Pernahkah kita merasa begitu takjub pada kemampuan bahasa kita? Kemampuan yang diajarkan Allah kepada Nabi Adam?
diambil dari sini |
Karena kemampuan bahasa ini kita gunakan sehari-hari, kita jarang merasa takjub. Kita hanya takjub pada anak kecil, balita yang baru bisa berbicara dan mengerti kata-kata orang disekitarnya. Kita takjub, karena anak sekecil itu kita tahu awalnya hanya bisa menangis, tapi sekarang ia bisa mengenali kata-kata dalam sebuah bahasa, meski dengan keterbatasan lisannya yang masih begitu muda.
Aku juga begitu, aku sebelumnya jarang-jarang menyadari keajaiban kemampuan kita berbahasa, namun sebuah hal kembali mengingatkanku.
Beberapa waktu yang lalu, aku mulai tertarik mendengarkan ceramah dari ustadz-ustadz luar negri yang menggunakan bahasa Inggris. Awalnya begitu sulit menangkap kata-kata mereka jika tanpa subtitle bahasa indonesia. Namun aku ingin mendapat 2 ilmu sekaligus, isi ceramah dan juga belajar listening bahasa inggris, jadi aku paksa diriku mengakses video tanpa subtitle. Di awal-awal untuk memudahkanku menangkap apa yang pembicara sampaikan, aku biasa menggunakan fasilitas caption yang biasanya secara otomatis di create youtube menggunakan mesin Natural Language Processing (*asumsi hehehe).
Dan kau tahu? Seringkali caption yang automatis di create youtube justru makin membuat bingung karena seringkali tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dikatakan pembicara. Selanjutnya aku jadi malas menggunakan caption, dan memilih menonton video-video pendek dengan hard subtitle bahasa inggris.
Ya, dari kejadian caption video yang ngawur tadi, aku menyadari betapa ajaibnya kemampuan bahasa kita. Bagaimana kita dapat mendengarkan seseorang, menangkap informasi di dalamnya dan menuliskan ulang dengan benar. Dan betapa sulit membuat mesin/alat untuk bisa mengerti ucapan manusia karena ada begitu banyak aspek yang menjadi penghalang.
***
Alhamdulillahirabbil 'alamin.. Segala Puji Milik Allah, yang memberikan kepada kita kemampuan bahasa yang begitu ajaib. Alhamdulillah 'ala kulli hal, atas lisan, dan pendengaran yang masih diberikan kemampuan bekerja dengan baik. Semoga lisan dan pendengaran kita lebih banyak digunakan untuk meraup pahala dari-Nya dan bukan sebaliknya.
Allahua'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya