Bismillah.
i'm just a kid |
Ini adalah yang pertama kalinya kita berbeda pendapat, sejauh ini. Selama ini. Aku seolah kehilangan arah, diliputi ketakutan karena biasanya kau turut mendukungku. Aku sendiri, langkahku goyah. Dan hujan tak dapat lagi terbendungkan, saat kukira I have lost it.
Kau datang memberiku payung, dan bertanya mengapa hujan turun begitu deras sesiang ini. Aku cuma bisa terdiam. Enggan membahasnya. Entah angin apa yang membawamu kesini siang itu, saat aku jujur sedang tak mau seorang pun mendekat karena aku sedang dikepung hujan. Kau bacakan aku sebuah kata mutiara, dan aku... aku hanya terdiam dan terkaget dalam hati, karena kau seolah tahu apa yang membuat hujan itu turun sesesiang ini.
"Jangan pernah menghalangi diri sendiri"
Ah. Sungguh mengena. Tapi aku hanya diam dan masih tergugu. Sekali lagi kau mengejutanku saat tiba-tiba kau bacakan sajak Khalil Gibran kepadaku. Entah apa maksudmu, aku tahu kau ingin hujan siang itu mereda. You keep me questioning myself, cause poems is rare in your dictionary. But you read it for me.
Kita masih batu pada pendapat masing-masing. Hanya kau tak berusaha menampakkannya. Tak ada lagi obrolan seru kita, karena aku lebih suka menghindar darimu. Bukan apa-apa. I just don't want to be hurt that way.
Kau tahu? Aku baru menyadari... I will always agree with your opinion, I'll pick what you take, I'll choose what you point at. I'm just a kid, who always act like a kid. Do what you tell me not to do, and leave what you tell me to do.
***
PS: Diketik ulang, didigitalisasikan tanggal 24 Oktober 2016. Kata pengganti kedua, adalah untuk Ayahku, yang saat itu, aku dan dirinya sedang berbeda pendapat. Perbedaan pendapat tentang apa? Hehe, kamu akan ingat kalau membaca ini Bell. Dan bagimu pembaca selain diriku, izinkan aku membiarkan tulisan ini tetap abstrak, hehe *sokmisterius.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya