Follow Me

Showing posts with label tips. Show all posts
Showing posts with label tips. Show all posts

Monday, June 30, 2025

Digital Detox untuk Pemula

June 30, 2025 0 Comments

 Bismillah.

 


 

Lanjutan dari Digital Detox: Berbagi Informasi dari AI yang Belu... 


Setelah menjeleaskan strategi digital detox, dan mencantumkan juga hal-hal yang baiknya kita lakukan setelah proses detox. Meta AI bertanya padaku,

 

How long would you like your initial detox to last?

 

Karena aku gak punya gambaran sama sekali, baiknya berapa lama kita melakukan digital detox, kujawab pertanyaan itu dengan pertanyaan balik.

 

I don't know, for a starter how long should it be?

 

Meta AI menjawab, untuk pemula sepertiku aku bisa memilih 2 mode (harian/pekanan). 

Opsi pendek :

  •  6-12 jam (setengah hari/overnight detox)
  • 24 jam (seharian ful untuk reset dan recharge)

Opsi akhir pekan :

  • 48 jam (detox akhir pekan untuk disconnect dan relax) : sabtu-ahad
  • 72 jam (full akhir pekan untuk mengembalikan fokus dan me-refresh diri --rejuvenate) : jumat-ahad

 

Oh ya, selain 4 opsi di atas, Meta AI juga memberikan tips untuk sukses digital detox, diantaranya:

1. Mulai dari yang kecil untuk membangun kepercayaan diri

2. Tentukan tujuan yang jelas (misal untuk relaksasi, membaca)

3. Rencanakan aktivitas offline (olahraga, hobi)

4. Komunikasi dengan teman dan keluarga (kalau di waktu tersebut kamu offline/sedang digital detox)

5. Fleksibel; lakukan penyesuaian durasi jika diperlukan

  

Nah, berhubung ada banyak sekali aktivitasku yang bergantung sama digital gadget (bukan cuma sosial media dan messenger), aku nawar dong ke Meta AI,

 

6 hours feels so long. Can I split those 6 hours in different time? 

 

Kan yang paling pendek tuh 6 jam sehari, nah aku minta 6 jam-nya dipotong-potong. Ternyata ada istilah juga untuk digital detox yang aku tawar tersebut. Namanya interval-detox atau micro detox.

 

Ada 2 mode juga. Interval harian dan interval akhir pekan.

 

Interval harian bisa dilakukan seperti ini:

  • 2 jam (pagi hari): hindarkan sebelum kerja/sekolah
  • 2 jam (malam hari): matikan layar sebelum waktu tidur
  • 1 jam (istirahat makan siang) 
  • 1 jam (sebelum makan malam) 

 

Interval pekanan (ini lebih pendek lagi):

  • 30 menit/hari: istirahat pendek tiap harinya
  • 1 jam/pekan: pilih satu hari untuk jam bebas layar.
  • Screen-free Sundays: Jadikan satu hari sebagai hari kita meminimalisir screen time.


Selain tentang interval, Meta AI juga menjelaskan secara singkat benefit dan tips, ya tips lagi hehe.

 

# Benefits
1. Reduced screen time
2. Improved focus
3. Enhanced creativity
4. Better sleep
5. Increased productivity

# Tips
1. Schedule intervals in your calendar.
2. Set reminders.
3. Plan offline activities.
4. Be consistent.


 ***

 

Setelah baca penjelasan di atas, apakah kamu tertarik untuk melakukan digital detox?

 

Kalau aku.... (curcol time, abaikan dan tutup tab kalau kamu gak penasaran tentangku hehe)

 

Jadi kan di awal postingan tentang digital detox, di judul tulisan part 1 sudah kutulis, bahwa ini dari AI tapi belum aku praktekkan. Kalau pakai strategi dari AI aku belum coba. Tapi kalau sekedar menjauh dari hp, gak cek hape dalam rentang waktu tertentu, sudah pernah. Terutama saat ada agenda offline. Aku tipe yang jarang cek hape. Bahkan kalau jalan-jalan pun, ambil foto seadanya saja, selebihnya nikmati saja suasana dan pemandangan dengan mata dan indra lainnya. Begitu...

 

Tapi, pengetahuan tentang digital detox ini menurutku penting banget untuk dicatat ulang, daripada tenggelam diantara ratusan grup/pesan di WhatsApp. Itulah mengapa aku memilih menyalinnya di sini. Siapa tahu, ada juga yang sepertiku, butuh pengingat untuk sesekali melakukan digital detox, sebagai bentuk dari self care. Agar diri tidak mudah burnout. Ya memang, kita bisa jalan-jalan secara digital, lewat video vlog orang, atau lewat dokumenter alam, tapi yang tubuhmu butuhkan seringkali adalah waktu istirahat dari menatap layar. Ia ingin melihat hijaunya daun yang asli, ingin menghirup segarnya oksigen pagi hari di bawah pohon beringin, juga ingin mendengarkan suara gemerisik angin, atau rintik air hujan asli, dan bukan hasil rekaman atau audio digital.

 

Jadi untukmu, izinkan aku meneruskan pertanyaan dari Meta AI berikutnya,


Which interval detox schedule works best for you? 

 

Sekian. Bye 5! 

 

Wallahua'lam. 

Monday, June 23, 2025

Digital Detox: Berbagi Informasi dari AI yang Belum Aku Praktekkan

June 23, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

Ini lanjutan dari sesi curhat ke meta AI.

Baca juga: Curcol ke AI di WhatsApp;

My Homework: Self-Care (Curcol ke Meta AI bagian 2)


Oh ya FYI, sebelum update-an Meta AI di WhatsApp, meski sedikit banyak tahu tentang perkembangan AI, aku pribadi belum pernah mencoba langsung interaksi dengan Chat-GPT. Nyoba curcol ke Meta AI pun karena sering liat iconnya setiap buka wa.

 

***

 

Jadi, setelah informasi panjang tentang Self Care yang jadi PR dan aku lakukan, si meta AI sesuai programnya, mengakhiri informasi dengan pertanyaan lebih lanjut.

 

Which self-care activity resonates with you?

 

Kujawab, "Kayaknya aku butuh digital detox deh. Aku juga setuju kalau baca buku banyak banget bantu aku.", dalam bahasa inggris.

 

Digital detox and reading can significantly improve mental clarity and overall well-being. 

 

Setelah itu, ia menjelaskan panjang lebar tentang tips sukses digital detox. Yang kalau aku mau, bisa aja nih dijadiin satu artikel dengan judul Tips Sukses Digital Detox. Tapi berhubung aku tipe penulis yang sekarang males banget baca artikel model AI, aku memilih untuk menulis di sini dalam bentuk story telling. Bukankah lebih nyaman dibaca kaya gini? Hehe. Aku teringat membaca tulisan curcol ke AI bagian 2, dan menskip copas info berbahasa inggris yang kucantumkan di postingan tersebut. We're just too tired to read that form of information. Lebih suka kalau informasi disampaikan seolah lagi ngobrol. Ya, meskipun itu dalam bentuk tulisan.

 

Jadi apa tipsnya? 

 

***

 

Untuk sukses digital detox, ada 3 hal yang harus dilakukan sebelum memulai digital detox. 

 

1. Menentukan tujuan

Tujuan di sini mencakup definisi durasi detox, apakah pada weekday, atau weekend, atau sepanjang pekan. Juga termasuk tujuan/capaian dari digital detox apa yang kamu inginkan, misalnya relaksasi, atau meningkatkan fokus.

 

2. Beritahu teman dan keluarga

Ini dilakukan agar tidak ada miskomunikasi. Jangan sampai mereka khawatir karena kamu susah dihubungi, atau menambah masalah karena dikira kamu menghindari teman-keluarga karena konflik diantara kalian.

 

3. Jadwalkan Tugas Penting

Selesaikan pekerjaan/tugas urgen sebelum detox. Jangan sampai melalaikan amanah/kewajiban, dengan alasan sedang digital detox.

 

Jika tiga hal tersebut sudah dilakukan, berikut 5 strategi digital detox yang bisa kau lakukan:

 

Mematikan Notifikasi (matikan/sunyikan notifikasi, baik di hp, komputer atau gadget lain)

Gunakan Website Blocker (gunakan tools seperti Freedom, SelfControl atau Cold Turkey)

Singkirkan Aplikasi Sosial Media (bisa dihapus sementara atau batasi akses)

Ganti Screen Time dengan Membaca (prioritaskan buku ketimbang membuka gadget atau laptop)

Hadir dan Sibukkan Diri dengan Kegiatan Offline (olahraga, journaling, bermain puzzle fisik, atau kegiatan kreatif lainnya)

 

Selain strategi digital detox, dicantumkan juga hal-hal yang baiknya kita lakukan setelah proses detox. Cuma tiga, langsung aku kasih teks aslinya dari Meta AI ya.. 

 

# Post-Detox
1. *Gradual re-entry*: Limit screen time initially.
2. *Reflect on experiences*: Journal benefits and challenges.
3. *Establish long-term habits*: Schedule regular digital breaks. 

 

***

 

Sebenarnya selain bahas tentang digital detox, disebutkan juga tips membaca dan rekomendasi buku, karena kan pertanyaan sebelumnya kusebutkan dua hal, digital detox dan reading. Cek dan baca di tangkapan layar di bawah ini.

 


 

Bersambung...

 

Wallahua'lam. 

 

***

 

PS: Buat yang penasaran dengan jawaban AI atas pertanyaanku, boleh langsung coba tanya aja ke Meta AI. Soalnya aku juga gak bisa janji kapan ngelanjutin tulisan topik digital detox ini. Mohon doanya, semoga sih segera ya hehe.

Wednesday, February 27, 2019

Membangun (Kembali) Kebiasaan Membaca

February 27, 2019 1 Comments
Bismillah.

Salah satu kebiasaan baik yang bisa membuat kita menjadi insan yang lebih baik adalah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca, selain memperluas wawasan juga membiasakan otak kita kritis, dan lebih bijak menghadapi hidup. Sebelum kita memilih membiasakan suatu hal, kita harus tahu dulu manfaat atau hal positif yang kita dapatkan dari aktivitas tersebut, agar tekad kita makin kuat.

membaca (📷 from unsplash)
Pernah suka membaca, namun tergerus kesibukan. Atau belum pernah suka membaca, namun mau berusaha untuk membiasakan membaca? Berikut ini beberapa hal bisa lakukan dalam rangka membangun (kembali) kebiasaan membaca.

Pertama, ambil satu buku

Sebelum membiasakan membaca, minimal kita harus punya satu buku yang akan dibaca. Ambil satu buku yang topiknya menarik. Kalau kamu suka bacaan fiksi, kamu bisa pilih novel atau buku kumpulan cerpen, atau kumpulan puisi. Kalau kamu suka non fiksi, pilih tema yang sedang kamu pelajari, atau yang terhubung dengan minatmu. Minta rekomendasi dari teman kalau perlu. Beli atau pinjam buku tersebut. Kalau kamu sudah punya tumpukan buku yang belum dibaca, entah itu koleksimu, atau koleksi kakak, ibu atau ayahmu, kamu juga bisa memilih salah satu buku yang sudah ada.

Kedua, buat target harian, sedikit, tapi rutin

Minimal 3 lembar setiap hari. Saya pengalaman mengikuti grup Gen Al Fihri yang anggotanya setiap hari lapor judul dan nomor halaman buku yang dibacanya, minimal 3 lembar atau 6 halaman. Jika kamu bisa dengan cepat membaca puluhan chat di whatsapp, tulisan di sosial media, maka sebenarnya kecepatan membaca kita tinggi. Tiga lembar biasanya tidak memakan waktu lebih dari 10 menit. Ga percaya? Coba praktekan dan hitung waktunya. Biasanya yang membuat membaca berat itu momen sebelum membaca. Setelah memulainya, kita akan sadar, bahwa membaca itu tidak sesulit apa yang ada dipikiran kita. Termasuk juga membangun kebiasaan membaca, awalnya akan sulit, jika sudah terbangun ritmenya, selanjutnya akan mudah. Membaca, bahkan bisa jadi kebutuhan harianmu.

Ketiga, buat jam khusus membaca

Seperti yang disebutkan sebelumnya, 10 menit saja. Luangkan sepuluh menit dalam harimu. Tentukan jadwalnya. Misal jam 06.00-06.10 pagi. Atau jam 13.00-13.10 saat istirahat siang. Atau bisa juga 21.50-22.00 sebelum tidur. Kalau sudah ada jadwalnya, selanjutnya tepati. Pastikan buku yang ingin kita baca ada di jam tersebut. Lalu membacalah, tiga lembar saja boleh, meski bisa jadi kurang dari 10 menit. Atau bisa juga kamu membaca selama tepat 10 menit. Bisa juga membaca minimal 3 lembar, jika belum ingin berhenti lanjut sampai 10 menit, jika masih ingin membaca, teruskan, sampai kamu merasa cukup.

Keempat, blok distraksi saat jam khusus membaca


Kalau kamu orang yang audio, tidak bisa fokus membaca di tempat yang ramai, cari tempat yang sepi. Atau siapkan earphone, atau penutup telinga. Kalau kamu tipe yang suka gatel membuka hape jika ada notifikasi, maka matikan internet, kalau perlu set airplane mode. Fokuslah membaca,

Kelima, biasakan membawa satu buku kecil setiap hari


Ini di luar jam khusus membaca ya... Biasakan membawa satu buku kecil, tidak perlu yang tebal dan berat. Yang ukurannya pas di tangan dan tipis juga tidak mengapa. Lalu sesekali, saat sedang luang, bacalah buku tersebut. Saat menunggu, sembari duduk dalam perjalanan, bisa juga saat makan. Tapi hati-hati ya, jangan sampai makanan atau minuman menodai bukumu hehe.

Keenam, sesekali, tinggalkan hp di rumah/kos


Salah satu benda yang menghambat saya lebih dekat dengan buku adalah hp. Maka sesekali saya membiasakan berpisah dengan hp dan membawa buku saat hendak pergi ke tempat dekat rumah, namun ada kemungkinan bisa baca. Misal saat hendak ke warung makan dan memesan makanan, untuk dibungkus dan dibawa ke rumah. Waktu menunggu pesanan, bisa dipakai untuk membaca, saat hp saya sengaja/tidak sengaja tertinggal. Saat kita mulai terlepas dari kebiasaan menanti sambil buka hp, lama-lama meski membawa hp, kita bisa tetap memilih membaca buku. Meski kebanyakan orang yang menunggu biasanya sibuk menunduk dengan hp masing-masing.

Ketujuh, kunjungi perpustakaan dan toko buku


Membangun kebiasaan membaca artinya juga membangun kecintaan terhadap buku. Dan ini bisa dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan atau toko buku, tempat dimana kita bisa mengenal dan lebih dekat dengan banyak buku. Kita bisa melihat-lihat, cuci mata, deretan judul buku, membaca satu dua halaman, bahkan bisa tertarik untuk membeli atau meminjamnya. Bisa juga kita menyelesaikan satu buku sembari berdiri atau duduk di perpustakaan atau toko buku tersebut.

Kedelapan, bergabunglah dengan komunitas baca


Saat kita bergabung dengan komunitas baca, kita akan bertemu dengan orang-orang yang kutu buku, cinta membaca dan juga yang baru hendak memulai membiasaan membaca seperti kita. Di sana kita bisa saling berbagi tentang buku yang kita baca, serta saling mengingatkan dan menyemangati untuk membaca. Perjalanan kita membangun (kembali) kebiasaan membaca akan lebih terasa ramai dengan kehadiran teman-teman komunitas baca tersebut.

***

Jika dalam perjalanan membangun kebiasaan membaca kita sering jatuh dan tersendat, jangan lupa meluruskan niat awal dan mengingat-ingat manfaat membaca. Iringi usaha dengan doa. Allah menurunkan ayat pertama berupa perintah membaca, maka jangan malu meminta doa agar istiqomah membaca padaNya, baik itu membaca buku maupun membaca kalam-Nya. In syaa Allah akan dimudahkan.

Semangat membaca^^

Allahua'lam.

***

Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Sunday, September 16, 2018

Trik PDKT Sama Anak Kecil

September 16, 2018 0 Comments
Bismillah.


Berdasarkan pengalaman, berinteraksi dengan keponakan yang nempel terus sama uminya.

Ajak main dan bercanda

Anak kecil suka diajak main. Mungkin awalnya ia hanya melihat curiga padamu. Tapi kalau kita sudah bisa menarik perhatiannya, lebih mudah untuk mendekat. Permainan kecil, semacam ciluk ba, atau coret-coret bareng di kertas bekas. 

Pura-pura tidak peduli


Kalau diajak main ia justru histeris dan makin nempel dengan ibunya, mungkin yang harus dilakukan justru sebaliknya. Pura-pura saja tidak peduli, jangan diliatin terus. Bersikap seolah ia tak ada. Nanti tanpa sadar anak kecil itu yang memperhatikan kamu, dengan tatapannya, mencerna informasi tentang kita. Mulai dari wajah kita, suara kita, apa yang kita lakukan dll. 

Ajak mengobrol dan bercerita


Ia tahu sedang diajak bicara. Bahkan mungkin mengerti setiap ucapan kita. Ceritakan tentang pus, kucing yang sering ke rumah minta makan, atau tentang barang-barang unik yang baru ia lihat. Nama benda itu, warnanya, fungsinya, dll.

Ceritakan juga kisah yang kamu ketahui, yang sederhana. Bacakan buku keras-keras, ada istilahnya deh di parenting, cuma aku lupa. Aku bahkan pernah membacakan isi buku Mizanul Muslim pada anak kecil, dan ia anteng menyimak, meski ibunya tidur.

Gendong, ajak jalan-jalan


Awalnya mungkin menangis karena mesti jauh dari ibunya. Namun saat tahu akan jalan-jalan tangisnya reda. Berat memang, tapi anggap saja olahraga untuk otot tangan yang lebih kuat. Kalau cape sesekali duduk, tapi pastikan ada hal yang bisa menarik perhatiannya mencegah ia menangis.

***

Sementara baru itu trik yang aku pakai untuk PDKT dengan anak kecil yang super lengket dengan uminya. Baru mau jalan-jalan sendiri kalau rumah sepi dan cuma ada ia dan uminya. Mungkin karena terbiasa di Bima dirumah hanya bertiga. Perhatian banyak dari orang sekitar membuatnya mudah merengek dan menangis. 

Padahal ia biasa bolak-balik Bima-jawa. Kalau kata kakakku, ia biasa saja kalau ditempat ramai, asalkan semua orang sibuk sendiri-sendiri, dan ia bukan pusat perhatian.

It will takes time to get closer to children.. Nda papa.. J

Allahua'lam.

Wednesday, July 4, 2018

Cari Tema atau Topik Tulisan

July 04, 2018 0 Comments
Bismillah.

Beberapa hari lalu ada yang refer ke tulisan blog ini, terkait cari tema untuk ditulis. Jadi kepikiran buat jadiin tulisan juga hehe. Pertama, satu hal yang kita perlu paham, ide adalah hal yang sifatnya suka datang tiba-tiba. Kalau udah tahu, jadi aksi selanjutnya, setiap dia datang, segera catat, entah itu di buku, atau di draft blog. Trus, meski ide suka datang tiba-tiba, ide bisa juga dicari. Caranya? 

1. Banyak Baca

2. Buat pohon ide, semacam nurunin ide dari satu kata. Misal dari kata transportasi, turunin jadi bis, mobil, kereta, sepeda, trus yang kamu tertarik, kereta, turunin jadi rel, stasiun, listrik, kereta bawah tanah. begitu seterusnya, nanti pasti ketemu ide yang menarik untuk ditulis 

3. Writing prompt, biasanya buat yang suka nulis fiksi, banyak kok, cari aja. Jadi biasanya berupa penggalan kisah atau pertanyaan tinggal lanjutin aja menurut versimu.

4. Quora, menulislah dari pertanyaan. Ada banyak pertanyaan, pilih salah satu, trus tulis. Atau minta temenmu tanya apapun ke kamu, trus kamu jadiin itu bahan tulisan. 

5. Melihat foto. Dari lihat foto, tulislah tentangnya, deskripsi foto bahkan juga imajinasimu tentang foto tersebut.

6. Tulis aja. Free writing. Kalau ga ada ide tulis dulu aja, nanti pelan-pelan itu jadi pemanasan buat otakmu. Lintasan-lintasan pikiranmu, tulis aja semua. Nanti dari sekian banyak lintasan pikiran random tersebut, pilih satu yang menarik untuk difokuskan dan dijadikan tema tulisanmu. 

***



Tips lain, pilihlah tema yang kamu sukai dan kamu ketahui, itu lebih mudah menuliskannya.

Selamat menulis^^

Tuesday, October 4, 2016

Pertama Kali Ditolak; Tips Donor Darah Muslimah

October 04, 2016 2 Comments
Bismillah.

"Ukhti, aku ditolak hiks", curhatku ke adik tingkat yang akhir-akhir ini sering kukirimi pesan-pesan random via medsos.

***

Awalnya tulisan ini mau kuberi judul "Pertama Kali Ditolak" saja tanpa embel-embel donor darah muslimah. Tapi supaya artikel ini bermanfaat dan mudah di googling, akhirnya dengan berat hati, lebay, dengan ringan hati kuberi tambahan keterangan.

Awalnya ditulis untuk menggambarkan perasaan sedih, kecewa, dan sakit saat pertama kali ditolak. Ditolak apa? Donor darah. Jujur dulu saya termasuk rutin untuk donor, baik di salman, atau di donor darah 4 labtek. Tapi sudah lebih dari setahun ga donor karena satu dua alasan. Terakhir donor Agustus tahun lalu coba. Bagi yang biasa donor, ga donor setahun itu rasanya.. aneh. Jadi jumat kemarin aku coba untuk donor. 

Donor Darah Yuk!
Syarat-syarat untuk bisa donor sebenarnya ga sulit, ada berat badan, tekanan darah, dan jumlah HB yang harus sesuai standar. Juga syarat cukup tidur, tidak haid/nifas untuk perempuan, tidak memakai obat-obatan 3 pekan terakhir, tidak berpenyakit menular via darah. Donor darah pun termasuk sehat kalau dilakukan secara rutin, dan bisa jadi bentuk amal kita menolong orang sakit, meski ga punya uang.

Thursday, September 26, 2013

Menjawab Komentar Si "Dia"

September 26, 2013 1 Comments

-muhasabah diri, opini-

Bismillah
Bismillaah,
mau tanya..mudah-mudahan bisa membantu mencerahkanku..

seringkali aku "terjebak" dengan perasaan tidak enak..
misal : ad komen yg tidak penting dan tidak mendesak, namun karena berupa pertanyaan,
segan tidak menjawab..
segan seakan ga mengacuhkan..
segan terlebih misalnya yg komen pun bukan orang-orang biasa, tetapi orang yang mungkin lebih banyaak ilmunya dari aku, orang yang aku rasa ke-Islam-an nya lebih banget2 dari aku..

dan itu sering menjebakku..
akhirnya jadi sekedar basa-basi..
tetapi kadang berlanjut jadi ga penting..

aku ingin hal ini tidak terjadi, tetapi perasaan segan / tidak enak itu selalu meluluhkanku..

ad saran bella??
apa aku harus tegas?? 
- Fathimah Az Zahra

berawal dari satu tanya, semoga bisa menjawab, meski sedikit.


***

Saturday, July 6, 2013

Saling Berkomentar Dengan "Si Dia"

July 06, 2013 0 Comments
-muhasabah diri, opini-

Bismillah..

Jujur sebenernya termasuk orang yang keras pada diri perihal ini. Ya, perihal interaksi pada yang bukan mahram. Jadi wajar, kalau aku tidak suka, kalau tiba-tiba ada non-mahram yang seenaknya nge-like atau komentar di setiap postingan diri di jejaring sosial. Meski untuk di blog ini, aku masih sellow kalau ada non-mahram yang komentar. *maklum, jarang ada yang komen, hehe.

***

Tapi kemudian, sebuah pikiran lain terlintas. Hm.. tentang manfaat dan mudhorot. Ya, kebanyakan yang aku tahu dan amati. Interaksi non-mahram di dunia maya, berupa saling berkomentar, seringkali sia-sia. Nggak penting banget untuk dibahas. Tapi somehow, diterusin. Well. Aku cuma bisa meringis pahit, kalo nggak sengaja ngeliat non-mahram saling berkomentar di posting seorang akhawat, dan isinya itu tidak penting. Ini yang kebanyakan terjadi. Tapi beberapa saat ini, aku diperlihatkan. Bahwa ada kok, interaksi non-mahram di jejaring sosial yang bermanfaat. Jikapun berkomentar, isinya penting, dan itu memang mendesak untuk disampaikan.

Jadi bagaimana? Masih perlukah non-mahram saling berkomentar di jejaring sosial?

Monday, November 26, 2012

Bye Bye

November 26, 2012 0 Comments

 

Bismillah

Aktifis facebook? Hehe J baca ini yaa..

Suka sebel nggak si? Kalo pas liat newsfeed, atau beranda.. yang bermunculan adalah status galau dan nggak penting? BT nggak sih? Baca posting / kiriman orang lain yang menurut kita nggak bermanfaat untuk dibaca?

Ya, mau gimana lagi?

Tuesday, June 12, 2012

Do not Tell, SHOW!

June 12, 2012 4 Comments
Bismillah..

"Show, do not tell.." ujarmu dengan ringan. Dan aku di sini mendengus dalam hati. Mudah sekali perkataan itu kau ucapkan. Kau tidak tahu betapa aku terbata-bata untuk sekedar menceritakannya. Sekarang kau minta aku untuk menunjukkannya? Bagaimana caranya?

-.-

Kesal, sebel, pundung, marah.. dan perasaan tak mengenakkan ini menyelubungiku. Jujur, aku merasa tertekan ketika seseorang memintaku untuk berkaidah baik dalam menulis (baca: show not tell). Aku memang masih dalam tahap belajar, ibaratnya nih.. berjalan saja aku masih tertitah-titah, masa aku disuruh untuk berlari?

Hohoho :)
Sedang ingin berbagi motivasi. Lagi. Tentang menulis.
Let me tell you a little bit, tentang kaidah menulis 'show not tell'.

Show not tell

Dalam sebuah tulisan, jika kita ingin mendeskripsikan sesuatu kepada orang lain yang harus kita lakukan adalah dengan menunjukkannya, bukan menceritakannya.

Contoh, jika kita ingin menggambarkan kecantikan sebuah pemandangan, jangan tulis 'Pemandangannya indah banget! Indaaah!!'. Pembaca hanya bisa membaca subjektifitasmu, tak bisa benar-benar setuju, kalau pemandangannya indah. Yang harus kau tulis adalah seperti ini 'Sejauh pandangan kau layangkan, yang kau akan temukan adalah hijaunya perkebunan dan birunya langit.'

Gimana, terasakah bedanya? Yang pertama adalah 'tell', yang kedua 'show'.

Show not tell

Terkesan mudah dilakukan, tapi pada praktiknya.. (*terutama bagi pemula macam saya), kaidah ini sulit untuk dilakukan. Seringkali tak sadarkan diri, bahwa yang kita tulis semuanya hanya cerita demi cerita.

Pertanda paling jelas dari perbedaan 'tell' dan 'show' sebenarnya ada pada kata yang digunakan. Jika pada 'tell' akan muncul banyak kata sifat yang bersifat relatif, maka pada 'show' ditemukan kata kerja. Nggak percaya? Let me tell some example:

      Kata Sifat (Tell)                       -                       Kata Kerja (show)
1. Kuat    -   Ia mampu mengangkat dua karung beras seberat 1 kuintal
2. Alim    - Setiap senin-kamis, ia berpuasa.
3. Lucu    - pipinya tembam, dan jalannya seperti donal bebek
4. Sempit  -  dua mobil tak akan bisa sekaligus melintas di jalan ini
5. dst - dst

Show not tell

Percaya nggak? Bahkan Allah memakai kaidah ini untuk menggambarkan Surga dan Neraka. Juga untuk menggambarkan cantiknya bidadari.
Coba aja tengok QS 66 Al-Waqiah :


27. dan golongan kanan, Alangkah bahagianya golongan kanan itu.
28. berada di antara pohon bidara yang tak berduri,
29. dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),
30. dan naungan yang terbentang luas,
31. dan air yang tercurah,
32. dan buah-buahan yang banyak,
33. yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

Show not tell

Kembali lagi ke paragraf paling awal. Tapi kan, show not tell nggak mudah! Aku masih belajar, dan bla-bla-bla. Ada banyak alasan kawan, ya.. banyak banget alasan untuk menyerah. Kenapa? Karena fokus kita pada "Bisa tapi Sulit". Coba deh kita ubah menjadi "Sulit tapi Bisa"? Seriusan.. ya emang tidak mudah menerapkan show not tell, emang bukan barang yang dengan cepat bisa kita kuasai. Tapi, kita bisa kan? Bisa kan?
Masih ingat waktu kita belajar berjalan? Awalnya kita memang tertitah-titah, di bimbing oleh Ibunda yang tanpa lelah, keluh dan kesah mengikuti langkah kaki kita. Awalnya memang kita tertitah-titah, belum stabil.. belum menapak dengan sempurna. Tapi ingat tidak? Dulu, Ibunda atau Ayah kita terkadang menjauh dari kita.. untuk membiarkan kita mendekat, perlahan, kepada mereka. Ingatkah? Awalnya kita tertitah dalam melangkah, tapi bukankah saat itu.. tak jarang pula kita segera berlari, menyambut peluk Ayah dan Bunda?

Kita memang masih terbata dalam menulis, masih belum terbiasa dengan kaidah 'show not tell'. Tapi, nanti.. saat kita terus menerus melatih diri untuk menunjukkan 'show' dan bukan menceritakan 'tell', pasti kita BISA!

*image taken from this


Well, menulis itu bukan bicara tentang bakat. Tapi lebih berbicara tentang ketrampilan. Semakin sering kita menulis, maka semakin trampil pula kita. :) So, keep writing! Sekalipun hanya satu paragraf, satu kalimat, satu kata. Tak apa.. asalkan rutin, dan continue! Semangat menuliis!! :))

Wallahu'alam. 

Tuesday, June 5, 2012

Berbahagialah!

June 05, 2012 0 Comments
Bismillah..

Bahagia? Semua orang ingin bahagia.. tapi bagaimana caranya? Sedikit tips untuk kita semua yang ingin berbahagia..



Sebenarnya seseorang bahagia tau tidak tergantung pada dimana ia meletakkan makna kebahagiaan itu sendiri. Jika kita meletakkan makna kebahagiaan pada harta benda, maka kita akan tidak bahagia ketika kita tidak memiliki/memiliki sedikit harta benda. Jika kita meletakkannya pada kebersamaan dengan sang pujaan hati, maka kita akan tidak bahagia ketika cinta kita tak bersambut atau kita tidak dapat bersama dia. Jika kita meletakannya pada nilai yang cemerlang, maka kita akan tidak bahagia ketika melihat angka 7 bertengger di kertas ulangan kita. Jika kita meletakkannya di universitas impian kita, maka kita tidak akan bahagia ketika kita tidak bersekolah di sana, dan begitu seterusnya.

Jadi, bagaimana agar kita berbahagia? Tata kembali! Ayo tata kembali di mana hendak kita letakkan makna kebahagiaan kita. Letakkan ia di tempat yang lebih indah... letakkan ia pada ridho Allah swt, pada ridho orang tua kita.. agar sekalipun kita tidak punya pacar.. sekalipun kita kuliah di universitas/jurusan impian orang tua, dan bukan impian kita, kita akan tetap berbahagia. Come on! Tata ulang! Letakkan kebahagiaan di tempat yang lebih layak.

"Kebahagiaan kita tidak terletak pada harta, tidak pada penampilan diri, tidak juga pada gemerlap perhiasan dan keindahan dunia. Ukuran kebahagiaan terkait erat pada hati dan ruh manusia yang mendamba ridha Tuhannya." (Hasan Albanna)



Selagi kita menata ulang letak kebahagiaan kita, jangan lupa letakkan pula ia pada hal-hal kecil yang menyejukkan hati, pada hal-hal yang ada di sekitar kita. Maka letakkan kebahagiaan kita pada senyum di bibir orang tua kita, sahabat kita. Letakkan kebahagiaan kita pada salam sapa kita pada semua... agar cuma dengan terus tersenyum dan menyapa mereka yang lewati hari kita, membawa kebahagiaan tersendiri. Letakkan ia pada hal yang mungkin terlihat remeh, tapi sebenarnya mempunyai arti sendiri di hatimu. Cause sometimes, little things mean a lot.

Tapi jangan pindahkan letak kebahagiaan yang terlalu tinggi tuk digapai. Ia akan menjadi motivasi tersendiri bagimu. Membuatmu berani berlari, meloncat, melayang, bahkan terbang untuk meraihnya. Bismillah... Yakinkan dirimu, someday I'll reach it! Selamat menata ulang letak kebahagiaanmu, dan berbahagialah!

Wallahu'alam..

*posted in my facebook note on April 2011

Wednesday, January 25, 2012

Orangtua, Aku, dan Keinginan Kami

January 25, 2012 3 Comments
Bismillahirrahmanirrahim..

Ingin menjawab pertanyaan seseorang, tentang melanjutkan sekolah.. tentang restu orang tua..

Ketika kita sudah menduduki kelas 12 alias kelas 3 SMA, akan ada konflik yang muncul dalam hal pemilihan sekolah selanjutnya, baik itu jurusan maupun universitas. Dan kebetulan, aku juga mengalaminya.*.

Sebuah hal yang wajar, ketika pedapat kita berbeda dengan pendapat orang tua. Pola pikir antara kita dan orang tua itu sangat berbeda, dari segi usia, pengalaman, latar belakang orangtua, dan lain-lain. Akan ada saatnya, pendapat yang berbeda ini.. tidak lagi sekedar sesuatu yang lantas diacuhkan. Karena perbedaan ini, suka tidak suka, sadar tidak sadar menciptakan jarak antara kita (baca: anak) dengan orangtua kita.



Tapi, dari perbedaan pendapat yang ada.. ada beberapa poin yang perlu kita perhatikan sebagai anak :

Mengharap Kebaikan Kita

Percaya deh.. apapun pilihan orang tua kalian saat ini. Apapun keinginan mereka, agar kita sekolah di universitas X atau di jurusan Y.. Apapun, yakinlah itu semua karena mereka mengharapkan kebaikan untuk diri kita. Untuk anak-anaknya. Tak ada sedikitpun.. tak secuilpun perasaan ingin membuat diri mereka bahagia. Sungguh, tak ada yang lebih menggembirakan bagi mereka kecuali melihat anak-anaknya berbahagia.

Diskusi Bukan Berdebat

Agar, perbedaan pendapat dapat diminimalisir dampak negatifnya.. perlu ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Komunikasi itu penting. Tapi di sini, komunikasi bisa dilakukan dalam bentuk diskusi, atau sharing. Bukan dalam bentuk perdebatan, bukan! Sampaikan.. uneg-uneg dan informasi-informasi yang ingin kalian bagi ke orang tua agar mereka menyetujui pendapatmu. Lalu jika, orang tua kita kemudian mencoba menyanggah pendapat kita, mencoba "menghancurkan" argumen kita.. jangan lantas di debat. Cobalah dengarkan. Atau kalaupun memang tidak bisa mendengarkan, cukuplah kalian diam. Hargai orangtua yang sedang berbicara. Insya Allah, dengan begitu.. setidaknya perbedaan pendapat yang ada tidak merusak hubunganmu dengan orangtuamu.

Buktikan! Jangan Hanya Janji

Kalau tipe orang tua kita adalah tipe yang dominan, yang benar-benar seolah tidak mau mendengarkan penjelasan kita. Maka tinggalkan cara lisan. Tapi bertindaklah, buktikan. Be a good daughter/son for your parents. Bukan sekedar akting, tapi benar-benar sepenuh hati. Buktikan.. kalau kalian bisa kok, menjadi anak yang penurut. Yang tidak suka menyanggah pernyataan orang tua.

Buktikan. Kalau kamu ingin masuk universitas atau jurusan yang berbeda dengan keinginan orang tua, masuklah dulu. Daftar, tes.. dan lihat pengumuman. Ketika keinginanmu bukan lagi sekedar pendapat dari lisanmu, insya Allah hati orang tuamu akan luluh. Kemudian memperbolehkanmu untuk menempuh jalan yang kau mau.

Manusia Berencana, Allah Menentukan

Tidak ada yang tahu, apakah pendapatmu lebih baik dari pendapat orang tuamu. Tidak ada yang tahu kecuali Allah. Maka setelah rencana-rencana indah yang kita rancang, bertawakallah.. Serahkan semua pada Allah, istikharoh kalau perlu. Lalu hayati doanya. Agar jika memang hal tersebut baik maka didekatkan dan bila buruk maka dijauhkan darimu.

Terima dengan ikhlas takdir yang tertulis. Jangan mengeluh, percayalah.. apapun ketentuannya nanti. Itulah yang terbaik untukmu. Allah Maha Adil :)

Wallahu'alam. Semoga bisa membantu^^

*Orangtuaku sebelumnya tak pernah setuju kalau kulanjutkan sekolah ku di luar kota purwokerto tanpa pengawasan dari saudara. Hampir tidak mendaftar snmptn undangan - bidikmisi karena masalah perbedaan pendapat. Diterima di ITB lewat undangan. Dan akhirnya, orang tua memberi kepercayaan padaku untuk bersekolah di ITB.

Thursday, January 19, 2012

Berbagi Tanpa Dana, Bisa?

January 19, 2012 0 Comments
Bismillah..



Berbagi, artinya membiarkan orang lain ikut merasakan yang pernah kita rasakan. Misalnya kita punya cemilan nih, kita pengen yang lain juga ngerasain enaknya cemilan yang kita punya. Maka kita membaginya. Itulah berbagi.

Berbagi adalah hal yang identik dengan uang atau materi. Iya nggak sih? (jangan bilang enggak?). Yah, asumsikan saja begitu.. Ingin berbagi tapi nggak punya banyak uang? Nih, ada sedikit tips.

Tanpa uang, kita masih bisa berbagi kok..

Berbagi Ilmu atau Kepintaran

Yup. Kalau berbagi yang satu ini memang tidak memerlukan dana yang banyak. Modalnya hanya otak, mulut, dan kemauan kita untuk berbagi. Punya keahlian atau kepintaran di suatu bidang, ayo bagikan! :) Berbagi ilmu dan kepintaran tak akan mengurangi milik kita, justru tanpa kita sadari ilmu kita akan bertambah karena berbagi. Percaya nggak? Karena ketika berbagi, sebenarnya kita sedang belajar lagi.. learning by doing, learning by teaching..


Berbagi Keceriaan


Cukup dengan sebuah senyum, kamu bisa berbagi keceriaan kepada semua orang. Orang yang lagi suntuk di sekitarmu pun, insya Allah akan membalas senyummu. Senyumnya diusahakan dari hati ya.. jadi kalaupun kau temui seseorang yang tetap "nyebelin" meskipun kamu udah senyum, kamu tidak lantas menjadi ikutan sebel.

Selain lewat senyum, berbagi keceriaan juga bisa dilakukan dengan cara menghibur teman yang sedang sedih. Menyemangati teman yang sedang putus asa. Inti dari berbagi keceriaan adalah let the world around you feel your happiness. Agar sekalipun hujan deras mengguyur kotamu, atau teriknya matahari menyengat kotamu.. kamu dan orang-orang di sekitarmu masih bisa tersenyum dan mensyukuri cuaca hari ini.

Berbagi Tips atau Nasihat


Punya tips jitu tentang sesuatu? Jangan di simpan sendiri! Bagikan! Percaya deh, pasti menyenangkan rasanya mendapat tips baru dari temen. Dan insya Allah, seperti itu juga yang akan dirasakan temanmu kalau kamu mau berbagi tips yang kamu punya. But still.. bagi-bagi tipsnya dalam hal kebaikan ya, jangan bagi-bagi tips nyontek, hehe :). Itu mah, bukannya nolong, tapi menjerumuskan.

Selain tips. Kamu juga bisa berbagi nasihat untuk temen-temen kamu yang punya masalah tapi nggak tau gimana nyelesaiinnya. Berbagi nasihat pada teman yang mungkin sedang menelikung, tidak lagi berjalan di jalan yang seharusnya (baca : temen yang melakukan kesalahan atau kekhilafan). Jangan takut dibilang sok bijak, sok dewasa, dan sok-sok lainnya. Asalkan niatmu tulus, dan cara menyampaikannya baik. Nanti temanmu akan menyadarinya kok, walau mungkin tidak langsung saat itu juga. Rasulullah saw juga memerintahkan kita untuk saling menasihati. Lumayan kan.. sunnah, dapet pahala tuh. :)

See? Kita bisa kan, berbagi tanpa mengeluarkan doku. Jadi, tunggu apa lagi. Jangan pikir dua kali untuk berbagi. Mari berbagi!

Wallahu'alam..

NB : tips ini aku ambil dari artikel ku waktu SMA. Mungkin isinya tak seberapa, tapi kupikir ketika aku berniat untuk berbagi.. sedikit itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Tuesday, December 27, 2011

Sholat Tepat Waktu

December 27, 2011 0 Comments

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.. kawan! Apa kabar nih? Gimana sholat kalian? Nggak bolong-bolong kan… Perlu kalian tau, salah satu hal yang menyebabkan kita meninggalkan sholat yaitu karena kita nggak sholat tepat waktu. Mengulur-ulur waktu, sampai akhirnya kita lupa dan meninggalkan sholat. Aduuuh.. nggak banget de..

Sholat tepat waktu memang bukan perkara yang mudah lho. Ada aja halangan yang membuat kita menunda sholat. Sibuklah.. tanggunglah.. dan beribu alasan lain. Nah, ada sedikit tips nih untuk kalian! Semoga aja bisa Bantu kalian untuk sholat tepat waktu. Check this out!
Niat
Satu kata yang harus kita tanam dalam hati tiap kali kita akan melakukan sesuatu. Dalam islam, hampir semua ibadah di dalam rukunnya terdapat niat. Kenapa? Karena niat sangat berpengaruh pada sesuatu yang akan kita lakukan. Dengan niat, insya Allah sesuatu yang akan kita lakukan dapat terlaksana dengan baik. Jadi… detik ini juga, berniatlah untuk sholat tepat waktu lillahi ta’ala.
Jangan Jauh dari Masjid atau Mushola
kalimat diatas jangan disalah artikan ya… Maksud kalimat diatas, bukankah akan memudahkan kita jika selalu berada di dekat masjid / mushola. Coz, dengan begitu kita bisa mendengar suara adzan dengan jelas. Selain itu, kita juga tidak perlu susah-susah cari tempat sholat. So, nggak ada lagi alasan menunda sholat karena susah mencari tempat sholat.
Gunakan Alarm
Kalau adzan yang merupakan pengingat sholat sejak zaman Nabi Muhammad SAW masih belum bisa membuat kamu sholat tepat waktu. Gunakanlah teknologi untuk mengingatkanmu waktu sholat. Yup, apalagi kalau bukan alarm. Pasang alarm di handphone kamu di waktu-waktu sholat. Eits.. tapi, kalau alarm sudah berbunyi.. jangan cuma dimatiin lalu ngelanjutin aktivitas kamu. Turn it off and STOP all your activity, segeralah ambil air wudhu!
Bergaul dengan Orang-orang Sholeh dan Sholehah
Dengan berteman dengan orang-orang yang tau agama, otomatis akan membuat memudahkan kita sholat tepat waktu. Kok bisa? Jelas bisa… coz mereka akan mengingatkan dan mengajak untuk sholat tepat waktu. Nggak cuma sholat tepat waktu, kamu juga bisa sholat berjamaah dengan mereka. Percaya nggak percaya, bergaul dengan teman-teman yang kurang sholeh bisa membuat kita ikutan malas sholat tepat waktu. Coba deh, kamu ingat-ingat.. pernahkah kamu merasa seperti itu? Tapi, kita tetap nggak boleh pilah-pilih teman. Kalau kamu bisa, kenapa nggak kamu ajak mereka untuk sholat tepat waktu? Sesama muslim harus saling mengingatkan lho..

That’s all.. tips untuk sholat tepat waktu. Next, tinggal kamu yang menentukan wheter you’ll do it or not. Mulailah dari saat ini juga.. gunakan kesempatan yang ada! Contohnya sholat dhuhur berjamaah di Masjid Ulul Albab tercinta. Jangan sia-siakan waktu yang diberikan sekolah pada istirahat kedua. Masih merasa susah untuk sholat tepat waktu? Ingatlah satu hal, difficult things can be easy when you try to learn it and learn to do it. SEMANGAT!

(* sebuah artikel yang dibuat untuk mengisi buletin Ulul Albab SMA 1 Purwokerto *)

Tuesday, July 19, 2011

Ramah? Would that be me?

July 19, 2011 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim..



Ini memang bukan pertama kalinya aku dikejutkan tentang betapa orang yang kuanggap asing, bisa begitu ramah padaku. Tapi tetap saja aku berhasil dibuatnya terpaku sejenak, otakku berputar pelan lalu menemukan wajahnya di deretan memori wajah teman sekelasku. Ya.. dia memang teman sekelasku, baru dua hari (mungkin) kami bertemu, tapi dia tanpa ragu memanggil namaku, menyapaku. “Isabella, lagi ngapain?” ucapnya kala itu. Bug! Seolah ada beban 1 ton jatuh menimpaku. Aku bahkan tidak ingat siapa namanya. Sekali lagi! Aku dibuat merasa bersalah karena keramahan orang lain.


Kira-kira seperti itulah gambaran kejadian lampau yang membuatku sadar, betapa aku –sungguh begitu- jauh dari sikap ramah seperti yang ditunjukkan orang tersebut di atas. Sebuah intropeksi sendiri buatku, yang lebih sering memilih diam dan pura-pura tak lihat kalau bertemu orang yang belum akrab denganku, apalagi yang baru kukenal. Aku harus belajar lebih banyak lagi, membenahi diri agar menjadi pribadi yang ramah.


Sebentar lagi kita akan memasuki tahap kehidupan yang baru (dunia perkuliahan). Akan bertemu banyak orang dari segala penjuru Indonesia, bahkan dari luar Indonesia. Tentu saja, agar bisa beradaptasi dengan baik, kita harus bisa bersosialisasi dengan baik, which is mean.. we have to be a friendly person (baca: orang yang ramah, bener ga bahasa inggrisnya?).


How? Bagaimana caranya? Berdasarkan observasi dan analisisku, ini sedikit hasilnya :

1. Be the first.

Buang jauh-jauh rasa sombong atau gengsi. Tak ada salahnya angkat suara lebih dulu dan bertanya nama. Jabat tangannya, tersenyumlah, sebut namamu dan ingatlah namanya. Kalau dia ngomongnya kurang jelas, jangan sungkan meminta dia mengulang namanya. (Haha  jadi keinget pelajaran bahasa inggris jaman SD, “spelling name”, kalau perlu kenapa tidak. Aku sendiri selalu risih melihat orang lain salah menulis namaku. It’s Isabella, neither Isabela nor Issabela)
# tambahan : jangan pernah takut dibilang sombong hanya karena kita tidak menyambut uluran tangan dia yang bukan mahram kita.  tetap be yourself. Prinsip adalah prinsip. Baru kenal atau sudah kenal, sebagai muslim yang baik kita tau hukumnya. Percayalah, mungkin mereka akan menyernyitkan dahi. Heran. Tapi hanya sebatas itu. They will understand. Believe me!

2. Mengingat nama, penting.

Kamu sudah berjabat tangan, saling menyebut nama masing-masing... tapi setelah dia –si teman baru- sudah agak jauh, kamu lalu berbisik pada teman sebelahmu “Siapa tadi nama dia?”. Waduh... ini nih penyakit orang baru kenalan (terutama saya); hanya formalitas, basa-basi agar tak terkesan sombong. Mengingat nama itu penting, seseorang akan merasa senang ketika orang lain –baik yang baru dikenal, maupun yang sudah lama kenal- memakai namanya sebagai kata sapaan, ‘nama’, bukan ‘kamu’, ‘loe’ atau kata sapaan lain. Nggak percaya? Buktikan sendiri!

3. Appreciate diversity.

Jangan sekali-kali menatap orang dari atas sampai bawah, lalu mengekspresikan keheranan di wajahmu karena penampilan atau gaya dia yang berbeda –kalau tidak bisa dikatakan aneh-. Juga, jangan tertawakan logat atau bahasa daerah orang lain. Karena bisa jadi mereka juga terbahak mendengar gaya dan logat bicara kita. Intinya.. hargai keanekaragaman. Berbeda itu indah.

4. Listen more, talk less.

“Berceritalah tentang diri,” kata Salim A. Fillah “tapi tak usah banyak-banyak. Sebab yang cinta tak memerlukan, yang benci tak akan percaya”. Semua orang memang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan (bener ga?), walaupun sebenarnya kita –dan semua orang- diciptakan untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara (itulah mengapa kita diberi sepasang telinga dan hanya sebuah mulut). Biarkan mereka yang lebih banyak bercerita tentang diri mereka, tahan sedikit ego yang ingin bercerita tentang diri dari A sampai Z. Kalaupun mereka –yang kita ajak bicara – adalah seorang yang pendiam, kita bisa memancing mereka dengan ‘sedikit’ kisah kita, kemudian lanjutkan dengan pertanyaan “how about you?”.

5. Senyum, salam, sapa

Beri senyum ketika berpapasan, jika sempat ucapkan salam (salam terbaik yang mengandung doa : Assalamu’alaikum wr.wb). Kalau masih ada waktu.. sapa sejenak, pertanyaan kecil seperti “sedang apa?”, “mau kemana?”, lalu akhiri dengan “Duluan ya!”.

# tambahan : hati-hati! Terutama senyum, salam dan sapa pada mereka yang bukan mahram kita. Pernah baca dimana (aku lupa), ‘Senyum mu kepada saudaramu adalah sedekah, senyum kepada semua orang adalah petaka’. Aku dibuat mikir lama gara-gara kalimat tadi, kenapa bisa gitu? Akhirnya aku sadar, kalau senyum pada semua tak selalu baik akibatnya, terutama pada lawan jenis –yang bukan mahram kita-. Gimana enggak, awalnya si ‘dia’ biasa aja sama kita, tapi tiap ketemu kita selalu ngasih senyum manis, belum lagi sapaan dan keramahan lain. Lama-lama si ‘dia’ jadi GR kalau kita ada ‘rasa’ ke ‘dia’. Ya kalau emang beneran ada, kalau enggak? Apa bukan nyakitin namanya, hati orang dijadiin layangan (ditarik-ulur, membuat ia merasa ia bisa terbang ke angkasa). Maksud hati ingin berbuat baik, eh malah nyakitin hati orang. Waduh! Bukan nambah temen malah nambah musuh. Nggak mau kan? Kesimpulannya, untuk mereka yang bukan mahram kita: nggak perlu terlalu ramah. Beri saja kesan pertama kalau kita ramah, selanjutnya seperlunya saja. Senyum-sapa tiap ketemu, nggak bisa masuk dalam hitungan ‘seperlunya’.

Ramah? Would that be me? Semoga saja iya..  (NB : kalau ada yang mau nambahin silahkan nambahin di komentar.)