Follow Me

Monday, October 6, 2025

Faktor-Faktor Penghalang dalam Menuntut Ilmu

Bismillah.

#nukilbuku #buku 

 

#daribuku "Adab dan Kiat dalam Menggapai Ilmu" - Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As-Sadhan, Darus Sunnah 

 

***


1. Niat yang salah

 

 

Niat adalah dasar dan rukun sebuah amal. Jika niatnya salah dan rusak, maka amal yang dikerjakan ikut salah dan rusak.

 

Penting untuk meluruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah dalam menuntut ilmu.

 

Manusiawi jika dalam hati ada lintasan pikiran ingin tampil dan terkenal. Kuncinya, kembali pada ilmu, baca nash dan sirah, renungi dengan baik, luruskan niat dan berusaha kembali ke jalan yang benar.

 

"tidaklah perenungannya itu kecuali akan menambah rasa rindu kepada kebenaran dan kebaikan"

 

 

2. Ingin Terkenal dan Cari Popularitas

  

Termasuk bahasan no. 1, ditulis untuk menunjukkan pentingnya permasalahan ini.

 

"Sesuatu yang paling terakhir hilang dari orang-orang shalih adalah, keinginan untuk berkuasa dan keinginan untuk tampil" - Imam Asy-Syathibi

 

Hadits 3 orang pertama yang dihisab di kiamat, salah satunya penuntut ilmu dan pembaca quran yang niatnya salah.

 

Ibnu Atsir rahimahullah mengatakan, "..hal yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah; syirik dan syahwat yang tersembunyi."

 

"syahwat yang tersembunyi adalah keinginan agar manusia melihat amalnya."

 

Hadits. Rasulullah bersabda "Barangsiapa memperdengarkan (menyiarkan amalnya)", maka Allah akan menyiarkan aibnya. Dan barangsiapa beramal karena riya', maka Allah akan membuka niatnya (di hadapan manusia pada hari Kiamat)."

 

 


3. Lalai Menghadiri Majelis Ilmu

 

 

"ilmu itu didatangi, bukan mendatangi". Majelis ilmu ada banyak, jika kita tidak mendatanginya, maka kita akan gigit jari penuh penyesalan di hari akhir nanti TT

 

Seandainya kebaikan yang ada dalam majelis ilmu tersebut hanya berupa ketenangan bagi yang menghadirinya, dan rahmat Allah ta'ala yang meliputi mereka, tentulah cukup dua hal itu saja sebagai pendorong untuk menghadirinya.

 

 

4. Beralasan dengan Banyaknya Kesibukan

 

 

Ini merupakan tipu daya setan yang harus diwaspadai.

 

"Orang yang menyia-nyiakan kesempatan mencari ilmu, maka kesibukannya membuat ia tidak dapat menghadiri majelis ilmu. Ia menjadikannya sebagai alasan yang sengaja dibuat-buat, sehingga ketidakhadirannya di majelis ilmu memiliki alasan yang jelas." -- Allahumma la taj'alna minhum TT

  

 


5. Menyia-nyiakan Kesempatan Belajar di Waktu Kecil

 

 

Manfaatkan waktu muda untuk menuntut ilmu, sebelum disibukkan oleh banyak hal. Tapi jangan berputus asa juga jika sudah tua, karena hakikatnya seluruh umur yang kita miliki adalah kesempatan untuk menuntut ilmu, dan menuntut ilmu adalah ibadah.

 


6. Enggan Mencari Ilmu

  

Diantara penyebabnya adalah alasan untuk berkonsentrasi mengikuti informasi terkini dan peristiwa yang sedang terjadi.

 

Padahal masalah yang terjadi, cuma bisa diselesaikan kalau kita menuntut ilmu dan merujuk pada ulama, syariah dan al quran.

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah contoh nyata, yang sangat melek terhadap keadaan dan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, namun tetap menyempatkan diri belajar dan mengumpulkan ilmu. Dengan ilmu tersebut, beliau dapat mengatasi berbagai permasalahan masyarakat, dengan mendapatkan solusi dari Al-Quran, As-Sunnah dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

 

"Allah Ta'ala tidak menurunkan suatu musibah atau penyakit, kecuali ada solusi dan obatnya. Tidaklah musibah itu terjadi kecuali ada jalan keluarnya dalam Al Quran dan As-Sunnah"

 

 


7. Menilai Baik Diri Sendiri

 

 

Orang yang senang memuji dirinya, senang mendengar orang lain memujinya.

 

Jangan sampai seseorang senang dipuji atas apa yang tidak ada pada dirinya. (QS Ali Imran: 188)

 

Merasa diri baik itu pada umumnya merupakan perbuatan tercela, kecuali pada perkara saja yang sesuai aturan-aturan syariat.

 

Merasa diri baik dan suka dipuji oleh orang adalah salah satu pintu setan. 

 

 


8. Tidak Mengamalkan Ilmu

 

 

Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab tidak berkahnya ilmu. Bahkan merupakan salah satu sebab ditegakkannya hujjah atas pemiliknya.

 

Salafus shalih adalah orang yang paling bersemangat dalam mengamalkan ilmu.

 

Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Dahulu seseorang dari kami, jika ia mempelajari sepuluh ayat, maka ia tidak akan melampauinya hingga dia betul-betul mengetahui maknanya dan mengamalkannya." (Tafsir Ibnu Katsir, 1/2)

 

Ali Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Ilmu akan mengajak pemiliknya untuk beramal, jika dia mau beramal maka tetaplah ilmunya, jika tidak maka hilanglah ilmunya." (Ibnu Abdil Barr dalam Al Jami' 2/11, Waki' dalam Al Jami', 2/132)

 

Mengamalkan ilmu akan membantu dalam penjagaan terhadap ilmu itu sendiri.

 

Seandainya seseorang ingin menghafalnya, tentu bisa saja, namun suatu waktu kelak dia akan lupa. Seandainya dia mengamalkannya, maka dzikir tersebut akan tetap kokoh pada dirinya.

 

Ilmu yang telah Allah ta'ala berikan kepada kita ini perlu dikeluarkan zakatnya. Adapun zakat ilmu adalah dengan mengamalkannya dan mengajarkannya.

 

Ketahuilah bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu: pertama, mencari ilmu. Kedua, beramal. Ketiga, berdakwah. Keempat; bersabar dalam menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya, serta mendakwahkannya. (Al Ushul Ats Tsalatsah, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.) 

 

9. Putus Asa dan Rendah Diri

  

Jangan sekali pun Anda meremehkan satu kebaikan walau sekecil apa pun, dan jangan sekali pun merendahkan diri Anda sendiri, dan dalam waktu yang bersamaan jangan pula Anda menganggap diri Anda suci.

 

Sikap putus asa dan merasa rendah diri adalah penyebab terbesar dari kegagalan dalam menuntut ilmu.

 

Jangan merasa rendah diri jika Anda memiliki hafalan yang lemah, lemah pemahaman, lambat dalam membaca, atau cepat lupa. Semua penyakit ini akan hilang jika Anda meluruskan niat dan mencurahkan segenap usaha.

 

Jangan sekali-kali Anda meremehkan potensi yang ada pada diri Anda, dan hendaknya Anda bersungguh-sungguh dalam belajar.

 

Imam Al-Bukhari Rahimahullah, beliau pernah ditanya, "Apakah obatnya lupa?" Beliau menjawab, "Terus menerus melihat buku."

 

Meninggalkan maksiat juga merupakan penyebab terbesar yang dapat membantu seseorang dalam menguatkan hafalannya.

 

Imam Asy-Syafi'I Rahimahullah dalam syairnya yang indah berkata

 

 

 



10. Sikap Menunda-nunda

 

Sikap menunda-nunda, menurut sebagian ulama salaf termasuk tentaranya iblis yang akan menyerbu manusia.

 

"Sesungguhnya angan-angan adalah modal utama orang-orang yang bangkrut." - Ibnul Qayyim Rahimahullah

 

Sikap menunda-nunda adalah, seorang hamba berangan-angan untuk melaksanakan suatu hal setelah beberapa waktu dari umurnya berlalu. Orang ini tidak tahu bahwa ajal dapat menjemputnya setiap saat. TT

 

Janganlah engkau menunda-nunda amalan hari ini untuk hari esok, karena bisa jadi, esok datang namun engkau telah tiada.

 

Yusuf bin Asbath Rahimahullah mengatakan, "Muhammad bin Samurah As-Saih pernah menulis surat kepadaku sebagai berikut,

 

'Wahai saudaraku, janganlah sifat menunda-nunda pekerjaan menguasi jiwamu dan tertanam di hatimu; karena hal itu dapat membuat lesu dan merusak hati. Sifat menunda-nunda itu memendekkan umur kita, sedangkan ajal segera tiba. Bangkitlah dari tidurmu dan sadarlah dari kelalaianmu!

 

Ingatlah apa yang telah engkau kerjakan, engkau sepelekan, engkau sia-siakan, engkau dapatkan dan apa yang telah engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan diperhitungkan, sehingga engkau akan terkejut dengannya, dan engkau akan tersadar dengan apa yang telah engkau lakukan, atau mungkin engkau akan menyesali apa yang telah engkau sia-siakan'."

 

Bacalah kisah-kisah tentang kesibukan sebagian besar kaum salaf, niscaya kita akan takjub terhadap cara mereka dalam memanfaatkan waktu.

 

***

 

 

PS: Tulisan ini dibuat dalam bentuk resume. Saya menyalin kata-kata yang ingin saya catat dari buku tersebut. Mengenal buku ini dari komunitas RSC (Rahmah Study Club). Tolong abaikan emoticon TT yang kadang muncul selagi saya membuat resume/menyalin kutipan dari buku.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya