Follow Me

Friday, October 23, 2015

Baca! Jangan Baca!

October 23, 2015 0 Comments
Bismillah.
read me, don't read me
Ada yang tahu psikologi terbalik? Kalau dilarang jadi malah pengen ngelakuin? Kalau disuruh jadi males ngelakuin? Bener ga sih? Hehe. Sebenernya yang nulis juga cuma tahu sekilas tentang psikologi terbalik. Hehe.

Ini tentang tulisan di blog, kalau di awal ditulis : "Jangan dibaca", hasilnya? Kalau di awal ditulis: "Baca! Ayo baca!", hasilnya?

Pendapat pribadi aja sih, bukan survey atau observasi. Hasilnya tergantung seberapa besar niat yang melintas untuk membaca. Misal nih, ada yang seneng blogwalking, tapi sebenernya ga niat-niat banget baca, paling cuma satu dua tulisan pertama di blog aja. Mau ada judul tulisan yang menarik banget atau ada perintah jangan di baca, karena yang melintas ga ada niat baca yaudah ga baca, dia langsung pindah ke blog lain. Lain halnya kalau dari awal yang melintas memang tipe yang kalau baca satu dua tulisan oke, pasti dia lanjut ke tulisan lain sampai bosen. Kalau yang satu ini, meski judul tulisan ga menarik, dan di awal ditulis perintah baca, ya tetap aja di baca. Psikologi terbalik kadang berlaku, kadang juga ga berlaku.

Sependar Mentari Pagi

October 23, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Dari seorang ukhti nun jauh di sana,

"Aku berbicara begini karena aku pernah berada di posisimu. Kelak, kamu akan memperoleh kebahagiaan dan hatimu menjadi lapang karena hasil yang kamu tuai diiringi oleh keikhlasan, kesabaran dan kerja keras. Bertahanlah... Big girl cry when their heart are breaking." -mentaripagi

"Yang boleh gugur adalah yang telah menyelesaikan perjuangan. Bersabar dan kuatkanlah perjuangan." -mentaripagi

yang boleh gugur

"Hikmah dalam hidup ini sungguh bertebaran seperti cahaya matahari yang berpendar ke sana ke mari di muka bumi. Tinggal kita yang mau menangkap dan menyimpannya, atau mengacuhkannya. Cahaya matahari hari ini tidak sama dengan cahayanya esok hari." -mentaripagi

"Rabb, berikan kami pemahaman bahwa jaminan kesenangan dunia tidak lebih kami butuhkan dibanding kebahagiaan akhirat. Rabb, jadikan setiap peluh keringat dan perjuangannya sebagai amal shalih di sisi-Mu..." -mentaripagi

Kutipan di atas diambil dari sumber yang sama dari mentaripagi (klik disini untuk liat blognya).


Jazakillah khayran katsira, atas semua tulisannya.. *sedang senang blogwalking, menyerap banyak hikmah dari tulisan-tulisan di luar sana.

Perempuan-perempuan Tangguh

October 23, 2015 0 Comments
Bismillah.

komunikasi yang pas, tak lebih dan tak kurang

"Mengertilah, mereka perempuan tangguh tetap saja membutuhkan engkau, adam." -fatimahkurniawan[tumblr]

***

Ga ingin banyak basa-basi. Oh ya, ini fokusnya bukan tentang perempuan yang membutuhkan laki-laki dalam bingkai penikahan. Soalnya kalau dalam hal itu, in syaa Allah udah pada setuju kan? Memang kenyataannya Allah menciptakan kita (baca: perempuan) adalah sebagai pasangan kaum adam.

Ini tentang pembagian tugas di organisasi, unit, atau komunitas. Ingin mengingatkan saja, mari jangan melupakan fitrah.

Di satu sisi, untuk akhawat. Salut buat akhawat tangguh yang bisa melakukan banyak hal dalam kepanitiaan misalnya. Mulai dari nulis surat peminjaman, bolak-balik ke LK buat pinjem ruangan, bikin sususan acara, sampai angkat-angkat logistik yang diperluin pas acara (misal karpet, soundsystem, dsb). Ya, memang kalian perempuan tangguh, namun bukan berarti kalian bisa melakukan semua hal. Jangan melupakan fitrah, ada saatnya kalian perlu buang gengsi untuk minta bantuan ikhwan. Jangan sampai melakukan semua hal, eh dibelakang misuh-misuh karena ikhwan pada ga sensitif. Hehehe.

Di sisi lain, untuk ikhwan. Saran aja, kalau ada akhawat yang mau bantu satu hal, jangan tiba-tiba minta bantuan hampir semua hal ke akhawat. Mohon diperhatikan juga kondisi fitrah akhawat. Misal, ada akhawat yang ga masalah mau ditugasin jadi kadiv humas yang harus kontak sana-sini kontak banyak orang 'asing', tapi ada juga akhawat yang ngerasa ga nyaman harus bolak-balik kontak laki-laki 'asing' non-mahram/ajnabi. Atau contoh lain kalau misal liat akhawat ikut angkat-angkat apa gitu, jangan diem aja, tanyain atau justru ambil alih aja. Soalnya ada akhawat yang "yaudah biasa aja sih cuma angkat dua karpet dari gedung A ke gedung B," tapi ada juga akhawat yang diem tapi dalam hati misuh-misuh karena ikhwan ga ada yang sensitif. Hehe.

Allah-centric

October 23, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Allah centric, saat mendengar frase itu apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Centric dari kata central atau bahasa indonesianya pusat. Allah centric artinya memusatkan perhatian kita pada Allah. Gitu bukan? Atau, boleh dikatakan istilah "Allah centric" adalah istilah modern dari Allahu ghayatuna (Allah sebagai tujuan kita). Bener ga? Tolong koreksi ya kalau salah

***

"Average people are passion/desire centric, extra ordinary people are Allah centric." -islamicthinking [tumblr]

Allah centric, satu frase yang sederhana dibaca dan ditulis, namun prakteknya? Ya, Cuma orang-orang luar biasa yang bisa menjaga tiap detik, tiap langkah dalam hidupnya untuk terus berpusat pada Allah, titik patokannya Allah. Saat hendak melakukan sesuatu, yang dipikirkan adalah, "Apakah hal ini Allah sukai? Atau justru Allah benci?"

Sulit untuk menerapkan "Allah centric" di kehidupan sehari-hari, kenapa? Karena ada banyak faktor yang membuat kita akhirnya bimbang. Seperti di kutipan sebelumnya, rata-rata orang berpusat pada passion/desire mereka, mereka lebih sering melakukan apa yang mereka inginkan/sukai dan meninggalkan hal-hal yang mereka benci. Atau... Ada juga orang-orang yang "people centric", mereka ngikut kebanyakan orang, melakukan hal-hal yang disukai orang lain, dan meninggalkan hal-hal yang dibenci orang lain.

Thursday, October 8, 2015

Akhir yang Menentukan

October 08, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Sebenarnya sudah lama jadi draft di OneNote di laptopku, tanggal 17 Juli 2013 tepatnya. Dipicu dari membaca catatan kakak tingkat, senior di unit Aksara Salman ITB.

***


Rasanya.. Ingin copast tulisan tersebut. Kemudian menambahkan satu dua paragraf di bagian bawah.

Bahwa benar. Akhir yang menentukan. Karena sungguh, yang kita impikan adalah khusnul khotimah. Meski belum benar-benar sudah menjadi baik. Setidaknya, sedang berhijrah ke arah yang lebih baik. Seperti kisah si pembunuh 100 orang, yang masuk surga, karena sudah bertaubat, melangkah hijrah menjadi orang yang lebih baik.

Thursday, October 1, 2015

Adakah Diri Telah Jauh Tertinggal?

October 01, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri-
 
Bismillah..

Judul asli:  Gulir Waktu di ITB, Perlombaan Mahasiswa ITB dengan Waktu
Ditulis tanggal: 30 April 2013
Untuk: Draft G-Newsletter April 2013

***

“Jika dahulu aku berteman dengan waktu,  maka sejak berada di ITB, waktu adalah rivalku.”

My rival: Time
Satu demi satu langkah yang kita ambil saat pendaftaran ulang mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung, kemudian mengantarkan kita ke dunia yang berbeda. Dunia, dimana waktu bukan lagi menjadi teman kita, ia adalah rival. Mulai saat itu, sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, kita berlomba dengan waktu.

Tahun Pertama

Adapun waktu saat TPB, ia berjalan cepat. Sehingga tidak begitu sulit bagi mahasiswa ITB, untuk menyeimbanginya.

Berbeda dengan kampus lain, dimana setiap mahasiswa baru sudah mendapat jurusan. Di ITB setiap mahasiswa baru, harus merasakan tahun pertama yang sering di sebut TPB (Tahun Persiapan Bersama). Fungsinya sesuai dengan kepanjangannya, mempersiapkan mahasiswa baru sebelum nantinya akan masuk ke jurusan. Beberapa materi dasar seperti kalkulus, fisika dan kimia di berikan di tahun pertama ini. Selain itu, ini adalah masa mahasiswa ITB untuk mencoba mengikuti banyak unit. Mereka bilang, tahun pertama ini.. “Tahap Paling Bahagia” di ITB.

Tingkat 2

Di Tingkat 2, waktu mulai berlari kecil. Di masa ini, mahasiswa ITB ada yang ikut berlari kecil mencoba menyeimbangi, ada pula yang tidak sadar sehingga saat jarak terlanjur tercipta, mereka mulai terengah untuk menyeimbanginya.

Jalan Hidupnya

October 01, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-
 
Bismillah.

roda kehidupan
Satu pekan yang lalu, tepat satu pekan yang lalu. Di hari sabtu pagi itu ia menorehkan barisan kata dalam blognya. Aku baru membacanya sekarang, namun tulisan singkat itu seolah mendorong jemariku untuk menuliskan paragraf ini.

Monday, September 14, 2015

Scroll and Scroll

September 14, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri-

Bismillah.
sumber gambar dari sini
"Salah satu hambatan menulis adalah lebih suka scrolling sosmed daripada baca buku atau nulis" -kirei




***

Ada yang tahu kenapa blog ini jarang diisi? Salah satu penyebabnya adalah hambatan yang aku tulis di atas. Ada yang merasakan hal sama? *cari temen hehe



Di era sekarang ada kecenderungan dari kita (baca: saya) memilih scroll sosmed daripada menulis. Ya, sosmed memang sifatnya dua arah, kita menulis (tweet, status, dkk) dan kita mendapat respon dari orang lain baik dalam bentuk like maupun komen, atau sekedar seen. Hal ini juga berarti sebaliknya, orang lain yang menulis dan kita yang memberi respon.


Pertanyaannya kita lebih sering yang mana? Menjadi yang menulis atau yang memberi respon? Oke kalau jadi yang menulis, isi tulisannya apa? Sekedar share kah? *menyindir diri sendiri. Kalau jadi yang respon, apakah yang kita baca membuat kita jadi punya konten untuk menulis? Atau kalaupun jadi tahu kabar teman, apakah ukhuwah kita dengannya baik, atau cuma sering komen-komenan di sosmed tapi di dunia nyata malah jadi jauh? Hehe.


Tolong jangan salah paham ya, tidak ada maksud menyindir siapa-pun, ini murni evaluasi untuk diri, yang saya beranikan share di blog karena siapa tahu bermanfaat buat orang lain.


***


Suka tidak suka, sadar atau tidak, sosmed menyita waktu kita. Jujur saya pribadi sering ga sadar menelusuri baris demi baris ribuan pesan di WhatsApp dalam sehari misalnya. Atau kalau buka sosmed lainnya, baik line, facebook atau tumblr pasti suka ga sadar tiba-tiba sekian banyak menit sudah berlalu. Padahal cuma scroll, sebagian di baca dan sebagian di skip. Ah, bener deh.. Bagiku scroll dan scroll sosmed mengurangi jatah asli membaca buku atau menulis. Dan jadilah semakin kering dan sepi blog ini dari tulisan.


Terakhir, untuk diri dan untuk siapapun. Mari kurangi waktu scroll sosmed kita, dan alokasikan untuk membaca buku dan menulis. Ada sebuah quote yang mengatakan, dua hal yang dilakukan penulis: membaca, menulis, setelah itu? Membaca lagi dan menulis lagi.
 

Yeay! Semangat membaca dan menulis! Fighting^^

Menjadi Bukit

September 14, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri-
 
Bismillah.

Menjadi Bukit
Bukan, aku bukan ingin cerita tentang 'andai aku menjadi bukit'. Aku ingin cerita tentang satu frase yang mungkin kita sudah jarang dengan.

"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit"

Tentang Menabung

Ya, aku mendengar pertama kali frasa itu berhubungan dengan menabung. Aku lupa apa kalimat lengkapnya, mungkin sebuah nyanyian, atau apa ya? benar-benar lupa -.- kalau ada yang tahu tolong komen ya? penasaran hehe.

Monday, August 24, 2015

My Heart Is Not That Strong

August 24, 2015 0 Comments
diambil dari sini
Bismillah.

"My heart is not that strong..." lirih suara berbisik pada diri.

***

Ya, seringkali untuk memotivasi diri kita sering berkata pada diri kalau kita quwwat, ya kita kuat. Namun tidak setiap waktu cara itu berhasil membuat kita menjalani hari-hari.

Terkadang, kita justru harus jujur pada diri bahwa kita tidak sekuat itu. Hati kita lemah, itulah mengapa dalam bahasa arab hati disebut 'qalb'. Qalb adalah sesuatu yang mudah terbolak-balik, seperti sebuah koin yang digantung. Begitu mudah berbalik meski hanya oleh angin sepoi.

My heart is not that strong...

Backspace

August 24, 2015 0 Comments

Bismillah.

Ada yang bilang, backspace dan delete adalah salah satu musuh seorang penulis. Kau percaya? Ya, bisa dikatakan backspace bisa jadi teman namun terkadang juga jadi musuh. How?

***

Backspace is a friend

Ada yang pernah melihat mesin ketik? Pernah coba pakai? Ada backspace ga? Hehe. Kita harus bersyukur banget dengan teknologi sekarang. Jaman dulu, kalau salah ketik maka kertasnya harus diganti dan diketik ulang. Era sekarang, mengetik dengan komputer, jika ada yang salah maka tinggal gunakan tombol backspace atau delete.

Backspace is an enemy

Ada yang pernah berkata pada diri, bahwa backspace adalah musuh penulis. Dengan hitungan kurang dari sedetik, sebuah tulisan bisa terhapus. Backspace membuat penulis peragu tak pernah menyelesaikan tulisannya, mengapa? Karena penulis lebih sering menekan backspace dari pada menekan huruf-huruf di atas keyboard.

But in life, there is no backspace...

Sunday, July 5, 2015

Kemampuan Bahasa Kita

July 05, 2015 0 Comments
Bismillah.

Pernahkah kita merasa begitu takjub pada kemampuan bahasa kita? Kemampuan yang diajarkan Allah kepada Nabi Adam?

diambil dari sini
***

Karena kemampuan bahasa ini kita gunakan sehari-hari, kita jarang merasa takjub. Kita hanya takjub pada anak kecil, balita yang baru bisa berbicara dan mengerti kata-kata orang disekitarnya. Kita takjub, karena anak sekecil itu kita tahu awalnya hanya bisa menangis, tapi sekarang ia bisa mengenali kata-kata dalam sebuah bahasa, meski dengan keterbatasan lisannya yang masih begitu muda.

Aku juga begitu, aku sebelumnya jarang-jarang menyadari keajaiban kemampuan kita berbahasa, namun sebuah hal kembali mengingatkanku.

Beberapa waktu yang lalu, aku mulai tertarik mendengarkan ceramah dari ustadz-ustadz luar negri yang menggunakan bahasa Inggris. Awalnya begitu sulit menangkap kata-kata mereka jika tanpa subtitle bahasa indonesia. Namun aku ingin mendapat 2 ilmu sekaligus, isi ceramah dan juga belajar listening bahasa inggris, jadi aku paksa diriku mengakses video tanpa subtitle. Di awal-awal untuk memudahkanku menangkap apa yang pembicara sampaikan, aku biasa menggunakan fasilitas caption yang biasanya secara otomatis di create youtube menggunakan mesin Natural Language Processing (*asumsi hehehe).

Friday, July 3, 2015

Monday, June 8, 2015

Phobia Kamera

June 08, 2015 0 Comments

#fiksi

Bismillah.

Aku tidak pernah merasa sekhawatir seperti sore itu. Aku belum memiliki anak, namun hari itu aku seolah seorang induk yang kebingungan mencari anaknya. Kinan, bocah bisu itu tiba-tiba menghilang saat aku dan teman-teman sedang riweh mengatur anak-anak lain berbaris. Tidak ada yang menyadari ia tidak ada di sana, bahkan ketika jepretan kamera mengabadikan jajaran mahasiswa dan anak-anak panti.

Suasana mulai rusuh saat Ibu Pengurus Panti menelpon salah satu temanku, dan memberitahukan satu hal penting yang terlupakan.

"Kinan phobia difoto, tolong pastikan kinan ada teman yang menemani. Dia biasa menghilang saat sesi foto."

sumber gambar dari sini
Dan kami semua panik karena tidak menemukan kinan di barisan anak-anak panti. Kami berada di bukit Moko, tempat ini begitu luas, kami takut terjadi sesuatu yang buruk pada kinan. Dua belas orang terbagi menjadi empat kelompok pencarian. Dan tiga orang tetap di lokasi menjaga anak-anak dan memberi kabar siapa tahu Kinan ke sini lagi.

Sederhanakan

June 08, 2015 0 Comments

#fiksi

Bismillah.

make it simple (sumber dari sini)
"Ternyata semakin sederhana, jadi semakin indah" ujar seorang gadis yang menggunakan khimar berwarna krem (K).

"Ya, jika bisa sederhana, mengapa harus diper-rumit?" sahut gadis lain disebelahnya, ia menggunakan khimar berwarna hitam (H).

K: "Sederhana artinya kau tidak mencari perhatian banyak orang."

H: "Sederhana artinya setiap hal ada pada tempatnya, ada zona masalah dan zona solusi."

Aku Ngikut Aja...

June 08, 2015 0 Comments
#fiksi #SensiMe

Bismillah.

"Gue ikut"
"Ikut Lis,"

bebek yang suka ngikut aja, hehe (sumber gambar dari sini)
Awalnya, kalimat-kalimat singkat itu tidak mengganggu pikiran Lisa. Namun saat diskusi berlangsung dan kata "ngikut aja" muncul, Lisa mulai geram.

Lisa menempatkan diri sebagai moderator. Seperti kebanyakan moderator, Lisa membuka diskusi, menyampaikan sedikit latar belakang, dan bertanya pendapat peserta diskusi.

Diskusi singkat itu berjalan lancar, sampai Lisa tiba-tiba menyadari, peserta seolah sedang mengubah peran Lisa. Peserta satu persatu berkata "ngikut aja", saat ditanyakan kesimpulan dari diskusi. Lagi, peserta satu persatu membeo, ngikut saja, saat ditanyakan keputusan apa yang harus dilakukan.

Wajah Lisa mengeras, dahinya berkerut, namun ia masih berusaha mempertahankan senyum pahit di bibirnya.

***

Thursday, June 4, 2015

Makna Ramadhan Bagiku

June 04, 2015 0 Comments
-Ramadhan, Musahabah Diri-

Bismillah.

Mungkin mudah mengeja kata Ramadhan, namun mengeja maknanya? Aku tidak yakin aku bisa mengeja maknanya dengan benar. -kirei-

***

Aku belum pernah mencoba memaknai Ramadhan dalam hidupku. Sebelumnya, makna Ramadhan bagiku sama seperti makna Ramadhan bagi kebanyakan muslim lain. Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa, saat kita berpuasa sebulan penuh.

Namun kali ini, Ramadhan tahun ini, izinkan aku belajar mengeja maknanya.

Tahukah kamu mengapa Ramadhan begitu istimewa? Aku baru tahu beberapa waktu yang lalu. Atau mungkin sudah tahu, namun kembali diingatkan lagi beberapa waktu yang lalu. Ramadhan istimewa bukan karena puasa 30 hari, Ramadhan istimewa karena pada bulan itu Al Quran turun.

Hal ini dituliskan begitu jelas dalam QS Albaqarah ayat 185. Ayat itu bermula dengan kata syahru ramadhan, namun kata-kata selanjutnya, Allah menggambarkan tentang Quran.

alladzii unzila fiihil quran - di dalamnya (Ramadhan) diturunkan Al Quran
huda linnas - petunjuk bagi semua manusia
wa bayyinatil minal hudaa wal furqan - di dalamnya (Quran) terdapat petunjuk dan pembeda (yang haqq dan bathil)

Hanya ada satu ayat yang bercerita tentang bulan Ramadhan, uniknya, setelah ayat dimulai dengan kata syahru Ramadhan, yang dijelaskan setelahnya adalah tentang Al Quran. Bukan alladzi kutiba fiihi shiyam.

Lewat ayat ini, Allah seolah ingin mengingatkan kita, bahwa Ramadhan tidak boleh terlepas dari Al Quran. Ini adalah bulan yang Allah berikan untuk merayakan turunnya Al Quran. Al Quran yang menyatukan kita sebagai muslim, Al Quran yang membuat kita sama-sama berdiri dalam satu shaff.

***

Jika aku boleh mengeja makna Ramadhan, izinkan aku belajar memaknai Ramadhan (lagi) sebagai bulan turunnya Al Quran. Sehingga Ramadhan kali ini -jika Allah izinkan bersua-, semoga menjadi bulan saat aku memperbarui dan memperbaiki interaksiku dengan Al Quran. Lewat membacanya, mentadabburinya, belajar tafsirnya, menghafalnya, dan tentu saja, belajar mengamalkannya.

Mungkin pembaca heran, atau bingung membaca tulisan ini. Maksudnya, bukankah semua orang sudah tahu kalau Ramadhan adalah Bulan turunnya Quran? Ya, semua orang mungkin sudah tahu. Namun aku belum merasa memaknainya dengan benar. Maka kali ini, izinkan aku belajar memaknai Ramadhan dengan baik, lewat interaksi dengan Quran. Sehingga saat pelatihan Ramadhan selesai, Al Quran tidak lepas atau terlalaikan. Semoga meski Ramadhan sudah usai nanti, semoga Al Quran masih menjadi teman setia kita menjalani 'medan perang' yang sesungguhnya.

Allahua'lam bishowab.

Banyak terinspirasi dari video : Month of Forgiveness - Nouman Ali Khan, yang sudah ada subtitle Indonesia-nya.

Menangkap Langit Lewat Lensa

June 04, 2015 0 Comments

-opini, Muhasabah Diri-

Bismillah

sumber gambar dari sini
Selalu gagal dan tak seindah yang dilihat mata. Kau tahu? Selalu begitu jika kau ingin menangkap langit lewat sebuah lensa buatan manusia. -kirei-
***

Aku tahu ini lucu dan tak logis, tapi itulah aku. Sejak tahu bahwa lensa kamera mana pun tak pernah mampu menangkap keindahan langit, aku memilih untuk menikmatinya saja dengan mata.

Dan gemintang atau bulan purnama, juga awan putih yang menemani biru langit, atau justru langit senja yang jingga atau ungu atau biru. Aku memilih untuk menikmatinya sendiri lewat mata yang begitu kompleks dan ajaib diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Aku tidak berusaha lagi untuk menangkap indahnya langit lewat lensa buatan manusia, karena seringkali hasilnya hanya timbulkan kecewa.

Karena pertama, aku memang tidak ahli dalam fotografi. 

Baik fotografi yang mudah dan simple, maupun fotografi yang nyeni, termasuk di dalamnya, fotografi langit. Cakrawala yang tidak pernah kita lihat retaknya ini, menjadi terbatas jika diabadikan lewat lensa kamera. Tidak utuh, hanya menggambarkan sebagian. Tidak nyata, karena warnanya terbatas pada RGB atau CMYK.

Karena kedua, aku tidak memiliki kamera secanggih kedua bola mata ciptaan-Nya. 

Pernah di suatu pagi, pagi yang begitu istimewa. Adzan shubuh saat itu sudah berkumandang, namun bulan masih tampat indah di peraduannya. Bulat sempurna tanpa ada sedikitpun awan menghalangi sinar yang muncul di dalamnya. Saat itu aku pikir, kamera hp bisa merekam sedikit keindahannya, namun ternyata aku salah. Tidak ada keindahan tersisa saat aku menangkap rembulan dan langit fajar itu. Tidak ada, hanya langit gelap dan satu titik bulat kecil mewakili rembulan istimewa fajar itu.

Ya, dua alasan tadi membuatku selalu mengurungkan niat mengambil kamera, saat mega terbentang begitu indah. Aku kini lebih suka terdiam menikmati sajian langit, dengan dua bola mata yang masih diizinkan Allah bekerja dengan baik.

***

Friday, May 29, 2015

Kebahagiaan Sederhana Akhawat

May 29, 2015 0 Comments
-Untukmu Ukhti-

Bismillah.
"Bagi akhawat seperti kami, kebahagiaan itu sederhana." -kirei

Seringkali padatnya aktivitas, kesibukan, dll membuat orang bosan dan butuh refreshing. Bagi akhawat ternyata caranya mudah, hehe.

dari sini
Berkumpul bersama sahabat, memasak menu sederhana, makan bersama, bertukar cerita, dan terakhir nge-es buah. Kebahagiaan itu sederhana. Akhirnya setelah rencana demi rencana yang terus jadi wacana, hari itu rencana terwujud. Jumat, di hari yang penuh berkah kami menikmati hari bersama.

Di sela-sela proses memasak kami mengobrol, bercanda, tanya jawab tentang ini itu. Pada proses itulah kami menjadi lebih dekat, dan lebih mengenal kepribadian masing-masing. Mungkin sebelumnya kami memang sudah dekat, ikatan iman dan kesamaan semangat menuntut ilmu mempertemukan kami. Namun tatap muka dan salam sapa kami terbatas di sana, tidak pernah berbincang lebih dalam karena kesibukan masing-masing.

Kebahagiaan sederhana akhawat salah satunya adalah bertemu sahabat. Poin utama pertemuan kami bukan pada masak bersamanya, tapi pada kebersamaan yang menguatkan ukhuwah.

***

Dan rahasia kecil yang kita bagi, semoga menjadi pengerat ukhuwah kita. Bahwa kita mengenal satu sama lain bukan sekedar nama, jurusan, fakultas. Tapi juga hal-hal tentang hidupnya, termasuk kriteria calon suami. Hehhe.

Apa Kabar Adikku?

May 29, 2015 0 Comments
Bismillah.

sumber gambar
Perkenalkan, aku memiliki seorang adik yang biasa kusapa Aan. Nama lengkapnya Anugrah Cipta Pratama. Beda dua tahun denganku, tiga tahun dari jenjang pendidikan.

Aku dulu.. Begitu khawatir saat adikku beranjak remaja. Saat aku duduk di SMP dulu, ada yang pernah berkata, kalau sekarang susah cari cowok yang mata-nya bersih. Maksudnya? Bersih dari tontonan haram. Hm.. Itu satu ke khawatiranku.

Kekhawatiran kedua adalah tentang games online. Ini termasuk yang katanya ga bisa dihindari cowok jaman sekarang. Masalahnya games online yang aku tahu, pertama bikin kecanduan, bisa habis waktu dan uang untuk main di warnet. Kedua, isinya yang biasanya ga lepas dari pornografi. Aku ga pernah main sih, cuma baca-baca dan denger dari temen katanya gitu..

Dan kekhawatiran itu perlahan sirna.

Aku termasuk deket sama adikku. Biasanya aku seneng nemenin adikku nonton bola, atau motogp, karena papah, mamah, atau kakak ku ga ada yang suka. Kadang juga suka ngobrol tentang teman-teman cowok di sekolah waktu SD-SMA. Ya, sekedar berbagi aja, sekalian pengen tahu emang cara berpikir mereka gimana dengan nanya ke adik.

Pernah merasa lega banget, waktu adikku curhat suka diajakin temen main game online. Alhamdulillah adikku ga suka dan ga kecanduan. Malah bilang, game online itu ngabis-ngabisin uang, mending buat ditabung. Aku saat itu cuma tersenyum dan mengangguk.

Sejauh yang aku tahu dan lihat, Alhamdulillah adikku lebih banyak menghabiskan waktu dengan olahraga, atau kalau main game ya main game sepak bola, atau football manager. Setidaknya kekhawatiranku mulai menepis.

***

Tantangan perempuan dan laki-laki itu beda, emang beda.

Single Fighter, Doa, dan Cedera Main Futsal

May 29, 2015 0 Comments
Bismillah.

Maaf judulnya pasti membuat pembaca bingung, karena memang ketiga frase tadi sekilas tidak berhubungan. Tapi di satu dua hari yang penuh hikmah, aku menemukan hubungannya.

sumber gambar
***

Menempuh jalan yang sunyi membuat diri seringkali berfikir bahwa saat ini masih sendiri. Masih jadi single fighter, di medan perjalanan yang menanjak dan berbatu. Dan pikiran itulah yang membuat diri sedih, dan mencari teman seperjalanan.

Remidial Ini...

May 29, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Pernahkah kamu merasa diuji di situasi yang sama namun berbeda waktu dan tempat?


***

Rasanya seperti remidial ujian, karena setelah dipikir-pikir, sepertinya di ujian sebelumnya aku banyak salah. Sikap yang salah, respon yang tidak tepat, dan jawaban yang banyak melukai hati orang-orang,

Dan di detik-detik terakhir remidial ini, aku hampir saja menyerah. Hampir memilih untuk menjawab dengan sikap yang sama seperti sebelumnya.

Namun Allah seperti membantuku dengan rencana-Nya. Membantu, agar aku memilih sikap yang berbeda. Dan itulah yang terjadi, aku merespon remidial ini dengan jawaban berbeda. Jawaban yang lebih baik dari sebelumnya. Jawaban yang tidak melukai banyak hati.

Ajakan, Sebuah Tanya, dan Tangis Sunyi

May 29, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-

Bismillah.

"Udah mau jam 2 kawan, kita masih belum shalat" ujar seorang mahasiswa pada sekelompok temannya yang sedang asik mengerjakan tubes (asumsiku). Aku yang berada di sebelah kelompok mereka ikut tersenyum.

Selalu menyenangkan mendengar ada orang yang mau mengajak yang lain. Membuat kagum melihat sosok yang peduli orang lain di era saat individualisme begitu ditinggikan.

Dan yang terakhir, membuat diri teringat.. Betapa aku belum melakukan banyak hal untuk mengajak orang lain kepada kebaikan. Lebih sering ber-egois-ria, menumpuk nasihat untuk diri. Takut, begitu takut untuk menulisnya, atau bahkan mengucapkannya.

***

sumber gambar dari sini
Aku teringat sebuah momen saat dua orang saling menangis dalam diam, tangis tanpa isak.

Thursday, May 7, 2015

Metamorfosis Hati - Bagian Terakhir

May 07, 2015 0 Comments

#cerpen

Lanjutan dari cerpen Metamorfosis Hati


Siapa yang tidak marah saat orang lain membicarakan hal buruk tentang Istrinya? Dan rasa marah itulah yang pertama kali menguasai Noor saat Kevin menyebut bahwa istrinya seorang playgirl. Namun kemarahan itu tidak dilampiaskan pada Kevin, kemarahan itu membuat Noor memilih meninggalkan istrinya, Maryam, berdiri terpaku di jalan.

Namun hari ini setelah berbicara dengan rekan kantornya, ia jadi sadar satu hal. Bahwa masalah ini harus diselesaikan, ia tidak bisa membiarkan dirinya dan Maryam di situasi seperti ini. Mereka harus berdiskusi dan memastikan kelanjutan ikatan pernikahan yang kini seperti tali yang begitu rapuh.

Noor berdiri di depan Maryam yang baru keluar dari rumah saat Ibu Maryam memanggilnya. Ada buncah rindu yang memenuhi dada Noor, sudah sepekan ini ia tidak bertemu dengan istrinya. Namun ego menahannya untuk memeluk Maryam.

"Maukah kamu pergi ke suatu tempat denganku?", tanya Noor. Maryam mengangguk. Aku berbalik dan berjalan, sambil memastikan Maryam mengikuti langkahku. Mereka menuju taman kecil di kompleks perumahan itu. Mereka duduk di sebuah bangku taman berjauh-jauhan.

"Apa kabar keluargamu?", Noor akhirnya memulai percakapan setelah lebih dari satu menit mereka duduk terdiam di taman yang sunyi itu.

"Baik", Maryam menengok sebentar ke arah Noor, menerka apa yang akan dikatakan Noor. Noor masih menghadapkan wajahnya ke depan, seolah memandang ke arah tiang lampu taman yang menyala redup, namun pikirannya sungguh tersita keberadaan Maryam.

"Saya hanya ingin berbicara padamu," Noor mulai masuk ke inti pembicaraan. Ia sempat agak kaget saat dirinya mengucapkan kata 'saya', sejak kapan dia begitu kaku pada istrinya sendiri?

"Ok"

"Aku... Benar-benar tidak tahu apa yang harus kukatakan," hanya itu yang keluar dari bibir Noor, ia seolah tidak dapat merangkai kata lain.

Da di Sini Mah Beda

May 07, 2015 0 Comments

#fiksi

Bismillah.

"Ikhwan organisasi saya nanya, alamat lengkapnya dimana?", tanya seorang akhwat di sebuah grup koordinasi 2 organisasi. Saya yang sudah berada lebih dari 1 bulan di sini mengerutkan dahi saya. Ada 5 ikhwan dan 2 akhwat, kenapa yang lagi-lagi bersuara dari organisasi sebelah selalu May?

"Kenapa ikhwannya ga tanya langsung?", akhirnya pertanyaan itu yang muncul, bukan jawaban dari pertanyaan May.

"Harap maklum ya Akh Fikri, da di organisasi saya mah beda. Kalau di organisasi antum, akhawat yang pemalu, di tempat saya, ikhwannya yang pemalu, hhe"

Emotikon senyum di jawaban May membuat saya makin heran. Dia bercanda atau bagaimana? Emang ikhwan organisasinya tega menjadikan akhwat jadi jubir mereka? Padahal organisasi Mey adalah organisasi yang lebih lekat dengan image laki-laki karena memang jenis olahraga, bukan organisasi seni.

Why So Serious??

May 07, 2015 0 Comments

-muhasabah diri-

Bismillah.
"Iya, emang ga boleh?" 

Nyolot dan langsung naik pitam. Itu pertama kali responku saat ada yang mengkritik kalau aku terlalu sensitif. Dari kritik itu juga lah, aku akhirnya sadar kalau aku terlalu sensitif. Kemudian aku mencoba mengarahkan sensifitasku agar tak membuat orang lain sebel. Ada label SensiMe yang isinya tulisan penuh dengan ketidaksantai-anku.

Tapi di prakteknya aku tetep aja gitu. Seringkali terlalu menganggap sesuatu serius dan ga nyadar kalau itu bercanda. Atau kalaupun tahu itu bercanda, pasti tetap deh responnya ga santai. Haha.



Monday, May 4, 2015

Kembali Beraksi

May 04, 2015 0 Comments
Bismillah.

Dan di sela dera ujian akhir semester, tubes, dan tugas lain, izinkan aku berkomitmen untuk kembali beraksi. Menulis tiap hari di Tugas Akhir dan Kompilasi. J

Ditulis, untuk membagi semangat menulis ke kamu, iya kamu. haha^^


menulis setiap hari itu
secara tidak langsung membuat kita peka
peka kata, peka kalimat, peka ide
kita jadi mudah menemukan kata
kita jadi gampang merangkai kalimat
kita jadi lancar menemukan ide-ide yang terlintas

maka, menulislah tiap hari
tak perlu memusingkan sepenting apa tulisan kita
biarlah itu menjadi proses pembelajaran saja
sampai kita menemukan kata 'penting' untuk tulisan kita
 
*desain cover and poetry by : Pak Nassirun Purwokartun

"Gatal" untuk Berkomentar

May 04, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri, SensiMe-

Bismillah.

http://assets.kompasiana.com/statics/files/1417255040435110281.png?t=o&v=300
Sebutlah diri membaca status saudarinya di jejaring sosial "garis" haha, ada 2 komen. Tap, lalu muncul lah dua nama, nama pemilik status (akhwat) dan nama komentator (ikhwan). Dan percakapan bathin pun terjadi pada si silent reader.

A : "Kenapa sih ikhwan kegatelan banget untuk komentar di status akhawat?"

A' : "Iya, kaya kamu yang gatel untuk berkomentar kalau liat ikhwan komen di status akhwat"

A : (tertawa) "Iya juga. Tapi beneran deh getet* kalau liat yang kaya gitu. Pengennya teriak, PENTING YA KOMEN KAYA GITU??"

Saturday, April 25, 2015

Metamorfosis Hati

April 25, 2015 2 Comments

#cerpen

Bismillah.

http://cdn2.gurl.com/wp-content/gallery/dealing-with-change-quotes/change5.jpg
 Maryam menghela nafas pelan, sudah satu pekan, dan Noor suaminya masih belum bisa dihubungi. Setiap telepon dari Maryam selalu tak terjawab atau bahkan di-reject. Begitu pula sms dari Maryam, ia bahkan tidak tahu apakah Noor membacanya. Matanya kembali memanas, lalu bulir-bulir air jatuh satu persatu.

Maryam mengambil air wudhu kemudian membuka mushafnya, dan benar janji-Nya, membaca satu dua ayat-Nya membuat hatinya lebih tenang. 'Ini adalah salah satu ujian dari-Nya, dan aku pasti sanggup melaluinya', batinnya.

Pikiran Maryam melayang ke kejadian satu pekan yang lalu.

***

Saat itu ia ditemani Noor Sang Suami untuk bertemu dengan teman SMA-nya. Saat teman Maryam datang, Noor meminta izin untuk membeli kopi di warung terdekat. Maryam tersenyum dan mengangguk.

Setelah selesai berbincang dengan temannya, Maryam menghampiri Noor yang masih berdiri memegang cup kertas berisi kopi. Maryam menggandeng tangan Noor, "Yuk pulang,". Namun tangan Noor melepas genggaman Maryam dengan kasar, "Jangan sentuh aku!" Lalu Noor berlalu.

Bagaimana Aku Kembali pada Islam

April 25, 2015 0 Comments
Bismillah.

Diambil dari nakindonesia.tumblr.com



Baiklah, versi sederhananya adalah, saya pergi ke Amerika, saya belajar di Sekolah Negeri, SMA Negeri. Mayoritas orang-orang di sekitarku adalah non muslim. Sebenarnya aku tidak kenal satu muslim pun di tahun pertama masa SMA. Aku tidak mengenal seorang muslim pun.

Wednesday, April 22, 2015

Undangan Spesial

April 22, 2015 0 Comments

Bismillah.

#fiksi

Seorang gadis memakai khimar warna biru muda sedang asik menelusuri salah satu jejaring sosial miliknya. Sudah lama ia tidak membuka grup-grup di facebook, karena terlalu banyak, dan seringkali memusingkan jika harus dibaca satu per satu. Ia berhenti di sebuah grup komunitas, sebuah grup yang sangat sepi, karena ditinggal penghuninya. Bukan berarti para member left group, namun beralih ke jejaring sosial lain yang jauh lebih mudah dan lebih cepat di akses via smartphone.

Saat Feli masih asik menelusuri diskusi-diskusi di grup tersebut, seorang pemuda masuk ke ruang maya yang sama dan menge-post sebuah poster. Ada acara ta'lim menarik, yang menurut Rey sangat penting untuk dihadiri teman angkatannya tadi. Agar undangan tersebut dibaca, ia mulai mention satu demi satu teman yang ada di grup tersebut.

"Aku di-mention ga ya?" ucap Feli dalam hati sambil menyengir di depan layar lappie-nya. Ia penasaran, apakah namanya akan di-mention meski satu tahun yang lalu ia memutuskan menjauh karena perbedaan pendapat. Sambil menunggu jawaban pertanyaan isengnya hadir, ia membuka tab baru, berseluncur membaca beberapa kicauan di beranda Twitter.

***

Aku, Bell's Palsy dan Masker (2)

April 22, 2015 0 Comments
Bismillah..

Sebelumnya maaf, karena beberapa postingan yang aku bilang bersambung banyak yang belum dilanjutin hhe.

http://travelingvanillabean.com/uploads/3/1/8/2/3182262/2950803.jpg?449

***

Aku lupa tepatnya tanggal berapa saat aku melepas "masker Bell's Palsy". Seingatku, aku menunggu obat dari dokter di Borromeus habis. Selain itu aku juga melaksanakan terapi, meski sering bolos. Disarankan untuk dua kali per pekan, namun karena jadwal terapi sering bentrok dengan agenda lain (kelas, ngerjain tugas, dll), paling banyak satu kali terapi sepekan.

Saat Idul adha, pernah ditanya oleh Ayah tentang itu, dan beliau mendoakan yang redaksinya mirip ini, "Allah knows best. Allah is the one who cure". Ayah percaya, karena keterbatasan dan halanganku dalam melaksanakan terapi adalah takdirnya, in syaa Allah tidak akan memperlambat proses penyembuhan Bell's Palsyku.

Sedikit cerita tentang Fisioterapi [1]

Terapi fisik yang tepat dapat meminimalkan efek samping penggunaan obat telan. Pasien bisa mendapatkannya di rumah sakit yang memiliki klinik fisioterapi, tentu dengan rujukan dokter yang mengetahui kondisi kesehatan pasien.

Wednesday, April 1, 2015

Tentang Thifan

April 01, 2015 0 Comments
Bismillah


Thifan merupakan bela diri yang dikembangkan para da’i dari perkampungan muslim china utara. Telah ditinggalkan segala hal yang bertentangan dengan syar'i dan telah dipergunakan untuk berdakwah sekian lama. Hadirnya generasi muslim sudah menjadi dambaan dan kebutuhan bagi kemashlahatan kaum muslimin saat ini. Pembinaan pribadi-pribadi muslim yang terpadu menjadi kunci untuk membentuk generasi tersebut sehingga mereka mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Konsep pembinaan yang terpadu tersebut harus mencakup semua sisi, baik dari sisi akal, ruh, maupun jasad. Keseimbangan ketiga sisi merupakan hal yang mutlak. Kekurangan atau ketimpangan dari salah satu sisi tersebut akan mempengaruhi sisi yang lain dan berpotensi menjadi kendala. Sebagaimana dua sisi yang lain, Islam menaruh perhatian pada pembinaan jasad.
 
Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:
 
“Dan siapkanlah bagi mereka apa yang kamu sanggupi dari kekuatan”(Q.S. Al-Anfal:60)

The Moment I'm Ready to Quit

April 01, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-
Bismillah..



"The moment you're ready to quit is usually the moment right before the miracle happens." (anonim)

Detik-detik kemarin malam, adalah detik saat aku hendak memutuskan berhenti. Berhenti menjadi anggota grup kompilasi 50 hari. Aku berhutang tujuh tulisan dan dua tugas. Rasanya tidak mungkin jika harus menyelesaikannya malam itu.

I was ready to quit that night.

***

Thursday, March 26, 2015

Hati-hati Konspirasi Laki-Laki!

March 26, 2015 0 Comments
-muhasabah diri, untukmu ukhti-
 Bismillah



Tulisan ini diambil dari nakindonesia.tumblr.com

Dari hal-hal yang kamu rekayasa. Rekayasa. Maksudku, melakukan sesuatu, tapi benar-benar dalam rangka merekayasa. Jadi apa yang termasuk dalam merekayasa? Rencana. Kita tidak sekedar merekayasa/membuat sebuah mobil. Kita membuat rancangan, ada bagian, dan bagian, bagian yang lain. Itu yang disebut merekayasa.

Allah tahu siapa diantara kamu yang memiliki permainan. Kalian (laki-laki) mempunyai rencana permainan. Pertama kamu akan memandang perempuan itu. Lalu kamu akan mengedipkan mata. Lalu perempuan tadi mengira kamu kelilipan, dan kamu akan berkata,

L: “Apakah kamu punya facebook? Saya hanya ingin memberitahumu, karena saya ingin mengundangmu ke acara islam yang akan datang.”

Kamu tahu? Mereka akan berkata,
P: “O, insya Allah akhi, silahkan, ini facebook saya.”

Friday, March 13, 2015

Tentang Hasad pada Sahabat

March 13, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-
Bismillah..


Kemarin iseng buka youtube dan mencari channel Madmie karena sebelumnya terkesima dengan short islamic film berjudul Tomato. Dan sampailah saya pada video ini, sebuah video yang membuat saya penasaran karena judul "The Criminal"-nya.

Buku Kenangan

March 13, 2015 0 Comments
Bismillah.

Ini tugas dari grup kompilasi, diminta menuliskan 10 buku kenangan ketika TK dan SD. Izinkan aku menulis satu yang paling berkesan di sini. Sedikit nostalgia, semoga bisa menaikkan lagi semangat membaca.
***


Tuesday, March 10, 2015

Hide and Seek

March 10, 2015 0 Comments

-Muhasabah Diri, Artikel-

Bismillah.

Ini bukan tentang sebuah permainan, ini tentang beberapa kejadian, yang ingin kurangkai dan kuambil hikmahnya.

Seorang teteh di grup sosmed bertanya,
"Oya mau nanya, kmrn ketemu temen yg suka liat page X. Trus dia nebak quotenya sy yg bikin. trus komen, katanya desain2 quotenya agak terlalu feminin. iya ya? ada masukan baiknya gimana?"
***

Saturday, March 7, 2015

Resensi: Keliling Dunia dengan Hijab

March 07, 2015 0 Comments

image was taken from here
Bismillah.

Judul : The Jilbab Traveler
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit : September 2012
Fisik : 344 halaman, 34 x 20

"Berjilbab bukan berarti kamu nggak bisa keliling dunia! Jalan-jalan aman, nyaman, mudah, murah, bahkan gratis bagi muslimah. Mau?"

Berawal dari Mimpi untuk Keliling Dunia

Buku ini hadir untuk menjadi motivasi bagi muslimah untuk traveling keliling dunia. Asma Nadia memaparkan hal itu di cover buku ini, sedikit cerita tentang dirinya.

"Semua berawal dari impian. Buku ini akan membuat keliling dunia bukan lagi sekedar impian. Asma Nadia sudah membuktikan, dari gadis kecil yang tinggal di pinggir rel kereta api, hingga menjadi penulis traveler yang telah menjelajahi 130 kota di 30 negara di dunia."

Juga halaman persembahan untuk kedua buah hatinya yang berpesan, "Jangan biarkan orang lain mencuri mimpimu". Buku ini mengajak para muslimah yang berhijab untuk bermimpi melakukan perjalanan khususnya ke luar negeri.

Monday, March 2, 2015

Kompilasi 51 Hari Menulis

March 02, 2015 2 Comments
Bismillah.

Izinkan aku terima tantangan menulis 51 hari. Semoga tidak mengurangi jatah tulisan di TA, dan blog ini hhe...

***


Semoga Allah berikan kemudahan dan kekuatan. Laa haula wa laa quwwata illa billah.

#MenulisSetiapHari #Kompilasi #TA

Katakan Tidak

March 02, 2015 0 Comments
-muhasabah diri-


Bismillah

Katakan tidak... pada NARKOBA!
Katakan tidak... pada KORUPSI!
Katakan tidak... pada....

***

Ya, katakanlah tidak pada hal-hal yang lain yang mengusik diri dari prioritas awal kita. Somehow this quote stab me to the heart *lebay.