image was taken from here
Bismillah.
Judul : The Jilbab
Traveler
Penulis : Asma
Nadia, dkk
Penerbit : Asma
Nadia Publishing House
Tahun Terbit :
September 2012
Fisik : 344 halaman,
34 x 20
"Berjilbab
bukan berarti kamu nggak bisa keliling dunia! Jalan-jalan aman, nyaman, mudah,
murah, bahkan gratis bagi muslimah. Mau?"
Berawal dari Mimpi untuk Keliling Dunia
Buku ini hadir untuk
menjadi motivasi bagi muslimah untuk traveling
keliling dunia. Asma Nadia memaparkan hal itu di cover buku ini, sedikit cerita
tentang dirinya.
"Semua
berawal dari impian. Buku ini akan membuat keliling dunia bukan lagi sekedar
impian. Asma Nadia sudah membuktikan, dari gadis kecil yang tinggal di pinggir
rel kereta api, hingga menjadi penulis traveler yang telah menjelajahi 130 kota
di 30 negara di dunia."
Juga halaman
persembahan untuk kedua buah hatinya yang berpesan, "Jangan biarkan orang lain mencuri mimpimu". Buku ini
mengajak para muslimah yang berhijab untuk bermimpi melakukan perjalanan
khususnya ke luar negeri.
Selain tentang
mimpi, Asma Nadia juga ingin menuntun agar perjalanan muslimah, seharusnya
tidak sama dengan yang lain. Seperti yang dipaparkan di pengantar buku ini,
"Miris
membaca buku-buku traveling yang menyebarkan paham kebebasan, padahal
seharusnya setiap perjalanan mendekatkan kita kepada Allah."
Namun penekanan buku
ini tetap tentang mimpi.
Menyajikan kisah, kamus 'survive', dan tips.
Buku ini menyajikan
kisah seru dan inspiring jilbaber di 16 negara, termasuk di dalamnya kisah
kocak dan kisah pencopetan yang dikemas supaya kita waspada dan mengenali
modus-modus tersebut. Setelah sajian kisah di sebuah negara, biasanya terdapat
kamus 'survive'.
Kamus survive
merupakan kamus mini tentang bahasa di negara tersebut. Yang ditampilkan adalah
kalimat yang biasa dipakai untuk traveler, seperti bertanya letak stasiun,
bertanya harga, dll. Bentuknya berupa tabel berisi kolom bahasa indonesia,
bahasa negara tersebut, dan terkadang dilengkapi kolom cara membaca / pronouncation-nya.
Buku ini juga
menyediakan banyak pojok tips for the jilbab traveler yang disajikan di
sela-sela kisah. Diantara tips yang ditampilkan antara lain, siapkan budget,
sebelum berlibur, dokumen, tiket, penginapan, kiat hemat jalan-jalan, dll.
Untuk tips menyiapkan budget misalnya, Asma Nadia menyarakan kita untuk
memiliki alokasi dana :
- Makan 15%
- Transportasi 25%
- Akomodasi 25%
- Uang saku 20%
- Wisata 15%
Kisah Favorit : Bawa Anak Bawa Rezeki & Etretat,
Je T'aime
Kisah bawa anak bawa
rezeki ditulis oleh Mba Tutie Amaliah, beliau ikut pindah ke Wina, Austria
karena suaminya bekerja di sana. Saat itu anak mereka masih berusia 7 bulan dan
waktu tempuh perjalanan dari indonesia ke Wina sekitar 15 jam. Ada banyak kekhawatiran
yang ternyata hanya 20% terjadi, namun selebihnya fun!
Ternyata ada banyak
'rezeki' yang datang saat membawa anak dalam perjalanan, diantaranya:
- Priority boarding (masuk duluan)
- Duduk paling depan (bahkan ada bassinet yang disediakan khusus)
- Children's Meal (ada pilihan menu anak bahkan bayi)
- Boredom isn't an option (ada TV, games khusus anak, buku gratis, dll)
Lain halnya dengan
kisah Etretat, Je T'aime. Kisah ini menceritakan liburan di Etretat, daerah
pelosok di perancis yang menyajikan pemandangan alam yang indah. Rosita
Sihombing, penulis, melalui kisah ini menyindir pembaca yang sering traveling
ke luar negeri hanya ke kota besar. Baginya, pelosok-pelosok kota malah
menawarkan sesuatu yang berbeda, bahkan kadang lebih meninggalkan kesan
mendalam.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan buku ini
terletak di "Traveling Aman untuk Independent
Traveler". Biasanya buku traveler lebih
menonjolkan kisah seru dan bahagia dalam traveling. Buku ini tidak menampik
kenyataan, bahwa ada hal-hal tidak mengenakkan yang bisa terjadi saat traveling. Bagian ini menjelaskan tips aman
jalan-jalan, dan kisah-kisah pencopetan dengan berbagai modus.
Kekurangan buku ini,
tidak ada kisah yang menceritakan traveling di Indonesia. Hanya ada satu bagian
tulisan yang menampilkan objek wisata yang menarik dikunjungi di Indonesia
dalam bentuk saran tempat dan testimoni yang memberi saran.
After all
Buku ini bagus dan
memotivasi pembaca. Selain itu hal yang berkesan di hati saya adalah, buku ini
berusaha untuk tidak memisahkan perjalanan "happy
happy" dengan "keimanan". Pojok tips terakhir di buku
yang bertajuk, "Agar Perjalanan Mendekatkan dan Bukan Menjauhkan",
mengingatkan tentang tips traveling yang
tidak melalaikan dari ibadah dan dzikir.
"Perjalanan selalu melahirkan cinta, kenangan,
dan sesuatu yang membuat kita kian dekat dengan Allah." -Asma Nadia, The
Jilbab Traveler
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya