Follow Me

Thursday, May 31, 2012

At Least

May 31, 2012 1 Comments
Bismillah..

Seorang teman bertanya padaku, "Ngapain sih ada nobar syria, bukannya serem ya? Kok malah ditonton bareng-bareng?". Dan aku saat itu, hanya menimpali sekenanya. Geram pada pernyataan di atas.

Beruntunglah, saat itu aku tidak banyak bicara. Takut-takut yang keluar dari lisan, bukan jawaban yang jelas dan terang, tapi sekedar jawab yang membawa emosi diri.

Hm.. begini, ijinkan sekarang aku menjawab pertanyaan di atas:

1. Karena belum banyak yang tahu keadaan saudara kita di Syria sana.
2. Karena hanya itu yang baru bisa kita lakukan, menyebarkan informasi dan berita tentang keadaan mereka.

Karena paling tidak, akan ada hati-hati yang tergerak dan trenyuh (baca: terharu) mendengar, melihat, menyaksikan kondisi saudara kita di syiria. Karena paling tidak, hati-hati yang tergerak itu.. mendoakan mereka di sana.

Ya Rabb.. Lindungi mereka.. Kuatkan mereka.. :'(

*gambar di atas, bukan tumpukan karung beras, melainkan saudara kita yang menjadi korban kekejaman Bashar Al Ashad.. TT

A ilaa Humma Allah?

May 31, 2012 0 Comments

Bismillah..

59. Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan Kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?"

60. atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).

61. atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.

62. atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).

63. atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).

64. atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".

Shadaqallahul adzim..

*QS An-Naml [27]

Let's Pray Dhuha!

May 31, 2012 0 Comments

Bismillah..

Rosulullah saw bersabda:
"Di setiap ruas ruas jari seseorang ada kapasitas untuk bersedekah.
Setiap tasbih adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah,
setiap tahlil adalah sedekah,
setiap takbir adalah sedekah,
memerintahkan kebaikan adalah sedekah,
dan mencegah kemungkaran adalah sedekah,
namun dua rakaat shalat dhuha yg dilakukan oleh seseorang menyamai semua itu.”
(HR Muslim)

*image taken from this

Pagi ini.. saat mentari sudah sepenggalahan naik, maukah kita..? meluangkan waktu sejenak. Untuk rukuk dan sujud dalam 2 rakaat dhuha. Menunaikan sedekah tiap ruas-ruas tulang dan sendi kita.

Pagi ini.. dan pagi-pagi selanjutnya, maukah kita..? menyapa dan berjumpa dengan Allah. Tidak hanya saat ujian dan musibah terhampar di depan mata. Tapi juga, saat dunia hadir dengan gelimang keindahannya, hingga untuk sekedar meluangkan waktu sejenak menghadap padanya (baca: sholat dhuha dua rakaat) rasanya amat sulit.

Ya Allah.. Bantu hamba, karena Tiada Daya selain Daya-Mu. Laa haula wala quwwata illa billah.. Ijinkan kami istiqomah dalam sholat dhuha kami, minimal 2 rakaat setiap waktu dhuha. Aamiin Ya Sami’..

“Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.
dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).
dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
lalu (hati) kamu menjadi puas.
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.
dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (QS Adh-Dhuha [93] : 1-11)

Birrul Walidain, Why Should?

May 31, 2012 0 Comments

-muhasabah diri-

Kenapa harus birrul walidain (baca: berbakti kepada orang tua)?



Tidakkah cukup perintah Allah sebagai jawabannya?
Cek QS Luqman 14
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua ibu bapaknya....”
An Nisa: 36
“....Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak”
 dan Al Isra: 23-24.
 “....dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.......” 

 Bahkan, Rasulullah juga memerintahkannya, seperti dalam hadist yang mungkin sudah sering kita dengar, lihat, baca:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata “Seseorang datang menghadap Rasulullah saw dan bertanya, ‘Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?’ Rasulullah menjab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Rasullah saw menjawab,‘Kemudian ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Rasulullah menjawab lagi, ‘Kemudian Ayahmu.’” (HR Muslim)

Juga hadist yang satu ini,

Dari Abdullah Bin Mas’ud ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amalan apakah yang dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua’. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’” (HR Al Bukhari dan Muslim)
Para Ulama juga sepakat akan hal itu,

Berkata Ibnu Hazm ra, “Birrul walidain adalah fardhu (wajib bagi masing-masing individu).” Beliau berkata dalam kitab Al-Adabul Kubra, berkata Al Qadhi Iyyad, ”Birrul walidain adalah waib pada selain perkara yang haram.” (Ghidza’ul Albab I/382)
·Terakhir.. Karena mereka dalah orang tua kita.

Karena mereka adalah orang tua kita, maka masihkah pertanyaan itu terbesit? Masihkah kita bertanya tentang alasan kita harus birrul walidain? Padahal dengan guru yang mengajar kita, dokter yang merawat kita.. kita patuh pada perintah mereka. Maka pada orang tua kita, ibu yang melahirkan kita, ayah yang mencari nafkah untuk keluarga, mereka yang merawat dan mendidik kita sejak kecil dengan penuh kasih sayang.. Apakah berlebihan, jika kita harus menaati mereka, orang tua kita?

Maka saat tanya di atas sudah terjawab (baca: pertanyaan mengapa harus birrul walidain), tunggu apa lagi..?

dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31] : 14)

Selamat berlibur^^ Selamat ber-birrul walidain J

*disarikan dari buku Bunda, Maafkan Aku karya Burhan Sodiq

Saturday, May 26, 2012

Patience when Denied

May 26, 2012 2 Comments
Bismilah..

Ini tentang IP dan jurusan. Tanpa bermaksud untuk bersuudzon (baca: berburuk sangka) kepada Allah... kuserahkan semuanya padaMu Ya Rabb..

Sungguh, jika tidak kusandarkan hati padaMu.. maka yang hadir adalah kegelisahan tak menentu, ketakutan tak beralasan dan perasaan tak mengenakkan di sini (baca: di hati).

Well, apapun hasilnya..
aku percaya.. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya. Maka semua akan indah pada waktunya.

“Allah, has the perfect timing: never early, never late. It takes a little patience & it takes a lot of faith. But it’s worth the wait.”

Jangan Ragu!

May 26, 2012 2 Comments

Bismillah..
Untukmu.. yang masih ragu untuk mengenakan hijab (baca: jilbab/kerudung).


Saudariku, apakah tidak sampai kepadamu, perintah Allah untuk berhijab?

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu...” (QS Al-Ahzab: 59)


Saudariku, bukankah sudah jelas firman Allah di atas? Lalu mengapa kau belum mantap?

Dan tidaklah patut bagi laki-laki Mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan Mukminah, apabila Allah dan RasulNya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al Ahzab: 36)

Saudariku, apakah karena hidayah belum datang lantas kau menunda kewajibanmu untuk berhijab?
Sudahkah kau meminta hidayah padaNya?

Dan orang-orang yang meminta petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk pada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (QS Muhammad: 17)

Atau sudahkah kau sendiri berusaha mencarinya?

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d : 11)


Saudariku, apakah kau ragu untuk berhijab karena takut tak laku? Bukankah Allah telah berjanji pada kita?

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (QS An-Nur : 26)


Saudariku, apakah kau siap menghadapNya dengan keadaan belum berhijab?

Tiap jiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” (QS Ali Imran : 185)

Maka saudariku, apa lagi yang membuatmu meragu? Wallahu'alam.

*disarikan dari buku Saudariku Apa yang Menghalangimu Berhijab? karya Syaikh Abdul Hamid al-Bilali dengan perubahan seperlunya.

Friday, May 25, 2012

Kita Di Sini - Mereka Di Sana

May 25, 2012 0 Comments

Kita di sini, berdendang dan tertawa. Lepas, seolah tanpa beban. Kebahagiaan ini? Tak inginkah kita bagi?
Kita di sini, besenda gurau dan tersenyum. Lupa. Lupa bahwa di sana.. ada saudara kita yang merintih sakit. Menangis menahan pilu dan sayatan luka. Lupa. Benarkah lupa? Atau melupakan?
Kita di sini, duduk-duduk santai, sembari bercerita tentang penatnya hari. Mengeluh pada hari yang tak pernah sempurna. Padahal di sana, ada saudara kita yang ditindas, namun keluh tak keluar dari lisannya. Padahal di sana, mereka tak bisa lagi sekedar merasa aman. Teror demi teror menghadang, seolah tinggal menunggu giliran, untuk terkapar di jalanan dengan badan berlumur darah.

Kita di sini, masih kah hanya bungkam? Padahal di sana, kejahatan kemanusiaan merajalela. Pembunuhan terjadi di tiap jam, menit, bahkan mungkin detik.
Kita di sini, masih kah hanya bungkam? Pura-pura tak tahu, pura-pura tak peduli. Padahal di sana? Mereka berhak untuk sekedar mendapat kepedulian dari kita, minimal doa kita. Masihkah kita akan bungkam? Diam saja. Jalani hari seperti biasa. Masih dengan tawa dan senda gurau. Acuh. Siapa mereka bagi kita??
Kita di sini, tak adakah yang bisa kita lakukan? Selain bersantai-santai, dan mengalihkan perhatian setiap kita temui berita tentang mereka. Tak adakah yang bisa kita lakukan? Selain tutup telinga dan tutup mata, pada mereka di sana.. yang dibantai tanpa ampun hanya karena masih beriman pada Rabb Semesta Alam, Allah swt.
Kita di sini, masih tak tergerakkah hati?
-untuk kita, yang hatinya berkarat oleh cinta dunia.
-untuk kitayang lupa, mereka (saudara kira) bukan membutuhkan bantuan kita, tetapi mereka BERHAK mendapatkan bantuan kita.
-.-

Bismillah.. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita, agar hati ini tergerak untuk mengetahui, peduli, lalu bertindak atas apa-apa yang terjadi pada saudara kita, di Palestina, Syria, dan di penjuru bumi.
Mungkin kita bosan melihat, menonton, membaca atau mendengar berita penindasan dan penyiksaan yang menimpa saudara kita. Hingga kita sering dengan sengaja memalingkan wajah, mengganti channel, dan tindakkan-tindakkan sejenis, untuk memastikan kita tidak perlu tahu berita tersebut.
Ah.. padahal itu berita tentang saudara kita. Ya, saudara kita. Saudara seiman yang wajahnya belum kita kenal, tapi hatinya dekat dengan kita. Saudara kita. Apakah kosakata saudara masih asing di benak kita?
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,...” (49:10)
Jikapun iya, kata saudara masih tetap asing di teringa kita. Apakah kita lantas acuh saja, melihat kejahatan kemanusiaan terjadi di Syria dan Palestina?
Apa-apa yang terjadi pada mereka di sana, seharusnya mengetuk sisi kemanusiaan kita.
Di Syria contohnya,
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, anak-anak yang dicabuti kuku-kuku didepan orangtua2 mereka, seraya dikata-katai: "jika kalian tidak bisa memberikan keturunan yg bagus, ayo datangkan istri-istri kalian biar kami setubuhi”
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang saluran airnya dimasukkan racun.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang perkampungannya di bom.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, gadis 8 tahun dan wanita yang diperkosa, kemudian tubuhnya di cincang dan di panggang.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para wanita yang dicabut bulu kemaluannya di depan suaminya, hingga suami gila tak tahan dihinakan.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para pemuda yang di tembaki, dipotong tubuhnya kemudian diletakan di depan rumah keluarganya, lantas dimintai ongkos peluru
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para tahanan yang kehausan, disuruh mangap, lalu mulutnya dikencingi.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada Al-Quran, dibolongin dg dicolok-colok dengan rokok. Pada Al Qur’an yang dijadikan target latihan nembak tentara.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang ketika disiksa berteriak "Allahu Akbar", lalu dibentak dengan perkataan "Rabbmu sudah lama mati”
Bagaimana hati tidak terketuk?
Tidak cukupkah informasi di atas untuk mengetuk dan menggetarkan hati kita?
-.-
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Pedulilah! Doakan mereka.. berikan donasi.. sebarkan informasi ini. Agar semakin banyak hati-hati yang tergerak untuk membantu mereka.
Coz, they need DESERVE our help.
Kita memang di sini, dan mereka memang di sana. Tapi jarak ini, tak akan menghalangi cinta kita untuk sampai ke mereka.
Teruntuk saudara seimanku di sana, ‘ana uhibbuki fillah’. Tetaplah berpegang teguh pada Islam. Semoga Allah mempertemukan kita di JannahNya. Aamiin.
Wallahu’alam bishowab.

