Follow Me

Tuesday, December 27, 2011

Sholat Tepat Waktu

December 27, 2011 0 Comments

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.. kawan! Apa kabar nih? Gimana sholat kalian? Nggak bolong-bolong kan… Perlu kalian tau, salah satu hal yang menyebabkan kita meninggalkan sholat yaitu karena kita nggak sholat tepat waktu. Mengulur-ulur waktu, sampai akhirnya kita lupa dan meninggalkan sholat. Aduuuh.. nggak banget de..

Sholat tepat waktu memang bukan perkara yang mudah lho. Ada aja halangan yang membuat kita menunda sholat. Sibuklah.. tanggunglah.. dan beribu alasan lain. Nah, ada sedikit tips nih untuk kalian! Semoga aja bisa Bantu kalian untuk sholat tepat waktu. Check this out!
Niat
Satu kata yang harus kita tanam dalam hati tiap kali kita akan melakukan sesuatu. Dalam islam, hampir semua ibadah di dalam rukunnya terdapat niat. Kenapa? Karena niat sangat berpengaruh pada sesuatu yang akan kita lakukan. Dengan niat, insya Allah sesuatu yang akan kita lakukan dapat terlaksana dengan baik. Jadi… detik ini juga, berniatlah untuk sholat tepat waktu lillahi ta’ala.
Jangan Jauh dari Masjid atau Mushola
kalimat diatas jangan disalah artikan ya… Maksud kalimat diatas, bukankah akan memudahkan kita jika selalu berada di dekat masjid / mushola. Coz, dengan begitu kita bisa mendengar suara adzan dengan jelas. Selain itu, kita juga tidak perlu susah-susah cari tempat sholat. So, nggak ada lagi alasan menunda sholat karena susah mencari tempat sholat.
Gunakan Alarm
Kalau adzan yang merupakan pengingat sholat sejak zaman Nabi Muhammad SAW masih belum bisa membuat kamu sholat tepat waktu. Gunakanlah teknologi untuk mengingatkanmu waktu sholat. Yup, apalagi kalau bukan alarm. Pasang alarm di handphone kamu di waktu-waktu sholat. Eits.. tapi, kalau alarm sudah berbunyi.. jangan cuma dimatiin lalu ngelanjutin aktivitas kamu. Turn it off and STOP all your activity, segeralah ambil air wudhu!
Bergaul dengan Orang-orang Sholeh dan Sholehah
Dengan berteman dengan orang-orang yang tau agama, otomatis akan membuat memudahkan kita sholat tepat waktu. Kok bisa? Jelas bisa… coz mereka akan mengingatkan dan mengajak untuk sholat tepat waktu. Nggak cuma sholat tepat waktu, kamu juga bisa sholat berjamaah dengan mereka. Percaya nggak percaya, bergaul dengan teman-teman yang kurang sholeh bisa membuat kita ikutan malas sholat tepat waktu. Coba deh, kamu ingat-ingat.. pernahkah kamu merasa seperti itu? Tapi, kita tetap nggak boleh pilah-pilih teman. Kalau kamu bisa, kenapa nggak kamu ajak mereka untuk sholat tepat waktu? Sesama muslim harus saling mengingatkan lho..

That’s all.. tips untuk sholat tepat waktu. Next, tinggal kamu yang menentukan wheter you’ll do it or not. Mulailah dari saat ini juga.. gunakan kesempatan yang ada! Contohnya sholat dhuhur berjamaah di Masjid Ulul Albab tercinta. Jangan sia-siakan waktu yang diberikan sekolah pada istirahat kedua. Masih merasa susah untuk sholat tepat waktu? Ingatlah satu hal, difficult things can be easy when you try to learn it and learn to do it. SEMANGAT!

(* sebuah artikel yang dibuat untuk mengisi buletin Ulul Albab SMA 1 Purwokerto *)

Saturday, December 24, 2011

Diam! Jangan Mengeluh Lagi!

December 24, 2011 0 Comments

Mengeluh? Lagi? Apa kau tidak bosan.. pada tiap keluh yang kau lontarkan?

Hem.. cobalah sejanak tahan lisanmu. Diamlah sejenak tiap kali kau ingin mengeluhkan sesuatu, apapun itu.  Diam lah sejenak, barang sedetik.. untuk sekedar menyadarkanmu.. sekedar mengetuk kembali hati dan otakmu.

Coba sejanak diam dan resapi, daripada keluh itu kau lontarkan, alangkah lebih baik kau pikirkan bagaimana mensyukuri nikmat Allah yang luasnya melebihi langit dan bumi. Apa yang hendak kau keluhkan tak seberapa jika dibandingkan nikmat dariNya. Masihkah kau mau mengeluh?

Coba sejenak diam dan biarkan otakmu berpikir jernih, apakah keluh yang hendak kau lontarkan dengan lisanmu lantas mengubah keadaan? Lantas menjadikannya lebih baik? TIDAK! Sungguh, kau tahu itu.. keluhanmu justru memperburuk keadaan. Ada banyak hal yang bisa kau lakukan, ketimbang mengeluh dan terus mengeluh.

Apakah himpitan ini yang membuatmu mengeluh? Atau kau saja.. yang kurang bisa maknai situasi dan kondisi sebagai sebuah nikmat darinya?

Percuma, kau keluhkan ini itu pada semua.. kalaupun mereka mendengar, kau hanya membuat mereka ikut dalam aura gelapmu.

Mulai sekarang, bisakah kau ganti keluhmu dengan diam? Diam, berpikir sejenak. Atau cepat-cepatlah istighfar kala keluh terlanjur kau lempar..

Benar-benar ingin mengeluh? Jangan kepada manusia! Luangkan waktumu untuk berkhalwat dengan Sang Khaliq, yang Maha Mendengar.. kalau perlu menangislah! Agar hatimu tak batu.

(*teruntuk diriku yang belakangan ini seringkali mengeluh*)

Friday, December 23, 2011

Menuai Berkah dengan Basmallah

December 23, 2011 0 Comments


Bismillah Ya Rahman Ya Rahim..
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Lafal basmalah di atas merupakan kata yang sering jumpai. Lafal bismillah biasanya diucapkan, untuk memulai suatu kegiatan. “Kita buka acara ini dengan membaca basmalah bersama-sama”, pasti tak asing lagi kan?
Bukan hanya dalam acara-acara resmi, atau pengajian yang harus kita awali dengan basmalah. Seharusnya, tiap apa yang kita lakukan harus dimulai dengan bismillah. Mengapa..? Karena mengawali aktivitas dengan bismillah bisa bermakna kita melakukan aktivitas tersebut dengan nama Allah, lillahi ta’ala.

"Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (Al An’am: 162)

Ada banyak banget manfaat atawa hikmah yang bisa kita dapetin dari kebiasaan mengawali dengan basmalah. Apa aja sii? Pernah denger lagunya opick yang judulnya Bismillah? Liriknya gini nih..

Bismillah Ya Rahman Ya Rahiim
Bismillah mula-mula, bismillah yang mengawali
Bismillah akan membuatmu bahagia
Dengan Bismillah hati kan terjaga
Lalu keberkahan menaungi kita

Bismillah dan melangkah, bismillah lalu bekerja
Bismillah di dalam hati ku tenang..
Karena semua adalah milikNya
Bahkan nafas adalah kemurahanNya
Bismillah Ya Rahman Ya Rahiim

Kalau dari lagunya opick, kita bisa liat ada 4 hikmah jika kita mengawali segala sesuatu dengan bismillah.
  1. Membuatmu bahagia
Mengawali bismillah pada tiap aktivitas kita akan membuat kita bahagia. Percaya nggak? Coba aja deh.. mulai detik ini mulailah segala hal dengan menyebut namaNya. Dijamin hari-harimu akan lebih bahagia. Mengapa? Karena Allah bersamaMu, kamu sudah memulai segalanya dengan menyebut namaNya. Maka bukan hal yang mustahil Dia akan menyemai benih bahagia di hari-harimu. Eiitss.. tapi bukan berarti dengan bismillah, hal yang buruk jadi bernilai baik lho. Misalnya nih, kamu mau nyontek mbaca bismillah dulu.. waduh-waduh, nggak mungkin kan Allah senang dengan perbuatanmu itu. Hehehe J

2. Hati kan terjaga
Ketika kita memulai dengan bismillah, maka hati kita akan terjaga dari hasrat ingin melakukan hal yang tidak baik. Dengan bismillah, otomatis kita akan mengingat Allah, dan dengan mengingat Allah.. kita akan selalu merasa diawasi. Perasaan sedang diawasi oleh Sang Maha Melihat inilah yang akan mencegah kita untuk berbuat hal-hal yang tidak baik, mencegah hati tuk berburuk sangka, pokoknya hati kita kan terjaga deh! J

3. Keberkahan menaungi kita
Ketika kita sudah menyebut namaNya untuk memulai semua, maka aktivitas yang akan kita lakukan insya Allah akan diridhoi oleh Allah dan dinilai sebagai bentuk ibadah kita kepada Allah. Dan saat aktivitas tersebut diridhoi oleh Allah, itu berarti Allah akan memberikan keberkahannya pada kita. Ya, percayalah.. dengan melafal basmalah memulai semua, maka lihatlah.. keberkahan menaungi kita.

4. Hati ku tenang
As i said before, dengan menyebut nama Allah.. maka kita akan mengingatNya, dan dengan mengingatNya hatipun menjadi tenang. Seperti dalam firmanNya,

 "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (Ar Ra’d : 28)

Waah... ternyata banyak ya hikmah yang bisa kita dapatkan kalau saja kita memulai semua dengan menyebut namaNya. Jadi tunggu apa lagi? Ayoo.. mulailah semua dengan bismillah. Memang bukan hal yang mudah siih membiasakan diri mengawali semua dengan basmalah. Tapii.. kalau kita mau mencoba, pasti bisa kok. Okay? Kuatkan tekadmu, dan Bismillahirrahmanirrahim.

Tiga Kata Ajaib

December 23, 2011 0 Comments
Mungkin belum ada yang pernah mendengar lagu anak-anak ini. Tapi tak ada salahnya kita membahas pesan dari sebuah lagu anak-anak yang manis, simpel tapi mengena. Mengingatkan kita akan tiga kata ajaib yang sekarang ini sering terlupa tuk diucapkan. Begini sepenggal liriknya,


Ada tiga kata yang sangat ajaib..
Yang dapat mengubah hidup kita..
Caranya mudah coba dengarkanlah dan, ikuti aku...!

Yang pertama, katakan tolong setiap kau minta bantuan..
Yang kedua, terima kasih jika ada yang datang membantu
Lalu ketiga, ucapkanlah maaf bila ada hati yang kau sakiti

Katakan semua setulus hati, dan keajaiban akan terjadi!




Tolong, terima kasih dan maaf ketiga kata yang disebut ajaib di lagu tersebut, bukanlah kata-kata yang asing di telinga kita. Kita semua sudah mengenal ketiga kata tersebut dari kecil, orang tua kita yang mengenalkan. Ya, ada banyak sekali kebiasaan baik yang sudah diajarkan orang tua kepada kita, sayang sekali beberapa diantaranya terlupakan, salah satunya 3 kata ajaib di atas.

Tolong
Betapa menyenangkan, dan takkan terasa berat jika orang yang meminta bantuan mengucapkan “tolong” pada kita. Ada rasa indah di sini, inilah seninya tolong menolong. Cuma dengan sebuah kata, maka hilang sudah kesan menyuruh. Tak perlu malu, tak perlu sungkan, mengucapkan kata tolong setiap kita meminta bantuan bukanlah sesuatu yang hina. Dengan mengucapkan kata tolong, orang yang dimintai bantuan akan merasa dihormati, dan insya Allah ia akan ikhlas membantu kita.

Tapi jangan lupa satu hal ya..

“……Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Al Maidah (5) : 2 


Terima kasih
Dan ketika bantuan itu sudah datang, ucapkanlah terima kasih pada sang pemberi bantuan. Dan tidak lupa pula pada Allah swt. yang mendatangkan bantuan melalui orang tersebut. Tolong menolong, adalah satu hal yang bisa mempererat ukhuwah islamiyah kita, dan yang memperindah adalah kata tolong dan terima kasih.
Bisa jadi, bantuannya tak seberapa.. tapi dengan kata terima kasih, sang pemberi bantuan akan merasa dihargai. Dan pastinya dengan senang hati ia akan membantumu lagi bila kau butuh bantuan. J

Maaf
Tutur kata dan tingkah laku kita boleh jadi menggores luka di hati orang lain. Dan kata maaf bisa jadi obat dari luka tersebut. Memang tidak semua hati yang tersakiti bisa sembuh total dengan sebuah kata maaf. Setidaknya, kata maaf adalah pertolongan pertama untuk luka tersebut. Obat lebih lanjut adalah menunjukkan rasa penyesalan dan tidak mengulang kesalahan yang kita perbuat.

Minta maaflah atas segala kesalahan yang mungkin menyakiti hati orang lain, baik itu kesalahan yang besar maupun yang kecil. Yang agak susah nih, biasanya orang yang sedang berantem. Biasanya gengsi yang mencuat tinggi hingga tak ada satu yang mau mengalah untuk mengucap kata maaf lebih dulu. Mengakui kesalahan yang kita perbuat tak berarti kita kalah. Bahkan, seseorang belum bisa disebut hebat kalau ia belum bisa mengakui kesalahannya. Kenapa? Karena ia belum bisa mengalahkan egonya. Hayoo.. yang lagi berantem sama temen, buru-buru dah minta maaf, inget marah kepada sesama muslim ada batasnya lho, 3 hari. Cuma 3 hari, jangan sampai lebih ya.

Alangkah indahnya kalau ketiga kata ajaib diatas kembali menghias hari-hari kita. Kebiasaan baik yang dulu diajarkan orang tua pada kita yang sering terlupa, padahal banyak memberi kita manfaat. Ayo! Lestarikan lagi kebiasaan baik yang hampir terlupakan, bingkai habluminannas kita dengan 3 kata ajaib diatas, dan lihatlah.. keajaiban akan terjadi.

Friday, December 2, 2011

Integrity

December 02, 2011 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim..


 Well.. kembali aku dibuat tersenyum, oleh mereka.. para peniti jalan yang asik, jalan asing. Mereka bukan follower yang ngikut saja pada kemana arus membawa mereka pergi. Mereka bukan air, yang hakikatnya mengalir dari atas ke bawah. Mungkin bisa dikatakan mereka adalah ikan salmon, yang siklus hidupnya aneh, karena berjuang melawan arus air, menaiki derasnya air terjun, menuju ke hulu walau kebanyakan orang menuju ke hilir. Well, again i am impressed, i am simpaty, i am interested to them, to the things they hold on tight.

Kalau kemarin, aku tersenyum pada mereka karena masalah hijab. Kali ini bukan tentang hijab, tentang sahabat dekatnya hijab? Bukan juga :P

Agak miris kalau harus menjelaskannya secara gamblang. Tapi biarlah miris, dari pada tulisan ini bukan memberi pencerahan tapi malah membuat keruh karena pesan yang tak tersampaikan.

Ini tentang integrity. Kejujuran. Kejujuran dalam arti seorang murid, seorang mahasiswa, seorang penuntut ilmu. Seperti kebanyakan kita tahu, sekarang ini.. kebanyakan dari kita (which is mean, bisa jadi aku salah satunya) sekolah atau kuliah tujuannya bukan lagi mencari ilmu, tidak lagi.. melainkan hanya sekedar ajang pengerjar nilai, IP, gelar, dan kawan-kawannya. Sadar tidak sadar, bisa jadi seringkali kita lupa pada tujuan dasar kita berada di sini (di kampus, di sekolah).

Hal tersebut di atas, kemungkinan besar terjadi karena keadaan saat ini yang menuntut semua pelajar baik itu siswa maupun mahasiswa untuk berprestasi baik, memperoleh nilai/IP setinggi-tingginya dan memperoleh gelar sebanyak-banyaknya. Dari kondisi yang ada itu, iman kita diuji.. integritas kita diuji.. sejauh mana ia menancap di relunghati, apakah ia hanya menancap beberapa meter, atau ia sudah menghujam dalam-dalam, erat dan tak tergoyahkan?

Kasus-kasus penguji iman dan integritas seringkali kita temukan di sekitar kita, mencontek, menyalin, bekerja sama di bidang ‘kejahatan’, dan csannya. Belum lagi maraknya bocoran-bocoran yang tiba-tiba saja menyeruak kala ujian sudah di depan mata. Menghela nafas, berat dan benci kala kita melihatnya. Geleng-geleng kepala, sesak nafas, tapi juga gatal ingin menjadi bagian dari mereka saja. Wah,.. kalau kalimat yang terakhir sudah terlintas di otak dan hati kita.. hati-hati!

Itu baru yang terlihat oleh mata, yang teraba oleh tangan, yang terasa kehadirannya. Adakah yang tak terasa kehadirannya? Ada! Sungguh ada! Bukan.. ini bukan kasus yang tidak kita lihat dan jauh dari pengetahuan kita. Bukan! Ia ada di depan mata kita, tapi somehow.. ia terlihat lebih cantik dan anggun. Ia menipu kita, hadir seolah bukan sebuah kebathilan (keburukan). Atau bisa jadi ia tidak menipu kita, ia tidak menyamar menjadi sosok yang terlihat baik, tapi kitalah yang rabun! Hati kitalah yang keruh, hingga sulit bagi kita membedakan yang haq dan yang bathil.

Ia hadir begitu saja, dimaklumi banyak orang.. bahkan bisa jadi kita ikut-ikutan mengangguk mempersilahkan ia untuk duduk di sebelah kita. Mempersilahkan ia membutakan hati nurani kita.

Contoh realnya : seseorang pernah bercerita padaku, tentang betapa ia benci, kesal dan jijik.. pada mereka yang suka mencontek saat ujian. Pada mereka, yang bisa dengan mudah mendapat nilai tinggi dengan modal mencontek. Pada mereka, yang seringkali nilainya mengalahkan orang lain yang benar-benar berusaha sendiri dalam mengerjakan ujian. Lalu beberapa hari kemudian, tanpa ia sadari ia membiarkan ‘sosok buruk rupa’ itu duduk disampingnya. Sebuah bocoran soal essay mata pelajaran X muncul di hadapannya. Takut dibilang pelit dan nyebelin. Ia sebarkan bocoran itu. Semua teman-temannya sibuk mencoba menyelesaikan soal-soal yang berjumlah 5. Tanya ke sana-sini untuk mendapat jawaban yang benar. Tidakkah ia sadar? Bahwa sebuah bocoran sama menjijikannya dengan tingkah temannya yang suka mencontek. Tidakkah hatinya berbisik ‘jangan! Ini salah!’ ketika ia melihat soal-soal itu? Lepas dari benar atau tidaknya bocoran soal itu.. itu tetap salah! Tetap sesuatu yang harusnya kita tentang keberadaannya, bukan malah kita terima dengan senang hati.

“Bukankah sesuatu yang salah, tidak lantas menjadi benar hanya karena banyak orang yang melakukannya?” (baca : noteku yang berjudul : hanya mengingatkan)

Astaghfirullah.. Astaghfirullah.. Ampuni hamba Ya Allah.. yang sering kali menutup mata pada kebathilan dan menganggapnya sebuah hal sepele. Ampuni hamba.. yang hatinya keruh dan sukar membedakan yang haq dan yang bathil. Ampuni hamba.. yang sering kali tak sadar kalau membantu mereka dalam ‘kejahatan’ juga merupakan hal yang salah. Ampuni hamba...  yang hina, yang imannya lemah karena hanya bisa membenci dengan hati. 

Kembali ke mereka yang seperti ikan salmon (bukan dalam arti yang sebenarnya  hehe). Yang mengetuk hatiku pelan. Dan berkata : ‘Ini salah. Kamu tahu itu. Ini salah! Jangan membuta, jangan menuli, jangan membisu. Bukankah kau tahu ini salah?’. Mereka berhasil membuatku tertegun dan mengangguk mantap. Untuk setidaknya menuliskan ini. Menuliskan kebenaran. Tentang integritas yang sekarang ini sedang terkucil, terasing.

#sebuah kelas mengajak ‘bekerja sama’ untuk meraih sebuah nilai yang tinggi. Sebuah ‘kerja sama’ yang memaksa tiap individunya untuk meninggalkan hati nurani dan mengucilkan integritas. Hakikatnya kelas itu membodohi diri mereka sendiri. Karena aku yakin, tanpa ‘kerjasama’ itu.. mereka bisa mendapat nilai yang tinggi. Hakikatnya mereka merugikan diri mereka sendiri, karena dengan ‘kerjasama’ itu.. yang mereka dapat hanya angka, padahal ada ilmu yang lebih indah untuk digapai.
Untuk ku, untuk mu, untuk kita semua.. Mari tajamkan mata, telinga dan hati.. untuk lebih mengenali yang haq dan bathil. Kemudian tanpa ragu meninggalkan yang bathil dan menggenggam erat yang haq, walau terasing, walau indahnya dunia kita dapat. Ada yang lebih tinggi dan indah di sana.. di hulu dan bukan di hilir. JannahNya.. Jannah milik Allah swt.

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?. "(Al Balad : 10)
Wallahu ‘alam bisshowab.

(no more menyontek, memberi contekan, nyalin tugas, menerima bocoran, bekerja sama dalam keburukan) Bismillah.. Insya Allah. Laa haula walaa quwwata illa billah.. Tetapkan hati ini hanya padaMU. ‘Ihdinasshirotol mustaqim’