Follow Me

Showing posts with label Palestina. Show all posts
Showing posts with label Palestina. Show all posts

Friday, September 12, 2025

You're not Expected to Save Gaza neither Indonesia nor The World

September 12, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

I stumble upon this videos on @thefutureofcongo, and I am moved to write the transcript of the video.

 

 

*** 


Since when did "small" means useless?



With the current genocide that is taking place in Gaza… the famine and the war in Sudan, the continuous suffering of innocent people in Congo and the situation of all opressed people around the world--


there's this feeling a lot of us get. that we are supposed to do something huge. That if what we do doesn't end the war or feed thousands of people, then there's no point.


I think the problem is that, we have been taught to judge things purely based off of result, and that is a very problematic framework. Because nowhere in the Quran, nor the Prophetic tradition are we told that Allah Subhanahu wa ta'ala judges us based on what we accomplished.


But Allah does say in the Quran that, "There is nothing for man, except for what he strives for".


So the point is effort, not accomplishment. This might be harsh to say, but you're not expected to save Gaza -- nor are you expected to end the war in Sudan, or rebuild the Congo.


But you are expected to care, you are expected to try, and you are expected to do something-- even if it seems little or insignificant.


We act not because we are guaranteed results-- but because there's a moral and spiritual obligation. Even if you don't see the fruits of your seeds.


The Prophet Sallallahu 'Alaihi Wasalam says that if the day of judgement is established, and a person has a sapling in his hand, and he is able to plant it… then he should plant it. It’s the day of judgement!! You will probably not see the fruits of what you've just planted, but you are still commanded to do so.


Hajar 'alaihi salam did not find Zamzam water by sitting down and crying. She ran through Safa, and Marwa multiple times looking, and seeking for water. And Allah Subhanahu wata'ala blessed her with water, not through her running, but because of it. That is sa'y-- that is effort.


Maryam 'alaihi salam during childbirth, was commanded by Allah Subhanahu wata'ala that she should shake the trunk of the tree towards her-- realistically speaking, not a single human being much less a woman in labour would be able to shake a trunk of a tree to the point that dates would fall from it… the point of the command was not the shaking of the tree, it was about the effort, it was about obeying Allah Subhanahu wata'ala, and most importantly trusting him.


I highly recommended that everybody looks up the concept of Sa'y in Islam, it’s really profound and beautiful. One of the other dillemas we fall into in this regards is we feel discouraged when we don't see an immediate result in the things that we do. But the question is; Are you serving the cause or are you just addicted to seeing the results of your actions? Because I'm sorry to say bro, but.. It's not about you!!


Sumaya radhi Allahu anha never got to see Medina. 

The companions who died during the Battle of Badr and the Battle of Uhud never got to see the Conquest of Mecca.

Does that mean that they failed? Definitely not! We look up to them, we name our children after them, and we say about them radhi Allahu anhum. Because it's never about the accomplishment, it's about the effort.

I say to you: "Share that post to your story, repost the video, talk about it in your school, try and bring as much awareness as you can about all these situations and many others and know that if you died trying, you died successful!

 

***

 

Aku juga coba nerjemahin transkrip di atas, tapi manual dan banyak kekurangan. Barangkali ada yang mau baca, boleh juga dikoreksi kalau ada yang salah.

 

***


Sejak kapan hal kecil berarti sia-sia?


Dengan kondisi genosida terkini di Gaza… kelaparan dan perang di Sudan, dan penderitaan berpanjang pada penduduk di Kongo dan situasi dari semua rakyat yang tertindas di seluruh dunia--


Ada hal seperti ini yang banyak dari kita rasakan. Bahwa kita seharusnya melakukan sesuatu yang besar. Bahwa jika apa yang kita lakukan tidak menghentikan perang atau memberi makan ribuan orang, maka semua sia-sia.


Masalah utamanya adalah, kita terbiasa diajarkan untuk menghakimi sesuatu hanya berdasarkan hasil, dan itu adalah kerangka pemikiran yang sangat bermasalah. Karena tidak ada dalam Al Quran atau sunnah Rasulullah yang mana kita diberitahu bahwa Allah subhanahu wata'ala menghakimi kita berdasarkan pencapaian kita.


Tapi Allah menyebutkan dalam Quran bahwa, "Seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya". (An Najm ayat 39)


Jadi poinnya adalah usaha/ikhtiar, bukan pencapaian. Dan ini mungkin agak kasar untuk dikatakan, tapi kamu tidak diharapkan untuk menyelamatkan Gaza -- (atau Indonesia -pen) atau diharapkan untuk mengakhiri perang di Sudan, atau membangun Kongi.


Tapi kamu diharapkan untuk peduli, kamu diharapkan untuk berusaha, dan kamu diharapkan untuk melakukan sesuatu-- bahkan jika itu terlihat kecil atau tidak signifikan.


Kita melakukan sesuatu bukan karena kita punya jaminan akan hasilnya-- tapi karena ada kewajiban moral dan spiritual. Bahkan jika kamu tidak melihat buah dari benih yang kau tanam.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda bahwa jika hari kiamat terjadi, dan seseorang memiliki biji/benih di tangannya, dan ia mampu untuk menanamnya… maka ia harus menanamnya. Padahal itu hari kiamat!! Kamu mungkin tidak akan melihat buah dari apa yang baru kau tanam, tapi kamu masih diperintahkan untuk melakukan itu.



Hajar 'alaihi salam tidak menemukan air Zamzam dengan duduk diam dan menangis. Ia berlari di antara Safa dan Marwa beberapa kali untuk mencari air. Dan Allah Subhanahu wata'ala memberikan rahmat padanya dengan air, bukan melalui larinya, tapi karena itu. Itulah yang disebut sa-i -- itu adalah usaha.



Maryam 'alaihi salam saat proses melahirkan, ia diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala untuk menggoyangkan batang pohon ke arahnya -- jika bicara realistis, tidak ada seorang manusia, lebih lagi seorang wanita yang sedang melahir dapat menggoyangkan batang pohon sampai buah kurma jatuh darinya… poin utama dari perintahnya bukan menggoyangkan pohon, ini tentang usaha, ini tentang menuruti perintah Allah Subhanallah wata'ala, dan yang terpenting percaya dan yakin pada-Nya.


Saya sangat merekomendasikan setiap orang untuk mencari tahu dan memahami konsep Sa-i dalam Islam, konsep ini sangat mendalam dan indah. Salah satu diantara berbagai dilema yang kita tenggelam di dalamnya adalah kita merasa putus asa saat kita tidak melihat hasil langsung/hasil yang segera pada hal yang kita lakukan. Tapi pertanyaannya adalah; apakah kamu melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu, atau untuk melihat hasil dari apa yang kamu lakukan? Karena, maaf untuk mengatakannya, tapi ini bukan tentangmu!!



Sumaya radhiyallahu anha tidak pernah melihat Madinah.



Para sahabat radhiyallahu anhum yang syahid dalam Perang Badar dan Perang uhud tidak pernah menyaksikan peristiwa Penaklukan Mekah.



Apakah itu artinya mereka gagal? Tentu saja tidak! Kita mencontoh mereka, kita memberi nama anak-anak kita dengan nama mereka, dan kita menyebut mereka radhiyallahu anhum. Karena ini tidak pernah tentang pencapaian/hasil, ini tentang usaha/perjuangan.



Saya katakan padamu: "Bagian postingan itu di storymu, repost videonya, bicarakan tentang itu di sekolahmu, dan usahakan dan berikan awareness/kesadaran sebisa mungkin tentang situasi-situasi ini (Gaza, dll) dan ketahuilah bahwa jika kamu mati saat sedang berusaha, kamu mati dalam keadaan sukses."

 

***

 

Terakhir, penutup. Teruntuk setiap orang yang sering putus asa karena merasa tak berdaya, yang merasa usahanya terlalu kecil, yang masih begitu peduli melihat berbagai kejadian dan peristiwa di dunia dan Indonesia, tapi juga ragu apa yang harus dilakukan dan sering tergilas arus dan lupa untuk konsisten dalam usaha dan dosa sekecil apapun itu di matamu/di mata orang lain. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi bagian dari yang berjuang dan berusaha, sungguh lebih baik menjadi debu, pasir, yang semoga jadi adonan semen yang baik untuk membangun peradaban. We might not see the result, but Allah never ignore any effort even the smallest and the hidden one.

 

Wallahua'lam bishowab. 

Friday, June 13, 2025

Masihkah Matamu Berkaca Setiap Membaca Berita Saudaramu Di Sana?

June 13, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

-Muhasabah Diri- 

 

Sebelumnya aku membuka sosial media untuk menemukan berita terbaru dari kabar saudara kita di sana. Sebelumnya, tanpa jeda tangan tergerak untuk share berita tersebut ke story. Tapi saat berita berita yang muncul memenuhi perasaan negatif, perasaan tidak berdaya, kesedihan, amarah, dll. Aku memilih untuk menghindar. Menutup mata. Meski tetap tidak bisa tidak tahu, karena di belakang kepalaku, aku tahu, menutup mata tidak menjadikan kejadiannya tidak terjadi. Saudara kita di sana, masih di sana, masih berjuang dalam rasa lapar, rasa sakit, dan begitu banyak kata deskripsi lain yang membayangkannya saja sudah membuat hati sedih. Tapi anehnya, hati mereka masih kokoh dalam keimanan yang seimbang antara khauf dan raja, takut dan asa.

 

Saat ini, aku lebih banyak diam saat kudengar dan kubaca berita tentang saudara kita di sana. Bibirku tertutup rapat, lidahku kelu, jemariku hanya mampu menekan ikon hati, tidak ada lagi semangat membagikan berita seperti dulu, karena rasa bersalah itu begitu berat. Menilik saat-saat aku menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan apa yang terjadi di sana, dan ketidakberdayaanku, dan betapa lemahnya imanku. Karena jangankan memikirkan mereka, memikirkan diriku saja, aku masih kalah, kalah oleh sisi gelap diri, oleh dosa dan kesalahan yang berulang dikerjakan.

 

***

 

Berita tentang saudara kita di sana berganti, kau lihat orang-orang yang lebih banyak bersuara, yang lebih sibuk bekerja, dan melangkah. Lalu kau melihat kaca dan refleksi dirimu yang berdiam diri dengan penutup mata di kepala.

 

Aku hanya ingin bertanya padamu, adakah matamu berkaca-kaca saat berita tentang saudaramu kau baca dan kau dengar? Adakah hatimu tergerak, untuk mengufukkan doa yang tulus, doa yang tidak tergesa?

 

Wahai diri, kau boleh lemah, lalu terdorong arus. Kau bisa saja kehilangan kesadaranmu, lalu terjatuh dalam lubang kenistaan. Tapi saat kau terbangun dan mulai mengumpulkan kesadaranmu, jangan kau berdiam diri. Bahkan dalam kondisi lemah, kau seharusnya bisa bergerak dan mencoba keluar dari arus. Bahkan dalam kondisi baru jatuh, kau seharusnya bisa mengumpulkan azzam untuk bangkit dan keluar dari keterjatuhanmu. Bukankah oksigen masih Allah berikan secara gratis? Bukankah kamu masih bisa mendengar panggilan adzan yang merdu mengajakmu kembali dan meminta pada-Nya? Kemenangan ini hanya bisa diraih jika kau meminta dengan tulus pada-Nya, menunjukkan dengan kerja nyata dalam amal. Karena Allah tidak melihat besar kecil atau banyak sedikit.

 

Bukankah kau masih ingin berada di jalan yang sama dengan saudara-saudaramu di sana? Jalan lurus yang menanjak ini... jalan orang-orang yang telah diberi nikmat. ya, jalan ini bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang tersesat.

 


sumber gambar

Wallahua'lam bishowab.

Wednesday, May 29, 2024

Al Buruj, 2024, Rafah - Palestina

May 29, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

#tadabbur

 

Never would I imagine, that the ayaat from Suratul Buruj will come alive at 2024, in Rafah - Palestine.

 

Allah memulai surat Buruj dengan 3 sumpah, (1) langit yang mempunyai gugusan bintang, (2) hari yang dijanjikan, dan terakhir (3) wa syahidiw wa masyhud, arti literal-nya yang menyaksikan dan disaksikan.

 

Sampai ayat 3 aja, dengan keterbatasanku atas bahasa arab, dan betapa faqirnya ilmuku tentang tafsir. Aku rasanya ingin berhenti.


Aku membayangkan Rafah, siang dan malamnya, bagaimana saat bom dijatuhkan, langit menjadi saksi. Bagaimana orang-orang yang Allah murkai itu merasa tak bersalah seolah apa yang mereka lakukan tidak akan diadili di dunia ini. Mereka tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, bahwa ada hari yang dijanjikan, saat pengadilan Allah ditegakkan, dan semua kezaliman akan dimintai pertanggungjawaban.

 

Wa syahidiw wa masyhud, mengapa membaca ayatnya saja, tanpa tahu sama sekali tafsirnya membuatku tercekat. Aku memikirkan berapa banyak syahid... berapa banyak syahid yang terbebas dari rasa sakit di tubuhnya yang fana, kembali kepada Rabb-nya dengan senyum di bibir, disambut dengan suka cita oleh penduduk langit. Kemerdekaan dan damai yang seolah cuma ilusi di dunia, kini nyata, senyata-nyatanya setelah syahidnya mereka menjadi bukti kebenaran iman di dalam dada yang tidak bisa dilihat atau diukur oleh mata manusia manapun.

 

Wa syahidiw wa masyhud, mengapa membaca ayatnya saja, tanpa tahu sama sekali tafsirnya membuatku tercekat.  Syahid diterjemahkan "yang menyaksikan". Rasanya seperti ada yang memukul keras hatiku, berusaha membangunkannya dari tidur lamanya. How about you? Did you witness that? Is what happen in Rafah is only a news, or some seconds reels that we can just swipe and scroll fast? Adakah ummat ini bangun dari tidur lelapnya. Adakah aku... masih saja beralibi tenggelam dalam distraksi-distraksi?


***


Menulis ini, sejujurnya takut... aku tahu, aku hanya membaca di permukaan, lalu mencoba menghubung-hubungkan. Aku masih punya PR besar untuk mempelajari Al Quran, Al Buruj, cukupkah hanya dibaca, cukupkah hanya dihafal, cukupkah hanya mengetahui artinya?


Terakhir, let me end this post with ayat 17-20.


Untuk tentara-tentara zalim yang Allah laknat, "Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara Fir'aun dan Samud?"


Pasukan yang menjatuhkan bom di Rafah, di Palestina... mereka bukan pasukan pertama yang akan Allah musnahkan. Kita tahu di media, betapa kerdil mereka, jauh kalah dibandingkan dengan bala tentara Fir'aun dan Samud.


Balilladzina kafaru fi takdzib.. Wallahu miwwaraaihim muhith.


Memang orang-orang kafir itu selalu mendustakan. Dan Allah mengepung dari belakang mereka.


They didn't know yet. That Allah has surround them from behind. They thought the king or president, or goverment of other countries just sit still and can only talk without sending armies to fight them. But they forget, that Allah is the king of the Heaven and the Earth.


ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ

Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [Surat Al-Buruj (85) ayat 9]


Wallahua'lam bishowab.


***


Keterangan:

Mohon koreksinya jika banyak yang salah.

Monday, October 16, 2023

Cemas dan Stress Memantau Berita Tentang Palestina

October 16, 2023 0 Comments

Bismillah.

 

-Muhasabah Diri-

 

Maaf, atas judul yang terlalu to the point. Tapi itu poin pertama yang ingin kutuliskan, sebuah ejaan perasaan sejak pertama berita tentang palestina hadir, hingga kini...  7-16 Oktober, satu pekan lebih. Ada begitu banyak emosi yang bercampur aduk, sedih, amarah, ghirah, dll. See? I can't even name or mention each of those feelings. Ada rasa sakit dan menyesakkan setiap kali membaca update berita dari berbagai sumber terpercaya. Pun merasa marah, saat melihat dan membaca komentar yang membuat badan bergidig, kok bisa.. ada yang begitu. Belum lagi perasaan tidak berdaya, karena merasa tidak bisa ikut andil, bahkan untuk sekedar share, menulis, dan doa, aku tahu persis untuk hal-hal kecil ini aku belum bisa maksimal.

 

Belum lagi, ironisnya setelah membaca dan menyaksikan serta merasakan berbagai emosi, kadang, rasanya ingin lari dari perasaan itu. Akhirnya memilih untuk pura-pura lupa, mendistraksi diri dengan hal-hal lain. Padahal kita tahu di sana, ada yang untuk minum saja sulit, makan juga, rasa aman.. suara-suara bom, pemandangan darah dan orang-orang yang sakit dan mati. Ah.. ini keliru. Mereka syahid, hidup, dan merdeka dari raga dan dunia yang memenjarakan ruh.


Sungguh, rasa cemas dan stress memantau berita tentang palestina itu nyata. Dan hal itu mungkin membuat kita bingung untuk mengatasinya. For me, at least reading broadcast channel from Risalah Ammar could give me another side of news, aside from the bombs, the blood, the number of dying, the tragic and sad stories people told. Yang mau cek dan baca bisa cek link ini. Dan tentu, yang ini gak boleh lupa. Baca Quran, sungguh ketenangan itu datangnya dari Allah, dari membaca kalam-Nya. Semoga dengan membaca ayat-ayatNya, kita belajar lagi untuk menyeimbangkan rasa cinta-harapan-takut. Kita mungkin tidak bisa melakukan banyak hal, tapi dari yang sedikit, lakukan meski sedikit. Baca lagi literasi tentang palestina dan al quds, baca lagi Sirah Nabawi. 

 

Terakhir, sebuah tulisan tentang kontribusi apa yang bisa kita lakukan:

 

 

 


Semoga Allah membimbing dan memudahkan kita, untuk ambil bagian, meski sedikit. Aamiin.


Wallahua'lam.

Sunday, October 15, 2023

Beyond Ourselves

October 15, 2023 0 Comments

Bismillah.

 

Setiap dari kita punya perjuangan masing-masing, masalah masing-masing, urusan dan kesibukan masing-masing. Tapi meski begitu, kita, sebenarnya diberikan kemampuan untuk mengatasi hal-hal di luar itu juga. We're not born just for ourselves, there's something beyond ourselves.

 

Saat aku memilih sibuk dengan keluhan diri, merasa kewalahan dengan masalah pribadi, egois memikirkan diri lagi dan lagi. Saat itulah Allah mengingatkanku untuk berhenti berada dalam tempurung kelapa dan melihat lebih luas dari diri sendiri. Di luar sana, ada yang berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri. Tapi juga untuk orang lain, ia tidak hanya berjuang memenuhi peran sebagai hamba, namun juga mengingat tugasnya sebagai khalifah. Mereka bisa saja memilih egois, dan memutuskan untuk sekedar survive seorang diri. Tapi jiwa suci mereka memilih untuk berjuang tidak sekedar untuk diri sendiri. Mereka menggali potensi dalam diri, kemudian membagikan buahnya pada banyak orang. Mereka tidak mengeluh tentang kekurangan mereka, dan fokus pada apa yang mereka punya, untuk memberi, memberi dan terus memberi.


Di tanah yang rasa aman begitu langka, menit-menit ketidakpastian, bahwa bisa jadi dentuman bom berikutnya bukan hanya didengar dan dilihat, tapi juga merenggut nyawa. Mereka berlari dan berlomba dalam kebaikan. Orang di luar mungkin hanya bisa mengasihani mereka, karena banyak yang tidak paham, justru kita lah yang harus dikasihani. Yang memilih menyibukkan diri dengan diri, tenggelam lagi dan lagi. Melupakan begitu banyak kebaikan-kebaikan, potensi yang yang bisa tumbuh dan berbuah. Kerdil, karena memilih berhenti di diri sendiri.


Dan saat ini... mereka yang berjuang bukan hanya untuk diri, tapi untuk hal-hal lebih besar dibandingkan dirinya sendiri. Mereka memang saat ini merasakan sakit yang bertubi, fisik, psikis. Seolah mereka yang butuh bantuan. Tapi nanti.. nanti bisa jadi kita-lah yang menangis, dan merasakan sakit. Saat tahu, bahwa di masa-masa ini, bukan mereka yang membutuhkan bantuan kita. Tapi justru kita, yang butuh untuk membantu. Karena diam kita, adalah kerugian dan penyesalan. Saat gelar syahid menanti mereka, tidakkah kita ingin ikut kebagian, meski sedikit, dari perjuangan mulia mereka? Maka mari berhenti memikirkan diri sendiri saja. Mari berhenti diam dan bersuara. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk ambil bagian.

 

Mari ambil bagian. Bahkan sekecil membagikan berita-berita yang benar, saat begitu banyak hoax tersebar. Sekecil membagikan gambaran besarnya, agar tidak banyak tertipu oleh potongan gambar yang membutakan banyak orang dari masalah yang sebenarnya.


Mari ambil bagian. Sungguh, bukan mereka yang akan mengemis bantuan. Tapi kita yang akan menyesal jika kita membiarkan masa ini berlalu tanpa kita meraih sedikit saja, sebagai bentuk bahwa hati kita masih hidup dan berdetak. Sungguh, doa bukanlah hal kecil. Bisa jadi, karena inilah, karena doa kita pada mereka yang sedang berjuang di sana, doa-doa pribadi kita ikut dikabulkan. Wallahua'lam.



***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Saturday, January 15, 2022

Membaca Novel Sognando Palestina

January 15, 2022 0 Comments
Bismillah.

Nukil Buku "Sognando Palestina | Randa Ghazi"

***

Ramadhan yang lalu, saat tentara Israel memaksa masuk, merusuh ibadah tarawih saudara kita di Palestina.

Kemudian suara-suara muncul, bentuk rasa sakit karena salah satu tubuh kita dilukai. Berbagai acara digelar. Salah satunya dari KBM, atau KMO mengundang Helvy Tiana Rosa. Membahas bagaimana peran sebagai penulis.

Salah satu hal yang ditekankan di sana adalah menulis. Tapi sebelum menulis, diingatkan untuk membaca tulisan-tulisan tentang palestina. Buku-buku tentang palestina. Salah satu buku rekomendasi beliau, buku ini.

***

Sebenarnya aku baru membaca sedikit, kurang dari 100 halaman. Tapi dari jumlah yang sedikit itu, ada begitu banyak yang ingin kubagikan.

Aku paham kenapa buku ini direkomendasikan. Anak semuda itu... menulis gambaran kejahatan penjajahan yang dilakukan Israel di Palestina.

Supaya lebih tergambar, berikut beberapa kutipan dari buku Sognando Palestina:

📚📚📚📚📚📚📚📚

.....
Dengan tekad dan keimanan, akan kulawan
Dengan kuku dan gigiku, akan kulawan
Dan meski tubuhku
Tak lebih dari kumpulan bekas-bekas luka menganga
Dengan darah dari luka-lukaku, aku 'kan melawan

Tanpa gentar aku akan melawan

-----

Warga Palestina
Anonim

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Halaman pembuka #daribuku *Sognando Palestina* - Randa Ghazy, Pustaka Alvabet

📚📚📚📚📚📚📚📚

"Lalu seorang perempuan keluar dari persembunyiannya dan menghambur ke arah anak laki-lakinya, ke arah jasad tak berdaya yang terbujur di atas tanah. Ia menangis, berteriak, meradang... putraku... putraku!

Dan ketika para tentara melihatnya menghambur ke depan, mereka melepaskan tembakan. Semuanya, mereka berempat, semuanya melepaskan tembakan. Dan perempuan itu pun ditembus peluru di empat titik berbeda di tubuhnya; di bahu kiri, betis kanan, di dada dan leher."


#daribuku *Sognando Palestina* - Randa Ghazy, Pustaka Alvabet

📚📚📚📚📚📚📚📚

"Kita, adalah bangsa yang tidak memiliki kedamaian, Riham, tetapi kita akan meraih kedamaian di sisi Allah.

Orang-orang yang sekarang hanya menyaksikan dan berpangku tangan, tidak akan merasa tenang di hari Pembalasan nanti.

Itulah satu-satunya penghibur bagiku. Tuhan bersama kita."

- Nidal

#daribuku *Sognando Palestina* - Randa Ghazy, Pustaka Alvabet

📚📚📚📚📚📚📚📚

Kemudian dia bertindak bodoh, berteriak ke arah tentara itu. Ibumu, mana dia sekarang?! Apakah kau juga senang kalau aku mengutus putraku membawa senapan mesin untuk mengejar ibumu? Apakah kau senang anakku mengejar-ngejar ibumu, mengancamnya agar meninggalkan rumahnya?! Teriakan... Dan pada saat itulah, tentara itu mengarahkan senapannya dalam sekejap mata, dengan gerakan secepat kilat hingga tak seorang pun menyadarinya... dia melepaskan tembakan.

Ibu Nidal jatuh tersungkur. Nidal menjerit. Jeritan yang melengking sekuat tenaga, yang membuat semua orang ketakutan melebihi ketakutan akan tembakan dari senapan mesin itu.

#daribuku *Sognando Palestina* - Randa Ghazy, Pustaka Alvabet

***

Membaca buku Sognando Palestina membuatku sadar, akan gambaran buruknya penjajahan dalam kalimat dengan deskripsi yang membuat kita bisa membayangkan. It's not a good feeling when I read it. But sometimes we need to shaken, to really realize the important of giving support and du'a to Palestina.

Semoga kita, termasuk setidaknya yang tergerak hatinya untuk mendoakan saudara kita di sana.

Semoga kita bisa berkontribusi, meskipun kecil. Lewat berbagai bentuk dan cara. Salah satunya dengan menulis.

Terakhir. Aku menyimpan juga catatan pesan dari Mba Helvy Tiana Rosa tentang bagaimana jika ingin menulis tentang Palestina.

Sekian. Wallahua'lam.

****

PS: Novel Sognando Palestina bisa dipinjam di iPusnas

Keterangan:

[1] Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

[2] Buku tentang/tema Palestina lain yang pernah kubaca + link tulisan:




Kun Fayakun, Menembus Palestina

Sunday, June 24, 2018

Palestina

June 24, 2018 0 Comments
Bismillah.


Ramadhan kemarin.. ada pembahasa dua buku... yang pertama buku berjudul Palestina Yang Terlupakan, satu lagi buku tenntang inspirasi dari kepemimpinan Shalahudin Al Ayyubi. Dari situ... diingatkan lagi tentang pentingnya tanah syams. Sebenarnya di salah satu grup tercetus ide sih.. untuk membuat projek literasi terkait palestina.. harusnya habis lebaran, tapi sampai saat ini belum ada suara hehe. Salahku juga, yanng inget tapi enggan bersuara di grup.

Izinkan idenya aku adopsi. Doakan semoga terlaksana ya.. harus buat konten tentang palestina, artinya aku harus banyak studi literasi, kenapa? Karena pengetahuanku bisa dibilang limit mendekati nol hehe. Tanah syams ini istimewa bukan cuma karena sejarah yang terukir di sana.. tapi sampai nanti, sampai akhir zaman, tetap menjadi tanah yang istimewa. Jadi inget kajian akhir zaman, dulu di taman ganesha sebelum renovasi hehe. Catetannya masih ada bell? Hehe. Nanti dicari-cari, atau beli bukunya aja lah hehe. Harusnya mah banyak buku yang bisa dijadikan sumber referensi. 

Aku lagi kepikiran, mulai nulisnya darimana ya? Apa mau kronologis? Dari awal nabi adam diturunin? Hehe. Trus tentang nabi-nabi yang dakwah di bumi syams? Atau justru dari timeline sekarang.. trus putar ulang, mundur pelan-pelan, trus maju ke bahasan akhir zaman? Hehe. Masih angan-angan, masih cuma lintasan pikiran. Bisa jadi tulisan ini akan balik ke draft kalau misalnya ternyata cuma numpuk di ide. Hehe. 

Tapi kan ya.. lebih baik berencana, biar kemudian sibuk merealisasikan rencana. Daripada ga ada rencana. Trus waktu untuk baca, dan nulis, kebuang untuk main sosmed dan hal-hal melalaikan lainnya hehe. 

Anyway.. Let's just start with bismillah.. Bismillahirrahmanirrahim.. ^^

***

PS: Sebenarnya ya.. kalau ide kaya gini baiknya ngajak orang lain, biar kalau aku lupa, ada yang ngingetin.. hehe.