Wajah Tak Ramah

May 25, 2012 0 Comments
-muhasabah diri-

"Pertama kali aku lihat kamu tuh, aku nggak pengen deket-deket. Mukanya jutek banget! Nakutin," celetuk seorang sahabat yang sekarang mungkin (i guess) sedang berada di Jatinangor, menjadi panitia sebuah acara kompetisi nasional. Dan mendengar komentar jujur nan lugasnya itu, aku berdalih.. "Emang iya ya?"



Actually, do not know what to write. Ini lagi-lagi tentang ke-ramah-an.
Tentang ku, yang memang tidak lihai dalam hal tersebut di atas (baca: ramah).
Tentang ku, yang lebih suka cuek dan tak peduli pada orang di sekitar
Tentang ku, yang baru bisa banyak tersenyum dan bercuap-cuap jika sudah lama kenal
Tentang ku, yang keras kepala. Mengalibikan sikap tak-ramah sebagai kepribadian yang melekat.

Padahal ini bukan saja tentang ku,
tapi juga tentang sunnah Rasul yang menyuruh kita untuk berbagi senyum pada saudara kita (baca: mahram, seiman).
Padahal ini bukan saja tentang ku,
tapi juga tentang orang lain yang bisa jadi -jika tak mau dikatakan pasti- terganggu menerima sikap tak-ramahku.

Hei.hei.. bukankah waktu itu, kau sudah menulis tentang ramah untuk menuntunmu bersikap ramah?
tidakkah kau takut akan murka Tuhanmu, Allah?

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS As-Shaff : 2-3)

:( hikss.. Ampuni aku Ya Ghoffur..

Thursday, May 24, 2012

Senyum Dari Hati

May 24, 2012 0 Comments

-muhasabah diri-

Dan senyumnya mengembang, tak begitu lebar memang. Tapi begitu mengena di hati. Aku hanya melihat dari kejauhan, ia yang berjalan dengan kruk, seorang yang lebih muda tampak mengikutinya. Ia berjalan berlawanan arah denganku, di lehernya terpasang alat unik –entahlah-, mungkin untuk menerima sinyal-sinyal dari syarafnya. Tapi senyumnya.. senyum itu jelas keluar dari hatinya, karena somehow.. aku tak bisa menolak untuk balik tersenyum kepadanya.

Dan senyum itu.. somehow seperti menggedor pintu hatiku. Ini tentang rasa syukur, yang terlukis begitu indah lewat senyumnya. Dan tentang rasa syukur, yang kuabaikan begitu saja.. padahal ada banyak nikmat Allah yang kucoba tuk dustai.

Dan senyum itu.. menghentakku keras. Bahwa ia yang menerima segala takdir dari Allah dengan ikhlas, senyumnya tak hanya lukiskan ketenangan jiwa, tapi juga membuat yang lain ikut merasakan betapa bahagianya ia.

Mengapa kulihat engkau begitu muram Bella? Tersenyumlah.. seperti yang dilakukan pria dengan kruk yang kau temui di depan gedung matematika ITB. Ya :) Seperti itu..