Bismillah.
-Muhasabah Diri-
Draft November 2024, yang tidak jadi kuselesaikan karena saat itu aku pikir, aku gak berhak untuk bercerita tentang sisi yang mungkin ia tidak ingin banyak orang yang mengetahuinya.
Mei 2025. Sudah setengah tahun berlalu. Aku teringat lagi draft ini. Sepertinya, aku harus menuliskannya. Bukan untuk menyebar aibnya, tapi sebagai pengingat untukku. Untukku yang sedang jauh tenggelam, memilih untuk tutup mata dan menjalani hidup sekedar hidup, melupakan visi misi yang sebenarnya sudah ketemukan, namun kemudian aku kalah sebelum banyak bekerja dan berusaha.
Malam itu, aku terbangun, dan mendapatinya masih sedang kondisi tidak baik-baik saja. Bagaimana aku tahu? Karena di malam yang sunyi, kudengar dari kejauhan suaranya menggema dari dalam rumahnya yang besar, kemudian terbawa angin dan sampai ke kamarku, yang letaknya tepat di sebelah rumahnya.
Sudah sejak sore, ia begitu. Sempat ditegur tantenya yang datang dari kecamatan sebelah untuk masuk rumah. Masih dengan amarah ia berbicara sendiri dan masuk rumah membanting pintu. Sejak sore itu, ia masih belum berhenti bercakap sendiri antara ia dengan siapapun yang ada di kepalanya, suaranya lantang dan penuh emosi, aku tidak menangkap kata perkata, tidak jelas terdengar, tapi nada dan intonasinya begitu jelas. Aku teringat memilih untuk menutup telinga dengan earphone, karena tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut.
Tapi malam itu, saat terbangun dan masih mendengar suaranya, aku dibuat bertanya-tanya... bagaimana bisa diri ini memilih untuk tenggelam dalam distraksi, ketimbang memperbanyak syukur dengan lebih banyak berkarya dan memberikan manfaat untuk orang lain? Lihatlah bagaimana orang lain diuji... tidakkah kamu bersyukur dengan kesehatan mental dan jasmani yang Allah berikan? Dengan apa kau tunjukkan rasa syukurmu?
***
Instead of trying to tell her story from unknown pov like me, I think it's better to just reflect and try to take lesson for myself instead.
It's raining hard tonight, she's no longer stay beside our home. Her relatives took her to other place get some therapy. I just wish she get the right treatment there. My imagination took me to negative thinking, what if they go to the wrong place, and it just make her condition worse? But who am I? Let's just discard those negative thinking, and pray instead.
Thanks to her, cause she remind me to become more grateful.
and thanks to Allah, for every little and big things.. yang belum bisa kusyukuri dengan benar dan baik.
Sekian. Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya