Bismillah.
Surat Taha. Aku teringat memori saat kuliah dulu. Menemukan beberapa teman yang sudah punya hafalan banyak, dan memilih surat taha sebagai surat favorit. Saat itu aku cuma bertanya-tanya. Belum benar-benar mencari jawaban dan menyelami, mutiara apa yang membuat mereka melihat surat Taha sebagai surat yang spesial.
Aku juga teringat, suatu masa dalam hidupku. Saat doa sederhana yang sudah kuhafal dari kecil, mulai sering kulafalkan, dan menjadi penenang saat anxiety membuat dada sesak, mata panas, dan lidah kelu.
Maka setelah bergabung pertama kali, mencoba ikut Ngafal Ngefeel Surat Qaf Juli 2023 lalu... kemudian membaca kalender Ngafal Ngefeel dan menemukan surat Taha, aku bertekad untuk mendaftar lagi.
Satu bulan, belajar dan membaca berulang surat Taha ayat 1-40. Ada banyak insight, salah satunya yang dibagikan resmi dari Team NN. Silahkan dibaca di bawah ini yaa...
Setelah ayat 1 ini, adalah ayat favorit temanku.
مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ
Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
[Surat Ta-Ha (20) ayat 2]
***
Belajar tentang ayat ini, mengingatkanku PR besarku. Adab. Barangkali, karena adabnya kurang dan tidak dijaga, karena itulah ilmu yang dipelajari menjadi tidak berkah, hanya sekedar konsumsi otak dan bukan hati. Na'udzubillahi min dzalik. Allahummaghfirli.. Semoga Allah memudahkan kita untuk mempelajari adab juga, sebelum ilmu.
***
Ayat ini... pengingat, bahwa emosi kita gak boleh jadi penggerak utama diri kita. No matter how anxious, how scared, how sad we are. Keimanan kita harusnya bisa membuat kita memaksakan diri melangkah di jalan-Nya. Tapi... adakah yang pernah berjuang melawan emosi diri? Melawan kekhawatiran yang membuat kaki limbung. Melawan overthinking yang membuat ingin putus asa. It's not an easy fight. Cause your enemy is not someone else. It's you. Maka saat merasa begitu lemah, coba lafalkan doa ini..
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Artinya: “Ya rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”
Menulis ini mengingatkanku pada sore gerimis di sore hari, berjalan di bawah segarnya air hujan yang menghidupkan, sembari menahan tangis dan melafalkan doa ini. Melangkah pelan membelah lapangan rumput Aula Barat.
Betapa doa sederhana, yang Alhamdulillah sudah diajarkan sejak kecil ini, begitu bermanfaat. Terutama buatku, yang saat itu sedang belajar lagi cara berdoa, belajar bersandar sepenuhnya pada Allah, tapi juga belajar untuk menurunkan ego minta bantuan pada manusia, belajar berkomunikasi lagi setelah lama hilang dari peredaran hehe. Aku bahkan lupa, dari siapa awalnya aku belajar doa ini. It seems small, tapi pahalanya terus mengalir.
***
Dari ayat 1-40, yang mana yang paling favorit? Bagiku ayat doa tersebut. Tapi jika boleh memilih satu ayat lagi yang belum disebutkan diatas, aku ingin menuliskan juga ayat 13.
وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ
Dan Aku telah memilih kamu,
maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). [Surat Ta-Ha (20) ayat 13]
Alasannya? Karena tadabbur dari amazed by the quran dan penjelasan di dalamnya masih begitu lekat.
Baca juga: Allah is Never Far Away (tentang Surat Taha ayat 13)
Aku seolah bisa membayangkan betapa gelap dan sulitnya perjalanan mendaki, kemudian saat tiba diatas, disambut oleh kalam Allah. Bahwa Allah memilih kita. Kalau di surat Taha memang Allah memilih Nabi Musa sebagai Nabi, satu-satunya Nabi dan Rasul yang diberikan keistimewaan berdialog langsung dengan Allah di bumi. Tapi kata wa anakhtartuka, entah mengapa mengingatkanku. Bahwa Allah, juga memilih kita. Bukan asal memilih, diksi memilih yang dipilih itu mengandung kata khair, artinya memilih karena ada kualitas kebaikan di yang dipilih.
Tahukah, bahwa kita dipilih Allah untuk menjadi manusia? Dan bukan daun, bukan batu, bukan hewan, bukan awan.
Tahukah, bahwa Allah memilih kita untuk menjadi seorang muslim? Allah memilih menghadiahkan iman dan islam dalam hati kita.
Tahukah mengapa? Karena Allah melihat kebaikan di hati kita.
Maka saat ujian bertubi hadir di hidup kita. Saat semua terasa gelap, dan rasanya begitu terjal untuk menyusuri jalan medaki ini. Percayalah bahwa Allah tidak pernah jauh. Berbaik sangkalah, bahwa Allah tidak pernah menginginkan kesulitan untukmu. Seperti hal-nya Al Quran tidak diturunkan untuk menyusahkan kita. Begitu pula setiap hal yang terjadi di hidup kita (:
Terakhir. Semoga Allah menjadikan Quran sebagai musim semi di hati kita. Allahummarhamna bil Qur'an. Aamiin.
Wallahua'lam bishowab.
***
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya