Tak ada Kata Dariku
Bismillah.
Beberapa pekan, atau bahkan bulan, sulit rasanya untuk menulis. Tidak ada kata dariku. Yang kutemukan dalam diri hanya kehampaan. Teko kosong. Sebenarnya tidak bisa dibilang kosong. Karena alhamdulillah, atas bantuan-Nya, aku masih menyempatkan membaca, meski sedikit.
Mudah, jika aku hanya sebuah aplikasi yang tugasnya membagikan bacaan yang kubaca. Tapi aku bukan mesin. Ada beban setiap kali aku membagikan sesuatu, yang aku sendiri belum benar-benar bisa menanamnya dalam tanah hatiku. Belum aku tanam, belum aku sirami, belum terlihat sama sekali kecambahnya mencuat dari tanah yang makin hari terlihat kering.
***
Tak ada kata dariku, tapi ada kata-kata dari buku yang kubaca. Izinkan kubagikan di sini. Bukan karena aku mesin, justru karena aku manusia. Aku mungkin lupa, dan suatu saat akan ingat karena membaca tulisan ini.
Tentang Bersemangat #daribuku Pribadi Hebat - Hamka, Gema Insani
"Semangat yang berapi-api adalah sebagian dari sikap berani, yang timbul karena dorongan percaya atas kekuatan diri sendiri. Namun, jika semata-mata bersemangat saja, pengetahuan tentang hal yang akan dihadapi tidak ada, tidak akan berhasil.
.
.
.
Sebab itu meskipun semangat berapi-api, janganlah berjalan dalam gelap gulita malam dengan tidak bersuluh. Suluhnya adalah kekuatan kepercayaan, ilmu, dan pikiran."
semangat tidak selalu bergantung pada umur
"Semangat yang besar karena cita-cita yang besar tidaklah bergantung kepada umur."
semangat kaum perempuan
"Bagaimanpun besar dan berkobar semangat para kaum laki-laki, boleh dikatakan tidak berarti jika kaum perempuan tidak bersemangat."
teruslah membaca
"Bacalah buku-buku yang bermanfaat, roman yang berisi, ketahuilah jalan pikiran bangsa sendiri.
Bacalah syair pujangga kita sendiri, seperti Chairil Anwar dengan Bintang Jalang-nya, Aoh Kartahadimaja dengan syairnya yang dari mencintai alam fana, dapat menjadi Yang Baka. Jangan hanya Vondel dan Shakespeare atau Du Perron dan Hemingway saja.
Itulah yang akan menumbuhkan semangat dalam jiwa untuk bekerja dan berjuang, menegakkan kebenaran, masyarakat, dan budi. Sehingga setelah layar ditutup dan permainan habis, kepuasan menjelma dalam hati kita.
Setelah perasaan menjadi halus karena pikiran yang tinggi dan dahaga jiwa yang dipuaskan, penuhlah pribadi dengan semangat dan berani berjuang. Sebab, tidak ada orang lain yang akan memikul beban ini, melainkan kita sendiri."
terakhir, yang melemahkan semangat
"Yang melemahkan semangat ada dua perkara. Pertama prasangka, kedua hati busuk.
Prasangka menyempitkan lapangan tempat jiwa berbesar.
Hati busuk.... pada pandangannya tidak ada orang yang benar dalam dunia ini, hanya dia saja."
Semoga kata-kata dari beliau, bisa kuserap dalam hati, berharap suatu hari dapat tumbuh, hingga aku sendiri, yang masih belajar ini, bisa menjadi pribadi yang hebat. Aamiin.
Wallahua'lam.
***