Follow Me

Wednesday, May 30, 2018

RI #5: Melihat dengan Hati

May 30, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim.

Melihat dengan hati adalah ketika kita melihat suatu kejadian bukan sekedar yang tertangkap oleh panca indra kita. Ketika kita melihat hujan yang turun sore kemarin, yang kita lihat bukan sekedar proses daur ulang air di bumi, bukan sekedar aroma khas ketika air hujan bertemu tanah. Namun kita juga melihat.. Bahwa hujan adalah bentuk rahmat yang Allah turunkan untuk bumi. Bahwa hujan.. Adalah salah satu perumpamaan Al Quran. Sebagaimana hujan dapat menghidupkan bumi yang mati, begitu pula Al Quran dapat menghidupkan hati yang mati.
Melihat dengan hati adalah ketika kita melihat suatu pemandangan bukan sekedar berfikir tentang pengetahuan ilmiah saja, namun ketika pengetahuan tersebut bisa membuat kita bertakbir, serta mengucap hamdallah. Ketika kita melihat burung-burung pagi berterbangan saat hendak mencari makan dari sarangnya, kita tidak sekedar melihat, bahwa ada tekanan udara ke sayap-sayap mereka sehingga mereka bisa tertahan di atas udara. Namun kita juga mengetahui, bahwa yang bisa menahan makhluk avis tersebut dari jatuh, adalah Allah. Seperti yang Allah tanyakan pada kita di salah satu ayat-Nya,
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu" - Al Mulk ayat 19
Melihat dengan hati adalah ketika semua orang mengatakan tidak mungkin, tapi kita tetap percaya bahwa Allah Maha Berkehendak, dan tidak ada yang tidak mungkin di sisiNya. Melihat dengan hati adalah ketika semua orang mengatakan nikmatnya minum es campur dan makan ayam bakar madu di siang bulan Ramadhan, namun kita tetap percaya dan yakin bahwa nikmat terbesar seorang yang berpuasa selain saat berbuka puasa juga saat diizinkan melihat dan bertemu dengan Allah.
Melihat dengan hati... Mungkin tidak mudah, dan perlu banyak dilatih. Melihat dengan hati... Jika kita mau bisa melihat dengan hati di setiap situasi, baik saat suka, duka, gelap,maupun terang hari kita.. Maka kita perlu menjaga hati agar tetap bersih. Hindari sekecil apapun dosa, karena dosa dan maksiat menodai dan menutupi hati kita dengan noktah. Jika kita ingin hati kita bersih, meski dosa-dosa kita mungkin sudah membuatnya berkarat, maka kita perlu memperbanyak interaksi kita dengan AlQuran, membacanya, mendengarkannya, mempelajarinya, menghafalnya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah izinkan melihat dengan hati. Semoga Allah tetapkan hati kita condong kepada Din-Nya. Aamiin.
Allahua’lam.
Keterangan : Terinspirasi dari video ini.
***

PS: Dipublish 4 Juni 2017 di akun Facebook khusus Ramadhan

RI #4 : Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah

May 30, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim.

Akan ada saat dimana kamu ingin 'berhenti'. Rasanya tidak mungkin lagi untuk maju, karena dapat kau lihat dirimu makin hari semakin tenggelam. Ada saat dimana kamu ingin 'berhenti' karena seolah tidak ada harapan lagi, tidak mungkin ada lagi.
Saat saat itu.. pasti saat-saat berat dalam hidupmu. Saat-saat itu pasti semua hal seolah menyakitimu. Seolah kau berdiri sendiri dan tidak ada yang berada di sisimu.
Semoga di saat-saat itu Allah berikan kita kekuatan untuk membuka Quran, membacanya, kemudian tersungkur bersujud padaNya, meski kita tahu betapa diri hina dina berlumur dosa.
Semoga di saat-saat itu ada yang mengingatkanmu bahwa sebesar apapun dosa-dosamu, itu semua tidak pernah lebih besar dari Rahmat Allah.
Semoga di saat-saat itu ada yang mengingatkanmu bahwa sebesar apapun kesalahanmu, itu semua tidak pernah lebih besar dari dirimu.
Semoga kita tetap bersemangat memperbaiki diri di bulan Ramadhan. Di bulan istimewa ini, semoga kita diberikan kesempatan untuk mensucikan diri, lewat puasa, lewat doa minta ampun di waktu sahur, lewat amal shalih yang Allah lipat gandakan pahalanya, dan juga lewat interaksi kita dengan Al Quran. Aamiin.
Allahua’lam.
***
PS : Dipublish 3 Juni 2017 lalu, di fb khusus Ramadhan

Tuesday, May 29, 2018

Berkarya

May 29, 2018 2 Comments
Bismillah.

Ramadhan ini... gatau kenapa ada banyak motivasi berkarya yang masuk melalui tulisan penulis lain.

Pertama tentang kolaborasi kebaikan, cuma kalimat sederhana padalah, tapi mempu membuat saya berpikir untuk tidak terus membuat excuse. Tulisannya menekankan, bahwa perlu ada aksi, komunikasi, kalau mau bisa kolaborasi kebaikan, bentuk kolaborasinya banyak. Contoh nyata di tulisannya adalah kolaborasi buku. Aslinya ia menulis tentang review buku kolaborasi dari lima orang yang gaya kepenulisannya beda, tapi 'bertemu' karena sama-sama aktif di platform tertentu. Ada yang bisa tebak, buku apa?

Kedua, masih dari orang yang sama. Mungkin akan berlanjut tiga, empat dst. Karena fokusnya memang menulis tentang motivasi menulis. Secara, ia punya kelas menulis. Kali ini, tentang kaitan Ramadhan dan karya. Dalam lebih dari satu tulisan, ia menjelaskan bagaimana Ramadhan bisa jadi momen yang tepat untuk 'menelurkan' karya. Waktu berkah Ramadhan. Ia juga memberi contoh real beberapa karya, baik karyanya maupun karya orang lain, termasuk sirah shahabat tentang Ramadhan dan karya.

Ketiga, dari grup kulwap. Biasanya padahal aku sering skip dan ga baca, meski grup tersebut rutin mengadakan kulwap. Qadarullah baca materi menulis dari Dini Nuzulia Rahmah. Baca profile-nya, tulisan motivasi darinya, membuatku sadar, I still have long way to go J

Kelsey Meyer, penulis yang kemudian berkonsultasi dengan sejumlah penerbit dan pengarang, menemukan beberapa alasan yang memotivasi dalam penulisan sebuah buku.  
Pertama, karena frustrasi dengan lingkungan sekitar dan minimnya pengetahuan atau informasi mengenai sesuatu. Erin Callinan, pengarang buku Beautifully Bipolar, mengaku menulis buku karena dirinya kecewa dengan lingkungan sekitar.  
Alasan kedua, adalah ketika melihat banyaknya orang yang melakukan kesalahan yang sama. Ini merujuk pada pengalaman Stephen Monaco, yang menulis Insightful Knowledge. Ia menyadari dirinya harus menulis sebuah buku begitu melihat banyak orang melakukan kesalahan yang sama dalam satu teori, padahal kesalahan tersebut sebisa mungkin dihindari. 
Alasan ketiga, adalah menyadari bahwa gagasan yang akan ditulis terlalu besar jika hanya dimuat di blog. 
Alasan keempat, menulis buku ketika sudah mendapat informasi banyak dan riset yang mendalam tentangnya.  
Dan alasan terakhir yang mendorong untuk melahirkan sebuah buku tak lain adalah ketika sudah memulai menulis, maka tuntaskanlah sampai akhir.
- Dini Nuzulia Rahmah, dalam tulisan "Menulis Kebaikan, Menebar Kebermanfaatan", disampaikan di Kajian Online My Adventure My Tafakur
***

Aku pernah menulis di sini, tentang strong why, yang jadi syarat utama dalam berkarya, atau secara spesifiknya menulis dan menerbitkan buku. Dan aku memang belum memiliki itu, masih maju mundur, ga jelas, nyaman nulis di sini aja, tapi di sisi lain keinginan untuk nerbitin buku dengan tema 'itu' masih tependam jauh di lubuk hati. *hahaha bahasanya loh hehe. 

Banyakin doa di bulan Ramadhan. Really bell.. do that please!! 

Aku mungkin sok tahu, tapi gatau kenapa seolah apa yang Allah sajikan, jadi jawaban doa. Kamu belum punya strong why kan bell.. nih ada sekian banyak motivasi yang bisa kamu konsumsi, sembari mulai menata strong why pribadimu. Kenapa harus berkarya, kenapa harus lewat tulisan, kenapa harus buku. 

***

Terakhir, tulisan ini memang banyak bicara tentang diri. Banyak selftalk juga. 

Tapi izinkan aku tuliskan doa untuk siapapun, semoga Allah memudahkan kita untuk berkarya. Bukan cuma untuk diri sendiri. Tapi sebagai bentuk kita menjadi hamba Allah, bentuk slavery padaNya, melayani Din-Nya.

Ada yang inget ayatnya? Qul hadzihi sabilii.. *buka lafzi dulu deh.. hehe

قُلْ هَـٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Allahua'lam bishowab.

Monday, May 28, 2018

RI #3 : Bersyukur, Bertambah Nikmat

May 28, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim.

"Lainsyakartum...", ucapnya kemudian tersenyum. Aku refleks mengikuti lanjutan kalimatnya "....laazidannakum".
"Itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Bersyukurlah, biar nanti ditambah..." jelasnya. Membuat senyumku mengembang.
Dan aku, kembali dibuat merenung dan mengangguk dalam hati. Ia selalu bisa membuatku termotivasi tentang ini.
***
Alhamdulillah.. sudah hari ke empat Bulan Ramadhan dan kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Apa kabar tiga hari pertama Ramadhan? Sebelum Ramadhan.. pastinya kita punya target-target yang ingin dicapai, baik hal itu kamu tulis atau sekedar di otakmu. Mulai dari target tilawah, hafalan, amalan sunnah yang ingin dikerjakan, termasuk target olahraga, membaca buku atau target menulis.
Dari sekian target mungkin ada yang dengan lancar kamu centang checklist-nya, namun ada juga yang kamu tertatih-tatih mengerjakannya. Ada banyak alasan yang mungkin membuat target tersebut tidak terlaksana, atau tertunda pencapaiannya, bisa jadi waktu, atau kemampuan kita, atau kesibukan. Namun terlepas dari semua alasan tersebut ada satu hal yang harus kita ingat: jangan mengeluh, kecewa itu pasti, namun jangan mengeluh, bersyukurlah.

Setidaknya Allah mengizinkanku mencapai ini, ini dan ini

Bersyukurlah atas satu dua, atau beberapa target yang sudah kau capai hari ini atau hari kemarin. Karena sesungguhnya tanpa izin Allah, target tersebut tidak akan bisa tercapai.
Ini bukan tentang waktu luang sehingga kamu bisa menyelesaikan mengerjakan target A. Tapi ini tentang waktu yang Allah berkahi, sehingga kamu bisa mengerjakan ibadah A. Padahal bisa jadi.. waktu itu kamu gunakan untuk main sosmed, atau tidur, atau kegiatan lain yang tidak produktif.
Ini bukan tentang kemampuanmu sehingga kamu bisa melakukan target B. Tapi ini tentang Allah yang memberikan izin kamu mengerjakan kegiatan B. Padahal bisa jadi, kamu hari itu kamu stuck dan entah mengapa tidak bisa melakukannya, padahal di hari lain kamu terbiasa melakukannya.
Bersyukurlah atas itu semua.. karena sebenarnya yang membuat kita mampu melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat bukan iman kita, tapi Allah yang menggerakkan hati kita, dan hati kita yang kemudian menggerakkan tubuh kita. Allah lah yang memberikan kita kemudahan untuk melakukan ketaatan kepadaNya, dan IA juga yang memberikan kita kekuatan untuk pergi dan meninggalkan maksiat kepadaNya.

Setidaknya Allah masih memberiku kesempatan hidup untuk mengejar target itu, itu dan itu

Bersyukurlah.. karena Allah masih memberikan waktu pada kita untuk mencapai target yang tertunda itu. Mungkin tanggal 1 Ramadhan lalu tidak tercapai, dan terus tertunda hinggal 3 Ramadhan, tapi.. Allah masih memberi kita hari ini, 4 Ramadhan. Sekarang kita harus tunjukkan rasa bersyukur kita, dengan berusaha dan berdoa untuk mencapai target X.
***


images from post-it.com

Aku mengambil selembar post-it berwarna biru muda kemudian menempelkannya di salah satu lembar catatan setoran hafalan dan murajaahku. Diatasnya kutulis satu hikmah yang kudapatkan dari Teteh Musyrifah yang tiap pekan menyimak setoranku.
//Bersyukurlah.. Mungkin pertemuan saat ini cuma satu dua ayat saja yang bisa kau setor. Pasti kecewa, tapi jangan mengeluh. Bersyukurlah (14:7), mungkin dengan bersyukur, satu dua ayat tadi akan Allah tambahkan dengan satu dua halaman. Who knows?
‘Eh kurang’ ucapku dalam hati, kemudian mengambil selembar lagi post-it, kali ini yang berwarna pink.
//Tapi ingat.. cara bersyukur itu, bukan sekedar apa yang kita ucapkan di lisan. Tapi juga diwujudkan dengan berusaha lebih keras lagi dan berdoa lebih sering lagi. SemangKA!
***
Terakhir izinkan aku tutup tulisan ini dengan doa.. Allahumma a-inna ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika. Aamiin
Semangat berusaha dan berdoa mencapai target-target Ramadhanmu. Yang belum buat target, coba dibuat ya.. rencana itu penting, agar Ramadhan bisa menjadi produktif. Semangat!
Allahua’lam bishowab
***

Italic = fiksi

PS: Sudah dipublish tgl 30 Mei 2017 di facebook khusus Ramadhan

Friday, May 25, 2018

RI#2 : Bulan Diturunkannya Al Quran

May 25, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim.

Saat mendengar kata Ramadhan apa yang pertama kali kita pikirkan? Bulan puasa? Atau justru kolak pisang? Hehe.. Meski memang Bulan Ramadhan berbeda dengan bulan lainnya karena kewajiban berpuasa, ternyata Allah tidak mendeskripsikan bulan Ramadhan di Quran sebagai bulan puasa. Allah tidak berfirman syahru ramadhana alladzi kutiba fihi shiyam, bukan seperti itu bunyi ayat 185 dari surat Al Baqarah.
Syahru ramadhana alladzi unzila fihil quran, hudallinnasi wabayyinati minal huda wal furqan... (Al Baqarah : 185)
Bulan Ramadhan istimewa bukan karena diwajibkannya puasa, namun bulan Ramadhan istimewa karena di bulan ini Al Quran diturunkan. Al Quran.. yang merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, linnass, bukan hanya untuk kaum muslim tapi untuk semua manusia. Dengan Al Quran kita belajar bahwa manusia itu sama. Kita tidak bisa menjadi seorang rasis, atau seorang supremis, karena Al Quran mengajarkan kita untuk tidak merendahkan manusia. Ini terbukti ketika Al Quran dibaca dalam shalat... kita berdiri dalam shaf, tidak peduli warna kulit, tidak peduli jabatan, semua sujud di tanah yang sama, semua membaca Quran yang sama.

Interaksi dengan Quran Harus Meningkat di Bulan Ramadhan

Masih di ayat yang sama, dibagian akhir..
.... wa li tukabbirullaha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykuruun (Al Baqarah 185)
Ayat ini diakhiri dengan kata-kata yang indah, “agar kamu bersyukur”, pertanyaannya bersyukur atas apa? Balik lagi ke awal ayat.. agar kita bersyukur terhadap Al Quran.
Jika seseorang memberimu hadiah buku, lalu kamu meletakkan buku itu di rak sampai berdebu, apa si pemberi hadiah tidak marah? Jika seseorang memberimu hadiah buku, lalu kita justru memakai buku tersebut sebagai alas salah satu kaki kursi yang lebih pendek dari yang lain, apa sikap itu berarti kamu menghargai hadiahnya? Tidak. Jika seseorang memberimu hadiah buku, itu untuk kamu baca. Begitupula Al Quran.
Tugas kita sekarang adalah meningkatkan interaksi kita dengan Al Quran baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dengan membacanya, mentadabburinya, meng-hafalnya, dan mempelajarinya.
Saat Ramadhan ini berakhir, kita seharusnya menemukan hubungan baru dengan Al Quran, hingga seolah-olah kita tidak mau meletakkannya, hingga kita selalu ingin tahu tentangnya, dan selalu ingin membacanya lagi dan lagi.

Our Life Mission is to Get Closer to Quran

“Allah has given us a direct link to Him. No other religion has this. No other religion has this. What we experience in shalat is a direct link to Allah. Literally the word 'shalat' means link. It literally means shilah, connection, literally. And the words of Allah that are being recited are what connect us to Him.

It's the stretched rope of Allah from the sky to the earth. Quran itself. The more connected you are to the Quran, the more connected you are to Allah. The more disconnected you are from the Quran, the more disconnected you are from Allah. That's a fact.
You have to be, and I have to be, on a life mission to get closer to this book. And nobody can't say that they're close to the Quran. Nobody. This is an ocean that doesn't have an end.” - Nouman Ali Khan
***
Sebelum saya tutup tulisan panjang ini, ada satu hal yang harus saya dan pembaca targetkan di Ramadhan kali ini. Tentang hafalan Quran, buat target, harus menghafal x halaman, atau y surat. Buat target yang tinggi. Karena ketika kita menghafal suatu ayat, kita akan membacanya berulang-ulang, membacanya lagi dan lagi. Dan setiap kali kita membacanya, setiap huruf dari ayat yang kita coba untuk hafalkan, akan dicatat oleh malaikat sebagai amal ibadah kita, yang pahalanya dikalilipatkan di bulan penuh berkah ini.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang selalu dekat dengan Al Quran, hamba yang tidak hanya membaca Quran tapi juga memahami pelajaran di dalamnya dan mengamalkannya. Aamiin.
Selamat bermesra dengan Al Quran, di bulan mulia saat Al Quran diturunkan.^^
Allahua’lam bishowab
***
Penjelasan tentang Al Baqarah: 185 sumbernya dari youtu.be/EFreH2aLkjU

PS: Sudah dipublish tgl 28 Mei 2017 di facebook khusus Ramadhan

Doa-doa Kecil

May 25, 2018 0 Comments
Bismillah.

Berapa lama ya, ga ngisi blog ini? Hehe. Katanya Ramadhan mau produktif nulis Bell? Ehm.

***

Ramadhan itu bulan istimewa, waktu istimewa untuk berdoa. Buktinya, tepat setelah ayat yang menjelaskan tentang Ramadhan, adalah ayat tentang doa.

Tulisan singkat ini, hanya ingin sedikit mengabadikan. Tentang doa-doa kecil yang kita panjatkan kepada Allah. Setiap hari, di Bulan Ramadhan. Dan perasaan unik, bahagia, amaze, ga nyangka, saat ternyata doa-doa kecil itu disambut jawabanNya. Jadi banyak bersyukur, kalau doa kecil, yang menurut kita remeh saja, didengar oleh Allah, apalagi doa tentang hal yang menurut kita penting. J


***

Hari ini seseorang mengajarkanku sebuah doa. Doa meminta empat perkara, huda (petunjuk), takwa, 'afaf (dijauhkan dari hal yang sia-sia), dan ghina (kekayaan hati). Allah mempertemukan kami di Bulan Ramadhan, sebagai bentuk jawaban doaku saat 'lari' dan 'sembunyi'. Ia menjelaskan padaku, bahwa sekedar minta petunjuk saja tidak cukup, perlu minta taqwa juga, agar petunjuk yang sudah hadir bisa kita amalkan. Perlu juga meminta 'afaaf agar kita tidak rugi waktu melakukan hal yang sia-sia. Juga perlu meminta ghina (kekayaan hati). 

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.” Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina.

Sumber : https://rumaysho.com/968-doa-meminta-ketakwaan-dan-sifat-qonaah.html


***

Selamat mengisi hari-hari Ramadhan dengan doa, termasuk doa-doa kecil. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan Doa. J

Thursday, May 24, 2018

Tulis, Ga, Tulis, Ga, Tulis

May 24, 2018 0 Comments
Bismillah.



Dapat format ini dari grup NAK Indonesia sebelum masuk bulan Ramadhan. Seperti di judul, aku bertanya-tanya pada diri, perlukah kutulis daftar lecture favorit dari ustadz Nouman yang pernah aku tonton. Buat apa? Manfaatnya apa? Mending juga selain ngelist, juga buat tulisan resume atau insight yang aku dapat dari video lecture. Hmm.. 



Tapi setelah buat listnya, aku meragu, yakin bisa buat tulisannya? Jangan-jangan udah lupa sebagian besar dari isi lecture di atas. 

Dicoba dulu aja ya, tulis dulu aja.

A Balance Approach to Religion

Lecture panjang, di dalamnya ada kisah Robert Davilla. Tapi dari lecture panjang itu, yang paling mengena bagiku adalah, bagaimana untuk seimbang. Seringkali kita salah memahami ayat, karena kita tidak seimbang melihatnya. Di lecture ini juga.... aku jadi diingatkan, kamu suka lihat langit? Trus udah? Kagum aja bafus soalnya langitnya, awannya bentuknya kaya dinosaurus, bintangnya ada tiga biji yag terlihat, oh, it's half moon. Itu saja? Harusnya langit jadi pengingat kita untuk seimbang. Kita harusnya berkaca, hidup kita, keseharian kita, mana yang tidak seimbang?

Di lecture ini juga... dijelaskan bahwa kita cuma bisa berusaha. Dan banyak berdoa. Nyatanya kita manusia, ga sempurna, ga bisa menciptakan langit yang seimbang meski tanpa tiang. Kita cuma bisa berusaha, semoga Allah jadikan hidup kita seimbang. 

In Need of Wisdom


Gulf tour. Lecture panjang juga. Mungkin karena sering diulang-ulang, jadi kedekatannya dengan hati jadi besar. Bagaimana dakwah dengan hikmah. Masih harus belajar. Bagaimana satu ayat perlu dijabarkan lebar lebar, secara mendalam. Bukan justru, satu topik, trus asal ambil beberapa ayat. Bagaimana sikap kita, terhadap ulama, da'i. Bagaimana quran seperti hujan, dan orang beriman ibarat pohon atau tanaman yang hidup dan berbuah, beragam bentuknya.

Oh ya, selain video ini, ada video tanya jawab gulf tour yang juga istimewa. Di dalamnya ustadz Nouman mengajarkan untuk cuek bebek terhadap perkataan menyakitkan dari orang lain, baik itu dari orang asing, maupun dari orang yang kita sayangi, yang perkataannya sangat berpengaruh di hidup kita. Pasang muka tebal. Ga harus dijawab. Pas banget, bagiku yang saat itu, mungkin masih, sering perasaannya diobrak-abrik karena perkataan menyakitkan orang lain.

Full Night of Inspiration 

yang ngadain acaranya ICNA. penjelasan tentang al ma'arij. bagaimana jadi al musholin. Jadi orang-orang yang shalat itu... harusnya, minimal requirementsnya apa aja? Di video ini juga, ustadz Nouman sharing visinya perubahannya, dari yang dulu, untuk bayyinah.tv. Kalau dulu cari murid, setelah ustadz Haji/Umrah, ingin bayyinah cetak guru. Di sini juga... ada doa yang diajarkan, sampai aku jadiin cover page di fb dan twitter. Karena isi lecturenya bener-bener sesuai judulnya. full of inspiration. in syaa Allah. 

How Duaa Works


Video terbaru. yang lain list video lama. Maryam, doanya. Jujur aja ga nyangka, Allah bahkan mengabadikan momen dan doa itu, bagaimana makna di baliknya. Jaman dulu, mungkin ga banyak pendalaman tentang psikologi. Tapi lewat doa Maryam, jawaban yang Allah kirimkan, hikmah dibalik semua itu... beautiful (: Sesuatu banget. 

Surah Al Hadid


Bukan dari satu video sih, dari beberapa video yang membahas surat al hadid. Bagaimana quran diibaratkan sebagai hujan. Bahwa hati yang mati, bisa hidup lagi, atas izin Allah. Seperti Allah menghidupkan lagi bumi yang mati. It's easy for Allah. Kita cuma harus berusaha dan berdoa aja. 

Ayat perumpamaan hidup. permainan, senda gurau, dst. Perumpamaan petani, menanam benih, excited menunggu hujan, tumbuh, hijau, menguning. Sebelumnya cuma tahu artinya dari terjemahan. Lewat penjelasan ustadz Nouman jadi lebih terang penjelasannya. Dan menemukan daun kering di bawah, yang dengan ringan kita injak, jadi momen untuk berpikir. Terutama pas masih di Bandung, ga ada hari ga ketemu daun kering di jalanan.

***

Tambahan, special mention : Story Night Musa 'alaihi salam. Nonton versi fancam, di youtube, linknya sudah ga bisa diakses. Tapi kalau searching, ada versi fancam lain. 

Dalam quran ada banyak kisah. kenapa kisah? Karena kisah bisa lebih lekat di ingatan, saat menyimak kisah, secara tidak langsung kita juga mengingat hikmah atau pelajaran dari kisah tersebut.

Baca kisah Nabi Musa dari buku pernah, dari komik waktu masih SD juga pernah. tapi ini.. dari quran, sudut pandangnya, alurnya dari Quran. J

***

Sebenarnya ada video2 pendek yang mengena juga, tapi yang diatas memng aku fokuskan ke lecture panjang.

Video pendek, yang sekarang terlintas di otakku, ada tiga,

- Beware of men manufacture. Judulnya mungkin bukan itu. Sampai pernah hafal saking seringnya diulang. diingatkan untuk tegas sebagai akhawat. Diingatkan tentang aturan mengetuk pintu, foto, dll. 

- Video guidance and... lupa judulnya juga. Tentang doa, agar minta bimbingan mendekat kepada Allah. Ayat tentang kita pentingnya mengucap in syaa Allah, lalu doa itu.. jangan bandingkan dengan orang lain perjalanan hijrahmu. Ah.. pesan ini juga ada di in need of wisdom.

- put your trust in Allah. doa nabi musa, agar dilapangkan dadany, dan dimudahkann urusannya.


***

Segini dulu.. next, PR nulis pilihan doa dari quran. Juga, nerusin tulisan yang masih bersambung, yang akhir-akhir ini gatau kenapa banyak yang berkunjung. Harus diberesin hehe. Biar ga hutang J In syaa Allah.

Mohon doanya ya. Doa yang baik-baik. 

Wednesday, May 23, 2018

RI #1 : Memulai dengan Bismillah

May 23, 2018 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim.


26.05.17 17:00
“Sudah H-1 Ramadhan Ma.. tapi entah mengapa aku justru galau” ucapmu dengan selapis kaca di matamu.
“Aku takut Allah tidak mengizinkanku bertemu Ramadhan lagi...” lanjutmu
“Aku takut... aku membiarkan Ramadhan lewat saja tanpa mendapat ampunan dari Allah..” pungkasmu, kemudian menunduk menyeka ujung matamu yang basah.
***
Mungkin aneh.. jika ada seseorang yang justru merasa galau dan restless di sore menjelang Ramadhan hari pertama. Tapi kenyataannya, ada orang-orang yang takut untuk sekedar bertemu Ramadhan. Bukan berarti hati tidak gembira, siapa yang tidak gembira.. menyambut Ramadhan, bulan yang Allah buka pintu kebaikan sebesar-besarnya, dan Allah tutup pintu keburukan. Siapa yang tidak gembira.. akan menemui bulan, yang setiap amalan di dalamnya di lipat gandakan?
Mungkin memang terdengar sedikit aneh, tapi mungkin ada orang-orang seperti itu disekitarmu. Justru semakin dekat dengan Ramadhan, ia tidak dibuat tenang. Karena memang manusia tidak ada yang tahu kapan kita dipanggil menghadap Allah. Bahkan bisa saja, kita ditakdirkan wafat saat detik-detik menuju Ramadhan 1439H. Itulah mengapa taubat seorang hamba tidak boleh ditunda-tunda, tidak boleh ditunda menunggu hari Jumat, atau menunggu Ramadhan, atau menunggu tua.
***
26.05.17 17:42
“Sudah masuk magrib, pulang yuk”, ajakku. Kau melihat jam di tangan kirimu, kemudian berbisik pelan, entah mengucapkan kata apa.
“Tentang ketakutanmu...” ucapku membuatmu mengangkat wajahmu dan memandang mataku lembut.
“Adalah hal wajar ketika kita takut akan hal-hal yang tidak kita ketahui. Adalah hal wajar ketika kita takut, karena kita tahu betapa lemah dan banyak kekurangan pada diri”, ekspresi wajahmu tak terbaca.. kau menunggu aku menyelesaikan ucapanku
“Tapi kita Allah berikan kesempatan untuk bertemu Ramadhan lagi. Alhamdulillah. Tugas kita sekarang cuma menyebut nama Allah kemudian menjalani hari-hari Ramadhan, berusaha mengisi setiap detik di bulan Ramadhan dengan amal terbaik, kemudian banyak berdoa, semoga dosa-dosa kita diampuni.”
Kau mengangguk pelan, kemudian berdiri.. aku ikutan berdiri, kita berjalan berdampingan tanpa kata menuju ke masjid terdekat. Mungkin kamu sama seperti aku yang sedang banyak berdoa dalam hati.. ‘Semoga Allah kuatkan dan teguhkan diri untuk menjalani Ramadhan, dan meraih keberkahan serta ampunan di dalamnya.’
***

Kata Ajaib Itu: Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan ‘bismillahirrahmanirrahim’ artinya.. kita meminta tolong kepada Allah dalam setiap aktivitas kita. Dengan mengucapkan basmallah, kita menyebut namanya, nama, yang meliputi seluruh asmaul husna-Nya.
Dengan mengucapkan ‘bismillahirrahmanirrahim’ kita terlindungi dari mengecilkan karunianya. Dengan mengucapkan ‘bismillahirrahmanirrahim’, kita memohon rahman-Nya sekaligus rahim-Nya, kasih sayang yang begitu hebat saat ini, sekaligus kasih sayangNya di masa depan.
Setiap aktivitas kita.. semoga kita selalu ingat untuk memulainya dengan menyebut Nama-Nya. Karena dengan menyebut nama-Nya aktivitas sekecil apapun akan menuai berkah.
***

Selamat menjalani ibadah dan aktivitas di bulan Ramadhan ini.. semoga setiap amal kita diterima dan dilipatgandakan pahalanya. Semoga.. dosa-dosa kita diampuni. Aamiin.
Allahua’lam bishowab

PS:
2. tulisan italic adalah fiksi
3. Dipublish di akun khusus Ramadhan, 28 Mei 2017. Dalam rangka proyek menulis Ramadhan Aksara. 

Biarkan Angka Hanya Menjadi Angka

May 23, 2018 0 Comments
Bismillah.

#random #hikmah
-Muhasabah Diri-

Memangnya ada yang memaksa angka untuk berubah bentuk? Ada. Sebagian angka, menjelma menjadi bukan cuma angka.

***

Mungkin ada banyak yang ga tahu, kalau Mei ini saya sempat mengubah setting blog menjadi private.

Ternyata bersamaan dengan itu.. Allah titiipkan untukku hikmah yang ciamik, yang sayang kalau aku petik sendiri, jadi kuputuskan untuk menuliskannya di sini.

Selama setting-an private, otomatis yang bisa berkunjung ke blog cuma saya. Selama beberapa hari itu, saya rajin baca blog sendiri, boleh dibilang narsis, boleh dibilang bentuk menengok progres diri, boleh juga dibilang nostalgia album kenangan. Trus ada juga hari saya ga berkunjung ke blog, nulis aja, kalaupun butuh cari tulisan, di dashboard aja, bukan di alamat blognya.
gap
Tanggal berapa gitu, sesaat sebelum setting diubah publik lagi, saya menulis di sini, juga berkunjung ke salah satu tulisan. Lucunya, di statistik, tertulis, tiga tulisan yang dikunjungi. Why? Kok bisa? Sampai saat ini saya masih penasaran. Feeling saya, karena saya pakai button prev-next post. Jadi kebaca tiga sekaligus. Hmmm. 

Sejak itu, saya jadi sadar, kenapa setelah ganti theme, jumlah hit-nya makin tinggi. Selain karena banyak yang klik daftar tulisan di popular this week, juga karena keanehan perhitungan jika kita klik prev/next post

Saya perhatikan juga.. memang, seringkali kalau ada tiga tulisan yang diklik, itu adalah tulisan yang berurutan.

***

Pernah saya tulis di sini, tentang diri, yang manusia biasa, yang kadang terlalu sering cek statistik blog ibarat cek notification dari sosial media. 

Angka-angka itu.. semoga tidak membelokkan niat menulis. Jika ada yang aneh dari grafik angka-angka itu, anggap saja itu cuma kesalahan perhitungan. Hehe. 

Trus jadi inget juga, pernah baca di medium. Jadi kalau di medium kan ditulis, berapa view, berapa persen baca, fan/yang kasih claps berapa. Jadi berapa orang yang melihat itu sebenernya ga pengaruh sama sekali, termasuk ga menjamin tulisan kita layak dibaca hehe. Bisa aja soalnya cuma numpang lewat. 

Yang terhitung itu, kalau pembaca mau melakukan sebuah aksi setelah membaca. Seperti follow, atau subcribe, atau like fanpage kita. Claps matter kalau menurut penulis tersebut. Kalau menurut saya, ya itu karena medium termasuk blog, dimana orang indonesia jarang yang suka menunjukkan reaksinya, entah itu berupa claps atau komentar. Beda cerita kalau di sosial media seperti Facebook, like, atau komen, sama sekali ga pengaruh. Banyak yang asal like atau komen tanpa membaca, tanpa benar-benar baca sampai akhir. cuma hitungan detik aja, trus like aja, toh itu temen lama, atau komen aja, topiknya seru. Semacam itu.

Oh ya, saya sudah tahu.. cara mengakali agar tidak sering buka statistik blog ini. Simply, log in-nya pakai akun Magic of Rain aja. Karena Magic of Rain role-nya di blog ini cuma sebagai kontributor, bukan pemilik/manager. 

Sekian.

***

Katanya sekian bell? Hehe. Ada yang lupa.

Manusia.. mungkin karena kita manusia. Kita terkadang meletakkan angka bukan sekedar angka. Kadang salah ditempatkan di hati, padahal harusnya cuma ada di tangan.

Kalau lagi lupa, ingat-ingat lagi aib diri, betapa pembaca tidak tahu banyak. Kalau lagi lupa, ingat-ingat lagi, lebih banyak blog/web lain yang angkanya mungkin jauh lebih tinggi, dan manfaat yang disebarnya pun jauh banyak. Learn to stay low and humble, ingat-ingat dari mana kita diciptakan dan kemana kita akan kembali, dari tanah ke tanah. Angka itu.. biarkan mereka tetap menjadi angka. 

Terakhir, *beneran terakhir bell? hehe V peace

Kutipan dari Madarijus Salikin,
"Orang yang ikhlas tidak riya' dan orang yang shadiq tidak ujub. Ikhlas tidak bisa sempurna kecuali dengan shidq, dan shidq tidak bisa sempurna kecuali dengan ikhlas, dan keduanya tidak sempurna kecuali dengan sabar." - Ibnu Qayyim Al Jauziyah 
Semangat belajar bersabar Bella. Bersabar pada diri, yang seringkali menyebalkan dan seolah minta dibenci.

Mohon doanya ya. 

Allahua'lam.

Monday, May 21, 2018

You Can Find Yourself Again

May 21, 2018 0 Comments
Bismillah.

Singkatnya, mendekatlah ke Allah. Allah will tell you what's missing within yourself, who is your true self, and what's more hidden than a secret.

***

Tulisan ini sedikit banyak ambil dari video Amazed by the Quran yang berjudul The Path to Self Awareness.


Penggalan ayat 7 Surat Thaha. Fa innahu ya'lamussirra wa akhfa, Allah knows the secret and what's more hidden.

وَإِن تَجْهَرْ بِٱلْقَوْلِ فَإِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخْفَى
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.


Apa sih yang lebih tersembunyi dari rahasia?

Definisi rahasia, apa yang kita sembunyikan. Artinya, minimal kita mengetahui hal tersebut. Tapi ada juga hal di dalam diri kita yang kita bahkan ga sadar ia ada. Hal-hal yang ada di alam bawah sadar kita. Sesuatu yang tertanam dalam, mungkin dari memori masa lalu, dan hal tersebut mempengaruhi bagaimana kita berbicara, bagaimana kita bersikap serta melakukan sesuatu.

Terkadang orang memiliki sesuatu yang ia tidak ketahui. Ia merasa 'kehilangan dirinya', ada saat dimana ia begitu marah, takut, khawatir, gelisah, sedih, namun ia tidak tahu... apa yang salah, mengapa. Kemudian ia ke dokter, psikolog, psikiater untuk cari tahu, apa yang tidak ia ketahui tentang dirinya sendiri. Dokter hanya bisa membantu sedikit sekali, mencoba mencari potongan puzzle dari hal-hal yang tidak kita ketahui tentang diri kita, hanya sedikit tetesan saja.

Ayat ini.. Allah memberitahu kita, bahwa Allah tidak hanya mengetahui rahasia kita, namun Allah juga mengetahui hal-hal yang lebih tersembunyi dari rahasia. Allah tahu kita, Allah mengenal diri kita secara sempurna, lebih dari kita mengenal diri sendiri.


Ketika kita mendekat padaNya, setelah merasakan sakit dan pahitnya kehilangan diri sendiri. Allah akan bantu kita menemukan kembali diri kita.
Allah is saying subhanahu wata'ala that He knows you better than even that. He knows you better than you know yourself or (He  knows better than) anybody else can dig out of you.
What's the point of that? Fa innahu ya'lamussirra wa akhfa. The point of knowing that is, when you get to know Allah, when you start to remembering Allah, then Allah makes you more aware of yourself than you've ever been.
He starts opening up to you, your own consciousness, the things that are deep inside you that you weren't even aware of them, and you become a better human being, a healthier human being. You're able to combat some of the bad behavior that you have, some of the emotional stress that you have. 
Some people get very nervous, some people get very scared, some people get very angry, and they don't know why they get that way.
- Nouman Ali Khan, dalam seri Amazed by The Quran
Saat kita berusaha berjuang untuk berada di jalan yang lurus, jalan menuju padaNya, sembari banyak doa. Allah akan bantu kita perlahan menemukan hal-hal di diri kita yang tadinya tidak ketahui. Dan saat kita mulai mengenal diri lagi, Allah bantu kita menaikkan kembali rasa percaya diri kita, memberikan pada kita perasaan tenang dan jernih.

Fa innahu ya'lamu sirra wa akhfa. Betapa indah firmanNya ^^
The Quran says, wala takunu kalladzina nasullahi fa ansahum anfusahum (Q.S 59 : 19). Don't become like people who forgot Allah, so Allah made them forget themselves. Now, what's the opposite? If Allah made someone forget who they really are, truth about themselves. Those who remember Allah, Allah will make them trully aware of themselves. They're trully going to become aware of themselves.
So our closeness to Allah, one of its incredible benefits is actually our own awareness of self, our own awareness of self. And it alleviates us from so many sadness, and so many negative emotions in life, and saves us so much trouble in all of our relationship, even the one we have with our own self.
- Nouman Ali Khan

***

Refleksi diri, baiknya ga dibaca. Thanks.

Nonton video itu, nyalin kata-katanya, membuatku banyak berkaca. Semoga setelah ini, setiap kali aku baca ayat itu... makna yang aku dapat jadi lebih kaya. Bukan sekedar, oh, Allah tahu rahasia kita. Bukan cuma itu.. tapi bener-bener sadar, bahwa Allah bukan cuma tahu rahasia kita, bahkan Allah tahu hal-hal yang tidak kita ketahui tentang diri kita. 

Sometimes I get very nervous, sometimes I  get very scared, sometimes I get very angry, and I don't know why I get that way.

Seperti saat aku di depan pintu, kemudian aku tidak berani melangkah lebih jauh, memilih untuk bersembunyi dan bukannya masuk ke ruangan di balik pintu. 

Atau saat aku menanti, dan rasa gelisah, takut dan perasaan tidak nyaman itu seolah menyerangku dari segala arah. Balon-balon pikiran buruk, kertas yang penuh coretan, karena salah satu caraku menenangkan diri saat itu dengan menulis.

Atau saat aku begitu marah, sampai dada dan tenggorokanku sakit. Saat kulihat sisi gelap dari orang lain. Padahal sisi itu, meski tajam tidak menyentuh kulitku sama sekali. Tapi kenapa aku seolah bisa merasakan dagingku tertusuk meski cuma dengan melihatnya? *I know Bell, it's too much hiperbol V

Saat-saat itu.. semoga aku diberikan kesadaran untuk segera mengingat Allah. Untuk segera menengok kondisi hati dan iman, mungkin...saat itu aku begitu jauh dariNya.

Saat-saat itu.. semoga aku sadar, bahwa apa yang tidak aku ketahui, Allah Maha Mengetahui. Saat-saat itu... semoga aku sadar, bahwa Allah akan bantu untuk menemukan diriku, sisi yang aku sendiri gatau itu apa. Allah akan bantu.. aku cuma harus melangkah mendekat, kemudian memanjatkan doa, memohon padaNya dengan suara lirih.

Terakhir. Aku setuju banget sama kalimat ustadz Nouman. Bahwa awareness of self itu impact-nya sesuatu. Bisa meredakan banyak perasaan sedih, emosi negatif dan bantu kita menjalani hari dalam kehidupan yang sebentar, tapi apa yang kita lakukan di sini, berpengaruh ke kehidupan yang kekal kelak.

***

Semoga ga ada yang merasa kehilangan diri. Berat..., *eh?.. hehe ga jadi diterusin ah.

Semoga Allah jaga keimanan dan keislaman kita sampai akhir hayat nanti. Semoga Quran selalu jadi musim semi di hati kita, tali yang menghubungkan kita kepada Allah. Aamiin.

Allahua'lam.

The Sweetness of Iman

May 21, 2018 0 Comments
Bismillah.
#buku
-Muhasabah Diri-

Nukil buku, dari Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Cuma kumpulan quotes saja, ditulis sebagai pengingat diri.
"Jika sudah ada kedekatan hati dengan Allah, maka akan menghasilkan kesenangan dan kenikmatan, yang tidak bisa diserupakan dengan kesenangan di dunia dan tidak dapat dibandingkan... "
Iman itu memiliki rasa 'manis'.

"Karena iman itu mempunyai kemanisan. Siapa yang tidak dapat merasakan manisnya iman, hendaklah kembali untuk mencarinya, dengan mencari cahaya yang bisa mendatangkan manisnya iman."
Cari manisnya iman dimana? Ada dua, yang disebutkan Rasulullah shalawat serta salam untuknya.

Pertama.
Sabda beliau, "Yang dapat menikmati rasa iman adalah yang ridha kepada Allah sebagai Rabb, kepada Islam sebagai agama dan kepada Muhammad sebagai rasul."
Kedua.
Beliau juga bersabda,"Tiga perkara, siapa yang tiga perkara ini ada pada dirinya, maka dia akan merasakan manisnya iman, yaitu: Siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, siapa yang mencintai seseorang, yang dia mencintainya hanya karena Allah, dan siapa yang tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke neraka."
Jika tidak ada rasa manisnya? Curigailah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Jika engkau tidak mendapatkan kemanisan dan kesenangan dari suatu amal dalam hatimu, maka curigailah ia. Karena Allah adalah Maha Penerima syukur. Artinya, Allah pasti akan memberi pahala kepada seseorang di dunia karena amalnya, berupa kemanisan yang dirasakan di dalam hati, kesenangan dan kegembiraan. Jika dia tidak merasakannya, berarti amal itu disusupi setan."
***

Semoga kita dapat merasakan manisnya iman, bukan cuma di dunia, tapi juga di akhirat kelak. Aamiin.

Allahua'lam

***

PS: sebenernya blm puas sama desainnya. tapi udah kehilangan mood buat geser2 elemennya.

Sunday, May 20, 2018

Kolaborasi Kebaikan

May 20, 2018 0 Comments
Bismillah.

".... jadinya apa? kolaborasi kebaikan tidak akan terjadi," - RF

Membacanya, membuatku tersentil, berasa disindir. Aku sering menghalangi diri sendiri, menutup interaksi, yang efeknya, menutup peluang kolaborasi. Aku lebih suka sendiri, dalam diam. Membuka peluang kolaborasi itu baik, tapi itu juga membuka peluang lain. Peluang luka, karena miskomunikasi, luka jika salah satu mundur. Seringkali aku lebih nyaman seperti sekarang ini saja. Melakukan semua sendiri.

Kolaborasi juga membuka peluang, bahwa aku harus siap hati dan perasaan, siap lebih banyak belajar berbaik sangka, saling memahami dan memaklumi. Kolaborasi artinya, aku harus siap sering meminta tolong, siap ditolak permintaan tolongnya, siap dicuekin dan disilent reader-i wkwkwk. tata bahasanya jadi kacau.

***

But despite all of that scary thought, despite all of my worry. Sebenarnya aku ingon berkolaborasi. Karena saat ini, menulis sendiri itu, masih sulit. Buat buku antologi itu, bukan aku banget, somehow. Jadi ingin rasanya mengajak orang yang aku baca tulisannya, dan mungkin bisa diajak buat buku dengan tema dan topik yang sama. Berdua, atau bertiga. Tapi mengajukan ide kolaborasi itu sulit. Apalagi belum saling mengenal. Belum lagi memikirkan kemungkin ditolak ajakan kolaborasinya. Entah ditolak karena yang bersangkutan sibuk, atau karena skill menulisku yang masih jauh dibawah.

Bisa seharusnya hmmm

***

Bagiku, memulai sesuatu jika harus berinteraksi dengan orang lain itu... sulit. Mending ngerjain sendiri aja hehe. Tapi ngerjain sendiri juga ga kalah sulitnya, terutama aku bukan tipe yang punya cita, terus tancap gas dikejar. Aku sering kali berputar-putar di zona nyaman ini.

Sering bertanya lagi, bukankah menulis di sini saja cukup? Hmmm

***

#selftalk, tentang hal lain, beda topik, sudah bukan tentang menulis

It's almost 10 o'clock, yet I still unsure, unprepared, unmotivated. Masih belum genap sepertiga pertama ramadhan, baru masuk empat Ramadhan, semudah itukah semangatmu menguap Bell? Alasannya, akarnya, masih belum tertancap dalam kah? Jalannya sudah ditunjukkan oleh Allah. Matamu bahkan masih bersinar kemarin siang. Datang saja dulu, berapapun, sekalipun tidak ada hasil yang terlihat. Kamu salah, akui. Lalu segera bangkit belajar dari kesalahan. Harus bisa. Banyakin doa, ok?

Saturday, May 19, 2018

Capital City Life

May 19, 2018 0 Comments
Bismillah.

#hikmah #banyakcurhat

Sebenarnya ragu ingin menulis ini, takut jadi banyak curhat dan sedikit mengambil hikmah. Tapi topik ini sudah saya rencanakan untuk menuliskannya. Karena bagi saya, itu bukan perjalanan biasa. Ada banyak sajian pemandangan, pengalaman, dari Allah saat aku dan adikku, safar ke Ibu Kota dan Bekasi, 4-6 Mei lalu.

***

Kesibukan dan Kehidupan Keras di Ibukota

Kami sampai di stasiun Jatinegara, Jumat sore(4/5). Bergantian jamak dzuhur-ashar. Saat adikku shalat, aku duduk di dekat tempat charger hp, sekelompok anak SMA berkumpul, laki-laki semua. Aku berusaha cuek, duduk di lantai, hp di cash, buka buku, buka bekal makanan. Mereka ngobrol tentang tugas, ada yang buka laptop, aku ga terlalu fokus dengerin sih, tapi beberapa bercakap tentang pembagian kelompok tugas A, atau tentang commuter yang hendak mereka naiki.

Kehidupan Memang Keras, Namun Bukan Berarti Orang-orangnya Juga Keras

Di waktu berbeda, sabtu siang (5/5), untuk menuju MAJ Senayan, kami diarahkan saudara sepupu untuk naik komuter, dikasih tahu sekilas, beli tiket, yang one trip, trus nanti beberapa kali pindah kereta, pindah jalur. Aku cuma bawa tas kecil, adikku ga bawa tas. Kami baru pernah merasakan sensasi naik commuter line. Kereta penuh sesak, ada yang berdiri, ada yang duduk terkantuk, ada yang ga dapet pegangan, dll. Aku dan adikku cuma orang yang sesekali pakai saja. Baru sekali, aku bertanya-tanya, bagaimana dengan mereka yang setiap hari rutinitas transportasinya naik commuter?

Di pintu komuter, di stasiun selalu ada pengingat, agar berhati-hati atas ruang jeda antara kereta dengan stasiun, agar tidak jatuh. Aku lupa di Stasiun Manggarai atau Stasiun Tanah Abang, ada seorang ibu, membawa ibunya (nenek) dan dua orang anak usia SD. Saat turun, penumpang lain bersedia membantu.

Atau saat ada yang turun, dan ia membawa barang dagangan yang berukuran besar, seseorang rela bantu juga.

Masih hari yang sama... ba'da acara di MAJ Senayan. Kami duduk lama di depan sebuah gedung. Menunggu malam makin larut, mengobrol tentang kisah temannya adikku, kerja di Jakarta, gaji besar, namun.. ya gitu.. berangkat habis shubuh, pulang jam 12 malam. Aku memandangi lampu di gedung pencakar yang seolah berkerlip. Mengobservasi satu persatu karyawan gedung yang sudah tutup jam 10 untuk orang umum. Ada yang langsung pulang, naik trans, ada yang naik gojek, ada yang duduk sejajar dengan kami, menunggu jemputan. Malam itu memang malem minggu, jalanan masih terlihat ramai, kami sibuk menunggu. Menunggu hp, yang dititip charger di ruang kecil, tempat seorang petugas parkir gedung tersebut.

Tidak Semua Punya Tempat Tidur Beratap


Sudah berganti hari karena sudah lewat jam 12. Kami di depan Masjid Istiqlal, menanti, lagi. Kali ini menanti malam mendekati waktu fajar. Allah seolah ingin aku terjaga malam itu. Seolah aku diminta untuk menyaksikan suasana malam di trotoar depan Masjid Istiqlal. Penjual kaki lima, petugas yang menggarisi aspal dengan cat putih. Juga orang-orang yang tidur di jalanan.

[1]

Tak jauh dari sana, ada banyak anak muda yang berkumpul di spot wisata, berfoto-foto. Sekali lagi, hari itu memang malam ahad. Miris ga sih, betapa dekat, tapi kaya beda dunia. Beda gaya hidup, yang satu sengaja keluar rumah untuk 'senang-senang', sedangkan yang lain diluar, karena tidak memiliki rumah, atau supaya bisa bayar kontrakan rumah. 

Terjaga lebih lama membuatku banyak berpikir, teringat tulisan ini Teh Faiza yang saat itu belum lama kubaca, teringat kita, manusia yang hanya seorang musafir, di dunia bukan untuk tinggal. Teringat kisah unik, saat musafir datang ke rumah seseorang dan tidak ada perabotan di dalamnya, bukan tidak mampu membeli, tujuannya untuk mengingatkan, kita ga aka lama-lama di sini.

[2]

***

Ingin hati menulis juga, tentang silaturahim yang terjalin saat kami ke jakarta. Jadi kaya kumpul keluarga hehe. Tapi kayanya itu fokusnya jadi ke curhat. Jadi skip aja.

Apa lagi ya? Kemarin-kemarin rasanya banyak yang ingin ditulis. Apa karena sudah lama? Jadi banyak yang lupa?

Oh iya, tentang tempat dengan padang hijau luas, yang tempat shalatnya hanya muat sekitar 10 orang. Aku saat itu hadir, tanpa sengaja mendengar percakapan panitia untuk pengkondisian shalat. Alhamdulillah ada space yang bisa diberi karpet dan jadi tempat shalat. Ada ruangan depan dapur juga, yang bisa jadi tempat shalat. 

Miris sih memang. Apalagi setelah aku dan adikku jalan-jalan, baru pernah ke tempat golf hehe. Rumput hijau, luas, masih kelihatan gedung-gedung tinggi sih. Trus ke Ladies room, ada mushola kecil, kamar mandi dan wc-nya mah banyak, modern, bersih, mewah.

***

Oh ya, tentang tempat makan. Jadi karena adikku ga dapat seat untuk acara di MAJ, dan ga dapet jatah coffe break, dan kami belum makan dari siang, usai acara aku ga berlama-lama di MAJ. Khawatir, dan merasa bersalah karena adikku berkorban banyak demi nemenin kakaknya dateng acara di Jakarta, memenuhi kewajiban sebagai mahram, jagain kakaknya biar safarnya terhindar dari dosa. Jadi ingat, saat aku masuk gerbong komuter ladies only, dan adikku masuk gerbong di sebelahnya. Jadi komuter itu ada gerbong khusus perempuan, biasanya di paling depan dan paling terakhir.

Jadi kami makan, trus karena aku butuh cari supermarket, dan di mall itu kagak ada, akhirnya kami jalan sekitar 10 menit. Sebelum nemu supermarketnya, kami baru menemukan spot makan yang 'normal', yang cocok untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Aku jadi nyesel kenapa ga nurut adikku, untuk jalan aja dulu dan jangan tergantung sama google map hehe. Yaudah sih, memang bukan rejeki.

***

Udah aja kali ya, beneran jadi banyak curhat.

It's only three days and two nights trip, but it gives a lot of experience to me.

Lain kali, kalau diberi kesempatan, ingin safar lagi, biar bisa memetik banyak hikmah.

Selesai J


***

Keterangan foto + kisah dibaliknya:
[1] saat itu aku bertanya pada adikku, mereka lagi ngerjain apa ya? Kata adikku ngecat garis putih. Ak u tanya lagi, mereka kerjanya lembur sampai malem gini? Adikku jawab, justru mereka baru bisa kerja jam segini. Aku mengangguk setuju, kalau siang jalanan ramai. Beberapa menit kemudian, terlihat pancaran api dari alat yang dipakai pekerja tersebut. Aku tanya lagi ke adikku, itu lagi ngapain ya? Adikku, seolah-olah tahu banget pekerjaan itu jawab lagi. Kayanya untuk ngeringin aspal yang basah. Aku dalem hati ber-O, iya ya, kan kalau basah ga bisa di cat. Trus aku inget salah satu ceramah ustadz Nouman tentang buruh. Bahwa Allah menghargai buruh, orang yang bekerja pakai tenaganya. Mereka.. bisa saja berpangku tangan, mengemis, atau apalah. Tapi mereka memilih bekerja. Semoga Allah berkahi kehidupan mereka J Aamiin. 

[2] Masjid Istiqlal, sesaat setelah penantiannya selesai. Menjelang fajar, sekitar jam 3an. Satu jam sebelum itu, aku duduk di bangku semen di trotoar masjid Istiqlal. Adikku tertidur, sesekali tangannya mengipas-kipas, karena ada nyamuk. Kakiku terasa pegal, aku memilih berdiri dan berjalan menjauh 2 meter dari bangku. Bangku tempat adikku tidur diatasnya, dipayungi dahan pohon yang rimbun. Saat aku menjauh dua meter dari sana, aku bisa melihat langit lebih jelas. Kau tahu apa yang kulihat? Half moon. Aku memandanginya lama, kemudian kembali ke bangku, mengambil buku, kemudian menulis ini :
I've been focusing on waiting, and writing. When I get up cause my legs felt stiff and "pegel" wkwk. I just realize the half moon in the skies. It's beautiful, thinking how many phases till it reach the new moon, Ramadhan. Ya Allah berkahi Rajab dan Sya'ban serta sampaikan kami pada Ramadhan. Aamiin.

Friday, May 18, 2018

i.e.

May 18, 2018 0 Comments
Bismillah.
#random

Selain membiasakan menulis dan membaca, aku juga punya keinginan untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Aku tahu.. bahwa bahasa inggris, termasuk skill, kalau lama tidak digunakan, ya pasti menurun. Selama ini lebih banyak nerima input (baca, dengerin) tapi ga ada skill untuk speaking atau writing. Bisa sih, tapi ya gitu acak-acakan, terbata. 

Belajar secara teori kaya di sekolah atau dengan target skor toefl atau ielts berapa, gatau kenapa ga ingin belajar dengan cara itu. Pengen ke practical aja. Jadi deh, cari tempat, biar ketemu orang yang bisa diajak ngobrol bahasa inggris secara tertulis. Awalnya join line square, berasa anak muda gitu haha. Karena mayoritas pengguna line square anak generasi milineal, lahiran abad 20 hehe.

Aku join line square yang namanya English, Everyone. Sebelumnya pernah masuk line square lain, lupa namanya. Ga join chat tapi, karena merasa isinya useless *peace V Just small talks, greetings. Aku pengen bahas hal-hal serius gitu hehe. *jadi kangen Qaf Bandung. 

Aku masih bertahan, ga leave square, meski masih ga join chatroom-nya. Aku pikir, toh aku jarang buka line, in syaa Allah ga jadi distraksi. 

Trus aku cari-cari aplikasi lain di playstore. Pernah nyoba duolingo tapi gitu deh hehe. Ga cocok sama metodenya. Trus liat editor pick, ada aplikasi namanya Tandem. Fokusnya belajar via chat. Install dulu, nyobain. 

Make topic, chat beberapa orang, sebagian ga dibales, sebagian ada respon tapi ya gitu... harus sering tanya, harus inisiatif melanjutkan percakapan. Dan aku, dengan ambivertku, sering enggan memulai percakapan, kalau udah diem, yaudah males tanya lagi. Masih ga efektif. Tapi masih aku pertahankan sih, ga di uninstall.

***

Ada yang penasaran kenapa judulnya i.e.?


Jadi qadarullah aku nonton video, lupa tapi judul videonya.  Dan di sana disebutkan i.e.,bayangin aja ada yang pakai i.e.,di conversation, kan jadi bingung. maksudnya apa ya? ai i?

Trus qadarullah lagi, aku buka line square, ada post baru, tahu ga isi postnya apa? Penjelasan tentang bedanya e.g. dan i.e.

Trus,kan aku jadi heboh sendiri. Kok bisa, coincidence kaya gini? Aku jadi bisa ambil hikmah, bahwa masih ada kebaikan yang bisa diambil dari join line square. Bahwa usaha kecilku, kaya join line square dan install tandem, itu ga sia-sia. Buktinya ada pengetahuan baru yang aku dapetin.

Oalah ternyata ai i, itu i.e... oh jadi itu sifatnya mirip e.g. tapi ada bedanya. Bedanya apa? Baca di bawah, tulisannya buatan admin/co.admin, yang id-nya muffeehhh. 
Difference between e.g. and i.e. (By muffehhh)
Some of you have probably written these in your essays, but do know their definite use?
e.g. (exempli gratia) means "for example". This is used when you are giving list of examples that corresponds to your statement. An example sentence would be:
"European countries (e.g., Germany, France, etc) are relatively smaller in terms of area than Asian countries (e.g., China, Indonesia, etc)"
Notice that the countries mentioned are examples of the said group. China and Indonesia are Asian countries, meanwhile Germany and France are European countries.
i.e. (id est) means "in other words". It is used when you are giving pointers that strengthens your statement by giving more information about it. An example sentence that uses "i.e." would be:
"Indonesia is an archipelago, i.e., consists of many islands."
Notice that "many islands" is the definition of "archipelago". Therefore, it is a pointer that strengthens your statement!
Both e.g. and i.e. can often be used inside a bracket. This is done when you want to give more information about your statement, but you do not want to make it interfere with your sentence (refer to the example for e.g.).
Using e.g. and i.e. when used right can make your essay sounds more convincing, since readability might improve! So make sure you learn how to utilize these tools (unless you want to reach the minimum word count badly ^^).
One thing to note is that you should also write the two dots, one between the two letters and one after the second letter. This is different with a full stop, so do not be scared putting a comma immediately afterwards (refer to the examples).
Source: grammarly.com

Jadi kalau e.g itu menjabarkan jenis2nya. contoh :: Buah-buahan, e.g. apel, pisang, dll.

Kalau i.e itu semacam penjelas (in other words).
contoh :: khusnuzhzhan, i.e. berbaik sangka, positif thinking

semoga ga salah ngasih contoh ya hehe. Kalau di bahasa Indonesia gatau ada ga ya yang fungsinya mirip e.g. dan i.e??

***

Oh ya, aku udah atau belum pernah cerita ya? Salah satu hal yang bikin aku suka sama line square adalah penggunaan id. Jadi kita bisa seenaknya berubah nama, menjadi sosok baru, ga banyak yg tahu, orang ga perlu tahu id line asli kita. Suka aja, milih nama, milih pp.

***

Menulis tentang ini gatau kenapa ngingetin aku sama aplikasi yang beberapa waktu ini digunakan untuk SSS (Sharing Santai Serius, atau Serius Santai?) di komunitas NAK Indonesia. Namanya aplikasi Zoom. Biasanya aku tinggal install aja, penasaran juga. Tapi gatau kenapa belum ada motivasi buat install, nyaman ikut SSS di grup wa saja. Meski pasti feel-nya beda, baca penjelasan tulisan dengan mendengar langsung penjelasan tema SSS.

***

Sudah. Sekian tulisan random hari ini J

***

PS: Tiba-tiba kepikiran, gimana ya rasanya kalau punya teman pena orang non Indonesia. Saling kirim email gitu. Hmm.. Ada yang punya? Ceritain dong,..