Follow Me

Wednesday, January 1, 2014

Ikrar 2014


-Muhasabah Diri-

Bismillah..

Sebelum membaca tulisanku, ijinkan aku mengutip kultweet dari @MuslimSTEI. Ada satu dua kalimat yang membuatku tercekat. Mungkin juga baik jika dibaca oranglain.

1 | Daripada habiskan waktu menunggu tahun baru percuma. Yuk baca quran atau denger murotal.
2 | Ketika waktu bergulir. Lambat laun memakan sisa umur kita.. apakah asa ini masih ada di dalam hati kita?  
3 | ": Tak perlu sibuk dan takut kehilangan jam 00 malam ini, tapi takutlah tak kebagian tahajjud saat diampuni dosa dan dikabulkan doa"
4 | Di penghujung malam ini, bnyak dari kita melambungkan asa. Mengapa tidak setiap malam, kita panjatkan doa?
5 | Di penghujung malam ini, bnyak dari kita melambungkan asa. Mengapa tidak setiap malam, kita panjatkan doa?
6 | Allahummaghfirli.. ampuni kami Ya Allah. Padahal Engkau memaklumi kesibukan kami di siang hari. (73:3)
7 | Maafkan kami, atas waktu yang lebih sering kami habiskan bersama gadget2 kami. Ketimbang bersama dengan Al Quran.  
8 | In syaa Allah. Yuk tekadkan! ": Yg udah lama ga baca quran bisa kok jadi . Yakin deh :)"
9 | Membersamai Al Quran itu.. artinya kita memegang buhul tali yang kuat.
10 | Saat yang lain limbung, digerus oleh zaman. Islam hadir dengan Al Quran, yang dijamin terjaga hingga akhir zaman.
11 | Pertanyaan selanjutnya, adakah kita termasuk mereka yg mmbersamai tahun ini dgn Al Quran?
12 | Jika sudah, mari bersyukur. Alhamdulillah, karena bantuan Allah, tahun ini aku diperkenankan mmbersamai Al Quran
13 | Jika belum, segera bertaubat. Ya Allah maafkanlah aku. Berikan aku kesempatan untuk mmbersamai Al Quran tahun dpn
14 | Mari sama-sama berikrar. Agar tahun depan interaksi kita dgn Al Quran lebih intens, lebih hangat.
15 | Jg berdoa agar Allah beri kkuatan untk mmbersamai AlQuran thn dpn & thn2 slnjutnya sampai ajal menjemput.
16 | Sekian untk malam ini. Jika msh trsisa umur, smg Allah bangunkan untk shalat malam. Jika tdk, smoga khusnul khotimah


***


Ikrar 2014
Bismillah...

2014. Setiap tahun, ya hampir di setiap pergantian tahun, masing-masing dari kita berikrar –setidaknya pada diri sendiri- untuk menjadi lebih baik. Pertanyaannya, dari sekian banyak ikrar kita, berapa persen yang terwujud? Berapa yang terhenti di bulan pertama? Bulan ke dua? Pertengahan tahun? Kita tidak tahu, karena kebanyakan dari kita tidak mengevaluasinya. Dan kesalahan ini berulang-ulang kita lakukan. Setiap akhir dan awal tahun berikrar, kemudian kita mengingkarinya sendiri. Sadarkah? Sudah sadar, namun sulit untuk tidak jatuh di lubang yang sama? Seolah itu adalah virus, yang setiap tahun menjangkiti kita. Apakah hal itu memang akan selalu terjadi?

Perubahan = Tidak  Instan

2014. Kita hidup di era yang serba instan. Hanya dengan 1 klik, kita dapat menemukan banyak referensi atas pertanyaan kita. Atau hanya dalam beberapa menit secangkir mie dapat kita nikmati. Sehingga wajar jika kemudian mindset kita berubah. Kita lebih menyukai hal-hal yang praktis dan instans serta seringkali tidak bisa bertahap pada hal-hal yang memerlukan proses lama.

Hal ini kemudian membuat kita berharap, bahwa ikrar kita, jika itu merupakan sebuah perubahan, maka ia harus segera terjadi. Ya, kita ingin perubahan itu juga berjalan seinstan makanan dan minuman yang kita santap sehari-hari. Salah besar. Karena ternyata, sebuah perubahan tak dibangun dalam satu malam. Kata pepatah, Eifeel bisa seindah sekarang, bukan dalam hitungan semalam. Kita bukan bandung Bondowoso, atau Sangkuriang. Perubahan tak akan terjadi dalam waktu singkat.

Jika perubahan yang kita inginkan adalah karakter. Maka kita harus menerima teori, bahwa karakter terbentuk dari kebiasaan dan kebiasaan terbentuk dari sikap yang berulang-ulang dilakukan. Dan itu artinya, ia tidak bisa terbentuk dalam hitungan satu dua hari, bahkan tidak dalam satu dua tahun. Maka diri yang mudah naik darah, jangan harap dapat tiba-tiba menjelma menjadi seorang penyabar hanya dalam hitungan bulan, apalagi hari. It takes a lot steps to reach our goal. Ya, proses dan waktu. Satu hal yang sering kita lupa terkait ikrar yang kita ditiap penghujung tahun.

Hanya Dalam Benak

2014. Tahun-tahun sebelumnya, ikrar memang pernah terucap, namun tidak di lisan. Ia hanya menggema di benak. Lantas kita mengaku, ia sudah terpatri di sana. Adakah itu benar? Kita tahu manusia tempatnya khilaf dan salah. Kita pun tahu, bahwa setiap dari kita tak pernah lepas dari satu kata, lupa. Sebuah hal yang membuat sebagian orang repot karenanya (baca: karena lupa), dan membuat sebagian yang lainnya bahagia.

Tidak ditulis , Tidak deklarasi

2014. Dan tulisan, seperti kata pepatah, akan mengikat “buruan”. Ia membantu mengingat hal-hal yang seharusnya tidak kita lupakan. Pun tentang ikrar ini. Agar kita tidak melupakannya, kita perlu menulisnya. Detail, kalau perlu disertai analisis SWOT terwujudnya ikrar tersebut. Kalau perlu disertai step-step untuk memenuhinya. Ada milestone yang harus dibuat, kemudian kita menyimpannya di calendar smartphone kita. Memberdayakan teknologi, untuk membuat kita produktif, bukan justru sebaliknya.

Jika merasa tulisan belum cukup membuatmu ingat dan tergerak untuk merealisasikan ikrar tersebut, kiranya perlu kau deklarasikan. Just let someone knows. Ijinkan seseorang atau beberapa orang tahu tentang ikrar tersebut. Terutama kepada orang yang kau percaya dapat mengingatkanmu. Sehingga saat kau lupa dan enggan memenuhi ikrar tersebut, ia akan dengan senang hati bertanya, dan membantumu mewujudkannya. Bukankah kita semua tahu, teori bahwa manusia itu makhluk sosial, dan tidak bisa hidup sendiri? Mendeklarasikan ikrarmu in syaa Allah tidak akan membengkokkan niatmu. Jika kau tidak ingin ikrarmu diketahui banyak orang, kau tak perlu memberitahu semuanya. Beritahu satu atau dua saja, setidaknya, pastikan satu dua ikrar akan selalu dipantau oleh orang lain.

Tentang Takdir dan Hati

Kau sudah berusaha keras, sudah ingat dan diingatkan, namun ikrar tak jua terpenuhi? Tahukah kau, bahwa ada sesuatu yang diluar kendali kita? Bahwa takdir, tidak selalu sesuai rencana dan keinginan kita? Bahwa hati, bisa dengan mudah dibolak-balik, bukan atas kendali kita?

Satu hal lagi yang seringkali kita lupakan. Kita sudah berikrar, melakukan usaha terbaik kita, diingatkan shahabat yang sholih. Sudahkah kita memohon pada-Nya untuk dimudahkah? Untuk diberi kekuatan? Untuk diperkenankan memenuhi ikrar kita?

Ikrar 2014

#betteryear #withQuran

Ini ikrarku, ikrarmu?

***

*ikrar Gamais 2014. Hangat Bersinergi. #betteryear #withQuran

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya