Bismillah.
Sudah lama rasanya tidak membaca cerpen tulisan orang lain. Entah kapan terakhir baca buku kumpulan cerpen, back then when I was in Bandung, I guess. Pernah baca sekilas juga sih di Medium, tapi kebanyakan penulisnya adalah orang-orang seumuran, jadi diksinya adalah diksi modern yang biasa aku baca di tulisan non fiksi. Lalu aku menemukan cerpen ini dari salah satu e-booknya MGN. Ini sebenarnya baru cerpen kedua dari e-book berjudul "Ilusi di Balik Ganesha 10" [1]. Jadi aku baru dikit banget bacanya, dan belum nerusin lagi, karena aku merasa perlu mengalirkan rasa setelah membaca dua cerpen dari e-book tersebut.
Pertama, tentang diksi-diksi baru yang aku temui di dalamnya[2]. Rasanya ingin aku catat dan cari tahu artinya. Kedua, tentang memori-memori yang muncul saat membaca 2 cerpen yang baru aku baca, nama-nama tempat di kampus itu [3] lalu aku mencoba mengingat memoriku akan tempat tersebut, plus membayangkan seperti apa tampilannya dulu, di setting waktu cerpen tersebut. Secara 2 cerpen awal di kumcer tersebut settingnya adalah masa lalu. Yang pertama bahkan saat baru hendak didesain oleh Henri Maclein Pont. Lalu yang kedua, flashback dari tahun 89-90 juga tahun 2018 untuk present-nya.
Oh ya, untuk cerpen yang kedua, rasa relate-nya makin tinggi mengingat Hari Kemerdekaan RI ke-80 masih hangat, ditambah begitu banyak isu politik dan sosial yang membuat rakyat melaksanakan demo ke gedung DPR RI tanggal 25 Agustus kemarin. Begitu banyak emosi bercampur, amarah, sedih, kecewa, sebel, dll, dst. Kecintaan rakyat terhadap Indonesia masih jelas tertanam, melihat keramaian perayaan kemerdekaan. Termasuk mereka yang dulu menyuarakan #kaburajadulu, aku yakin yang membuat mereka kabur bukan Indonesia, tapi tikus-tikus politik yang hari demi hari menggerogoti keadilan sosial di Indonesia.
Dari baca cerpen tersebut, aku baru sadar betapa aku kurang literasi, ada begitu banyak hal baru di luar hal-hal yang menjadi minat bagi kita, yang mungkin bisa kita tahu kalau kita membaca cerpen orang lain. Cerpen yang nggak melulu bahas topik-topik klise. Padahal yang baru aku baca ini, dari member MGN. Pasti akan lebih banyak hal yang bisa kupelajari kalau aku membaca dari penulis cerpen yang kiprah menulisnya lebih lama. Cerpen-cerpen lama, yang sengaja ditulis dan difiksikan, karena dulu jika ditulis dalam bentuk non-fiksi, penulisnya mungkin akan diincar dan dibungkam.
Intinya, mari membaca lebih banyak buku, termasuk cerpen. Sometimes we need to read outside of our interest to open our mind to a new world we might never dive in.
Wallahua'lam.
Keterangan:
[1] E-Book Ilusi di Balik Ganesha 10 - mamahgajahngeblog.com
[2] Pinggala = apricot, petani gurem, nila kandi = royal blue, stepanut = nama bunga orange yang biasa mekar di sekitar labtek kembar
[3] Aula Barat-Timur, Plaza Widyatama, Ex-GSG, Kolam Indonesia Tenggelam, Selasar Labtek V, Boulevard, Koridor "tembok ratapan" gedung FMIPA, Taman Ganesha
[4] hidden notes hehe. Menulis ini sembari secara imaginasi meng-pukpuk diri. It's okay to be nostalgic, and it's okay to remember it all. Bukan berarti belum move on. Cuma bentuk tanda bahwa kamu manusia, yang suka mengenang masa lalu. Cuma bentuk tanda, bahwa dalam waktu kurang dari sewindu itu, ada begitu banyak memori baik yang membuatmu tersenyum mengingatnya.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya