Follow Me

Sunday, September 25, 2011

Indonesia, Here I Come!

Bismillahirrahmanirrahim..


Menjelajah tanah air kita hanya berbekal keinginan kuat dan kebutuhan lain secukupnya. Bukan sekedar untuk bersenang-senang belaka, tapi untuk mengenal indonesia lebih dekat, agar kita semakin mencintai indonesia.

Siapa yang mengaku warga negara Indonesia? Ayo.. jangan malu-malu mengangkat tangan dan katakan Aku warga Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib mencintai Indonesia. Seperti pepatah lama ‘tak kenal maka tak sayang’, untuk mencintai Indonesia kita harus mengenal indonesia terlebih dahulu.

Ada banyak cara untuk mengenal indonesia, kita bisa mengenal indonesia lewat visual yaitu lewat bacaan, audio (dengan cara mendengarkan lagu-lagu daerah indonesia misalnya), atau gabungan dari keduanya. Salah satu cara yang menarik yaitu, dengan pengalaman langsung. Ketika kau melihat indonesia, bukan melalui mata kamera, tapi melalui kedua bola matamu sendiri. Bukan hanya mendengar desingnya lewat kabar burung, tapi benar-benar lewat indramu, kau rasakan tanpa ada perantara yang menyalurkannya. Ya, apalagi kalau bukan keliling Indonesia.

Hambatan biaya? Kenapa tidak coba backpacking? Kalau biasanya orang-orang melakukan backpacking untuk tujuan vacation atau ‘plesiran’, maka kali ini.. niatkan rencana travellingmu kali ini untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

Dua orang jurnalis sudah pernah melakukannya, mereka adalah Farid Gaban dan Ahmad Yunus. Berbekal niat yang kuat, mereka mengelilingi Indonesia.. menjelajah pulau-pulau terluar Indonesia yang jarang terjamah. Kemudian menuliskan pengalaman mereka dalam sebuah buku berjudul ‘Meraba Indonesia’, untuk kembali membuka mata warga Indonesia tentang sejarah masyarakat yang selama ini terlupakan, baik oleh pemerintah maupun arus media utama.

Dengan menjelajah bumi dan mengarungi laut Indonesia, kita akan menemuka pemandangan idah yang tidak dapat kau temukan di negara lain. Kita akan sadar dan setuju, betapa Indonesia adalah negara yang kaya, negara yang dipenuhi keindahan alam, zambrud khatulistiwa, permatanya dunia. Mungkin pernyataan di atas terkesan hanya klise belaka. Namun menurut Ahmad Yunus, justru dengan mengungkap terus-menerus fakta bahwa kita memang kaya, akan membangkitkan semangat kita untuk menengok kembali Indonesia dan terus mencintai negeri ini.

Dengan melihat Indonesia lebih dekat, kita belajar untuk tahu dan mengerti masalah-masalah apa saja yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia. Lalu bukan sekedar diam dan menyimak permasalahan pelik yang kita temui saat menjelajah bumi pertiwi, namun kemudian menganalisis dan mencoba mencari penyelesaian masalah tersebut. Bukankah itu merupakan tugas kita sebagai generasi muda Bangsa Indonesia? Generasi yang kelak akan memimpin bangsa ini menuju masa depan yang lebih cerah.

Lewat perjalanan menyelisip sendi-sendi kehidupan Indonesia dari dekat, kita diingatkan kembali, atau bisa jadi baru tahu tentang sejarah bangsa Indonesia. Tentang penjaringan ratusan pemuda bertato dalam operasi militer yang dikenal dengan Penembakan Misterius (Petrus) pada tahun 80-an yang sempat meneror suku mentawai yang memang identik dengan tato. Atau daerah Sampit yang pada kurun 1997-1999 yang merupakan salah satu daerah konflik berdarah antara etnis Madura dan Dayak. Dan banyak lagi sejarah indonesia yang akan membantu kita lebih mengenal Indonesia, untuk lebih mencintai bangsa kita.

Di sela-sela perjalan mengelilingi Indonesia, mungkin matamu akan merasa pedih melihat fakta Indonesia dari dekat. Karena Ahmad Yunus pun bertutur, “Menulis Indonesia, bagai mengupas sebiji bawang. Lapisan demi lapisan menguak sejarah, namun begitu terkuak mata kita perih karenanya.” Seperti itulah yang ia rasakan tiap kali mencatat kisah perjalanannya. Coba kita tengok Mentawai di sebelah barat Sumatra Barat, perdagangan satwa ilegal banyak terjadi di pulau yang menjadi habitat flora dan fauna endemik ini. Belum lagi kebakaran hutan yang sering terjadi di Kalimantan tiap musim kering, akibat angin kering dan matahari yang membakar gambut. Atau, masyarakat Kolo (sebuah pulau di dekat kendari) yang semakin terasing di negeri mereka sendiri. Dan rasa pedih lain, yang harus kau paksa bertahan demi mengupas bawang ‘Indonesia’.

Pertanyaannya sekarang, adakah orang yang ingin dan mau berkeliling Indonesia, berbackpacking ria bukan untuk sekedar berlibur? Kurang lebih begini jawaban Ahmad Yunus, “Saya yakin saya tidak sendirian. Masih banyak orang yang memiliki perasaan yang sama (cinta pada Indonesia). Mereka bermimpi ingin tahu bagaimana wajah Indonesia yang sebenarnya. Mereka menyusuri perjalanan dari Sabang hingga Merauke. Keindahan, juga kegetiran, Nusantara akan melekat dalam benak orang yang pernah dan punya pengalaman berkeliling Indonesia.”

Kaliankah salah satu dari mereka? Mari mengenal Indonesia dari dekat!

2 comments:

  1. Dulu miskomunikasi. Harusnya menulis resensi buku ini. Eh, malah cuma nulis review buku dan sedikit tambahan kata-kata dariku. Wkwk.

    ReplyDelete

ditunggu komentarnya