Follow Me

Saturday, January 18, 2014

Dua Pekan : Apa Kabar Iman?


Bismillah..


Hanya ingin menyapa sebentar. Atau hanya ingin sebentar menyapa? Wkwk. *maaf lagi random banget.

Hampir dua pekan aku tidak menulis. Ya, tidak menulis barang satu dua paragraf di sini. Aku... *kemudian satu demi satu alibi bermunculan. Aku tahu, ada banyak sekali alasan (excuse) yang bisa ku pakai untuk kondisi saat ini di blog ini. Zzzzz.

***

Well mari kembali normal. *smile

Suatu hari aku berselancar di dunia maya, lalu menemukan satu dua artikel yang tampak enak dibaca. Segera saja aku copy dan paste pada sebuah dokumen berjudul "Bacaan.docx".

Dan hari ini, aku membuka dokumen tersebut. Menelusuri baris-baris di sana. Heran sendiri pada diri. Bacaan itu terdiri dari 758 halaman. Dan tahukan berapa halaman yg sudah kubaca? 84. Hanya 11,08 %.

Dan hari ini, aku membuka dokumen tersebut, mencari-cari kiranya apa yang bisa kukutip untuk ditulis di sini. Ku scroll dari halaman satu, dan berhenti di halaman 19. Tepat di sebuah judul : "Ciri Seorang Mukmin". Kubaca dengan cepat paragraf awal, kulewati tulisan arab di sana, lalu membaca terjemah sebuah surat. Ternyata surat Al Anfal ayat 2. *yuk cek mushaf masing-masing,

Sudah cek mushaf? Sudah baca terjemahnya?

***


“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)

az-Zajaj mengatakan, “Maksudnya, apabila disebutkan tentang kebesaran dan kekuasaan-Nya dan ancaman hukuman yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya maka hati mereka pun merasa takut.” (lihat Zaadul Masir, hal. 540)

‘Umair bin Habib radhiyallahu’anhu berkata, “Iman mengalami penambahan dan pengurangan.” Ada yang bertanya, “Dengan apa penambahannya?” Beliau menjawab, “Apabila kita mengingat Allah ‘azza wa jalla dan memuji-Nya maka itulah penambahannya. Apabila kita lupa dan lalai maka itulah pengurangannya.” (lihat Tafsir al-Baghawi, hal. 511)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Orang-orang munafik itu tidak pernah sedikit pun meresap dzikir kepada Allah ke dalam hatinya pada saat mereka melakukan amal-amal yang diwajibkan-Nya. Mereka sama sekali tidak mengimani ayat-ayat Allah. Mereka juga tidak bertawakal [kepada Allah]. Mereka tidak mengerjakan sholat apabila dalam keadaan tidak bersama orang. Mereka pun tidak menunaikan zakat dari harta-harta mereka. Oleh sebab itulah Allah mengabarkan bahwasanya mereka itu memang bukan termasuk golongan orang-orang yang beriman.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud dari ungkapan ‘bergetarlah hati mereka’, kata beliau, “Yaitu mereka merasa takut kepada-Nya sehingga mereka pun melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11])
 
Ketika menjelaskan makna dari ‘apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah imannya’ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Di dalamnya terkandung dalil bahwasanya seringkali seorang lebih banyak mendapatkan faidah karena bacaan [al-Qur'an] oleh orang lain daripada bacaan oleh dirinya sendiri…” (lihat al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid [2/30])

***

Dan adapun diri? Masihkan ciri-ciri mukmin melekat pada diri kita?

Bergetarkah hati kita saat disebut nama Allah? Bertambahkan iman kita saat mendengar bacaan Al Quran?

Mari sejenak tengok lagi iman kita, apakabar? Khaifa imannuki?

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya