Follow Me

Monday, September 26, 2011

Bukan Sekedar Hobi

Kalau sebagian orang hanya melakukan hobi di waktu luangnya, mungkin tak benar kalau kujawab menulis sebagai hobiku. Menulis sudah menjadi bagian hidupku, sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi baik di waktu senggang maupun di waktu sibuk. Sebuah kebutuhan yang tidak hanya muncul kala aku bersedih dan terluka, tapi juga hadir kala bahagia hinggap di ujung senyumku.


Karena merangkai kata bagiku

adalah hiburan atas segala pilu

P3K atas segala luka

ekspresi atas segala ria

Menulis memberikan banyak manfaat bagiku, lewat menulis aku bisa mengekspresikan ide dan rasa yang berkelebat di otak dan hatiku. Dengan tulisan, aku bisa menjabar makna yang tak tersentuh oleh suara, meski kata terkadang masih enggan memeluknya.

Dengan menulis, satu demi satu pengetahuan serta ilmu kurajut, untuk selanjutnya kubagikan pada semua yang ingin memilikinya. Sebuah sarana bagiku untuk berbagi ilmu tanpa perlu bertatap muka dengan yang ingin menerima ilmu.

Sebuah tulisan mengetuk hati dan pikiran pembaca dengan lembut. Maka nasihat terasa lebih nyaman disimak, karena hanya sang pembaca dan Allah yang tahu ada rasa bersalah yang hinggap kala seseorang membaca tulisan berisi nasihat. Atau inspirasi yang yang tiba-tiba meloncat keluar dari pikiran kita karena sebuah tulisan. Maka insya Allah, menulis juga memberiku sarana untuk amar ma’ruf nahi mungkar tanpa berteriak keras, atau berbisik-bisik, hingga yang diberi nasihat merasa tersinggung dan hilang harga diri.

Itulah sebabnya aku sangat suka kata-kata Salim a. Fillah yang satu ini : “Menulis itu berkah. Dengan menulis saya bisa menyapa ribuan manusia; tak sekedar sapa, tapi sapaan dakwah. Dengan menulis, saya merekam jejak-jejak pemahaman saya, mengikat ilmu, lalu melihatnya kembali untuk –sesekali- menertawakannya”.

Menulis, memberikan kita kebebasan untuk memilih siapa yang berhak membaca. Ia diam namun berkata banyak. Terkesan sunyi, namun semarak. Tergantung pilihan kita, yang pertamakah atau yang kedua. Jikapun pilihan pertama yang kupilih, maka tulisan menjadi jejak-jejak yang ingin kunikmati sendiri, pengingat pribadi, sesuatu yang tak ingin kubagi pada yang lain kecuali pada Sang Maha Mengetahui. Jika pilihan kedua yang kupilih, maka ia adalah benih yang ingin kutebar. Yang kuharap suatu saat nanti akan bersemi abadi.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya