Agar Jauh Lebih Berwarna
Isabella Kirei
December 18, 2010
0 Comments
Bismillah.
Sebuah masalah yang muncul, menyeruak karena perbedaan pendapat terkadang memang susah untuk diselesaikan. Gak ada metode khusus untuk menyelesaikannya. It depends on the situation. Kalau dalam pemilihan ketua (apapun.. kelas, OSIS, sampe presiden), sistem voting bisa diandalkan. Tapi untuk kasus-kasus tertentu, voting hanya semakin memperkeruh keadaan. Kaum minoritas yang memang dikalahkan pendapatnya, akan berontak. Atau sebutan kaum mayoritas, mementingkan ego mereka sendiri. Padahal... jika ditelisik lebih jeli, mereka yang menganggap kaum minoritas egois, sedang mempertahankan egonya. Intinya... kalau ini tentang ego, semua ikut terlibat dalam luapan ego yang tak terbendung.
Lalu? Kalau voting sudah tidak bisa diberlakukan, alternatif lainnya adalah musyawarah. Hm... sebenarnya biasanya musyawarah dilakukan sebelum voting. Itu untuk kondisi normal. Untuk kondisi yang luar biasa, musyawarah dengan banyak kepala dilakukan sebelum voting, lalu voting, lalu... karena masalah masih belum bisa reda, diadakan musyawarah season 2 dengan jumlah peserta yang lebih kecil. Siapa sajakah? Yaitu mereka yang dirasa bisa mengerti keadaan dan bisa mewakili pendapat, baik dari suara mayor maupun minor.
Lepas dari benar atau salah, tepat atau tidak tepat penjelasan saya ini. Setidaknya, inilah yang terjadi saat sebuah masalah -atas nama perbedaan pendapat- menyeruak di penghujung semester gasal. It happened, and now I'm just waiting to see what will happen next. After discuss season 2 is held this morning. Semoga saja dapat mengatasi permasalahan yang ada. Aku percaya, I do believe.. that differences exist, bukan untuk menimbulkan sebuah masalah. Tapi agar hidup jauh lebih berwarna dari sekedar warna yang bisa kita lihat.
^^Bellz~aja!
***
PS: Disalin ulang di sini pada tanggal 26 Oktober 2016.