Follow Me

Wednesday, March 31, 2021

Doa-doa yang Terjawab

March 31, 2021 0 Comments

Bismillah.


Pernahkah hatimu dibuat berbunga-bunga, akan doa-doa yang terjawab? Sebentar, kita cuma perlu waktu sebentar saja untuk menilik ulang bagaimana Allah menjawab doa-doa kita.


***


Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan perasaan membuncah saat mengingat betapa Ar-Rahman menjawab doa-doaku. Aku, yang belum menjadi hamba yang baik. Tapi meski dengan kekuranganku, meski aku berkali jatuh dalam dosa, lagi dan lagi. Allah terus memberikanku apa yang kubutuhkan.

Aku membutuhkan bantuanNya, dan Allah memberikannya...

Aku membutuhkan petunjukNya, hidayah dariNya, dan Allah menghamparkannya di hadapanku.


Teringat saat aku menangis, karena merasa tidak mengerti. Saat aku merasa diberi 'nilai merah' tanpa diberitahu letak kesalahanku. Aku tidak mau remuk, aku ingin memperbaiki diri. Kemudian Allah menjawabnya, aku dipertemukan orang-orang yang berbaik hati meluangkan waktunya untuk mengajarkanku satu-satu, dengan sabar mengoreksiku, bahwa salahku ini dan itu, bagian ini, dan sisi itu. Meski (mungkin) nilaiku masih belum beranjak dari merah, tapi setidaknya kini aku tidak hanya meratapinya dan merasa sia-sia. Kini aku tahu, bagian mana yang perlu aku perbaiki, sisi mana yang perlu kulatih.


***


Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan perasaan meleleh saat mengingat betapa Al-Lathif menjawab doa-doaku. Aku, yang masih berjuang untuk menjadi hamba yang baik. Aku yang masih sering salah memilih, Allah terus memberikanku kesempatan untuk kembali.

Aku membutuhkan tempat mengadu, dan Allah Maha Mendengarkan keluh kesahku...

Aku membutuhkan tempat untuk bertumbuh, dan Allah membukakan pintu-pintunya...


Teringat saat pertama kali aku ragu untuk masuk, saat itu, berjalan saja masih limbung. Sekarang juga sih. Bedanya, saat ini Allah kuatkan hatiku untuk melangkah. Pintunya sudah terbuka, sayang jika aku lewatkan. Toh dalam hati, saat pertama kali aku memilih untuk mundur sebenarnya aku sangat berharap bisa memasuki pintu itu, dan belajar banyak di ruangan tersebut, tumbuh lagi satu dua centimeter, seperti di waktu yang lain dengan medium yang berbeda. Maka saat pintunya terbuka lagi, dan hatiku dikuatkan untuk memilih melangkah... aku ingin mencatatnya di sini, meski mengabstrak, bahwa ada begitu banyak doa-doa yang terjawab. Yang jika kita ingat satu persatu, kita akan kehilangan kata untuk menunjukkan rasa syukur. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah bini'matihi tatimusholihat.


Kekhawatirannya masih ada, ketakutannya masih meliputi. Tapi semoga perasaan manusiawi itu tidak menyesakkan dada. Aku hanya perlu terus menerus mengingatkan diri akan doa-doa yang terjawab. Sehingga saat kabutnya menyamarkan pandangan. aku tahu kemana dan dengan cara apa aku bisa meminta cahaya. Dengan berdoa, berdoa kepadaNya.


***


Terakhir, mau share video dari youtube. Doa yang akhir-akhir ini sering kudengarkan:



Semoga Allah menyampaikan kita ke bulan Ramadhan. Semoga bulan Sya'ban ini kita isi dengan 'pemanasan' menyibukkan diri dengan hal-hal baik, dan meninggalkan hal-hal buruk. Aamiin.

***

PS: Ada yang tahu cari teks doa dari video tsb dimana? Atau ada yang mau berbaik hati nulisin teks arabnya? hehe.


Saturday, March 27, 2021

Getting Through An Emotion

March 27, 2021 0 Comments

Bismillah

#buku #nukilbuku

Nukil buku "Shattered Glass ; Healing A Broken Heart" | Yasmin Mogahed



***


The quickest way to get through an emotion is to feel it. Then it passes. But we do not do that. Which is interesting because it is self-sabotage. We are actually keeping it longer and making it worse. So you have an emotion; instead of feeling it, you have judgments about it, you beat yourself up about it, you surpress it. What you have done now is just paused. Not just that, you have also enlarged it. It could have past if you just feel it and get over it.


So when a person is dealing with grief, or loss for example, and they are not allowed to really address it, or resolved it, what ends up happening is now that sadness turn into anger. You have not allowed it to resolve itself and you have not given any release to it. So it is like food that you leave outside on the kitchen counter for weeks, months; what happens to it? It used to be a delicious cheese cake, now it is covered in mold. This is what actually happens internally with people. Their feeling turned toxic. The grief was not toxic; the sadness was not toxic; it needed to be resolved, you needed to feel it, you needed to get through it. Maybe you needed therapy, help to get through it, you need to return to Allah with it. But it can be resolved and cleaned up, and then you get through it.


But when you are not doing that, it turns toxic. And now it can turn into anger and resentment. Internally you are becoming hardened. This anger is not just at the world, but it is at God. "I am angry at Allah because how could He do this to me." You can see now why this happens and this is dangerous and most toxic thing ever. It is the gunshot wound that never addressed and you covered it up and it got infected.


--Yasmin Mogahed


***


Pesanku, untuk siapapun yang masih berjuang untuk berhenti "self-sabotage" and belajar "merasakan emosi". Semoga Allah memudahkan.


Pelan-pelan, bukalah luka tembakan yang kau tutupi, pergi ke dokter, obati infeksinya, minta kesembuhan pada Allah. Sesungguh, Allah, yang menyembuhkan kita saat kita sakit.


Jika ada, emosi yang berubah menjadi racun karena kita terus menerus menekannya, semoga Allah berikan penawarnya. Kita cuma perlu meminta padaNya, dengan suara lirih, dengan hati yang tunduk dan pasrah kepadaNya. Karena kita mengakui bahwa diri ini lemah, dan Allah Maha Kuat. Karena kita mengakui bahwa diri ini membutuhkan pertolongan, dan pertolonganNya... dekat. 


Allahua'lam.


***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Friday, March 26, 2021

Hidden Reminder Behind Tree

March 26, 2021 0 Comments

Bismillah.



وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?

قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”

[QS Yasin ayat 78-80]

***

Penutup seri sharing session pelajaran dari surat yasin, belajar dan menghafal surat yasin bersama @guidelight.id project batch 3

Saat itu, monev pekan 7, masing-masing ditanya, ayat mana yang paling berkesan. Jawabanku saat itu, ayat 80.

Alasannya.. Karena aku membaca dan mendengarkan di bawah ini:

***

[Diambil dari transkrip video The Conclusion (Surah Yasin) di nakindonesia.com]

Dua kali Dia menyebutkan pohon, pertama membuat kita berpikir tentang surga, kedua tentang neraka. Tapi yang dikatakannya tentang neraka itu luar biasa. Dia berkata, Dia memberi kemampuan bagi pohon hijau.. pohon hijau sempurna untuk berubah menjadi api, tapi tidak bisa berubah menjadi api dengan sendirinya. Buah muncul dengan sendirinya, keindahannya muncul dengan sendirinya, tapi api tidak.

“Fa idzaa antum min-hu tuuqiduun(a).” (QS Yaa Siin ayat 80)

Kamu harus menyulutnya sendiri, kamu harus mengambil pohon hijau sempurna ini lalu mengubahnya menjadi api.

Apa yang dikatakan Allah? Dia berkata jalan menuju surga itu alami, tapi kamu berbuat diluar batas menghancurkan alam yang diciptakan Allah bagimu, lalu menyulutkan api itu sendiri. Allah tidak menempatkanmu di api neraka, kamu menyulutnya sendiri.

“Fa idzaa antum min-hu tuuqiduun(a).” (QS Yaa Siin ayat 80)

Betapa hebatnya ayat ini. Betapa sempurna gambaran ini, kita takkan melihat pohon dengan cara yang sama lagi.

***

Semoga setiap kali kita melihat pepohonan, kita tidak berhenti di ayat-ayat saintifiknya. Tapi juga bagaimana pepohonan mengingatkan akan surga dan neraka.

Allahumma inna nas-aluka ridhakawal jannah wa na'udzubika min sakhatika wannar. Aamiin.

#GuidelightID #MyFirstGuidance #ShareTheLight #LightSeekers3.0 #SharingSession #Maryam #QuranSuratYasin





SelfD #7 : What is my favorite color?

March 26, 2021 0 Comments

Bismillah.

#SelfDiscovery

Pertanyaan ketujuh ini, jawabannya pendek. Semua warna. Favorit, bisa dibilang gak ada.


***

Tapi membahas tentang warna, ada beberapa warna yang pertama kali terlintas di kepala.


Ungu. Sebenarnya bukan ungu sih, nila, gak tahu kenapa suka dengan warna yang merupakan campuran. Jingga, hijau, nila. Lalu domain pertama blog ini sebelum berubah nama jadi betterword. Sweet Violetta, dari kata violet. Aku sebenarnya gak terlalu paham warna sih, tapi kayanya ungu, violet dan nila itu tiga warna berbeda ya? hehe.

Nila itu sesuatu, karena teringat pepatah, setitik nila, rusak susu sebelangga. Tapi nila itu warnanya bagus, antara biru dan ungu, aku ngebayanginnya kaya warna langit malam.


**sekilas info

Btw, malam ini purwokerto lagi hujan. Drizzle.

Allahumma shayyiban nafi'an

'asaa ayyahdiyani rabbi li aqraba min hadza rasyada.

Ya Allah sampaikan kami ke Bulan Ramadhan.

Malam jumat, hujan, banyakin doa.

Semoga Allah memberkahi hidupmu (read: you in english, plural)

sekian info gakpentingnya wkwkwk**


Ungu itu istimewa karena foto PP Facebook pertamaku. Waktu itu, sebenarnya banyak yang udah punya akun fb, tapi aku menahan diri untuk ga buat sampai tahun 2009, pp pertamaku kartun cewek pakai kerudung ungu, ada kucingnya, di bawah pohon. ambil asal gitu di internet kayanya. *barusan cek fb, kok gak nemu ya >< termasuk pp yang ada pin imss-nya. iih, kangen IMSS padahal -.- perasaan gak pernah dihapus.


Hijau. Profil picture terbaru fb-ku. Putih dan hijau. Karena surga warnanya hijau.


Merah. Dulu waktu kecil pernah jadi jawaban saat beberapa kali ditanya warna favorit. Jaman tukeran binder, nulis biodata.


Putih. Suka ajaa. Meski ada temen yang pernah cerita dia pribadi menghindari warna putih, pakai kerudung putih, karena katanya bikin keliatan item. Tapi.. entahlah, gak terlalu peduli pendapatnya. Mungkin karena aku dari kecil tumbuh dan besar dikelilingi orang-orang yang mengajarkanku frase hitam manis. Kecap? Hehe. Alhamdulillah, ini bener-bener penting sih. Di zaman sekarang, terutama.Allah menciptakan keindahan di setiap warna kulit manusia. And we need to internalize it. Wa shawwarakum fa ahsana suwarakum.

Tentang kerudung putih. Aku teringat sebuah foto di tangga bareng temen-temen muslimah stei, aku pakai kerudung putih. Juga teringat waktu presentasi KP, pakai kerudung putih, blazer putih dan gamis hitam. Dibilang kayak dokter. sukaa hehe. Keinget dulu daftar snmptn kedokteran ui, cuma karena keren aja.


Hitam. Warna hitam itu sesuatu, ada keanggunan di dalamnya. Trus simple gitu. Kerudung hitam, bisa dipasangin sama gamis warna apapun, begitu pula sebaliknya gamis, rok hitam, bisa dipasangin sama kerudung warna apapun. Dan kalaupun dua-duanya dipasangin bareng, all black gitu, itu juga sesuatuu.


***


Bicara tentang warna ga bisa ga bicara tentang pakaian. Kalau liat baju yang dipunya, aku bisa melihat aku gak punya warna favorit. Mayoritas yang pilihin baju itu ibuku, dan ibuku suka warna-warna. Kalau dulu pas kuliah, aku sering milih pakai kerudung warna gelap, karena pernah kesindir frase "cerah banget" seseorang. wkwkwk. just kidding. Itu cuma pemicu, alasan aslinya karena aku lebih merasa nyaman aja sama warna tersebut. Hitam, merah marun, coklat tua, biru dongker, hijau lumut. Aku bersyukur pernah duduk di sebuah halaqah, yang menjelaskan tentang warna dan urf (budaya). Penjelasannya menenangkan gitu, we can still use colorful clothes, that's okay (: asalkan auratnya terjaga, izzah dan iffahnya juga. 


**tiba-tiba keinget salah satu karakter fiksi yang kubuat, yang suka warna sakura, dan ia hampir selalu pakai kerudung/pakaian dengan warna itu. pink,peach, dan warna-warna soft sakura.


Sekian. Semoga ga ada yang baca sampai akhir ya. Tapi kalau ada, aku mau tanya, apa kamu punya warna favorit? Apa warna favoritmu?


***


Keterangan :

Tulisan ini termasuk rangkaian 30 tulisan mengenal diri.

Wednesday, March 24, 2021

Berselimut Sifat Introvert

March 24, 2021 0 Comments
Bismillah.

Aku ingin bercerita lebih banyak tentang diri, mengobrol lebih banyak tentang buku-buku yang kubaca, mengajak bicara lebih banyak orang.

Tapi aku... Aku akhirnya memilih berselimut sifat introvert.

Cukup, cukup pemantik saja. Sisanya letakkan di blog, jalan sepi ini lebih nyaman (:

Aku takut, aku terlalu banyak bicara dan lupa untuk lebih banyak bekerja.

***

***

#unsentmessage

Aku tuh dulu pernah ikutan gerakan semacam ini juga..

Namanya GMIB, yg ngadain P3R-nya (panitia ramadhan) masjid UGM.

Kalau ga salah targetnya 25 halaman tiap hari.

Tapi boleh sifatnya gak wajib gitu. Kalau ga tercapai, lapor aja seadanya, hr itu baca buku apa dan halaman brp sampai berapa.

Cuma sebulan programnya, tapi efeknya lumayan lama. Beberapa bulan selanjutnya habitnya masih nempel.

Sampai akhirnya "negara api menyerang" wkwkwk.

Sejak itu, meski masih berusaha jaga habit baca tiap hari, tapi rasanya hambar. Trus biasanya cm baca 1-4 halaman aja.

Gak bisa fokus, atau cepet ngerasa bosen.

Sering begitu longgar ke diri, mengaku, bahwa aku memang slow reader.

Padahal mah, kalau mau muhasabah, tahu banget ada banyak waktu yang sebenernya bs diisi dengan membaca.

***

Aku ingin bercerita tentang cara supaya bisa laporan SERI lebih awal. Ternyata membaca novel itu, 10 halaman itu ringan wkwkwk. Aku empat hari ini mulai baca novel Reem karya Sinta Yudisia.

Tahu gerakan baikberisik? Membaca novel Reem banyak mengingatkanku bahwa aku belum banyak membaca buku-buku tentang Palestina. Maka pertanyaan Reem pada Kasim membuatku terdiam. Mungkin perlu dicatat judul-judul buku di sana.

Aku malu, aku sering mengaku hobiku membaca dan menulis. Tapi waktu luangku lebih banyak disita hal lain, yang bukan membaca, yang bukan menulis.

Hiks. Apa kabar blog ini? Maret? Berapa tulisan?

Sebagian diriku ingin melempar excuse.

"Aku masih jatuh bangun, aku belum bisa banyak menulis"

"Aku masih jatuh bangun, tapi bukan berarti aku menyerah"

"Aku menulis, di dalam kepalaku, dalam monolog tanpa ujung"

"Ada yang menahanku untuk menulis, ada amanah yang belum tertunaikan, TT"

***

Sebelum makin ngalor-ngidul. Mari akhiri tulisan ini.

Terimakasih Arketipe, sudah membersamaiku, menyemangatiku, menjadi support system-ku agar makin suka membaca. Agar bisa membaca minimal 10 halaman tiap hari. (:

Last, but not least.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah 🌼🌼

Thursday, March 18, 2021

SS Week 8 - Ayat-ayat Favoritku di Surat Yasin

March 18, 2021 0 Comments

 SHARING SESSION

Week 8 (25 Desember 2020)

#guidelight

Perbuatan Syirik/Menyekutukan Allah

Syaikh Dr. Shalih Bin Fauzan Al Fauzan dalam buku Kitab Tauhid menyebutkan, ada empat macam syirik besar:

1.      Syirik Da’wah (Doa) yaitu disamping dia berdoa kepada Allah, ia berdoa kepada selainNya.

وَإِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فِى ٱلْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّىٰكُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَـٰنُ كَفُورًا

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. [Surat Al-Isra (17) ayat 67]

2.      Syirik Niat, Keinginan, dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu bentuk ibadah kepada sealin Allah.

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَـٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. [Surat Hud (11) ayat 15]

أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَـٰطِلٌۭ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. [Surat Hud (11) ayat 16]

3.      Syirik Ketaatan, yaitu menaati selain Allah dalam hal bermaksiat kepada Allah.

ٱتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَـٰنَهُمْ أَرْبَابًۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًۭا ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. [Surat At-Taubah (9) ayat 31]

4.      Syirik Kecintaan (Mahabbah) yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًۭا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًۭا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [Surat Al-Baqarah (2) ayat 165]

Karena bentuk kesyirikan bisa begitu banyak, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui, penting bagi kita untuk senantiasa memohon perlindungannya, dengan mengamalkan doa,

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

“Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui.” [1]

Sedangkan jika menyangkut orang lain, maka penting untuk memperhatikan cara kita menyampaikan nasihat. Biasanya mereka yang melakukan perbuatan syirik, karena tidak mengetahui ilmunya. Ajak untuk mengenal dan mencintai Allah, ajak untuk bersama ikut kajian tentang akidah. Dari sana, ia akan mulai menyadari letak kesalahannya sendiri.

Ayat Berkesan di Surat Yasin

Ada begitu banyak ayat yang berkesan saat mempelajari tafsir dan mentadabburi maknanya. Diantaranya:

·         Ayat 2. Allah menjadikan Al Quran Al Hakim sebagai sumpah, penekanan dan bukti tentang kerasulan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam. Ayat ini mengingatkan saya untuk selalu dekat dengan quran, menggali hikmah di dalamnya dan mendapatkan pelipur sedih dengan berinteraksi dengan quran.

·         Ayat 25. Pengakuan iman seorang laki-laki tanpa nama. Bahwa iman yang ada di dada, jika ia benar, maka akan terpancar dalam lisan dan berbuah dalam amal. Sehingga tidak mungkin kita tidak mengajak orang lain untuk ikut merasakan manisnya iman.

·         Ayat 39. Tentang bulan dan fasenya. Selain terdapat fakta saintifik di dalamnya, ada juga pelajaran ruhiyah. Bahwa manusia pun begitu, seperti bulan ada fasenya. Imannya naik dan turun. Manusia seperti bulan, memiliki sisi gelapnya. Penting untuk tahu ini, agar tidak berputus asa kala iman sedang terpuruk dan merasa dalam kegelapan. Harus berbaik sangka dan terus berusaha meningkatkan iman, agar bisa purnama lagi cahayanya.

·         Ayat 44. Makna illa rahmatam minna. Jangan sampai keliru. Allah selalu menginginkan yang terbaik untuk kita. Allah ingin kita masuk surga. Tapi kebanyakan manusia justru kufur. Default kapal itu tenggelam, tapi karena rahmatnya, ia bisa berlayar. Keinget hadits tentang betapa laut ingin menenggelamkan manusia, bumi ingin membenamkan manusia, tapi Allah menahannya, karena bahkan pada manusia yang terus menerus bermaksiat, Allah masih membuka lebar pintu taubat. Bahkan pada Fir’aun yang Allah tahu akhir hidupnya seperti apa, Allah masih kirimkan Nabi Musa untuk berkata lembut mengingatkan, barangkali Fir’aun hendak mensucikan dirinya (bertaubat).

·         Ayat 60. Makna menyembah setan. Bahwa mematuhi hawa nafsu dan was-was dari setan adalah bentuk dari menyembah setan. Pengingat juga, bahwa setan itu musuh kita, jadi jangan dijadikan teman.

·         Ayat 80. Fa idza antum minhu tuqidun. Ada dua ayat tentang pohon, satu pengingat surge, satu pengingat neraka. Allah ingin kita masuk surga, tapi manusia justru bersusah payah untuk ke neraka. Semoga Allah melindungi kita dari adzab neraka. Aamiin.

Catatan Hasil Diskusi

·         Cara agar terhindar dari perbuatan syirik:

o    Mengenali Allah

o    Melaksanakan perintah Allah

o    Memperbanyak mengingat Allah

o    Menunaikan Shalat

o    Menjauhi hal-hal berbau syirik

·         Cara mengingatkan orang lain terkait perbuatan syirik: dekat terlebih dahulu, sampaikan argument logis, sampaikan dengan cara baik bukan dengan sikap judgemental.

Keterangan

[1] https://almanhaj.or.id/9809-memohon-perlindungan-dari-syirik.html

Purwokerto, 27 Desember 2020

Isabella Kirei

Kasih Sayang-Nya

March 18, 2021 0 Comments

Bismillah.

-Muhasabah Diri-


Seperti saat kamu bisa hadir di sebuah forum, kemudian sebuah ocntoh disebutkan, dan contoh itu... begitu mirip dengan keadaanmu.


Tidakkah kamu merasakan hangatnya kasih sayang Allah? Tidakkah kamu melihat betapa terang ayat-ayat-Nya mengajakmu untuk beranjak dari kegelapan?


Bukankah seharusnya air mata jatuh? Kamu seharusnya bersedih, merasa bersalah, kemudian berlari kepadaNya.


Tapi mengapa sampai hari ini, masih kulihat kamu berkubang dalam gelap, membiarkan hatimu mengeras, meski hujan berkali-kali mengetuk jendela kacamu?


Bukankah seharusnya air mata jatuh? Kamu seharusnya bersedih, merasa bersalah, kemudian berlari kepadaNya.


***

"Cinta yang paling agung dan sempurna adalah cinta yang abadi. Sebuah cinta di saat kita merasakan ketentraman dan kedamaian yang luar biasa pada setiap harinya. Sebab, pihak yang dicintai tidak pernah meninggalkan yang mencintai.

Bahkan, Dia selalu memaafkanmu jika engkau bersalah. Dia tetap bersabar, ketika engkau berpaling dari-Nya. Dia tidak pernah bosan bersamamu, hingga engkau sendiri merasa bosan.

Tidakkah engkau melihat, adakah di sana cinta yang lebih mulia dan agung dari cinta-Nya?"
- Dr. Khalid Jamal, dalam buku "Ajari Aku Cinta"

Allahua'lam.

Wednesday, March 10, 2021

Mengeja Rasa Menjadi Kata

March 10, 2021 0 Comments

Bismillah.



Untukmu, yang mampu mengeja rasa menjadi kata.


***


Beberapa hari yang lalu, aku berkunjung dan membaca barisan kata darimu. Ada yang berbeda di sana.


Entah apa yang terjadi di balik layar, tapi aku membaca bagaimana kau mengeja rasa menjadi kata. Ya, kau berhasil mengeja sakit, menjadi sakit. Mengeja sulit menjadi sulit. Mengeja sesal menjadi sesal.


Kalimatmu sederhana, dan narasimu pendek. Tapi aku tahu, butuh kekuatan yang besar untuk bisa melakukannya. Karena aku sedikit banyak tahu, tentang sulitnya mengkomunikasikan perasaan, terutama perasaan negatif. Lebih mudah untuk menguburnya, atau membiarkannya tertumpuk di alam bawah sadar. Tapi kamu mengejanya, rasa itu, kamu mengejanya menjadi kata. Dan aku, membaca itu, tersenyum. Bukan karena aku senang atas perasaan negatif yang kau rasakan, tapi karena aku merasa kau sudah melakukannya dengan baik. Kau mengeja rasa menjadi kata dengan sangat baik. *berbeda denganku yang sering hiperbol dan muter-muter haha 


Rasanya, aku ingin menepuk bahumu pelan dan memujimu. Tentu, aku juga bisa saja diam lebih lam, untuk menyimak dan berusaha berempati (*meski yang satu ini aku masih perlu banyak belajar).Tapi perasaan pertama yang muncul saat itu, yang pertama, bukan empati, tapi semacam perasaan bangga, seolah aku ingin berterima kasih, karena kamu sudah mengeja rasa menjadi kata.


Selamat! Untukmu yang mengeja rasa menjadi kata. Kau berhasil mengeja sakit, menjadi sakit. Mengeja sulit menjadi sulit. Mengeja sesal menjadi sesal.


Karena aku tahu, tidak mudah mengekspresikan itu, tidak mudah mengkomunikasikan hal itu dengan baik. Dan kamu melakukannya, kamu mengeja rasa menjadi kata, kata yang mungkin tidak berwarna cerah, tapi kata tersebut bebas dari racun. Ada banyak orang yang kesulitan untuk mengeja rasa menjadi kata, sehingga yang keluar adalah kata-kata umpatan dan cacian. Tapi kau mengejanya dengan sangat baik. Kalimatmu pendek dan sederhana.


Terima kasih telah mengeja rasa menjadi kata, sehingga aku dengan mudah mengerti dan mengangguk pelan. "Hm... ternyata seperti itu, ternyata kau merasakan itu."


The last but not least. I might not fully understand your feeling. But because you write it so well, I can fully understand the word you spell. You express it well, you communicate it so well. And I'm happy that you're brave enough to spell it out loud. I learn a lot from you.


***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.


A Word from The Other Language

March 10, 2021 0 Comments

Bismillah.

I've been 'learning' other language, and even use it often in my inner thoughts. I do a lot of monologue both in Indonesia and other language (english included). And as I gasp and fill my vocabulary, I often find myself finding it difficult to translate a word from other language to Indonesia or even to english. I can find a synonym of it, but I feel like it doesn't do justice to translate the "nuance" of the word itself.

Sejak itu, aku menyadari kalau kurang banyak membaca. Bank kosakata bahasa indonesia di otakku cuma sedikit, sepertinya aku perlu baca tulisan-tulisan sastra lama yang diksinya lebih unik dan berwarna.

***

Aku menulis ini. karena ada sebuah topik yang belakangan ini ingin sekali kutulis. Dan aku membuat draft tulisannya di otakku, melalui monolog. Hingga kemudian aku tersendat di sebuah kata. Kata tersebut maknanya seperti ungkapan bangga, tapi bukan bangga juga sih. Sebuah pujian. Mirip "proud of", tapi bukan juga. Perasaan seorang guru yang melihat muridnya belajar dan berkembang. Perasaan orangtua yang melihat anaknya menjadi lebih dewasa. Sebuah pujian yang seorang teman berikan, saat melihat temannya melakukan hal baik, atau berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Ada sedikit rasa bangga, sedikit kagum, sedikit puas, dan lebih banyak apresiasi akan bertumbuhnya seseorang yang kita kenal.

It actually could be easier if I want to write it in the other language. Tapi aku ingin menuliskannya dalam bahasa indonesia.

Monday, March 8, 2021

About Failure (from Bertumbuh)

March 08, 2021 0 Comments

Bismillah.

Akhir 2020 yang lalu, ada satu buku yang aku targetin selesai sebelum berganti tahun. Dan itu adalah buku Bertumbuh. Sejujurnya, aku gagal terhadap rencanya. Bukunya baru selesai dibaca di awal Januari hehe. Tapi meski begitu, sebenarnya aku berhasil juga, karena kecepatan membacaku meningkat saat ada target tersebut. Entah sudah berapa lama aku baca buku begitu pelan dan begitu tidak bersemangat wkwkwk. Sebenarnya buat grup baca tiap hari itu, untuk diriku, karena butuh pengingat, dan butuh teman baca. Alhamdulillah ada teman-teman yang mau membersamai ^^

Oke, pembukaannya udah. Sekarang ke isi, dan mungkin gak akan panjang. Ada satu hal tentang kegagalan di buku Bertumbuh yang membuatku speechless. Kehabisan kata karena ngerasa yang disebutkan di sana benar, dan juga jleb, dan juga... kok aku gak kepikiran ya?

Penulisnya Iqbal Hape, yang menyebutkan tentang kegagalan ibarat analogi main game angry bird. Harusnya tuh begitu, sama seperti saat kita main game, trus kalah kan? Trus saat ditanya retry or quit, kita pilih mana? We try again, and again, and again.

Yang biasa main game, mungkin bisa mengganti angry game dengan game yang kamu sukai. Dan mengingat berapa kali kalah dan coba lagi.

Saat membaca itu, aku speechless tapi juga "kesel", kenapa sesimpel itu ya? Dan kenapa aku gak kepikiran tentang itu? Meski benar, kegagalan dalam hidup ga bisa disamakan kaya main game, I mean our life is not a game. But we should really have this mindset to move on from a failure. Prosesnya mungkin gak seinstan kaya main game. Terutama jika kegagalan tersebut kegagalan besar bagi kita. Akan ada proses menerima, mungkin juga healing, kalau kegagalan tersebut membuatmu babak belur. Baru kemudian kamu bersiap untuk maju lagi, dan mencoba lagi.

***

Membaca bagian itu di buku bertumbuh mengingatkanku pada suatu waktu aku mengisi google form, agenda give away-nya Heal Yourself, trus disana ada pertanyaan pengen Teh Novie nulis/bahas apa. Saat itu aku bertanya tentang bagaimana bangkit dari kegagalan. Trus gatau kenapa aku ngebayangin Teh Novie menjawab dalam hati agar aku membaca buku Bertumbuh, dan belajar dari sana.

And I read it, finally. Sekarang, saat sudah selesai membaca, pertanyaannya tinggal balik ke diriku.

Apakah kamu bertumbuh? Sudahkah, kamu move on dari kegagalan yang tidak kecil itu? Maukah kamu meninggalkan hal-hal yang menghambat langkahmu?

Doakan aku bisa menjawab pertanyaan itu dengan baik ya. Aku juga... aku juga akan berdoa, untuk siapapun, dan untuk orang-orang yang terlintas di benak di sore gerimis senin ini. Semoga Allah memudahkan menguatkan langkah kaki kita dalam bertumbuh, melaju dari kegagalan yang pernah dan mungkin masih menggayuti langkah. Barakallahu fiikum. 

Saturday, March 6, 2021

Pertanyaan Apa Kabar

March 06, 2021 0 Comments
#SERI #Day6 #Arketipe

"Menjawab pertanyaan apa kabar memang bukan perkara mudah. Kenyataannya, ada bagian tidak baik-baik saja pada semua orang, sehingga yang tidak baik dianggap wajar. Dan disebut baik.

Tapi ada yang lebih susah daripada menjawabnya, yaitu menanyakannya.

Terkadang dua manusia terlalu sering bersama sehingga lupa untuk saling bertanya dan bertukar kabar. Terkadang dua manusia terlalu sering tidak bersama sehingga bertanya dan bertukar kabar kehilangan makna."

Teman Imaji - Mutia Prawitasari, CV IDS

***

Hanya kutipan. Tadi udah nulis panjang tentang arketipe, tapi ke close dan gak otomatis save dong ><

Salah sendiri nulis di app wkwkwk. Yasudahlah, lain kali aja ceritanya.

Hari ini share kutipan aja.

***

Penutup gombal.

Hei kamu! Iya, kamu. Apa kabar?

Monday, March 1, 2021

Google+ dan WhatsApp

March 01, 2021 0 Comments

Bismillah.


Gak nyambung sih, tapi bisa disatukan karena keduanya merupakan semacam sosial media. Whatsapp ga bener-bener sosmed sih, lebih ke aplikasi kirim pesan, meski di dalamnya ada fitur status wa, yang mirip-mirip fungsi sosmed juga.


Akhir-akhir ini aku merindukan google+ dan "membenci" whatsapp. Yang kedua mungkin gak pas, bukan benci sih, cuma gak suka, cuma banyak menghindar. Tapi masih tetap pake karena butuh, dan ya.. sedikit banyak terpaksa.


Aku rindu google+ karena aku rindu tulisan-tulisan dua orang ukhti yang biasanya nulis pemikiran dan perasaannya di sana. Kangen, tapi cuma bisa diem aja dari jauh. Sebenarnya bisa aja mencoba memulai percakapan, menyapa, bertanya kabar. Tapi aku gak pandai memulai dan mengalirkan percakapan. Aku takut terlalu banyak bertanya hingga terasa meninterogasi, juga takut terlalu banyak berbicara curhat gak penting, atau takut terjebak pada pertanyaan-pertanyaan klise.


Aku lebih suka membaca saja diam-diam, kemudian memetik hikmah dari buah pemikiran dan perasaan yang tertulis di sana. I want to know their story, I miss them, and I miss reading their thoughts, their feelings. Banyak nasihat dan hikmah yang kudapat dari membaca tulisan teman. Terkadang rasanya seolah mereka berbicara denganku, menasihatiku. Terkadang, membaca keresahan mereka membuatku merasa dimengerti, they feel it too, like the way I felt it too.


I feel like I'm just being emotional nowadays. Padahal kalau lagi biasa aja, aku mungkin dengan ringan akan menyapa.


Kepada dua ukhti yang mungkin sedang sibuk mengamati tumbuh-kembang anak laki-lakinya. Semoga kalian baik-baik saja, semoga Allah melindungi kalian. Barakallahu fiik. Dari seorang sahabat yang rindu.

SelfD #6 : What Would My Perfect Day Look Like?

March 01, 2021 0 Comments

Bismillah.

Ideal day, perfect day, sebelum bahas tentang itu, pertama-tama,... hore~ akhirnya seri ini dilanjutin hehe. Doakan bisa selesai sampai pertanyaan ke 30. *gatau kenapa motivasi nulisnya lagi turun **tahu sih sebenernya kenapa

***

Menurutku hari yang ideal itu,

1. Bangun tidur paling enggak 30 menit sebelum shubuh, baca doa bangun tidur, alhamdulillahilladzi ahyana ba'dana amatana wailaihinnusyur, ambil air wudhu, shalat/baca quran, kalau lagi haid, dengerin murotal atau baca buku atau nulis

2. Shalat 2 rakaat sebelum shubuh, trus shalat shubuh jamaah. Habis shubuh ga tidur lagi, tapi ngerjain hal-hal produktif entah itu dzikir pagi, nulis, masak, dll.

3. Jalan-jalan pagi, menghirup udara segar. Syukur-syukur olahraga kecil, entah itu senam sendi, atau ngulang-ngulang PG, atau lari kecil meski cuma satu putaran.

4. Mandi, sarapan nasi/minum susu+buah.

5. Sebelum dzuhur udah beres kerjaan harian, biar habis dzuhur-ashar bisa santai-santai

6. Mandi, ashar jamaah, lanjut ngerjain kewajiban dan mengisi waktu dengan kegiatan produktif. Sebelum magrib sudah makan minimal 2 kali, kalau bisa sih 3 kali. Family time jangan lupa.

7. Magrib jamaah. Quran time -- dan gak terdistraksi meski tetep harus connect internet. Buka whatsapp seperlunya, menjaga komunikasi dan silaturahim dengan yang jauh.

8. Isya jamaah. Gak buang-buang waktu meladeni "distraksi" yang harusnya diabaikan. Kerjain yang harus dikerjain. Tidur.


***


Udah, itu aja hehe. Simple ya ternyata, karena banyak yang gak aku buat detail. Ada target harian yang harus dipenuhi, tapi ada juga target pekanan. Sementara menulis masih jadi target pekanan. Harusnya sih, kalau niat jadi penulis, tiap hari nulis/edit. Tapi sampai saat ini belum aku agendakan waktu khusus buat nulis. PR nih buat aku.

Selain itu, mungkin perlu juga dibuat semacam ideal week, ideal month juga haha. Karena ada hal-hal yang pengen kita lakukan ga tiap hari, tapi tiap pekan, atau bahkan tiap bulan. Misal tiap bulan pengen wisata kemana gitu... *tapi kan lagi covid bell. **iyaa tahu kok.


***


Ada dua tipe orang, ada yang tipe biasa buat jadwal harian. Ada juga yang lebih fleksibel. Aku ... entahlah hehe. I have my schedule in my head, but I sometimes forget it. Ada hari yang aku nulisin target, terutama waktu Ramadhan. Tapi aku pribadi merasa aku masih PR besar sih dalam hal ini. Menjadi lebih produktif, menjaga agar tidak merugi, itu akan selalu jadi PR yang berulang. Kadang tahu teori, tapi gak gerak di praktek. Kadang lupa prioritas, lalu menjadi sedih di akhir hari saat menyadari hal tersebut. Yang jelas, untuk menjalani hari yang ideal, menurutku manusia butuh bantuan, baik bantuan alat maupun orang-orang sekitar dan sistem.


Semoga kita bisa mewujudkan hari ideal kita. Step by step. Butuh banyak belajar dan latihan, dan juga jangan menyerah. Semangaat~


***


Felt Desserted (2)

March 01, 2021 0 Comments

Bismillah.


I've been keeping it to myself, all the negative feelings. Bahkan tidak juga menuliskannya di sini, atau di diary, atau di blog magicofrain. I've been supressing the tired, exhausted, despair, and a lot of other negative feelings. And it exploded that night, saat tiba-tiba sebuah pesan masuk memintaku mematuhi aturan, dimana aku harus pergi, dan keluar dari "rumah", "zona nyaman", sesuatu yang aku rasa jadi penguatku sembari menekan perasaan negatifku.


So the emotion bomb exploded. Dan baru pernah aku nangis sampai dua hidungku mampet. There's something wrong with my nose too manybe. But I feel panicked, cause I can only breath through my mouth, and it doesn't felt right at all.


So I stop writing, and try to control my emotion. Mencoba bernafas sembari banyak beristighfar. Trying to distract my mind, cause somehow the feeling of desserted keep the water flowing, and it makes things worst. Seketika kerasa banget nikmatinya bernafas lewat hidung. Aku googling cara mengatasi hal tersebut, mencoba melakukan beberapa diantaranya.


Emosiku sudah mereda, masih mengalir sih satu dua tetes, tapi sudah tidak seheboh saat menulis unfilter-version dari felt desserted. Hidung masih belum berfungsi dengan normal, ga bisa tidur sampai jam 2, padahal besoknya harus bangun pagi >< tapi alhamdulillah jam 2 aku sudah bisa bernafas pakai salah satu lubang hidung, mampetnya tinggal sebelah. Banyak mengingat nikmat sehat, dihitung-hitung udah lama banget aku gak flu, gak ngerasain gejala macem itu. Malem itu rasanya persis kaya orang flu, kepala pening, hidung mampet sebelah, but Allah put me to sleep, and He woke me up before shubuh too..


Rasanya... hmm.. susah jelasinnya. Tapi intinya kerasa banget curahat nikmat dari Allah. Bayangin kalau malem itu aku ga tidur, entahlah akan seperti apa kondisi fisik dan emosiku. Kalau ga tidur kan otomatis otak ga berhenti berpikir, bisa kambuh penyakit overthinkingnya. Tapi alhamdulillah Allah kasih nikmat tidur, Allah juga kasih nikmat bangun gak kesiangan. Paginya aku makan nasi sebelum shubuh dong, hehe, entah karena laper, atau memang keinget untuk jaga kesehatan, jadi pengen segera ningkatin imun. Pagi itu masih kerasa banget kondisi fisik yang ga sesehat biasanya.


Trus... pagi setelah shubuh, setelah ngelakuin beberapa hal, dan setelah memastikan kalau agenda google meet-nya di cancel, aku memutuskan untuk jalan-jalan. Berharap ketemu matahari dan itu bisa membantuku bernafas lebih lega. Dan meski pagi itu mataharinya ngumpet dibelakang awan, jalan-jalan yang cuma sebentar itu cukup untuk menghangatkan badan, dan aku juga bisa menghirup udara yang lebih segar. Berdiri di bawah pohon, dan menghirup banyak oksigen dari sana. Keinget hari-hari sebelumnya yang banyak kuhabiskan di kamar dengan sirkulasi udara yang ga baik. Sebenarnya bisa baik sirkulasinya kalau jendelanya di buka, tapi karena ada kucing yang baru melahirkan, anaknya 6, dan dia sering banget masuk lewat jendela, cari kesempatan buat mindahin anak-anaknya ke dalam rumah, jadi deh, pekan itu kamarku bener-bener sering tertutup, baik jendela maupun pintu. #gabaik #janganditiru


Banyak banget info ga penting haha. Balik lagi ke judul. I still learn to accept the decision that I have to leave. Belum pamit, cuma memutuskan mau jadi silent reader aja. Harusnya hari ini beneran "pindahan", tapi belum berkemas. Tapi realita itu harus diterima kan, jadi kupastikan bulan ini "aku resmi pindah". Tanda kutip. Karena tulisan ini bukan bicara tentang pindah secara fisik. Aku masih tinggal di rumah yang sama kok, di purwokerto, di jalan ...... nomer 67 haha, jalan yang letaknya di "belakang" pendopo alun-alun purwokerto.


Kejadian malam itu, mengingatkanku pentingnya nulis dan curhat. Maka saat ada yang japri, lalu mengajak ngobrol, *dari divisi kekeluargaan kayanya* haha, sepertinya sih begitu. Soalnya, tiba-tiba aja, japri, trus tanya-tanya. And I open myself, my feeling, how I felt desserted. How ... reactively I want to quit and go away. But I still hold on. Karena jika aku mau mengesampingkan ego dan perasaanku, dan membiarkan logika yang jalan. Aku tahu, aku cuma harus menjalaninya. And everything will be fine, it'll work out, all iz well, semacam itu. Lagian, ada begitu banyak hal baik yang kuterima, jadi ga pantes banget kalau aku ngambek dan pundung cuma karena hal itu.


Yang saat ini aku masih ragu... I'll probably will never say bye properly. Selalu begitu, gatau kenapa aku hampir tidak pernah left dari suatu grup *ups, jadi ketahuan dikit ya settingnya dimana hahaha. Anyway, I'll just secretly be there, terlupakan eksistensinya. *sedih banget nulisnya. Rasanya ingin menulis hahahaha supaya menghilangkan perasan mellow dan hiperbol di sana. Ya, sepertinya, aku akan tetap diam, I'm really good becoming silent reader. Aku masih proses adaptasi juga nerima keputusan yang rasanya dadakan itu. Nanti... when time's come, sure I'll move on.


Terakhir, untukku, terima kasih untuk ga memilih dikuasai emosi. Bahkan malam itu kau tahan jemari untuk posting tulisan unfilter. Terimakasih juga, udah berusaha untuk bertahan, meski hempasan ombak membuatmu berkali-kali tenggelam. You've done well. You've worked hard. And you can keep doing it! I'm sure you can do it, with Allah's help of course. Satu lagi, berceritalah, jika tidak bisa lewat lisan, kau tahu kata selalu bisa menjadi temanmu, di sini, atau di magicofrain, atau di diary, atau bahkan di secarik kertas. Don't let it exploded like that night, cukup malam itu saja. Jangan diulang. Ok?