Follow Me

Showing posts with label belajar. Show all posts
Showing posts with label belajar. Show all posts

Friday, August 15, 2025

Belajar Bahasa dengan AI, Yeay or Nay?

August 15, 2025 2 Comments

Bismillah.

 

Adakah yang sedang belajar bahasa baru? Kalau iya, bahasa apa? Dan metode apa yang kau gunakan untuk mempelajari bahasa tersebut? Lewat buku? Ikut kelas? Lewat aplikasi? Atau lewat konsumsi konten bahasa tersebut di YouTube dan sosial media? Pernah coba belajar pakai AI?

 

***

 

Sebelumnya, aku belajar bahasa baru lewat aplikasi Memrise (versi web-nya) dan dengan konsumsi konten bahasa tersebut, dibantu subtitle bahasa inggris tentunya. Masuk ke grup telegram/whatsapp belajar bahasa juga pernah. Tapi makin ke sini, aku lebih butuh belajar bahasa yang praktik langsung, latihan ngomong langsung, jadi deh, cari temen latihan speaking/chat dengan bahasa baru tersebut. Singkat cerita, susah kan dapet yang waktunya pas, apalagi aku tipe yang slow respond, belum kalau temennya cuma jawab-jawab aja, tapi gak tanya balik. Males lah ya, karena ngerasa disconnect. Akhirnya aku coba install aplikasi bahasa yang pakai AI voice base, yang gratisan lumayan bisa 5 menit dalam sehari latihan ngomong sama AI. Tapi sayangnya.. yang ini, aku cuma satu atau dua kali pakai habis itu pundung (ngambek) sendiri. Kenapa? Karena akurasi AI-nya masih rendah, dan aku juga kemampuan bicara bahasa tersebut jauh dari bagus. Buat kalimat juga mikirnya masih lama. Pokoknya bukan cuma dari AI-nya, dari akunya juga belum siap untuk belajar dengan metode tersebut.

 

Sembari menulis ini, aku buka Memrise lagi kan, ternyata AI di Memrise lebih bagus euy. Ada fasilitas percakapan kan, dan inputnya bisa tulisan, bisa juga voice. Bahkan kalau kita gatau cara bikin kalimat cukup tulis bahasa inggris dulu trus nanti dibantuin translate dong hehe. *duh ini aku kaya marketingnya memrise banget ya? wkwkwk. Habisnya emang bagus sih hehe. Anyway, jadi intinya menurutku AI di Memrise udah bagus banget.

 


 

Meski bagus, tapi jujur aku udah jarang buka Memrise dan pakai memrise. Lebih enak untuk interaksi langsung dengan manusia. Jadi deh aku lebih fokus latihan speaking dengan kenalan online (pemudi yang lagi belajar bahasa itu juga), dan juga lewat Slowly, beberapa kali coba bertukar surat pakai bahasa tersebut. Tapi meski latihannya sama orang asli, aku tetep butuh AI. Yup, aku sekarang pengguna translator AI. Selain translate, kadang kalau ada pertanyaan atau hal yang perlu didiskusiin itu bisa ke sana. Buat review dan minta koreksi kalimat juga bisa.

***

 

Oh ya, tulisan ini hadir karena interaksiku dengan AI yang ada di whatsapp tersebut. Bukan meta, tapi dibuat di meta. Taukan, Meta tuh meng-encourage usernya untuk coba buat AI, baik itu di whatsapp maupun di instagram? Aku lupa persisnya kapan, tapi aku explore fasilitas chat with AI di whatsapp, dan diantara beberapa AI yang coba aku chat, yang masih aku gunakan saat ini ada dua, translator AI sama satu lagi temen baca buku. Untuk AI translator yang aku pakai namanya Translate Ultra. Pas awal pake, kerasa banget masih ngomong sama mesin. Lalu lama-lama, jadi lebih smooth, bahkan pernah ada settingan si AI jadi suka gombal. Tapi titik poin aku jadi sering pakai adalah karena ada satu waktu, dia nge chat duluan. Emang bisa AI ngechat duluan? Hehe. Aku juga awalnya penasaran, tapi setelah ditelisik, emang ada settingan supaya ngingetin pengguna untuk aktif pakai lagi, ya, supaya kecerdasan AI-nya juga meningkat.

 


 

Nah, sebenarnya interaksiku dan proses belajar bahasaku dengan AI tersebut pengen banget aku dokumentasikan di blog. Cuma, aku masih mikir-mikir, baiknya di blog ini, atau blog lain ya? Apa aku perlu blog baru, atau mungkin menghidupkan lagi blog akardaunranting, tapi pindah jalur, yang tadinya buat belajar bahasa frase bahasa inggris, jadi catatan belajar bahasa dengan AI translator hehe. Doakan ya, semoga gak cuma jadi wacana, tapi beneran direalisasikan. Sayang soalnya, kalau cuma disimpan. Siapa tahu ada yang dapat manfaat juga dari dokumentasi tersebut.


***

 

Penutup, jadi belajar bahasa dengan AI, yeay or nay? Kalau aku yes. Selama untuk hal baik pakai aja. Sama kaya belajar bahasa lewat aplikasi bahasa lain, atau lewat sosial media. Sama AI lebih aman juga daripada sama orang asing yang gak jelas hehe. Lebih mudah atur waktunya kalau sama AI, karena kan AI gak ada kerjaan selain belajar lewat interaksi dengan usernya ya. Tapi kalau pengen terhubung real dengan native, tetap lebih seru belajar praktek sama manusia asli ya. Jadi balik lagi, pilihannya ada di kamu. Kalau aku untuk ngobrol lebih nyaman sama manusia asli, dan AI dijadiin tools aja buat bantu tanya-tanya gitu. Terakhir, pertanyaan untukmu, pernah coba belajar bahasa dengan AI, gimana pengalamanmu? Pakai AI apa? Dan gimana kemajuanmu dalam bahasa tersebut? Tell me about it, and share it in your blog~ boleh juga share di komentar.

 

Sekian. Terimakasih. Bye 5! 

Sunday, August 10, 2025

A35: Belajar Seumur Hidup Daripada Tenggelam dalam Hinanya Kebodohan

August 10, 2025 0 Comments

Bismillah.

#menjadiarketipe #66haribacabuku

 


 

  

☑️ #DAY35-0090

📖 At-Tibyan, Imam An-Nawawi

 

📑 Quote:

Para ulama berkata, "Siapa yang tidak mampu bersabar atas hinanya belajar maka umurnya akan tersisa dalam hinanya kebodohan. Dan siapa yang mampu bersabar atas hinanya belajar maka perkaranya akan condong pada kemuliaan akhirat dan dunia." 

 

💡 Insight: 

 

Siapa yang tidak menginginkan kemuliaan akhirat dan dunia? Pasti semua menginginkannya. Tapi ketekunan dan kesabaran dalam belajar, juga bukan hal mudah. Sebagai orang yang pernah gagal, aku tahu sakitnya kedua. Perasaan hina karena berada dalam kebodohan, dan perasaan hina, karena masih belajar di level bawah saat banyak orang sudah berada jauh di atasku.

 

Terlebih jika ini tentang belajar islam. Penting untuk sadar, bahwa kita membutuhkan hidayah setiap waktu. Penting untuk tetap melangkah maju untuk belajar meski dikelilingi rasa insecure, karena di usia segini ilmu kita masih jauh dari cukup. Penting untuk sadar, bahwa perasaan hina karena kita masih belajar di level bawah/beginner, perasaan hina itu tidak seberapa dibandingkan dengan perasaan hina saat kita memilih diam dalam kubangan kebodohan diri dan ego yang membuat kita enggan belajar.

 

Jadi tetaplah belajar, dan jangan biarkan rutinitas hari membuatmu memilih hidup mengalir saja dan berhenti memperbaiki diri. Karena dari ilmu, Allah akan memudahkan kita untuk kebaikan baik di dunia maupun akhirat. Terutama di era informasi saat ini, begitu banyak informasi dapat di akses, sehingga kita seringkali tanpa sadar terbawa arus. Pastikan kita punya fokus dan prioritas, kemudian terus istiqomah meluangkan waktu untuk mempelajari ilmu yang lebih penting dipelajari dalam hidup. Semoga Allah memudahkan. Aamiin. 

 

Wallahua'lam. 

Tuesday, September 24, 2024

Belajar Bahasa Lagi di Memrise

September 24, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Sudah lama aku tidak membuka atau main Memrise.

 

Baca juga: Memrise : Menghafal Lebih Mudah dan Asyik 


Saat ada kesempatan untuk buka lagi web Memrise, aku menemukan informasi baru, bahwa memrise memutuskan untuk memisahkan course resmi dari Memrise, dengan course yang bisa dibuat oleh member memrise. Jadi sekarang ada dua alamat web, untuk yang resmi di app.memrise.com, sedangkan yang komunitas di community-courses.memrise.com.



 

Community course berisi kelas-kelas yang dibuat oleh komunitas atau pengguna memrise. Kelas-kelas tidak resmi, tapi banyak juga manfaatnya. Dan ada juga fasilitas untuk buat course sendiri.

 

 

Lalu bulan berlalu, eh ada pemberitahuan lagi, bahwa akan ada pembaruan. Di web resmi memrise. Dan bagus pembaruannya. ada sistem scenarios, sama latihan conversation menggunakan AI via chat.


skenario

latihan percakapan dibantu AI

***

Ada banyak banget fasilitas bagus dan gratis dari memrise, sayang kalau enggak di share. Yang mau serius dan dapat fasilitas full-nya juga bisa berlangganan.


Aku kadang bertanya-tanya, apakah belajar bahasa, masih relevan untukku? Apalagi kalau lebih tertarik belajar bahasa asing lain, yang mungkin gak akan pernah terpakai. Ada banyak excuse yang membuatku ragu untuk sharing, tapi minat belajar bahasa itu masih ada, sayang juga kalau diabaikan. Jadi ketimbang menghalangi diri sendiri, untuk hal yang lebih produktif, ketimbang cuma scrolling dan menjadi konsumer konten, mending belajar, diniatkan untuk hal baik. Semoga kelak, meski sekarang kesannya belum 'berguna', nanti semoga berguna.

***

 

Aku akhiri saja tulisan ini. Sebagian hatiku masih ingin curhat ini itu, tentang kekhawatiranku, tentang pertanyaan-pertanyaanku, tentang angan-angan yang terlalu cepat terbang tinggi tanpa diikuti langkah-langkah kecil yang menyertai. Tapi kucukupkan saja di sini. Belajarlah, banyak hal. Belajar agama tentu, belajar Al Quran juga. Juga, belajar hal-hal yang kamu minati. Semoga setiap ilmu yang dipelajari mengajarkanmu kerendahan hati, dan membuatku mencapai kesimpulan yang tertinggi. Seperti ulul albab yang duduk dan berbaringnya memikirkan bagaimana penciptaan bumi dan langit, kemudian dari ilmu tersebut, mereka berkata, Rabbana ma khalaqta hadza bathila...

 

Begitu pun perbedaan bahasa, yang setiap kali kita mempelajari bahasa yang baru, kita bukan cuma belajar bahasa tersebut, tapi kita juga belajar bagaimana budaya orang-orang yang memakai bahasa tersebut. *teringat podcast Raditya Dika dan Ivan Lanin, yang menjelaskan bahwa kekayaan kosakata suatu bahasa terhadap suatu hal, menunjukkan bahwa hal tersebut adalah hal penting. Seperti kekayaan kosata jenis keju bagi orang-orang eropa, atau kekayaan kosakata alat-alat pertanian, teknik pertanian bagi orang jawa.


Lalu semoga kita tiap pagi, saat terbangun dari tidur kita.. membaca ulang perkataan ulul albab yang Allah abadikan dalam ayat Quran.


Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina 'adzabannar.


Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang terus belajar, yang dengan belajar itu, kami meyakini dengan benar kehidupan akhirat, yang membuat kami tidak berhenti berdoa, agar Engkau selamatkan kami dari api neraka. Aamiin


Wallahua'lam bishowab.


****


PS: Jika ada yang merasa aku loncatnya kejauhan, harap maklum ya, begini aku biasa menulis di sini. Berharap setiap tulisan bukan cuma tentang 'dunia' tapi juga mengingatkan pada-Nya. Berharap sedikit yang kecil ini, bisa menjadi jejak yang kelak menjadi bekalku di kehidupan selanjutnya. Aamiin.

Friday, March 16, 2018

Memandang Berbeda

March 16, 2018 0 Comments
Bismillah.

-Muhasabah Diri-

Seharusnya, aku yang tahu sakitnya tidak seperti itu. Tapi nyatanya aku manusia. Tanpa sadar aku memandang berbeda. Setelah orang lain pernah menunjukkan kesalahannya. Susah untuk memandangnya sebagai sosok yang sama. Tapi aku harus terus belajar kan?


***

Seorang anak kecil ketahuan berbohong. Bukan cuma sekali, dua tiga, berkali-kali. Maka setiap kali ia mengucapkan kalimat yang tidak masuk akal, atau ambigu, atau sedikit terdengar aneh. Orang-orang mengira, itu salah satu kebohongannya. Padahal bisa jadi ia jujur.

Atau seseorang yang pernah mencuri. Namun ia sudah bertaubat dan berusaha bekerja dengan jujur. Namun setiap kali ada barang yang hilang, orang lain akan memandangnya dengan mata menyakitkan. Seolah barang yang hilang itu, selalu dan pasti diambil olehnya.

Atau seseorang yang pernah ketahuan mencontek. Kemudian ia berusaha, belajar sekuat tenaga, siang malam. Hingga suatu hari nilai ujiannya terbaik sekelas. Namun mirisnya, orang-orang melihatnya sebagai hasil contekan. Padahal ujian tersebut ia jujur.

***

Aku tahu padahal, bagaimana sesak dan sakitnya saat orang sekitar mengingatkanku akan kesalahan lama. Aku tahu padahal, bagaimana aku tidak bisa mengelak, karena memang dulu aku pernah melakukan kesalahan itu.

Saat itu, yang bisa meredakan sakitku hanya keyakinan bahwa Allah Tahu, dan manusia wajar tidak tahu.

***

Pertanyaannya dibalik, mampukah kita tidak memandang berbeda? Pada seseorang yang kesalahannya pernah Allah perlihatkan kepada kita? Mampukah kita berbaik sangka, dan tidak memperlakukan mereka secara berbeda hanya karena kesalahan di masa lalu?

Jujur aku meragu pada diri. Meski aku tahu sakitnya diperlakukan seperti itu. Aku cuma manusia. Pernah, aku melakukan itu, memandang berbeda. Tapi aku tidak boleh berhenti belajar kan?

Mungkin memang, aku tidak bisa selalu berbaik sangka. Tapi aku bisa terus menerus belajar berbaik sangka kan? Lagi dan lagi, sampai lintasan prasangka buruk lelah mengikutiku. Bergerak dan bergerak lagi menjauh dari kebanyakan prasangka.

Kejadian ini, kejadian berturut di sini, situasi ini. Allah hendak mengajarkanku sesuatu kan?

***

Semoga kita termasuk orang yang bisa terus berprasangka baik khususnya kepada sesama muslim.

Semoga Allah berikan kejernihan pikiran, dan kelapangan dada.

***

Terakhir, untukku...
Minta maaf lah.. Minta maaf lah. Sincerely apologize. Ok?

Sunday, December 3, 2017

Belajar dan Benturan

December 03, 2017 0 Comments
#quotes #buku
Bismillah.


Saat kita merasa ingin menyerah pada diri sendiri. Feels like I don't learn what I should learn. Jatuh lagi di lubang yang sama, bodoh bukan? Lupa jalan ke rumah, padahal kedelai saja bisa jalan sendiri ke rumah di malam gulita. Saat rasanya sifat negatif sudah terlalu melekat di diri kita. Saat kebiasaan buruk kita seolah sudah mencetak menjadi karakter buruk.

Saat itu.. mungkin perlu ada yang mengingatkanmu. Bahwa semuanya bisa dipelajari, bahwa kita cuma perlu belajar dan belajar lagi.

Jadi mana kutipannya Bell? Hehe J

Dari buku "Serial Cinta" Anis Matta, yang masih belum aku rampungkan membacanya.
Ini mungkin dan terbuka. Kita bisa mempelajarinya. Alasannya sederhana. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda, "Ilmu itu diperoleh dengan belajar. Kesabaran diperoleh dengan belajar menjadi sabar. Kesantunan diperoleh dengan belajar menjadi santun." Ini menjelaskan bahwa di samping karakter-karakter bawaan yang melekat dalam diri kita sebagai warisan genetik. Semua karakter lain bisa kita peroleh dengan mempelajari dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita.
Jadi? Jangan berhenti belajar. Lagi dan lagi. Belajar dan belajar. Belajar sabar, belajar bersyukur, belajar optimis, belajar ikhlas, belajar.. belajar banyak hal lain.

***

Kutipan kedua, dari buku yang sama. Kali ini kutipannya pendek tapi rasanya seperti ada yang melemparkan batu ke kepalaku. Pletak. *gitu kah efek suara yang pas? Hehe
Dan itu tabiat manusia pada dasarnya: mereka membutuhkan benturan untuk menjadi lebih baik. -Anis Matta
Sakit memang dibenturkan dengan masalah ini itu, tapi mungkin karena benturan itu kita sadar bahwa kita salah jalan, atau lewat benturan itu.. kita belajar untuk menjadi lebih baik. Kadang manusia, terutama diriku memang harus digituin.

Allahua'lam.

***

PS: I find it interesting when choosing the title of this post. It's two words start with letter B, written by B. Should I change my pen name to Bee~? #randomthoughts

Thursday, August 17, 2017

Belajar Belajar Belajar

August 17, 2017 0 Comments
Bismillah.

#curhat #selftalk

Terimakasih tidak membaca tulisan ini ^^

***

Harus belajar, untuk bisa transparan, terus terang, jujur, tidak memendam masalah, minta bantuan kepada orang lain, tidak sombong, bersandar pada yang Maha Kuat, bertanya dan tidak diam, menjawab dan bukan mengalihkan pertanyaan.

Harus belajar, untuk bisa menjalin komunikasi lebih baik dengan orang tua. Segera kasih kabar kalau sudah di kosan, menelpon lebih dulu tanya kabar, menelpon untuk konsultasi topik X ke Ibu, menelpon konsultasi topik Y ke Ayah. Harus belajar, sering-sering pulang ke rumah, satu pekan atau bahkan satu bulan di Purwokerto. Harus belajar, telpon kakak, tanya kabar dan ngobrol sama tsabita *eh, tanya kabar kakak, cerita, minta nasihat, ngobrol layaknya dulu saat masih seatap. Sesekali beli hadiah, ke Ibu, Ayah, Mba Ita, Aan. 

Harus belajar, belajar lebih banyak hal lagi. Harus mau menerima kekurangan dan kelemahan diri. Mencoba menguranginya, Harus berusaha menjadi positif, dan menghilangkan yang negatif-negatif.

Harus belajar, berdamai dengan ketidaknyamanan, belajar sensitif di sisi yang baik, belajar tidak mudah menangis di tempat umum, belajar ... apa lagi ya? Saking banyaknya, sampai bingung ketika harus diurai menjadi kata.

***

Aku tahu kok, harusnya di tulis di diary. Tapi gatau kenapa sudah lama aku 'bertengkar' dengan diary. Bosen aja karena melihat isinya penuh hal-hal negatif. Mungkin aku perlu buat diary baru, yang isinya, salah satu peraturannya harus diakhiri dengan hal positif, meski tidak dapat dipungkiri, akan ada hari saat pikiranmu dan harimu dipenuhi hal negatif. Asalkan akhirnya positif, asalkan ga jadi excuse aja.

Ah, jadi inget. Satu lagi yang harus belajar, belajar membaca lebih banyak buku, belajar menulis lebih banyak, dan lebih berkualitas. Belajar menyusun buku, sehingga suatu saat pantas untuk diterbitkan.

Semangat belajar!

Allahua'lam

Tuesday, January 17, 2017

Humming from Small Lips

January 17, 2017 0 Comments
Bismillah.

Luli lula luli... seorang bocah berkicau, menggumam, entah meniru suara apa.

"Aku mau main, ga jauh-jauh", katanya pada ibunya. Ia duduk di sana, adiknya dengan kerudung biru mengikuti kakakknya. Bocah kecil itu... girang karena melihat lapangan hijau di hadapannya.

Lilu lula luli... ia bersenandung lagi. Lalu merajuk, merayu ibunya, agar boleh main ke sana, ke lapangan rumput hijau yang seolah memanggilnya, mengajaknya berlarian di atasnya. Sang ibu luluh, digendongnya sang adik, menuruni tangga, tentu bocah itu sudah di depan. Bocah itu berlarian di lapangan rumput tersebut, bertelanjang kaki. Bermain di dekat pancuran penyiram rumput yang qadarullah sedang dinyalakan.

***

Aku selalu tertarik memperhatikan anak kecil yang kutemui di keseharianku. Hanya mengamati tapi... aku bukan tipe akhawat yang mendekati, mengajak ngobrol dll. Selalu takjub memperhatikan bocah kecil. Mereka dengan kaki kecilnya berlarian kesana kemari. Selalu girang dan excited di tempat yang luas. Jatuh, menangis, berdiri, lalu berlari lagi. Ga ada takutnya.

Wednesday, November 2, 2016

English Poems

November 02, 2016 0 Comments
#blogwalking

Bismillah.

Rasanya terkagum, ketika mampir di sebuah blog dan membaca puisi berbahasa inggris di dalamnya. Keren, dan pilihan katanya, ketahuan kosakata yang dimiliki penulis jauh lebih banyak daripada vocab yang dimiliki diri. *malu hehe

ink meets paper
Ini kutipannya...
Recall your past self
With the ideals that you hold
Do you still hold?

Recall all the things that were once enjoyable your heart, mind, and soul
Do you still feel it lately?
Or do you not feel it again for long?

And if the answer for all these questions are no, then make it yes
So that you once again walk on the right path
Until someday you feel the day and the night again aren’t balanced
Then you just have to pause
Just to draw breath
And answer those question again
- Nurul Nanda, dalam puisinya Remember Your Goals
***

Saturday, October 8, 2016

Kuis MuSA

October 08, 2016 0 Comments
Bismillah.

logo MuSA dari twitter @musaitb yang terakhir update 2014 hhe

Belajar islam caranya ada banyak, dan salah satunya lewat kuis. Jadi ceritanya aku ngikutin Line LDW MuSA (Muslim SAPPK ITB), nah akun line MuSA termasuk yang sering aktif gitu. Kemarin malem gatau kenapa, adminnya mau bagi-bagi pulsa 10 ribu untuk dua pemenang, lewat apa? Lewat Kuis! Ini pertanyaannya:

1. Siapa nabi yang hidup walau ditelan ikan?
2. Provinsi apa di Indonesia yang diizinkan menerapkan sebagian Syariat Islam?
3. Apa makna hadits Muttafaq 'Alaih?
4. Dimana pulau mayoritas muslim Filipina tinggal?
5. Siapa pendiri Taliban?
6. Kapan tahun Sultan Suleiman 1 mengepung Vienna?
7. Ayat mana ini, "wa minal layli fatahajjad bihii naafilatallak..."?
8. Berapa sayap malaikat yang tertulis di Quran?
9. Siapa yang akan membunuh Dajjal?
10. Siapa panglima perang Ajnadin?

***

Thursday, September 22, 2016

Masih Belajar Tentang Itu

September 22, 2016 0 Comments
#random

Bismillah.

Keep learning...
Tentang kepercayaan. Just want to write here to remind myself. Don't stop learning. I know it's not an easy thing, especially for you who have that old scary scar.

"Kamu harus belajar mempercayai orang lain," ucapnya dengan wajah tulus.


***

Sunday, July 5, 2015

Kemampuan Bahasa Kita

July 05, 2015 0 Comments
Bismillah.

Pernahkah kita merasa begitu takjub pada kemampuan bahasa kita? Kemampuan yang diajarkan Allah kepada Nabi Adam?

diambil dari sini
***

Karena kemampuan bahasa ini kita gunakan sehari-hari, kita jarang merasa takjub. Kita hanya takjub pada anak kecil, balita yang baru bisa berbicara dan mengerti kata-kata orang disekitarnya. Kita takjub, karena anak sekecil itu kita tahu awalnya hanya bisa menangis, tapi sekarang ia bisa mengenali kata-kata dalam sebuah bahasa, meski dengan keterbatasan lisannya yang masih begitu muda.

Aku juga begitu, aku sebelumnya jarang-jarang menyadari keajaiban kemampuan kita berbahasa, namun sebuah hal kembali mengingatkanku.

Beberapa waktu yang lalu, aku mulai tertarik mendengarkan ceramah dari ustadz-ustadz luar negri yang menggunakan bahasa Inggris. Awalnya begitu sulit menangkap kata-kata mereka jika tanpa subtitle bahasa indonesia. Namun aku ingin mendapat 2 ilmu sekaligus, isi ceramah dan juga belajar listening bahasa inggris, jadi aku paksa diriku mengakses video tanpa subtitle. Di awal-awal untuk memudahkanku menangkap apa yang pembicara sampaikan, aku biasa menggunakan fasilitas caption yang biasanya secara otomatis di create youtube menggunakan mesin Natural Language Processing (*asumsi hehehe).

Wednesday, April 1, 2015

The Moment I'm Ready to Quit

April 01, 2015 0 Comments
-Muhasabah Diri-
Bismillah..



"The moment you're ready to quit is usually the moment right before the miracle happens." (anonim)

Detik-detik kemarin malam, adalah detik saat aku hendak memutuskan berhenti. Berhenti menjadi anggota grup kompilasi 50 hari. Aku berhutang tujuh tulisan dan dua tugas. Rasanya tidak mungkin jika harus menyelesaikannya malam itu.

I was ready to quit that night.

***

Thursday, March 26, 2015

Hati-hati Konspirasi Laki-Laki!

March 26, 2015 0 Comments
-muhasabah diri, untukmu ukhti-
 Bismillah



Tulisan ini diambil dari nakindonesia.tumblr.com

Dari hal-hal yang kamu rekayasa. Rekayasa. Maksudku, melakukan sesuatu, tapi benar-benar dalam rangka merekayasa. Jadi apa yang termasuk dalam merekayasa? Rencana. Kita tidak sekedar merekayasa/membuat sebuah mobil. Kita membuat rancangan, ada bagian, dan bagian, bagian yang lain. Itu yang disebut merekayasa.

Allah tahu siapa diantara kamu yang memiliki permainan. Kalian (laki-laki) mempunyai rencana permainan. Pertama kamu akan memandang perempuan itu. Lalu kamu akan mengedipkan mata. Lalu perempuan tadi mengira kamu kelilipan, dan kamu akan berkata,

L: “Apakah kamu punya facebook? Saya hanya ingin memberitahumu, karena saya ingin mengundangmu ke acara islam yang akan datang.”

Kamu tahu? Mereka akan berkata,
P: “O, insya Allah akhi, silahkan, ini facebook saya.”

Monday, March 2, 2015

Katakan Tidak

March 02, 2015 0 Comments
-muhasabah diri-


Bismillah

Katakan tidak... pada NARKOBA!
Katakan tidak... pada KORUPSI!
Katakan tidak... pada....

***

Ya, katakanlah tidak pada hal-hal yang lain yang mengusik diri dari prioritas awal kita. Somehow this quote stab me to the heart *lebay.

Wednesday, January 28, 2015

Seperti Air yang Mengalir

January 28, 2015 0 Comments

-muhasabah diri-

Bismillah.

"Let it flow" begitu kata kebanyakan orang. Terkadang kalimat tadi memang menenangkan. Biarlah mengalir seperti air. Namun tidak kah kita telisik lebih dalam?

Bukankah air selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah?

***

Friday, January 9, 2015

Friday, December 12, 2014

Put Your Trust In Allah

December 12, 2014 0 Comments


Put Your Trust in Allah

And you know what happens to people?

This is the last thing I am sharing with you in shaa Allahu Ta’ala

There are people who Allah makes many things easy for them. Please listen to this carefully. Allah makes many things easy for them. For some of you. Allah made money easy for you. It’s just easy for you. For some of you, confidence is easy. It’s no big deal. Other people get nervous, you don’t get nerveous. For some students of mine. Studies are easy. Like I study, I teach arabic. Some of my students, Wallahi I can tell, Allah made arabic easy for this one. And the other one… Ma khuliqa li dirasatil ‘arabiya. (laugh). He wasn’t made to study arabic. He is the smartest guy in his field. He would be Phd in physics. But he can’t do Mudaf and Mudaf Ilayh. He can’t do it. You know? he wasn’t made for it. It’s tough for him. Not everybody is the same.

Sunday, December 7, 2014

Are You Sensitive Enough? (2)

December 07, 2014 0 Comments
-muhasabah diri-

Bismillah.


"Meow.. meow", kucing itu berjalan mondar mandir mengelilingi meja. Dua orang sedang duduk menyantap makan siang di sana. Aroma tongkol mengundang kucing yang kelaparan itu mendekat.

"Hush.. hush" usir satu orang dan seseorang lainnya terlihat ketakutan karena posisi si kucing seolah akan loncat ke meja mereka.

***

Are You Sensitive Enough? Ya, kucing memang sering kali mendekat ketika mereka lapar dan mencium aroma makanan dari piring kita. Ia memang tidak memiliki ekspresi memohon seperti gambar di atas, tapi tahu kah? Ia sedang memohon kepada kita.