Follow Me

Monday, September 14, 2015

Menjadi Bukit


-Muhasabah Diri-
 
Bismillah.

Menjadi Bukit
Bukan, aku bukan ingin cerita tentang 'andai aku menjadi bukit'. Aku ingin cerita tentang satu frase yang mungkin kita sudah jarang dengan.

"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit"

Tentang Menabung

Ya, aku mendengar pertama kali frasa itu berhubungan dengan menabung. Aku lupa apa kalimat lengkapnya, mungkin sebuah nyanyian, atau apa ya? benar-benar lupa -.- kalau ada yang tahu tolong komen ya? penasaran hehe.

Menabung Apa?

Menabung apapun, bisa uang. Mungkin awalnya hanya koin-koin yang sering berserakan. Baik yang nominalnya seratus, dua ratus, lima ratus, atau seribu rupiah. Sedikit demi sedikit, tanpa sadar menjadi bukit. Bukit koin.

Bukit Koin
**********************************************************************************************
[warning! Ga penting! Silahkan di skip]

ah aku jadi teringat suatu kejadian lucu. Bahas ga ya? hahaha. Aku tulis dulu deh, ntar kan bisa di edit.

Pada suatu hari di sebuah stand penjualan majalah, seorang gadis berkerudung coklat muda berceloteh, "Kayanya X sengaja ya ngumpulin uang 500 buat ini? Bahkan sebelum majalah ini jadi, X udah tahu kalau harganya bakal butuh kembalian 500 rupiah." Kurang lebih begitu ungkapnya. Seorang gadis lain yang mengenakan kerudung biru tua tersenyum sembari melihat botol mineral 1,5 L yang terisi penuh dengan koin-koin 500 rupiah.

Ah, kenangan itu membuatku rindu akan proyek sangkuriang yang satu itu. Baiklah abaikan, back to the article
**********************************************************************************************

Menabung Apa?

Menabung apapun, bisa juga kebohongan. Mungkin awalnya hanya kebohongan kecil yang tanpa sengaja terlupa. Atau hanya kebohongan kecil yang ia sangka bisa segera ia ubah menjadi kenyataan. Namun ternyata kebohongan kecil itu mengundang kebohongan-kebohongan lain. Sedikit demi sedikit, tanpa sadar menjadi bukit. Bukit kebohongan.

Menabung Apa?

Menabung apapun, misalnya dosa. Mungkin awalnya kita (maksudnya aku) anggap hanya dosa kecil. Ah, hanya satu titik hitam kecil di hati, mungkin itu yang terlintas di pikiran. Namun ternyata dosa itu terulang dan terulang, ditambah dosa-dosa lain yang kecil, besar, bahkan super besar. Dan semakin pekat pula hati yang kini sama sekali tidak bisa disebut putih. Sedikit demi sedikit, tanpa sadar menjadi bukit. Bukit dosa. Lentera yang cahaya didalamnya begitu redup tertutupi oleh kaca yang begitu buram dan kotor.

Menabung Apa?

Menabung apapun, izinkan aku mengakhirinya dengan sesuatu yang baik. Menabung pahala. Mungkin awalnya kita (maksudnya aku) anggap hanya perbuatan kecil. Ah, hanya menyingkirkan duri di jalan, mungkin itu yang terlintas di pikiran. Kita menganggapnya kecil, padahal dari hal kecil itu bisa jadi nilainya besar. Itulah indahnya dan maha pengasihnya Allah, kita tidak pernah tahu amal mana yang Allah anggap paling baik. Ya, kita berharap, kita berharap dan memohon doa agar kita tidak mengabaikan amal baik apapun. Meski itu hanya rasa malu, bukankah malu adalah bagian dari iman?

Sedikit demi sedikit, tanpa sadar semoga menjadi bukit. Bukit pahala.

Aku teringat bahasan sebuah surat yang begitu indah, dapat dilihat dalam video tentang bukit, ah bukan tentang gunung. (cek video: Convert Your Sins _ Quran Gems)


QS Al Furqan

( 68 )   Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
( 69 )   (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
( 70 )   kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
( 71 )   Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Subhanallah.. Jika kita begitu jauh begitu jauh, namun kita memberanikan diri melangkah, mungkin tertatih atau justru merangkak, Allah begitu maha pengampun dan penyayang. Wa kaanAllahu ghafururrahiim.

Mungkin dosa kita bergunung-gunung, Allah menjanjikan pada kita akan mengganti bergunung-gunung dosa itu dengan gunung-gunung kebajikan.

Syaratnya ayat 70, izin nulis bahasa inggrisnya dulu ya.

"If you turn back to Allah, and you became a believer again, and this time, [wa 'amila 'amalan shalihan], and he was very serious about doing good things from now on"
-Ustadz Nouman Ali Khan
Syaratnya adalah kembali kepada Allah (bertaubat), dan kemudian kita beriman kembali, dan kali ini kita sangat serius untuk melakukan hal-hal baik mulai sekarang.

Allah... Meski diri mungkin tidak memenuhi syarat 'ibadurrahman di ayat-ayat sebelumnya (cek ayat 63-68 surat Al Furqan), izinkan hamba menjadi 'ibadurrahman lewat syarat di ayat 71, izinkan hamba selalu bertaubat dan kembali pada-Mu meski mungkin kini atau nanti diri begitu jauh dari-Mu. Aamiin.

Terakhir, mari menabung hal-hal baik, meski sedikit demi sedikit, semoga kelak menjadi bukit. Semoga kita termasuk orang-orang yang baik, tidak sombong dan rajin menabung ("kebaikan"). ^^

Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya