Follow Me

Wednesday, February 26, 2025

Bella Masih Nulis? (2)

February 26, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

Orang yang sama, dengan pertanyaan yang sama.  Bedanya saat ini lewat telepon, saat ia berbincang dengan kakaknya yang sedang berkunjung ke Purwokerto, dan aku mendekat sebentar karena hendak sekedar menyapa.

 

I hate the question, not because it is rude or anything. But it stab right through the core. Cause it's been a while since I write.

 

Tapi tentu saja, saat pertanyaan itu dilemparkan, aku menangkapnya dengan senyum tipis dan jawaban yang persis sama. Pertanyaan dejavu. Aku jawab masih di blog. Seseorang di sampingnya menimpali, bahwa aku juga menulis di instagram. *ah, kapan terakhir post di ig betterword? Masih hutang 6 tulisan tentang palestina. Baru kemudian bisa move on buat konten baru. >< Jujur rasanya tersindir dan malu sendiri. I've been hiding for too long, distracted and forget that I should be more productive in writing and making content instead of consumming too many shorts, reels, and other's stories.

 

Lalu tiba-tiba ia memberikanku saran, coba nulis tentang topik A. Aku hanya diam tersenyum. Kakaknya yang berada di sampingku menimpali dengan canda. Semua tertawa kecil, hanya aku yang diam-diam getir karena aku tahu, aku dan menulis sedang tidak baik-baik saja.

 

***

 

Kutuliskan pertanyaan ini sebagai pemantik, pengingat untuk diri. Ayo nulis lagi. It's 2025. It's almost Ramadhan. You're getting old. Begitu sulitkah untuk kembali produktif menulis lagi? Berhenti memutar ide dan menulis di kepalamu. Tuangkan dalam kata dan gerakkan jemarimu. Ada banyak hal yang bisa ditulis. It's better to write than wasting your time on useless things. ><

 

Tarik nafas, hembuskan. Kuatkan tekad. Ayo menulis lagiiii!

What is Stopping You?

February 26, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

 

Dalam sebuah podcast, sang host bertanya kepada tamu-nya, "Apa yang harus dilakukan saat seseorang ingin dekat lagi dengan Al Quran?"

 

Sebuah pertanyaan yang beberapa kali pernah terlintas di otakku, dan pernah aku coba tuliskan, meski berhenti di beberapa kalimat awal, kemudian tersimpan dan sering terlupakan di rak draft blog ini.

 

 


Dulu, saat menulis draft ini, aku sebenarnya hanya ingin sharing tentang masa-masa dulu, saat aku jauh dari Quran, kemudian berusaha untuk dekat lagi. Sesederhana mendengarkan ulang video muratal ayat tertentu dengan visual ayat dan artinya. Atau memegang mushaf, kemudian terhenti dan tidak bisa membukanya, akhirnya cuma bisa memeluknya dan berdoa. Atau mengulang hafalan dari surat terpendek, An-Nas, ikut lagi kelas setoran hafalan online. Sering-sering ke masjid, masjid random, duduk termenung berdoa. Atau duduk di dekat orang yang sedang membaca quran dll. 

 

Saat aku mendengar pertanyaan yang sama, aku begitu mengantisipasi jawabannya. Aku mungkin bisa menuliskannya di draft-ku. Karena jujur, kalau cuma sharing pengalaman, takutnya ada yang salah dari cara-ku, atau mungkin kurang tepat. Kalau ada jawaban dari orang yang lebih berilmu, bukankah itu lebih baik?

 

Tapi uniknya, daripada menjawab pertanyaan tersebut. Tamu podcast tersebut justru malah bertanya balik. "What is stopping you?"

 

Satu pertanyaan ini membuatku terdiam, bukan kecewa, tapi justru ngerasa jleb dan mengena. Apalagi saat mendengarkan podcast tersebut "jarak"-ku dengan Al Quran sedang jauh, dan aku masih jatuh bangun untuk mencoba mendekat lagi pada Al Quran.

 

What's stopping you? Apa yang menghentikanmu? Itu dulu yang perlu dijawab. Apa yang membuatmu menjauh dari Al Quran? Apa yang membuatmu ragu dan berat mendekat pada Al Quran?


Menurut beliau, jika kita hendak mendekat pada Al Quran. Kita hanya tinggal melakukannya saja. Kita tidak perlu banyak berpikir atau bertanya-tanya. Lakukan saja.

 

***

 

Dan jika memang ada yang menghalangimu mendekat pada Al Quran, cobalah jujur pada diri. Jika itu dosa, maka bertaubatlah. Jika itu keangkuhan, maka rendahkanlah hatimu. Jika itu perasaan hina dan tidak pantas, hapuslah dan jangan dengarkan was-was setan tersebut. Al Quran adalah surat cinta dari Allah untuk kita. Wahyu yang Allah turunkan untuk semua manusia, bukan cuma orang-orang suci. Bentuk Rahman pertama dari-Nya, yang Allah sebutkan setelah asma Ar Rahman.

 

Jadi apa yang menghentikanmu untuk mendekat pada Al Quran?

 

Ambil langkah pertamamu mendekat pada Al Quran, lewat cara manapun, boleh lewat mendengarkan muratalnya, membacanya, mendengarkan kajiannya, lewat cara apapun. Nanti Allah akan mudahkan dan bentangkan jalan-Nya, dan kita akan merasakan betapa manisnya rahmat Allah. Wallahua'lam bishowab.

 

Allahummarhamna bil Qur'an.. Allahummarhamna bil Qur'an.. Aamiin.