-Muhasabah Diri-
Bismillah.
Menjadi Bukit |
Bukan, aku bukan
ingin cerita tentang 'andai aku menjadi bukit'. Aku ingin cerita tentang satu
frase yang mungkin kita sudah jarang dengan.
"Sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit"
Tentang Menabung
Ya, aku mendengar
pertama kali frasa itu berhubungan dengan menabung. Aku lupa apa kalimat
lengkapnya, mungkin sebuah nyanyian, atau apa ya? benar-benar lupa -.- kalau
ada yang tahu tolong komen ya? penasaran hehe.
Menabung Apa?
Menabung apapun,
bisa uang. Mungkin awalnya hanya koin-koin yang sering berserakan. Baik yang
nominalnya seratus, dua ratus, lima ratus, atau seribu rupiah. Sedikit demi
sedikit, tanpa sadar menjadi bukit. Bukit koin.
Bukit Koin |
**********************************************************************************************
[warning! Ga penting! Silahkan di skip]
ah aku jadi teringat
suatu kejadian lucu. Bahas ga ya? hahaha. Aku tulis dulu deh, ntar kan bisa di
edit.
Pada suatu hari di
sebuah stand penjualan majalah, seorang gadis berkerudung coklat muda
berceloteh, "Kayanya X sengaja ya ngumpulin uang 500 buat ini? Bahkan
sebelum majalah ini jadi, X udah tahu kalau harganya bakal butuh kembalian 500
rupiah." Kurang lebih begitu ungkapnya. Seorang gadis lain yang mengenakan
kerudung biru tua tersenyum sembari melihat botol mineral 1,5 L yang terisi
penuh dengan koin-koin 500 rupiah.
Ah, kenangan itu
membuatku rindu akan proyek sangkuriang yang satu itu. Baiklah abaikan, back to
the article
**********************************************************************************************
Menabung Apa?
Menabung apapun,
bisa juga kebohongan. Mungkin awalnya hanya kebohongan kecil yang tanpa sengaja
terlupa. Atau hanya kebohongan kecil yang ia sangka bisa segera ia ubah menjadi
kenyataan. Namun ternyata kebohongan kecil itu mengundang kebohongan-kebohongan
lain. Sedikit demi sedikit, tanpa sadar menjadi bukit. Bukit kebohongan.
Menabung Apa?
Menabung apapun,
misalnya dosa. Mungkin awalnya kita (maksudnya aku) anggap hanya dosa kecil.
Ah, hanya satu titik hitam kecil di hati, mungkin itu yang terlintas di
pikiran. Namun ternyata dosa itu terulang dan terulang, ditambah dosa-dosa lain
yang kecil, besar, bahkan super besar. Dan semakin pekat pula hati yang kini
sama sekali tidak bisa disebut putih. Sedikit demi sedikit, tanpa sadar menjadi
bukit. Bukit dosa. Lentera yang cahaya didalamnya begitu redup tertutupi oleh
kaca yang begitu buram dan kotor.
Menabung Apa?
Menabung apapun,
izinkan aku mengakhirinya dengan sesuatu yang baik. Menabung pahala. Mungkin
awalnya kita (maksudnya aku) anggap hanya perbuatan kecil. Ah, hanya
menyingkirkan duri di jalan, mungkin itu yang terlintas di pikiran. Kita
menganggapnya kecil, padahal dari hal kecil itu bisa jadi nilainya besar.
Itulah indahnya dan maha pengasihnya Allah, kita tidak pernah tahu amal mana
yang Allah anggap paling baik. Ya, kita berharap, kita berharap dan memohon doa
agar kita tidak mengabaikan amal baik apapun. Meski itu hanya rasa malu,
bukankah malu adalah bagian dari iman?
Sedikit demi
sedikit, tanpa sadar semoga menjadi bukit. Bukit pahala.
Aku teringat bahasan
sebuah surat yang begitu indah, dapat dilihat dalam video tentang bukit, ah
bukan tentang gunung. (cek video: Convert Your Sins _ Quran Gems)
QS Al Furqan
(
68 ) Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya),
(
69 ) (yakni) akan dilipat gandakan
azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina,
(
70 ) kecuali orang-orang yang
bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
(
71 ) Dan orang-orang yang
bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada
Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Subhanallah.. Jika
kita begitu jauh begitu jauh, namun kita memberanikan diri melangkah, mungkin
tertatih atau justru merangkak, Allah begitu maha pengampun dan penyayang. Wa kaanAllahu ghafururrahiim.
Mungkin dosa kita
bergunung-gunung, Allah menjanjikan pada kita akan mengganti bergunung-gunung
dosa itu dengan gunung-gunung kebajikan.
Syaratnya ayat 70,
izin nulis bahasa inggrisnya dulu ya.
"If you turn back to Allah, and you became a believer again, and this time, [wa 'amila 'amalan shalihan], and he was very serious about doing good things from now on"
-Ustadz Nouman Ali Khan
Syaratnya adalah
kembali kepada Allah (bertaubat), dan kemudian kita beriman kembali, dan kali
ini kita sangat serius untuk melakukan hal-hal baik mulai sekarang.
Allah... Meski diri
mungkin tidak memenuhi syarat 'ibadurrahman di
ayat-ayat sebelumnya (cek ayat 63-68 surat Al Furqan), izinkan hamba menjadi 'ibadurrahman lewat syarat di ayat 71, izinkan
hamba selalu bertaubat dan kembali pada-Mu meski mungkin kini atau nanti diri
begitu jauh dari-Mu. Aamiin.
Terakhir, mari
menabung hal-hal baik, meski sedikit demi sedikit, semoga kelak menjadi bukit.
Semoga kita termasuk orang-orang yang baik, tidak sombong dan rajin menabung
("kebaikan"). ^^
Allahua'lam
bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya