Follow Me

Wednesday, August 30, 2017

It's not Meaningless

August 30, 2017 0 Comments
Bismillah.


Pernahkah kamu merasa ada fase di hidupmu yang kalau kamu potong, kamu hapus tidak akan memberikan efek apa pun? Seolah fase tersebut keberadaannya tidak berarti apapun. Aku.. tidak bisa mengelak, aku pernah mempertanyakan tentang salah satu fase dalam hidupku.

Rasanya, beberapa waktu kemarin aku terus dibuat berpikir, dan membuat memikir, dan tidak berusaha berhenti memikirkannya. Tentang aku.. yang tidak berhak bercerita tentang fase itu. Tentang fase itu, yang mungkin perlu aku tutup rapat-rapat sehingga tidak ada yang tahu. Selesai.

Saat itu.. jujur ada perasaan tidak nyaman. Ya, pastilah tidak nyaman. Bagaimanapun juga, setiap fase dalam hidup kita akan selalu ada, seperti masa lalu yang selalu ada, seperti bayangan yang selalu ada. Mencoba memotongnya, menghapusnya, menyembunyikannya, menutupnya rapat-rapat memang bukan pilihan yang baik. Ya, bukan itu caranya. Meski kamu merasa fase itu kini sudah tidak berarti apapun.

***

Sampai suatu hari Allah seolah ingin menyadarkanku, meluruskan cara berpikirku yang terlalu berkelok tajam salah namun diriku malah membiarkannya makin belok. Lewat sebuah grup, seorang ukhti, dan pertanyaan sederhananya. Singkat cerita, terjadilah percakapan diantara aku dan sang ukhti shalihah, lewat personal kali ini bukan di grup. Akhir percakapan kami diakhiri dengan dua buah doa. Pertama sebuah doa sederhana yang biasa diucapkan ketika kita merasa berterimakasih.

"Jazakillah ya bella.. masyaAllah", ucapnya. Aku membaca doa sederhana itu dengan mata yang terasa semakin lembab.

Lalu doa kedua, sederhana juga, namun somehow menyentuh hatiku yang sedang sensitif dosis tinggi. Tanpa efek suara apapun, meleleh.

Kejadian singkat itu, seolah menjadi pengingat pada diriku. Every phase in your life is not meaningless. Setiap tempat yang kau kunjungi, setiap orang yang kau temui, setiap fase hidup yang pernah kau jalani, semua itu menganduk makna dan arti yang berharga. Mungkin ada saat kau lupa, dan merasa semua itu sudah tidak ada artinya, tapi kalau kau mau saja diam sejenak, beristighfar, memohon petunjukNya, Allah akan memberikan hint-nya padamu. Dari satu 'ayat', kemudian kamu seolah dituntun untuk menemukan satu demi satu makna, arti, hikmah.. dari fase hidup, yang sebelumnya ingin kau potong, hapus, tutup dan sembunyikan.

***

Mungkin tidak mudah prosesnya, menemukan makna dari fase hidup yang ingin kau hilangkan tersebut. Dan memang bukan hal mudah sampai saat kau mengambil satu demi satu makna, arti dan hikmah di baliknya. Tapi 'tidak mudah' itu, cuma satu kata deskripsi yang makin menghalangimu menemukannya, apalagi sampai mengumpulkannya. Percayalah, bahwa pasti ada. Meski saat ini tidak terlihat.

Ingatlah perumpamaan dari ustadz Salim A Fillah. Bahwa untuk meyakinkan seorang buta, bahwa matahari itu ada. Kita tidak perlu memaksanya untuk melihat, saat ia tidak memiliki kemampuan untuk itu. Kita cuma perlu mengajaknya merasakan hangatnya sinar matahari.

Mungkin hangatnya sinar matahari belum terasa, karena malam masih dingin menggigit, lama. Makin dingin lagi karena malam ini berhias bintang-bintang yang cahayanya kecil namun selalu menarik. Saat itu, cobalah yakinkan dirimu untuk menunggu sedikit lagi, ya, sedikit lagi. Suatu saat kau akan merasakan hangatnya mentari, lalu kau jadi yakin, bahwa mentari itu ada.

Kau jadi yakin, bahwa ini semua bukan tanpa arti. That it's not meaningless.

Allahua'lam bishowab.

Tuesday, August 29, 2017

Pengalaman Ikut My Adventure My Tafakkur

August 29, 2017 0 Comments
Bismillah.

26-27 Agustus 2017, @Bumi Perkemahan Kiara Payung. Di sebuah grup wa, ada seorang ukhti yang bertanya, ada yang bisa jadi fasil untuk acara ini kah? Tanggal tersebut saya luang, jadi aku japri tanya "ada syarat ga?" Dijawab ga ada, trus aku tanya balik, "kamu ikut ga?" Ukhti shalihah itu ikut, aku terus bilang, mau izin ibuku dulu ya.. kalau boleh aku in syaa Allah ikut.

***

Itulah kisah singkat latar belakang kenapa aku bisa ikut acara MAMT 7. Ini poster acaranya, kalau diajak jadi peserta mungkin aku memilih tidak ikut karena biaya, tapi Allah punya rencana lain untukku, kenapa aku harus ikut acara ini, hikmah dan pelajaran apa yang bisa aku petik disana, saudari-saudari baru mana, yang harus kutemui dan kusambung silaturahim dengannya.

sumber grup wa
In syaa Allah aku akan bagi cerita berdasarkan ingatan, bukan per periodik, tapi per topik, dari yang paling berkesan untukku.

***

Langit Bertabur Bintang

Kebiasaanku melihat ke langit saat pulang ke kosan masih sering kulakukan, baik siang, sore maupun malam selepas magrib. Inget ga, tulisanku tentang Bandung yang akhir-akhir ini berhias bintang? Beberapa hari sebelum berangkat MAMT7, aku sempat terkagum melihat 6 bintang menghias langit. Enam. Bukan satu dua atau tiga. Tapi enam.

Saat pergi ke MAMT7, aku dibuat jauh-jauh lebih kagum lagi, menjadi terhibur, menjadi pengalaman baru untukku. Acaranya dua hari satu malam, malam sebelum aku tidur, aku bersih-bersih dan hendak kembali ke tenda fasilitator akhawat. Saat itu, aku menengok ke langit, waaaah mataku dibuat ga percaya, seperti kertas hitam, yang kau tabur glitter di atasnya. Seperti itu. Langit bertabur bintang.

Di Purwokerto, saat Ramadhan tahun keberapa gitu, aku pernah melihat langit seperti itu, tapi nuansanya beda, mungkin karena pandanganku terbatas beberapa rumah disekitaran. Tapi di sana, yang aku lihat bentangan langit luas, berhias bintang. Aku sampai tidak tahu harus fokus ke bintang mana, karena semua bintang bercahaya, semuanya menarik, sampai aku sadar, aku harus kembali ke tenda, ga boleh, lama-lama sendiri ditengah alam hehe. Balik deh ke Tenda. ^^

Selain tentang langit bertabur bintang, lewat MAMT7 aku diingatkan kembali cara menikmati alam, bagaimana setiap hal-hal kecil, bisa menjadi pengingat kita ke Allah. Tema MAMT7 kali ini tentang ukhuwah, dengan surat ash shaff ayat 1-4 yang dicoba ditafakkuri. Ayat pertama, tentang langit dan bumi yang bertasbih.

Kami sampai di bumi perkemahan kiarapayung sekitar jam 1, shalat, pembagian kelompok. Saat perisapan shalat saja, aku sudah banyak diingatkan kalau pohon yang bergoyang, bebatuan, gunung, semuanya sedang bertasbih kepada Allah dengan caranya masing-masing. Hingga saat aku dihukum, karena tidak bisa menghafal nama para peserta, aku memilih menyampaikan nasihat pendek itu.



Ukhuwah, saat Saudari Baru berasa saudara lama yang tak lama jumpa



Mungkin agak berlebihan kalau orang yang baru kenal (stranger) berasa saudara lama. Tapi beneran deh, itu yang aku rasain. Jadi sebelum pembagian kelompok aku tuh dicari-cari panitia. Hpku ditelpon, tapi hpku silent tanpa getar dan bunyi jadi aku gatau. Alhasil aku ga dapet kelompok. Semua kelompok udah dapet fasil, aku ga disebut namanya sebagai fasil kelompok 1-6. Aku mah senyum aja, gapapa. Mikirnya gitu. Sampai seorang ukhti, menghampiriku, dan baru tahu kalau aku Isabella, teh Bella. Wkwkwk. Saat itu aku berdiri di dekat kelompok 5. Anehnya, anggota kelompok 5 sama aku udah klop gitu. Pas disuruh buat yel-yel aku ikutan ngeramein. Padahal aku bukan fasilnya. Pas aku maudipindahin ke kelompok lain, mereka ga mau. Wkwkwk. Ah.. Kangen kaliaaan.. Jadinya fasil kelompok 5 yang dipindah. Alhamdulillah temenku yang kenal aku, jadi ga ada perasaan berat hati.



Itu saat awal, sebelum game perkenalan. Trus waktu sharing per kelompok di tenda kelompok. Kami paling lama diskusinya. Karena ga sekedar bahas materi, tapi juga taaruf, kenalan mulai dari nama, tanggal lahir, kesibukan, alasan dateng MAMT7, tentunya juga bahas hikmah dan tadabbur yang di dapat setelah baca Ash shaff ayat 1-4. Kita sampai telat isya coba aaa -.- ini ga bener. Tapi karena sekelompok, masih bisa jamaah berlima. Hari besoknya, aku ga banyak bareng kelompok 5, karena alesan childish sedang PMS, dan bayanganku peran 'fasil' dan peran asli fasil disana agak beda. Jadi kalau disana fasil itu ga sekedar mendampingi, tapi ikutan semua agenda, kayak peserta. Aaa makanya aku smpe ikutan dihukum. Rrr. Selanjutnya aku ga ikut forum, Cuma ngeliatin dari jauh, foto mereka, itu aja. Banyak menyendiri juga waktu itu, takut tiba-tiba mrebes mili wkwkwk.

***

Sementara dua itu dulu ya, nanti aku ceritain lagi hal-hal lain. Di part 2, in syaa Allah jedanya ga terlalu lama dari tulisan ini. Maaf kalau banyak curhatnya. Gatau harus ditulis lewat apa kalau bukan curhat hehe. Kan pengalaman hehe.

Semoga ada sedikit, minimal satu titik manfaat buat yang baca. Kalau misal ga ada manfaat, saranku, skimming dulu baru beneran baca. Kalau kelihatan postingan curhat di blog ini, ya jangan baca. Kalau sekilas kayanya ada manfaat/menarik, silahkan baca.

I know I can't order people how they should read my blog. While in fact, no one really read my blog but myself. KKk.. But I can't hold my finger to write about this over and over again. I's my fault I do know that hehe J dasar keras kepala! #selftalk
Anyway.. Selamat menikmati awal-awal Dzulhijjah. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu istimewa ini. Kalau ba'da Ramadhan kita sempat kendor lagi, mungkin ini bisa jadi momen buat bangkit dan memperbaiki diri. Lebih baik lagi, kalau setiap hari begitu. Karena setiap hari istimewa. Saat kau terbangun dari tidurmu, ketahuilah, Allah masih memberikanmu kesempatan untuk hidup. Untuk mencari bekal ke Akhirat kelak, bukan untuk menghabiskan waktumu dengan ber"senang-senang" yang semu. Yang seperti bibit, terkena hujan, tumbuh, hijau, lalu dibiarkan kuning, mengering, sampai diinjak berbunyi.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaih..

Allahua'alam.

***

PS : Tambahan ga penting. Nyambung dari penutup. Kemarin aku lewat gelap nyawang, nemu pohon bagus, jadi daunnya bisa campur gitu warna hijau, oranye sama kuning. Aku foto, upload di ig. Pas mikir mau di caption apa, keinget al hadid ayat 20, aku buka quran, pngen cari kalimat bahasa arabnya, niatnya habis itu mau aku cari teks arabnya di google. Trus kan inget aku punya aplikasi Lafzi, aku search deh kata ''tsumma yahiiju fataraahu mushfarran tsumma". Dan hasilnya ada dua ayat, yaitu ayat 21 surat Az Zumar dan Al Hadid ayat 20. Akhirnya aku posting yang ayat Az Zumar. Trus jadi inget, tulisan tentang betapa kita masih sedikit sekali interaksinya sama Al Quran. Kita gatau, kata/kalimat ini muncul dimana aja di Quran, belum ditadabburi, belum dicari tafsir, atau terjemah atau melajari hikmah dibalik itu. TT Makasih Ya Allah udah diingetin (':
 

Friday, August 25, 2017

Nightmare in Juicy Life

August 25, 2017 1 Comments
Bismillah.

#fiksi

Aku yang saat itu masih terbangun karena tugas menulis paper deadline-nya besok pagi, sejenak istirahat, melepas earphone dan menegak air putih hangat. Kulihat sejenak Tita roomate-ku yang sudah lebih dari 4 jam tidur, kemudian aku kembali memandang layar, skimming membaca dari paragraf awal paper. Terdengar nafas berat dari tempat tidur Tita, beserta suara tidak jelas, membuatku meninggalkan layar dan mengusap bahu Tita pelan. Kelopak mata Tita terbuka, ia segera berusaha bangun sembari berusaha mengatur nafasnya. Aku memberikan segelas air hangat, ia menerima dengan tangan kanannya, namun tak segera meminumnya. Pandangannya masih sedikit terhempas rasa kantuk, dahinya yang sedikit berkeringat itu berkerut seolah memikirkan isi mimpi buruknya barusan.

"Mimpi buruk lagi?" tanyaku. Tita menoleh, seolah sebelumnya tidak sadar aku ada di sampingnya. Aku menuntun tangan kanannya untuk mendekatkatkan gelas ke bibirnya.

"Air hangat," ucapku. Ia menegak, satu dua, berhenti, kemudian lanjut satu dua, sampai air di gelas kecil itu habis.

"Ga papa kan?" tanyaku khawatir. Mengingat beberapa malam ini Tita selalu terbangun dalam keadaan seperti ini.

"Aku mau ke air dulu Sin," ucapnya tak menjawab pertanyaanku. Biasa. Tita memang selalu begitu, terlalu introvert sampai sering membuatku frustasi.

***

"Ga tidur lagi?" tanyaku saat melihat Tita justru duduk di sampingku dan mulai membuka laptopnya. Ia menjawab dengan gelengan, emhem bernada 'tidak', dan senyum. Aku kemudian mengingatkannya, kalau shubuh masih 4 jam lagi.

"Why? Ga boleh? Aku mau nemenin Sintia nge-deadline." godanya. Aku terdiam, kesindir karena aku tipe yang selalu mengerjakan tugas/sesuatu jika sudah mepet waktu tenggatnya. Melihat ekspresi wajahku, ia menjulurkan lidahnya dan kami pun bertukar tawa kecil.

***

"Nulis apa?" tanyaku melihat layar Tita menampilkan layout blognya.

"Nightmare", jawabnya singkat. Aku minta penjelasan lebih, apa dia menceritakan mimpi buruknya akhir-akhir ini? atau tentang tips supaya ga mimpi buruk? atau tentang tips supaya bisa lupa mimpi buruk? atau apa?

"That nightmare is better, far better than a bad reality", jawabnya dalam bahasa inggris. Tita memang mahasiswa jurusan Sastra Inggris, dua tahun jadi roomate-nya berhasil menaikkan kemampuan listening-ku dan menambah kosa kata baru juga.

"Jujur deh, kamu pasti lagi banyak pikiran dan stress? Makanya sampai kebawa mimpi mulu," tanyaku penasaran.

"I'm not gonna lie, I do have many this inside my head that are hitting and kicking my mind." jawabmu, tanpa memberi hint sama sekali tentang masalah apa kali ini yang membuatnya sebegitunya.

"Trus apa lagi isi tulisannya?" tanyaku menyerah memancing Tita untuk bisa bercerita padaku. Tangannya naik keatas pundaknya, seolah menjawab 'who knows, atau gatau'.

"Selesaiin deadline tugasmu, habis itu baca blogku," lanjutmu sambil tersenyum.

***


Juicy Life
sometimes it's sour, but also sweet, and that's what makes life delicious

Kubaca judul judul dan subtitle blog milik Tita yang sudah aku hafal karena hampir setiap hari aku kunjungi. Postingan terbaru berjudul Nightmare, kubaca baris demi baris, terkadang aku buka kamus di ponselku kalau ada kata-kata yang baru kukenali. Aku kemudian tersenyum dan menyalin salah satu quotes dari sana, untuk dijadikan status sosmedku, tentu dengan menyertakan sumber.

"Nightmare is annoying and will always annoy you. Cause it disturbs your sleep, makes you can't sleep awhile after it. But nightmare is maybe the good things for your sleep -what?-. Ya, I'm not writing it wrong. It's good for you, cause you have slept so much. The nightmare is forcing you to wake up and come back to reality. The nightmare is forcing you to wake up, take a wudhu' and standing in front of your Lord. It's been so long since you sleep and forget your Lord. It's been so long since you're sleeping on your sins. Maybe the nightmare is saying to you, 'Wake up girl! Go chase your dream, work your dream. Wake up man! Your Lord is waiting you to come back to Him'.
Last but not least, maybe someday you have a nightmare, what you say is not Astaghfirullah, maybe it's Alhamdulillah. I don't care if it's nightmare or a good dream, as long as it leads me to You, Allah azza wa jall, I'm okay. Cause sure, this nightmare is far better, far far better than the fire of Your Hell. Ya Muhaimin, protect me, and keep me away from the Hell fire. Aamiin." 
- from Juicy Life, "Nightmare Might Be Better For You"
The End.

***

PS: Maaf kalau bahasa inggrisnya banyak yang salah. Koreksi dan komen diterima, tulis aja dibawah ini.. makasih. *waah.. lama banget rasanya ga nulis fiksi hehe, jadi heboh sendiri

Wednesday, August 23, 2017

Makan Teratur, Jaga Kesehatan

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.


Suatu sore beberapa menit sebelum magrib, "Hari ini di kosan aja? Makan apa?" suara dari speaker diatas layar hp. Yang ditanya menjawab.

"Tapi malam pastiin makan nasi ya. Kemarin pagi Mba telpon Mamah, katanya kamu harus diingetin makan. Ada berita mahasiswi yang ga makan, mag 4 hari smpe meninggal." suaranya bergetar, terdengar jelas dari speaker kecil itu.

***

Suatu siang, membaca barisan pesan yang masuk dua menit sebelum jam 6. Empat enter. Pertama salam. Kedua tanya kabar.

"Udah beberapa malem ini aku berturut-turut mimpiin  kamu looh"
"Coba selalu laporan ke mamah klo udah di kosan"

***

Dua kejadian, pertanyaan, penyataan, kata, kalimat, sosok yang mengucapkan, sosok yang mengirim pesan.

Satu lagi. Hari ini. Hm... Semuanya mengingatkanku, agar makan teratur dan jaga kesehatan. Aku dibuat tersenyum juga berkaca-kaca. Nikmat ini.. aku.. aku masih harus belajar untuk mensyukurinya. Banyak yang terbaring dan tidak mampu melakukan apa-apa. Banyak yang harus memakai kaca mata, agar pandangannya jelas. Banyak yang menggunakan kursi roda, atau kruk untuk berjalan.

Kamu? Stop letting those negativity infect you. See the big picture, widen your view. Please..

***


Udah makan? Jangan lupa makan. Miss you all. - tambahan 23 Agustus 2017 dari blog The Magic of Rain.

***

Allahumma a-inna 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik.

Allahua'lam. 

***

PS: Kok aneh, kenapa jadi ke-up ya? Apa emang ini draft? Perasaan dulu udah pernah di publish deh. Yaaaah..... atau ini salah satu post yang aku publish trus balikin ke draft lagi? Trus ini jadi ke publish lagi? Sedih, pengennya tahu kapan tulisan ini di tulis. Barusan cek percakapan dengan kakak. Juli akhir bulan. hm.

Salah Satu Cara

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.

#hikmah
Perlu dicatat, karena sering lupa.

"Nanti dipakai ya, kalau ke Karanglewas," ucapnya saat sedang siap-siap hendak ke pasar.
"Di Bandung aja deh, takut kotor" jawabku,
"Kotor kan tinggal di cuci, Mamah pengen nyawang juga. Di Bandung kan Mamah nggak bisa liat." jelasnya.

Aku kemudian mengiyakan, baru sadar, yang ini aku sering lupa.

***

Seperti halnya aku yang merasa senang ketika hadiah yang aku beri dipakai. Pernah ada kesempatan aku menginap di rumah A, aku melihat selimut itu, selimut yang aku dan teman-temanku belikan untuk kado pernikahan A. Sebelumnya aku agak kapok mengkoordinir beli kado, karena ada suara-suara parau, gitulah, bikin telinga/mata sakit. Tapi ketika aku melihat A memakainya aku dibuat tersenyum, alhamdulillah dipakai, berguna, dan tidak sekedar jadi tumpukan yang disimpan.

Aduh, paragraf di atas kok jadi curhat ya? Hehe. Intinya, seseorang akan senang kalau hadiah yang ia berikan dipakai orang lain. Kalau itu buku, pasti seneng kalau ia membacanya. Kalau baju, seneng kalau dipakai, dll, dst.

from unsplash
Ibu juga begitu. Kalau beliin baju, pasti ingin lihat anaknya memakainya. Hal kecil, sederhana, yang sering kita lupa, bisa membuatnya senang. 

Kalau Ibu beliin pulsa, berarti kamu harus sering-sering sms telpon kasih kabar. Apalagi ketika kamu tahu, kalau Ibu ga bisa tidur tenang sebelum kamu sms. Disindir waktu di rumah kemarin,

"Hp-nya mamah mana ya?" tanya Ibuku kepadaku. Aku bantu cari, lalu kuberikan pada Ibu yang sudah mapan di atas tempat tidur.

"Mbok Bella sms wis neng kosan," jelasnya sambil senyum. Nyindir, lalu cerita tentang beberapa malam tidak bisa tidur tenang karena aku lupa ga segera sms setelah sampai kosan, atau ketika aku pulang agak malam. Juga menjelaskan betapa Mamah bisa tenang langsung tidur kalau aku udah sms.

Ah.. masih harus belajar. Satu persatu.

Ini juga, kalau Ibu mengingatkan segera pesen tiket pulang, jangan ditunda-tunda ya. Dari hari senin diingetin sampai malam ini belum beli ckckck. Emang sih, pulangnya masih pekan depannya lagi, tapi minimal buat Mamah lebih tenang kalau udah pesan. Banyak yang pulang kan Idul Adha. Jadi jangan nunda lagi ya Bell??

***

Maaf banyak curhat. Semoga ada sedikit hikmahnya.

Semoga kita bisa menjadi qurotta a'yun bagi kedua orang tua kita, di sini, maupun di akhirat kelak. Aamiin.

Allahua'lam.

Februari 2017

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.
#puisi

Screenshoot dua puisi dari blog The Magic of Rain.

Dua kata yang menggambarkan dua puisi yang ingin aku kutip, dark and confused. Tapi tahu gak, hal yang unik dari Februari dan April 2017? Jadi ceritanya, karena penasaran kenapa bulan februari aku nulis puisi beginian, aku cek archieve blog ini. Dan uniknya, kuantitas tulisan di bulan Februari dan April sama coba, 16 tulisan wah. Coincidence? Hebat ya wkwkwk. Aneh, unik, tapi info ga penting banget hehe. Udah ah prolognya, selamat membaca, bagi yang minat.

***




***

Penutupnya? Tentang understanding myself, mungkin masih belum sempurna, aneh ya, padahal diri sendiri tapi aku ga bisa sepenuhnya ngerti, apalagi orang lain. Perlu banyak usaha untuk bisa mengerti orang lain. Hebat banget Allah, Allah Maha Tahu Maha Mengerti semua hambanya, bukan secara general, tapi secara personal ke personal. Bahkan daun yang jatuh pun, dari pohon mana, dimana, kapan, detik dan milisekon keberapa. 

Tentang tanpa cahaya, kalau ga punya, cari lah. Inget ga perumpamaan dalam al waqiah, tempat kedudukan bintang, itu perumpamaan apa? Udah inget? Trus tahu harus ngapain? Hold on it, by any means. Bukan literal cuma sekedar di pegang.

Sekian.

Allahua'lam.

2017 April

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.
#puisi

Hanya ingin menyalin puisi dari blog The Magic of Rain.

***



***

Bukan puisi, cuma kata yang yang dijeda dan tidak dijadikan kalimat. Dari SD ga ada perkembangan kualitas puisi hehe. Mungkin karena kurang baca, dan ga fokus ke sana juga.

Bukan puisi bagus, tapi kenapa di share di sini? Entahlah, cuma pengen ambil beberapa aja. Kemudian lanjut baca-baca tulisan di blog itu sampai aku bosan. Bukan puisi bagus, tapi kenapa di share di sini? Entahlah, cuma ingin menambah kuantitas tulisan di sini. Agustus sudah mau berakhir.

Bukan puisi bagus, tapi kenapa di share di sini? Entahlah? Katanya entahlah.. tapi kenapa pertanyaannya diulang terus? I wish I found a better reason. That's why.

Allahua'lam.

***

PS: Udah nyalin tapi dihapus, males ngedit format, jadi pilih post screen shoot aja hehe.

Better?

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.
-Muhasabah Diri-


Pernah aku menulis draft yang intinya, "I thought I was okay, but I'm not". Kalau ini, mirip-mirip lah. I thought it was better, but it isn't better,  just yet.

Positif, positif, positif, positif, pasti ngiranya hasilnya positif kan? Ternyata belum bisa positif. Karena ada banyak bilangan negatif sebelumnya. Memang belum lebih baik, atau kita awalnya ngira kita udah lebih baik, sedikit lebih baik, trus kemudian nyadar kalau belum, sadar kalau belum trus jadi negatif lagi.

Tapi kata 'belum' jauh lebih daripada kata 'tidak', karena kata 'belum' menyediakan ruang 'sudah'. Someday, you'll get better, it'll get better.

Pilihan kata memang penting untuk kita manusia. Jadi teringat Adam yang diajarkan langsung oleh Allah 'ism'. Juga inget, kenapa ayat Al Baqarah ayat 256 memakai kata 'idza' bukan 'in', 'when' bukan 'if'. Inget juga penjelasan tentang qurotta a'yun, permisalan orangtua yang anaknya pergi berperang. Kalimat orangtuanya "Ketika anakku pulang, aku akan masak A". Ketika bukan kalau. Karena 'if' memberikan ruang kemungkinan anaknya tidak pulang.

Unik ya, ada saat dimata kata yang rapat, jelas, dan tak memberi ruang, bisa jadi kata positif yang menghilangkan kenegatifan. Sedangkan ada saat dimana kata yang memberi ruang, bisa jadi kata positif, yang memberikan kepositifan. Kalimatnya asa aneh. Tapi ngerti kan ya.

Kalau kita bisa bilang "Yes it's better", itu pastinya lebih baik dari pada "It will get better". Tapi.. untuk kalimat "No It's not better", kalimat "It's just not yet better" jauh lebih baik. It depends on your situation, on level of your optimism, level of your positiveness. 

Contoh lain, datang lebih awal itu baik (in time), datang tepat waktu (on time) juga baik. Tapi ketika kamu negatif, lalu terlambat, kamu mungkin akan memilih tidak datang sama sekali, saat itu mungkin quote "better late than never" baik untukmu. Setidaknya, kamu memberikan motivasi untukmu bergerak dan tidak berhenti. Tentu saja terlambat itu tidak baik, apa lagi, kalau ada banyak orang yang menunggumu.

***

Terakhir, semangat memperbaiki diri. It may be not getting better as fast as you want, just keep making effort. I know, you know it's not better yet now. But it will, sure it will get better, it will be better. Semangat nulis juga ya, Bella! hehe J

Allahua'alam.

Can't Edit

August 23, 2017 0 Comments
Bismillah.

 #blog #random

Setelah sekian lama, akhirnya nyobain buka pakai akun The Magic of Rain di PC. Sebelumnya akun ini cuma dibuka di aplikasi hp, yang isinya sederhana banget. Aku mikirnya, mungkin selain bisa baca-baca tulisan di blog puisi, aku juga bisa nulis di blog ini pakai akun tMR. Tapi ketika buka, wah ternyata isinya beda. Jadi tahu bedanya login pakai akun pemilik sama akun author tambahan.





















Cuma ada Posts, Setting, Reading List dan Help. Itupun Settingnya ga lengkap, basic cuma kalau mau berhenti jadi author, dll. Satu lagi yang aku baru tahu, ga bisa ngedit draft yang aku buat lewat akun Isabella Kirei. Padahal kalau di aplikasi hp, bisa ngedit, cuma ga bisa diupload, yang artinya, ga bisa hehe.

***

Bicara tentang akun pemilik, dan akun kontributor, jadi teringat, berpikir, apa lebih baik kalau aku ga pakai akun yang lama? Kenapa? Karena emailnya bukan milikku, tapi sebenernya, ga ada yang makai juga sih. hm. 

***

Oh ya, kenapa aku login pakai akun tMR salah satunya karena aku hapus history, cache, cookie web browser aku. Semua akun jadi ke-logout. Bisa sih, tinggal login lagi. Ah ya, salah satu hal yang bikin serba salah dari web browser adalah kemampuannya memudahkan kita mengunjungi web yang sering kita kunjungi. Bagusnya, ya.. bagus jadi ga usah ketik lengkapnya. Jeleknya? Sok tahu. wkwkwk. Iya sok tahu, pernah mau ke alamat Yy, eh jadi ke klik ke alamat Ya. Gitu misalnya.

Ga bagus juga kali ya, buat yang sedang berusaha move on. Apasih bell? Wkwkwk. Move on dari mkebiasaan stalking blog/sosmednya si dia. Yakin mau lanjut bahas ini Bell? Nanti nyesel loh wkwkwk. Biarin ah, lagi pengen random. Nanti kalau nyesel tinggal di hapus, atau di hidden, meski masih bisa ditemukan.

Sedih, kalau kamu punya teman yang sakit seperti itu. Awalnya kamu mungkin menyalahkan pihak yang suka nulis status ga jelas, tapi makin lama mendengar curhatannya, kamu tahu.. temanmu yang sakit itu ga lepas dari salah. Karena apa? Karena dia membiarkan dirinya sakit. Pisau itu, ambigu, multi tafsir, bisa dipakai untuk hal baik, juga bisa untuk hal buruk, juga bisa menyakiti dirimu. Kalau kamu tahu, kamu ga ahli pakai pisau, ya jangan main pisau, kan jarimu berdarah, kan.. jadinya kamu sakit?

Ya, kemarin-kemarin aku mikir gitu. Udah bilang juga ke temenku. Tapi baru di blokir jam 8 malem, jam 12 dibuka lagi. Curhat lagi kalau statusnya X udah dihapus dll dll. Aku kesel sih, tapi ga bisa marah juga. Trus jadi mikir, kamu gimana Bell? Ah. Mungkin Allah ingin aku mikir. Allah ingin ngasih tahu aku, aku juga ga boleh kaya gitu. Jadi deh, aku hapus history blog ini. Meski aku hafal alamat blognya, tapi ya.. minimal mungkin ketika mengetik huruf demi huruf alamat blognya, aku jadi keinget, ga boleh. Inget calon suami, meski ga ada yang bisa diinget. Just remind yourself, may be he is someone else's soulmate. Seperti kamu, yang ga mau suamimu, sosmednya, blognya dipenuhi komen para akhawat ganjen. Meski emang ga ada salahnya baca blog, ga dosa juga. Tapi aku ingin menginget prinsipku dulu, hal-hal kecil yang menjadikan aku diriku.

***

Balik ke judul ah, biar nyambung. Ya, ga bisa ngedit. Hikmah yang aku dapet, aku coba petik, meski gatau nyambung atau ga. Dalam hidup kita, ada hal-hal yang diluar kemampuan kita, it's there but we can't change it. Misalnya masa lalu, akan selalu ada, ga bisa dihapus atau diedit. Atau mungkin hal-hal lain, seperti tanggal hari jam urusan dunia kita selesai, masa singgah kita selesai..... berat nerusinnya, tahu kan maksudnya? Kita ga tahu, tapi itu pasti. Tanggalnya, waktunya ga bisa kita ubah, yang bisa kita lakukan cuma terus memperbaiki diri.

Tapi ada hal-hal lain yang bisa kita edit. Ada hal-hal yang bisa kita baru lakukan, segera mulai lakukan. Mungkin aku ga bisa ngedit draft yang dibuat lewat akun Isabella Kirei, tapi aku bisa buat tulisan baru seperti tulisan ini.

***

Terakhir, kepo, stalking itu boleh kok. Ga ada yang salah Ini cuma aku aja, hal-hal kecilku. Bukan fatwa, bukan anjuran juga, karena murni ini aku tulis untuk diriku sendiri. Karena ngatur-ngatur orang untuk ga stalking itu, sama seperti topik awal tulisan ini. Ga bisa. Aku ga punya hak prerogratif untuk itu. I can only talk about it, and anyone can agree or disagree with me. And Anyone can stalk me or some else, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Wkwkwk. Maaf campur ga jelas bahasanya. Sekian. Bye.

Baca doa kafaratul majlis. Banyak salahnya isi tulisan ini, ambil yang bagus aja. Yang lain dibuang. Kalau ga ada yang bagus, kapoklah baca blog ini. Maksudnya, mungkin baiknya blog ini ga usah dibaca aja kalaupun ada postingan baru.

Allahua'lam.

***

Aku pribadi dari dulu selalu berusaha ga kepo/stalking/subcribe baca sosmed/blog seseorang yang kita ada rasa ke dia. Jadi.. kalau subcribe kepo blog lawan jenis yang ga kita kenal, atau kenal tapi biasa aja, cuma suka sama tulisan dan topik di sana, itu gapapa. Aku ada yang kaya gitu, ga akan ngaruh ke hati. Tiga orang, yang pertama dosen, pak Budi Rahadjo, yang kedua kakak tingkat yang ketemu di thifan, yang sampai sekarang belum ngisi blog lagi sibuk main sama kanguru mungkin wkwkwk, yang ketiga kakak tingkat IF, ga ketemu di IF tapi, cuma kenal karena baca blog, suka karena banyak bahasan tentang jepang, meski biasanya gaya nulisnya agak serius. Kalau yang akhawat, banyak lah.. teh Mentari pagi, yang pindah jadi Kisah Fajr, Kharisma Arby yang rajin nulis di g+, teh Meutia Halida, teh Zae, Asih yang nama blognya susah dihafal, nama latin bunga, dan masih banyak lagi.

Ya, aku ga masalah, dan emang subcribe banyak blog dan ga cuma blog mereka, blog yang jarang diupdate juga banyak, baik itu laki-laki maupun perempuan, baik itu sudah menikah atau belum, baik itu lebih tua atau lebih muda. Karena ya, aku menikmati baca blog orang, di jaman banyak orang memilih main sosmed ketimbang blog.

Tapi.. aku pribadi menghindari baca blog/sosmed orang yang aku ada rasa ke dia. Rasa di sini, ketertarikan ke lawan jenis, fitrah manusia. Beda sama sekedar rasa kagum, respect. Ini rasa yang menurutku virus yang ga boleh dikasih pupuk, disiram, apalagi di rawat. Ga boleh. Rasa yang sekedar dicuekin keberadaannya, mau dia berdaun, berbunga, ya kita cuekin aja, sampai akhirnya dia layu, mati dan mengering. Ya, itu.

Dan baca tulisan si dia, menurutku bisa jadi air, bisa jadi pupuk, bisa bahaya. Karena bahkan tanpa sengaja membaca tulisan orang lain yang membahas tentang si dia saja, bisa membuat kita dugdigdag ga jelas. Tanpa sengaja mengetahui info tentang dia, itu juga ga baik. Kenapa ga baik? Karena bisa jadi, rasa itu tumbuh tinggi, melilit sampai kita ga bisa mengaturnya. Banyak soalnya, kasus yang seperti itu. Baca sosmed/blog, lalu jadi salah sangka, kegeeran, baper, dll. Padahal sudah tahu logikanya, kalau tulisan ambigu itu, ga perlu dipercaya. Padahal sudah tahu, kalau ga boleh, trus jadi sakit sendiri.

***

Ah, tentang ini. Inget dulu vmj 6 tahun yang lalu. Betapa seneng diriku, karena ybs jarang buka sosmed, blog juga ga diurus. Rasanya hal-hal tersebut membuatku lebih mudah menjaga hati. Karena betapapun aku penasaran, sekedar ingin bertanya a,b, c, aku ga akan bertanya, dan ga bisa tahu juga. Suddenly miss those feeling. Awalnya penasaran, trus pas berkunjung, agak sebel, karena ga ada pembaruan, tapi habis itu.. seneng, lega, cause I didn't water it, I didn't do something that will make it bloom.

***

PS: Tambahan diatas ga penting jadi saya hide aja wkwkwk. panjangnya hehehe

Thursday, August 17, 2017

Belajar Belajar Belajar

August 17, 2017 0 Comments
Bismillah.

#curhat #selftalk

Terimakasih tidak membaca tulisan ini ^^

***

Harus belajar, untuk bisa transparan, terus terang, jujur, tidak memendam masalah, minta bantuan kepada orang lain, tidak sombong, bersandar pada yang Maha Kuat, bertanya dan tidak diam, menjawab dan bukan mengalihkan pertanyaan.

Harus belajar, untuk bisa menjalin komunikasi lebih baik dengan orang tua. Segera kasih kabar kalau sudah di kosan, menelpon lebih dulu tanya kabar, menelpon untuk konsultasi topik X ke Ibu, menelpon konsultasi topik Y ke Ayah. Harus belajar, sering-sering pulang ke rumah, satu pekan atau bahkan satu bulan di Purwokerto. Harus belajar, telpon kakak, tanya kabar dan ngobrol sama tsabita *eh, tanya kabar kakak, cerita, minta nasihat, ngobrol layaknya dulu saat masih seatap. Sesekali beli hadiah, ke Ibu, Ayah, Mba Ita, Aan. 

Harus belajar, belajar lebih banyak hal lagi. Harus mau menerima kekurangan dan kelemahan diri. Mencoba menguranginya, Harus berusaha menjadi positif, dan menghilangkan yang negatif-negatif.

Harus belajar, berdamai dengan ketidaknyamanan, belajar sensitif di sisi yang baik, belajar tidak mudah menangis di tempat umum, belajar ... apa lagi ya? Saking banyaknya, sampai bingung ketika harus diurai menjadi kata.

***

Aku tahu kok, harusnya di tulis di diary. Tapi gatau kenapa sudah lama aku 'bertengkar' dengan diary. Bosen aja karena melihat isinya penuh hal-hal negatif. Mungkin aku perlu buat diary baru, yang isinya, salah satu peraturannya harus diakhiri dengan hal positif, meski tidak dapat dipungkiri, akan ada hari saat pikiranmu dan harimu dipenuhi hal negatif. Asalkan akhirnya positif, asalkan ga jadi excuse aja.

Ah, jadi inget. Satu lagi yang harus belajar, belajar membaca lebih banyak buku, belajar menulis lebih banyak, dan lebih berkualitas. Belajar menyusun buku, sehingga suatu saat pantas untuk diterbitkan.

Semangat belajar!

Allahua'lam

Tuesday, August 15, 2017

Lucu? Ironis Lebih Tepatnya

August 15, 2017 0 Comments
Bismillah.


Tentang seseorang yang membantu orang lain namun tidak bisa membantu dirinya sendiri. Aneh kan? Tapi nyatanya ada yang seperti itu. Mungkin ia bodoh, karena tidak tahu prioritas, bahwa menyelamatkan diri sendiri itu harusnya jadi prioritas ketimbang menyelamatkan orang lain. Mungkin lucu, karena ga masuk akal. Mungkin ironis, karena ia tak berdaya untuk dirinya sendiri, meski bisa membantu orang lain.

Tentang ini, mungkin biar lebih kebayang harus pakai contoh. Ibarat dokter, yang bisa bantu pasiennya menyembuhkan penyakitnya, dokter, yang bisa mengoperasi penyakit pasiennya, namun tidak bisa mengoprasi atau menyembuhkan penyakit dalam dirinya.

***

Sebenernya ini ada kaitannya tentang ini dan ini. Tapi kalau yang gatau behind the scene-nya, gatau kenapa dua tulisan itu dan tulisan ini muncul, menyambungkan ketiganya hanya akan membuat kepala sakit.

Mungkin lucu, mungkin ironis, mungkin aneh, mungkin ga biasa, atau kata lain yang bisa mendeskripsikan situasi ini. Tapi kalau ternyata terjadi, harusnya kita bisa mengambil hikmah darinya kan?

Mungkin seseorang yang bisa membantu orang lain namun tidak bisa membantu dirinya, kemampuannya terbatas. Allah yang memampukannya membantu orang lain, Allah yang membuatnya tidak mampu membantu orang lain. Mungkin maksudnya, agar orang tersebut lebih banyak lagi meminta bantuan kepada Allah dan tidak bergantung pada kemampuan yang ia miliki.

Mungkin rezeki X Allah dititipkan lewatnya, sehingga ia bisa membantu X. Sedangkan rezekinya sedang Allah tahan untuknya, mungkin untuk rencana yang jauh lebih baik.

Mungkin lucu, mungkin ironis, mungkin aneh, mungkin ga biasa, atau kata lain yang bisa mendeskripsikan situasi ini. Tapi kalau ternyata terjadi, harusnya kita bisa mengambil hikmah darinya kan?

Jika memang lewat tangannya Allah izinkan membantu orang lain, maka ia seharusnya bersyukur. Mungkin ia memang tidak bisa membantu diri sendiri, tapi setidaknya, Allah izinkan ia membantu orang lain. Semoga bantuan yang tidak seberapa itu bisa sedikit jadi catatan amal baiknya, meski ia tahu, betapa penuh dan sesak catatan amal buruknya.

Jika memang ia bodoh, karena tidak bisa membantu diri sendiri, ia harus mau mengakui kebodohannya, mengakui kelemahannya, mengakui kesalahannya. Kemudian kembali bertaubat, kembali belajar, kembali memperbaiki diri.

***

Terakhir, tulisan ini mungkin kebermanfaatannya justru terbalik dari topiknya. Actually, most of post in this blog, just give benefit to me, and I doubt they give benefit to others. Ya, bisa jadi, tulisan ini manfaatnya cuma untuk diri, bukan untuk pembaca. Tapi hanya karena itu, semoga alasan itu, tidak menjadikanku berhenti menulis. Setiap kali jemari ini bergerak dan merangkai huruf dan tanda baca, sesungguhnya selalu ada harapan, agar manfaatnya tidak hanya untuk diri. Harapan itu harus selalu ada. Yang penting lagi, tulisan tidak bermanfaat itu memang buruk, tapi lebih buruk lagi tulisan yang justru menimbulkan kerugian, menebar kenegatifan, dan bukannya menyemai pahala, tapi justru memupuk dosa. Na'udzubillah.

Semangat menulis untukku, yang bulan Juli-Agustus ini sering memilih tidak menulis, baik di sini maupun di tempat lain.

Semangat menulis, untukmu, untuk siapapun, yang suka menulis, atau punya tugas/kewajiban menulis. Kalau yang tidak suka menulis, dan memang tidak punya tugas/kewajiban menulis, semangat mengerjakan hal lain, yang produktif. Intinya, semangat!

Bye.. See you later or sooner. Maybe, if Allah permit us to meet again.

Allahua'lam.

Saturday, August 12, 2017

You'll Get Sick

August 12, 2017 0 Comments
Bismillah.

Pernah lihat dimana gitu.. Kalau manusia, dia ga bicara, bisa membat dia sakit. Kalau dia sakit, dan ga bicara, maka akan semakin sakit. Aku gatau sih, secara biologi atau psikologi itu bener atau ga. Tapi tentang itu.. Membuatku ingin menulis.

Manusia selain diciptakan individu per individu, juga diciptakan berpasangan. Manusia adalah makhluk sosial, ia akan berkerjasama, butuh komunikasi, dan juga berkelompok. RT, RW, Kelurahan, Desa, Kota, Kabupaten, Provinsi, Negara, bahkan juga suku, itu terbentuk karena sifat manusia yang sosial. Bahkan di Quran disebutkan juga, bahwa ada manusia yang bekerjasama dengan Jin, surat Jin ayat berapa hayo? Hmhm. 

Manusia, baik yang pada umumnya, maupun yang memiliki disabilitas, semuanya punya kebutuhan untuk berkomunikasi. Jika bukan lewat suara, mungkin lewat bahasa isyarat. Yang kemampuan matanya diambil, masih bisa bicara lewat suara. Yang kemampuan mendengar/bersuaranya diambil, masih bisa komunikasi lewat gerakan tangan yang merupakan isyarat. Bahkan yang ketiga kemampuan indranya diambil, masih bisa berkomunikasi lewat indra peraba, bener ga sih namanya? Lewat tangan dan jemarinya, yang sensitif terhadap halus, kasar, tajam benda. Bahkan bayi, yang belum mengenal bahasa, memerlukan komunikasi yang ia ekspresikan dengan tangis.

Kalau misal, kebutuhan komunikasi itu tidak terpenuhi, entah karena lingkungan, misal tinggal sendiri dan kerjanya Cuma di depan komputer. Atau karena pilihan, enggan berkomunikasi, apakah yang akan terjadi? Apa benar ia akan sakit? Ketika kita sakit, kalau mau sembuh, ke dokter juga harus bisa berkomunikasi. Kita harus cerita bagian tubuh kita mana yang sakit, ada gejala lain ga, makan apa sebelum sakit dst.

Komunikasi ini juga berlaku ke Allah. Selain butuh komunikasi sama manusia, kita juga butuh komunikasi ke Allah. Kalau ga? Sakit, akan ada saat kita sakit dan gatau cari obat ke mana. Mau cari kemanapun, ke dokter manapun ga akan sembuh. Karena kita punya fitrah sebagai hamba, butuh tempat bersandar yang lebih kuat dari manusia. Kalau komunikasi ini ga terpenuhi, maka akan ada saat dimana kita akan menyerah untuk hidup. Sedih kalau baca berita tentang bunuh diri, jadi inget tulisan O. Solihin tentang ini.

***

Bener atau ga, kalau tidak bicara itu membuat orang sakit/lebih sakit, mungkin butuh studi ilmiyah. Tapi satu hal yang pasti, fitrah dan kebutuhan manusia untuk berkomunikasi harus terpenuhi. Kalau kamu bener-bener introvert dan ga bisa terbuka sama orang lain, kamu bisa salurkan lewat tulisan. Trus juga harus dijaga komunikasi dengan Allah, lewat shalat, doa, dzikir, baca Quran.

Kuncinya komunikasi dengan Allah sih, kalau komunikasi ke atas lancar, in syaa Allah komunikasi ke manusia juga lancar.

Semoga kita bisa menjaga komunikasi kita, dan tidak menjadi sakit. Be well, stay healthy.



Allahua'lam.

***

PS: Ga penting. Tiba-tiba teringat seorang ukhti yang akan pulang kampung, tapi aku ga bisa nganter, atau ketemu buat say goodbye.  Maaf dan salam kangen buatmu. See you later, when you invite me, or when I invite you.

PPS: yang bener you'll get sick? atau you'll sick?

The Broken Wings

August 12, 2017 0 Comments

Bismillah.


Aku mungkin tidak memiliki sepasang sayap. Aku juga tidak belajar terbang. But this one page from book titled "Little Good Things Every Day" by Medeline Djajasaputra made me realize..

Ah.. may be I broke my wings. May be it needs a lot of patching.

Ah.. I shouldn't had given up.

Sunday, August 6, 2017

Tergerus Arus

August 06, 2017 0 Comments
Bismillah.
#random #gakpenting
Bilaku harus seperti mereka, akulah buih itu
bilaku mengikuti mereka, akulah debu pada angin.
bilaku kehilangan diriku sendiri, akulah kelopak bunga
ditinggal gugur kembang dan keindahannya
- dari Novel "Diary Minni" terbitan Gema Insani
Hanya ingin mengingatkan diri, mungkin semua orang melakukannya. Mungkin kebanyakan orang melakukannya. Kebanyakan perempuan melakukannya. Kebanyakan manusia seumurmu melakukannya. Tapi ingatkah prinsip yang pernah tertancap kuat di hatimu?

Yang mereka lakukan memang bukan dosa, kalau dicari dalilnya juga ga ada. Tapi ingatkah kamu, perasaan tidak nyaman itu? Saat pernah secara terpaksa kamu 'sama' dengan mereka?

Jangan tergerus arus besar, kebanyakan orang mungkin seperti itu. It's okay, they have their own reason, their own situation, their own cases. But you are you, kamu bukan mereka. Don't try to fit yourself to them. You will regret it. You can walk beside them, without being the same as them.

Ini bukan tentang siapa yang lebih baik. Ini tentang.. Jangan kehilangan lebih banyak lagi tentang hal-hal kecil maupun besar yang menjadikan dirimu, kamu.

Oh ya, ini juga bukan tentang selalu menjadi berbeda. You have your own value, your own little things that are good to kept as it is. So keep holding on!

Mereka toh ga pernah memaksamu untuk serupa dengan mereka. Seperti anak yang terlahir kembar pun selalu memiliki perbedaan diantara banyak kesamaan.

Semangat! Be yourself J

Allahua'alam.

Starry Night & Rainy Day

August 06, 2017 0 Comments
Bismillah.

Beberapa hari awal bulan Dzulqa'dah ini.. entah mengapa bintang dan bulan sering menghias langit Bandung. Aku sering dibuat heran ketika melihat langit malam, dan menemukan satu dua titik bintang, juga sabit bulan, bangkok bulan, dan bahkan bulan purnama.


Ada yang bilang, langit berbintang itu.. salah satu tanda bahwa malam akan dingin. Aneh memang, padahal bintang itu seperti matahari, panas. Tapi justru ketika kita melihat bintang di langit, udara malam justru dingin.

Siang ini.. hujan mengguyur kota Bandung. Unik bagiku.. karena rasanya sudah lama, tidak hujan di siang hari. Awalnya gerimis, kemudian deras, sebentar, lalu ke rintik-rintik kecil lagi.

Dua kejadian ini, somehow mengingatkanku pada salah satu ayat Quran, yang menggambarkan tentang Ulul Albab. Kalau manusia seperti aku, mungkin sekedar sampai heran, atau menikmati indahnya langit berbintang, dan juga tersenyum menikmati suara hujan di siang hari. Tapi kalau Ulul Albab, ia duduk, berdiri, bahkan berbaring, sibuk memikirkan ciptaan Allah. Mungkin bukan sekedar menikmati indahnya langit, atau menikmati harmoni suara hujan, tapi jauh lebih dalam lagi. Memikirkan ayat-ayat di Quran, juga ayat-ayat di sekitar, bahkan juga ayat-ayat yang ada dalam dirinya. Sampai kemudian ia berbisik, menyucikan nama Allah, dan menyadari.. bahwa semua yang Allah ciptakan tidak ada yang sia-sia.

***

Ulul Albab, jadi ingat nama Rohis di Smansa, aku memang pernah menjadi anggota rohis Ulba Smansa Purwokerto. Tapi menjadi salah satu dari Ulul Albab, yang Allah deskripsikan dalam kalamnya, masih jauh, masih ga ada apa-apanya.

Semoga aku terus berusaha memperbaiki diri, lagi dan lagi. Berusaha mendekat padaNya, lagi dan lagi. Berusaha mencintai kalam-Nya, lagi dan lagi. Meski bukan satu dua kali aku jatuh, lagi dan lagi. Meski bukan tiga empat kali aku tersandung, lagi dan lagi. Semoga aku terus berjalan, hingga nanti diakhir, dalam keadaan terbaik. Aamiin.

Allahua'alam.

Annoying Thing

August 06, 2017 0 Comments
Bismillah.

#random #gakpenting #selftalk


Pernah baca dimana gitu, kalau hal yang paling nyebelin itu, ketika orang lain baru mau bicara tentang sesuatu ke kita, tapi kemudian ga jadi wkwkwk. Bikin orang penasaran. Hm.

Akhir-akhir ini aku sering melakukannya, bukan secara lisan, karena kalau ketemu sama orang, aku sekarang lebih sering diam dan enggan memulai percakapan. Tapi secara tulisan, iya di sini. Caranya? Buat tulisan lengkap, tahu kalau harusnya ga di posting di sini, tapi aku post aja, meski cuma ke-up beberapa detik, lalu aku balikin ke draft lagi.

Aku tahu padahal.. Bentuknya seperti apa, kalau ada yg follow blogku di feednya akan muncul judul tulisanku, link-nya, kutipan sedikit kalimat pertama, trus ketika di klik, ga bisa. Kan udah ga ada linknya. Nyebelin banget kamu Bell.

Udah tahu hal itu nyebelin, kenapa masih dilakukan Bell? Cause I feel like I have to post something. I want to write that, and post that. So someday I will remember why I do that. Akan ada hari dimana aku buka draft, dan melihat ada tulisan. yang sudah selesai tapi tidak jadi di-publish, aku bisa liat tanggalnya juga. Semacam itu.

***

Pernah pas Ramadhan, aku banyak follow blog orang lain yang juga ikutan challange menulis aksara. Ada blog yang sukanya gitu, dia nulis draft tapi di-publish, trus di back to draft lagi. Malemnya, ada tulisan dengan tema sama yang lebih rapi. Aku gatau kenapa ga sebel, malah lucu. Jadi inget tentang diri. Ya, tulisan pertamanya penuh huruf kapital, terlihat ada emosi di kata yang ia tulis. Trus ketika udah balik ke draft dan diedit, hasilnya jauh beda. Lebih bagus. Mengingatkan diri, ga boleh impulsif, ga boleh sensitif, dan juga.. ngingetin agar rajin ngedit tulisan.

I know it's annoying, so let me apologize for that. Maaf, kalau ada yang terganggu, dan merasa sebal, karena hal ini. I would be very glad, if you just unfollow this blog due to this annoying things. Sekali lagi maaf.

Allahua'lam.

Tidak Diizinkan Memberi?

August 06, 2017 0 Comments
Bismillah.

Sequel dari tulisan, bisakah kita memberi yang tidak kita miliki?

Dulu, titik tekannya pada kepemilikan. Barangkali memang kita tidak memilikinya sehingga sangat sulit untuk memberi atau tidak bisa memberi. Seperti itu. 

Kali ini, bukan tentang kepemilikan. Tapi sebaliknya, ketika kita memiliki, seharusnya bisa memberi. Tapi justru, kita 'tidak diizinkan' memberi.


Misalnya, anak kecil yang menginginkan permen, kita punya permen, tapi qadarullah anak kecil itu meminta ke orang lain bukan ke kita. Atau ia meminta ke kita, tapi karena telinga kita tersumbat earphone, kita jadi tidak mendengarnya. Kesempatan memberi itu hilang, mungkin memang sudah ditaqdirkan Allah, bisa juga.. kita-nya saja yang salah, tidak bisa mengambil kesempatan untuk memberi.

Saat itu terjadi, alasannya apa ya? Kenapa kita tidak diizinkan memberi? Kenapa, kita terlambat dan kehilangan kesempatan untuk memberi. Kenapa bukan kita yang diberi kesempatan memberi? Kenapa saat kita memiliki, kita justru kehilangan momen tersebut?

Mungkin kondisi hati sedang begitu parah, sehingga hubungan dengan Allah juga tidak baik, dan ini efeknya juga dengan hubungan dengan manusia. Mungkin memang rezeki orang lain, bukan lewat tangan kita. Mungkin kebaikan kecil memberi itu, tidak bisa kita lakukan karena kita tidak pantas melakukannya.

Kalau 'memberi' disini tentang tulisan, mungkin aku akan bersyukur. Kalau kita tidak diizinkan menulis hal baik saat hati sedang terendam dosa, mungkin itu hal baik. Setidaknya, kita tidak menulis hal-hal yang bisa jadi berupa dusta. Setidaknya, kita bukan termasuk yang orang yang dimurkai Allah. Ya, aku berharap, semoga aku tidak diizinkan Allah memposting tulisan yang "sekedar tulisan".

Tapi kalau 'memberi' di sini tentang hal lain, semoga aku segera menyadarinya, sehingga tidak terlalu terlambat dan bisa segera memberi yang kita miliki. Karena bisa jadi, itu satu hal baik yang baru bisa kita lakukan saat itu. Karena bisa jadi itu hal baik yang bisa membantu kita melakukan hal-hal baik lainnya.

*** 

One day, you miss the chance to give what you have. And maybe you regret it, maybe you ask yourself, how bad is your heart so He didn't allow you to give. And you reflect to yourself, trying to fix your mistakes, take a step by step toward Him. And then maybe, He will give you another chance to give. Cause you know, and you must know, that He will never close the door for you. 

Saat kesempatan itu hadir lagi, kau diberi kesempatan untuk memberi. Saat itu.. jangan menunda, segera bergegas menyambutnya. J

Allahua'lam.