Follow Me

Saturday, March 7, 2015

Resensi: Keliling Dunia dengan Hijab


image was taken from here
Bismillah.

Judul : The Jilbab Traveler
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit : September 2012
Fisik : 344 halaman, 34 x 20

"Berjilbab bukan berarti kamu nggak bisa keliling dunia! Jalan-jalan aman, nyaman, mudah, murah, bahkan gratis bagi muslimah. Mau?"

Berawal dari Mimpi untuk Keliling Dunia

Buku ini hadir untuk menjadi motivasi bagi muslimah untuk traveling keliling dunia. Asma Nadia memaparkan hal itu di cover buku ini, sedikit cerita tentang dirinya.

"Semua berawal dari impian. Buku ini akan membuat keliling dunia bukan lagi sekedar impian. Asma Nadia sudah membuktikan, dari gadis kecil yang tinggal di pinggir rel kereta api, hingga menjadi penulis traveler yang telah menjelajahi 130 kota di 30 negara di dunia."

Juga halaman persembahan untuk kedua buah hatinya yang berpesan, "Jangan biarkan orang lain mencuri mimpimu". Buku ini mengajak para muslimah yang berhijab untuk bermimpi melakukan perjalanan khususnya ke luar negeri.

Selain tentang mimpi, Asma Nadia juga ingin menuntun agar perjalanan muslimah, seharusnya tidak sama dengan yang lain. Seperti yang dipaparkan di pengantar buku ini,

"Miris membaca buku-buku traveling yang menyebarkan paham kebebasan, padahal seharusnya setiap perjalanan mendekatkan kita kepada Allah."

Namun penekanan buku ini tetap tentang mimpi.

Menyajikan kisah, kamus 'survive', dan tips.

Buku ini menyajikan kisah seru dan inspiring jilbaber di 16 negara, termasuk di dalamnya kisah kocak dan kisah pencopetan yang dikemas supaya kita waspada dan mengenali modus-modus tersebut. Setelah sajian kisah di sebuah negara, biasanya terdapat kamus 'survive'.

Kamus survive merupakan kamus mini tentang bahasa di negara tersebut. Yang ditampilkan adalah kalimat yang biasa dipakai untuk traveler, seperti bertanya letak stasiun, bertanya harga, dll. Bentuknya berupa tabel berisi kolom bahasa indonesia, bahasa negara tersebut, dan terkadang dilengkapi kolom cara membaca / pronouncation-nya.

Buku ini juga menyediakan banyak pojok tips for the jilbab traveler yang disajikan di sela-sela kisah. Diantara tips yang ditampilkan antara lain, siapkan budget, sebelum berlibur, dokumen, tiket, penginapan, kiat hemat jalan-jalan, dll. Untuk tips menyiapkan budget misalnya, Asma Nadia menyarakan kita untuk memiliki alokasi dana :
  • Makan 15%
  • Transportasi 25%
  • Akomodasi 25%
  • Uang saku 20%
  • Wisata 15%

Kisah Favorit : Bawa Anak Bawa Rezeki & Etretat, Je T'aime

Kisah bawa anak bawa rezeki ditulis oleh Mba Tutie Amaliah, beliau ikut pindah ke Wina, Austria karena suaminya bekerja di sana. Saat itu anak mereka masih berusia 7 bulan dan waktu tempuh perjalanan dari indonesia ke Wina sekitar 15 jam. Ada banyak kekhawatiran yang ternyata hanya 20% terjadi, namun selebihnya fun!

Ternyata ada banyak 'rezeki' yang datang saat membawa anak dalam perjalanan, diantaranya:
  1. Priority boarding (masuk duluan)
  2. Duduk paling depan (bahkan ada bassinet yang disediakan khusus)
  3. Children's Meal (ada pilihan menu anak bahkan bayi)
  4. Boredom isn't an option (ada TV, games khusus anak, buku gratis, dll)

Lain halnya dengan kisah Etretat, Je T'aime. Kisah ini menceritakan liburan di Etretat, daerah pelosok di perancis yang menyajikan pemandangan alam yang indah. Rosita Sihombing, penulis, melalui kisah ini menyindir pembaca yang sering traveling ke luar negeri hanya ke kota besar. Baginya, pelosok-pelosok kota malah menawarkan sesuatu yang berbeda, bahkan kadang lebih meninggalkan kesan mendalam.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan buku ini terletak di "Traveling Aman untuk Independent Traveler". Biasanya buku traveler lebih menonjolkan kisah seru dan bahagia dalam traveling. Buku ini tidak menampik kenyataan, bahwa ada hal-hal tidak mengenakkan yang bisa terjadi saat traveling. Bagian ini menjelaskan tips aman jalan-jalan, dan kisah-kisah pencopetan dengan berbagai modus.

Kekurangan buku ini, tidak ada kisah yang menceritakan traveling di Indonesia. Hanya ada satu bagian tulisan yang menampilkan objek wisata yang menarik dikunjungi di Indonesia dalam bentuk saran tempat dan testimoni yang memberi saran.

After all

Buku ini bagus dan memotivasi pembaca. Selain itu hal yang berkesan di hati saya adalah, buku ini berusaha untuk tidak memisahkan perjalanan "happy happy" dengan "keimanan". Pojok tips terakhir di buku yang bertajuk, "Agar Perjalanan Mendekatkan dan Bukan Menjauhkan", mengingatkan tentang tips traveling yang tidak melalaikan dari ibadah dan dzikir.

"Perjalanan selalu melahirkan cinta, kenangan, dan sesuatu yang membuat kita kian dekat dengan Allah." -Asma Nadia, The Jilbab Traveler

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya