Follow Me

Friday, October 23, 2015

Baca! Jangan Baca!

October 23, 2015 0 Comments
Bismillah.
read me, don't read me
Ada yang tahu psikologi terbalik? Kalau dilarang jadi malah pengen ngelakuin? Kalau disuruh jadi males ngelakuin? Bener ga sih? Hehe. Sebenernya yang nulis juga cuma tahu sekilas tentang psikologi terbalik. Hehe.

Ini tentang tulisan di blog, kalau di awal ditulis : "Jangan dibaca", hasilnya? Kalau di awal ditulis: "Baca! Ayo baca!", hasilnya?

Pendapat pribadi aja sih, bukan survey atau observasi. Hasilnya tergantung seberapa besar niat yang melintas untuk membaca. Misal nih, ada yang seneng blogwalking, tapi sebenernya ga niat-niat banget baca, paling cuma satu dua tulisan pertama di blog aja. Mau ada judul tulisan yang menarik banget atau ada perintah jangan di baca, karena yang melintas ga ada niat baca yaudah ga baca, dia langsung pindah ke blog lain. Lain halnya kalau dari awal yang melintas memang tipe yang kalau baca satu dua tulisan oke, pasti dia lanjut ke tulisan lain sampai bosen. Kalau yang satu ini, meski judul tulisan ga menarik, dan di awal ditulis perintah baca, ya tetap aja di baca. Psikologi terbalik kadang berlaku, kadang juga ga berlaku.

Sependar Mentari Pagi

October 23, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Dari seorang ukhti nun jauh di sana,

"Aku berbicara begini karena aku pernah berada di posisimu. Kelak, kamu akan memperoleh kebahagiaan dan hatimu menjadi lapang karena hasil yang kamu tuai diiringi oleh keikhlasan, kesabaran dan kerja keras. Bertahanlah... Big girl cry when their heart are breaking." -mentaripagi

"Yang boleh gugur adalah yang telah menyelesaikan perjuangan. Bersabar dan kuatkanlah perjuangan." -mentaripagi

yang boleh gugur

"Hikmah dalam hidup ini sungguh bertebaran seperti cahaya matahari yang berpendar ke sana ke mari di muka bumi. Tinggal kita yang mau menangkap dan menyimpannya, atau mengacuhkannya. Cahaya matahari hari ini tidak sama dengan cahayanya esok hari." -mentaripagi

"Rabb, berikan kami pemahaman bahwa jaminan kesenangan dunia tidak lebih kami butuhkan dibanding kebahagiaan akhirat. Rabb, jadikan setiap peluh keringat dan perjuangannya sebagai amal shalih di sisi-Mu..." -mentaripagi

Kutipan di atas diambil dari sumber yang sama dari mentaripagi (klik disini untuk liat blognya).


Jazakillah khayran katsira, atas semua tulisannya.. *sedang senang blogwalking, menyerap banyak hikmah dari tulisan-tulisan di luar sana.

Perempuan-perempuan Tangguh

October 23, 2015 0 Comments
Bismillah.

komunikasi yang pas, tak lebih dan tak kurang

"Mengertilah, mereka perempuan tangguh tetap saja membutuhkan engkau, adam." -fatimahkurniawan[tumblr]

***

Ga ingin banyak basa-basi. Oh ya, ini fokusnya bukan tentang perempuan yang membutuhkan laki-laki dalam bingkai penikahan. Soalnya kalau dalam hal itu, in syaa Allah udah pada setuju kan? Memang kenyataannya Allah menciptakan kita (baca: perempuan) adalah sebagai pasangan kaum adam.

Ini tentang pembagian tugas di organisasi, unit, atau komunitas. Ingin mengingatkan saja, mari jangan melupakan fitrah.

Di satu sisi, untuk akhawat. Salut buat akhawat tangguh yang bisa melakukan banyak hal dalam kepanitiaan misalnya. Mulai dari nulis surat peminjaman, bolak-balik ke LK buat pinjem ruangan, bikin sususan acara, sampai angkat-angkat logistik yang diperluin pas acara (misal karpet, soundsystem, dsb). Ya, memang kalian perempuan tangguh, namun bukan berarti kalian bisa melakukan semua hal. Jangan melupakan fitrah, ada saatnya kalian perlu buang gengsi untuk minta bantuan ikhwan. Jangan sampai melakukan semua hal, eh dibelakang misuh-misuh karena ikhwan pada ga sensitif. Hehehe.

Di sisi lain, untuk ikhwan. Saran aja, kalau ada akhawat yang mau bantu satu hal, jangan tiba-tiba minta bantuan hampir semua hal ke akhawat. Mohon diperhatikan juga kondisi fitrah akhawat. Misal, ada akhawat yang ga masalah mau ditugasin jadi kadiv humas yang harus kontak sana-sini kontak banyak orang 'asing', tapi ada juga akhawat yang ngerasa ga nyaman harus bolak-balik kontak laki-laki 'asing' non-mahram/ajnabi. Atau contoh lain kalau misal liat akhawat ikut angkat-angkat apa gitu, jangan diem aja, tanyain atau justru ambil alih aja. Soalnya ada akhawat yang "yaudah biasa aja sih cuma angkat dua karpet dari gedung A ke gedung B," tapi ada juga akhawat yang diem tapi dalam hati misuh-misuh karena ikhwan ga ada yang sensitif. Hehe.

Allah-centric

October 23, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Allah centric, saat mendengar frase itu apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Centric dari kata central atau bahasa indonesianya pusat. Allah centric artinya memusatkan perhatian kita pada Allah. Gitu bukan? Atau, boleh dikatakan istilah "Allah centric" adalah istilah modern dari Allahu ghayatuna (Allah sebagai tujuan kita). Bener ga? Tolong koreksi ya kalau salah

***

"Average people are passion/desire centric, extra ordinary people are Allah centric." -islamicthinking [tumblr]

Allah centric, satu frase yang sederhana dibaca dan ditulis, namun prakteknya? Ya, Cuma orang-orang luar biasa yang bisa menjaga tiap detik, tiap langkah dalam hidupnya untuk terus berpusat pada Allah, titik patokannya Allah. Saat hendak melakukan sesuatu, yang dipikirkan adalah, "Apakah hal ini Allah sukai? Atau justru Allah benci?"

Sulit untuk menerapkan "Allah centric" di kehidupan sehari-hari, kenapa? Karena ada banyak faktor yang membuat kita akhirnya bimbang. Seperti di kutipan sebelumnya, rata-rata orang berpusat pada passion/desire mereka, mereka lebih sering melakukan apa yang mereka inginkan/sukai dan meninggalkan hal-hal yang mereka benci. Atau... Ada juga orang-orang yang "people centric", mereka ngikut kebanyakan orang, melakukan hal-hal yang disukai orang lain, dan meninggalkan hal-hal yang dibenci orang lain.

Thursday, October 8, 2015

Akhir yang Menentukan

October 08, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Sebenarnya sudah lama jadi draft di OneNote di laptopku, tanggal 17 Juli 2013 tepatnya. Dipicu dari membaca catatan kakak tingkat, senior di unit Aksara Salman ITB.

***


Rasanya.. Ingin copast tulisan tersebut. Kemudian menambahkan satu dua paragraf di bagian bawah.

Bahwa benar. Akhir yang menentukan. Karena sungguh, yang kita impikan adalah khusnul khotimah. Meski belum benar-benar sudah menjadi baik. Setidaknya, sedang berhijrah ke arah yang lebih baik. Seperti kisah si pembunuh 100 orang, yang masuk surga, karena sudah bertaubat, melangkah hijrah menjadi orang yang lebih baik.

Thursday, October 1, 2015

Adakah Diri Telah Jauh Tertinggal?

October 01, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri-
 
Bismillah..

Judul asli:  Gulir Waktu di ITB, Perlombaan Mahasiswa ITB dengan Waktu
Ditulis tanggal: 30 April 2013
Untuk: Draft G-Newsletter April 2013

***

“Jika dahulu aku berteman dengan waktu,  maka sejak berada di ITB, waktu adalah rivalku.”

My rival: Time
Satu demi satu langkah yang kita ambil saat pendaftaran ulang mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung, kemudian mengantarkan kita ke dunia yang berbeda. Dunia, dimana waktu bukan lagi menjadi teman kita, ia adalah rival. Mulai saat itu, sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, kita berlomba dengan waktu.

Tahun Pertama

Adapun waktu saat TPB, ia berjalan cepat. Sehingga tidak begitu sulit bagi mahasiswa ITB, untuk menyeimbanginya.

Berbeda dengan kampus lain, dimana setiap mahasiswa baru sudah mendapat jurusan. Di ITB setiap mahasiswa baru, harus merasakan tahun pertama yang sering di sebut TPB (Tahun Persiapan Bersama). Fungsinya sesuai dengan kepanjangannya, mempersiapkan mahasiswa baru sebelum nantinya akan masuk ke jurusan. Beberapa materi dasar seperti kalkulus, fisika dan kimia di berikan di tahun pertama ini. Selain itu, ini adalah masa mahasiswa ITB untuk mencoba mengikuti banyak unit. Mereka bilang, tahun pertama ini.. “Tahap Paling Bahagia” di ITB.

Tingkat 2

Di Tingkat 2, waktu mulai berlari kecil. Di masa ini, mahasiswa ITB ada yang ikut berlari kecil mencoba menyeimbangi, ada pula yang tidak sadar sehingga saat jarak terlanjur tercipta, mereka mulai terengah untuk menyeimbanginya.

Jalan Hidupnya

October 01, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-
 
Bismillah.

roda kehidupan
Satu pekan yang lalu, tepat satu pekan yang lalu. Di hari sabtu pagi itu ia menorehkan barisan kata dalam blognya. Aku baru membacanya sekarang, namun tulisan singkat itu seolah mendorong jemariku untuk menuliskan paragraf ini.