia.tumblr.com

Dari hal-hal yang kamu rekayasa. Rekayasa. Maksudku, melakukan sesuatu, tapi benar-benar dalam rangka merekayasa. Jadi apa yang termasuk dalam merekayasa? Rencana. Kita tidak sekedar merekayasa/membuat sebuah mobil. Kita membuat rancangan, ada bagian, dan bagian, bagian yang lain. Itu yang disebut merekayasa.

Allah tahu siapa diantara kamu yang memiliki permainan. Kalian (laki-laki) mempunyai rencana permainan. Pertama kamu akan memandang perempuan itu. Lalu kamu akan mengedipkan mata. Lalu perempuan tadi mengira kamu kelilipan, dan kamu akan berkata,

L: “Apakah kamu punya facebook? Saya hanya ingin memberitahumu, karena saya ingin mengundangmu ke acara islam yang akan datang.”

Kamu tahu? Mereka akan berkata,
P: “O, insya Allah akhi, silahkan, ini facebook saya.”

Saturday, March 7, 2015

Resensi: Keliling Dunia dengan Hijab

March 07, 2015 0 Comments

image was taken from here
Bismillah.

Judul : The Jilbab Traveler
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit : September 2012
Fisik : 344 halaman, 34 x 20

"Berjilbab bukan berarti kamu nggak bisa keliling dunia! Jalan-jalan aman, nyaman, mudah, murah, bahkan gratis bagi muslimah. Mau?"

Berawal dari Mimpi untuk Keliling Dunia

Buku ini hadir untuk menjadi motivasi bagi muslimah untuk traveling keliling dunia. Asma Nadia memaparkan hal itu di cover buku ini, sedikit cerita tentang dirinya.

"Semua berawal dari impian. Buku ini akan membuat keliling dunia bukan lagi sekedar impian. Asma Nadia sudah membuktikan, dari gadis kecil yang tinggal di pinggir rel kereta api, hingga menjadi penulis traveler yang telah menjelajahi 130 kota di 30 negara di dunia."

Juga halaman persembahan untuk kedua buah hatinya yang berpesan, "Jangan biarkan orang lain mencuri mimpimu". Buku ini mengajak para muslimah yang berhijab untuk bermimpi melakukan perjalanan khususnya ke luar negeri.

Tuesday, February 10, 2015

Melihatmu Buat Ku Tenang

February 10, 2015 0 Comments


-muhasabah diri-

Bismillah..

Judulnya... Sesuatu. Hehe. Itu juga yang aku rasakan saat mendengar kalimat senada itu.

***

Saat itu aku sedang berjalan dari labtek V menuju Masjid Salman. Saat sedang meniti jalan setapak, aku berpapasan dengan seorang Bapak K3L. Aku tersenyum dan mengangguk pelan, sembali bersiap menepi ke kanan jalan.

"Neng, ngeliat cewek pakai jilbab itu bikin tenang ya neng," kurang lebih seperti itu kalimat Bapak tadi saat kami berpapasan.

Dan kalimat tadi membuatku tertunduk malu, berlalu dari beliau kemudian tersenyum tipis. Ah, bapak bisa aja nge-gombal J.

Aku tidak menyangka kalimat tadi yang akan kudengar, saat itu aku mengenakan kerudung lebar berwarna hitam. Aku berprasangka buruk. Untuk menepis prasangka tadi, aku tersenyum dan mengangguk pelan, mencoba memberitahu Bapak tadi, kalau muslimah berkerudung lebar juga ramah dan sopan.