Sesederhana Itu?

 
Kutulis sebuah note kecil di akun facebook.. Judulnya mirip-mirip judul di atas : Sesederhana Apapun Itu, berhias senyum.

Kurang lebih isinya tentang keinginanku membagi semangat menulis. Somehow.. ingin rasanya menyalurkan energi positif ini pada semua orang, agar mereka mulai menulis. Apapun. Sesederhana apapun. Karena toh, aku percaya.. mereka yang mengaku padaku 'aku nggak bisa nulis, masih kaku, ajarin dong' dan serangkaian kata senada. Aku percaya, they could write better than me. Well they do. :) Sudah banyak bukti.

Kala, aku menyerukan pada banyak orang : 'sesederhana apapun'. Sebuah kalimat tanya dengan unsur kata yang sama terlintas akibat komentar pembaca note yang mendorongku untuk share tulisan-tulisan di blog ini.

Sesederhana itu?
Ingin kulontarkan tanya di atas, kala satu demi satu urgensi sharing tulisan diungkapkan.

Sesederhana itu?
Tidak. Aku tidak bertanya seperti itu pada si komentator. Aku sudah tahu jawabannya.

Ya.. Sesederhana itu. Sesederhana itu, jika saja kau tidak memperumit keadaan. Well, sayangnya.. aku saat itu (and still: saat ini), merupakan manusia dengan tipe yang suka mempersulit untuk hal yang satu ini.

No. It's not that simple :)
Ijinkan aku beregois ria (untuk kali ini).
Bukan berarti aku pelit. (hahaha, okay! You can say i am.)
Ada hal-hal yang membuatku enggan mempromosikan blog ini, share whatever i have written here.
I share some posting. Tapi tidak semua.

No. It's not that simple :)
Masih ingin beralibi ria..
Bagiku, cukuplah sedikit orang saja yang membaca tulisan di sini.
Sedikit saja.. yang peduli, yang mau memetik buah dari tulisan yang ku posting di sini.
Walau tak semuanya manis.
Itu lebih baik, ketimbang banyak orang mengunjungi blog ini.
Hanya sekedar lewat, mengangguk, menggeleng.. Tapi pesan tak sampai ke hati.
Itu lebih baik, ketimbang banyak orang mengunjungi blog ini.
Dan aku jadi besar kepala, padahal tulisan ini, kemampuan ini.. bukan milikku, bukan serta merta dariku.

Sesederhana itu?
Actually, yes it is. :)
I know yes it is :)
Diriku saja, yang keras kepala memperumit dan mempersulitnya.
Doa kan saja, agar aku berubah pikiran.
Bukankah sesuatu yang sederhana lebih indah?