Follow Me

Saturday, June 15, 2024

Kesungguhan dan Kesabaran

June 15, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

*Postingan kemarin, tapi versi kalem.

 

 


 

Ada beberapa novel yang sedang kubaca, dan tidak juga kunjung selesai dibaca. Kenapa? Karena bacanya sedikit-sedikit, terkadang bahkan tidak sampai 10 halaman. Meski sebagian diriku ingin mengurangi baca fiksi, dengan alasan banyak mengkonsumsi karya fiksi di media lain. Tapi aku tahu, aku tetep butuh baca novel-novel bagus. Kenapa? Karena ada banyak pelajaran dari novel yang disampaikan tanpa menggurui. Selain itu, cara paling mudah agar kita mengingat sebuah pelajaran adalah lewat cerita.

 

Singkat cerita, aku masih saja belum selesai membaca novel Ranah 3 Warna-nya A. Fuadi. Terakhir baca 23 Mei yang lalu, hal 186-190. Kemarin, entah mengapa aku tergerak membacanya, saat melihat cover bukunya di rak pinjam aplikasi iPusnas di hp. Dan benar, meski membaca sangat pelan, dan hanya sedikit, aku masih tetap bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari kisah perjuangan Alif saat kuliah. Salah satunya tentang kesungguhan dan kesabaran.

 

Berikut kutipan dari Novel Ranah 3 Warna yang menggerakkan jariku untuk menyalinnya di sini. Berharap pelajaran ini lebih lekat di ingatan. Berharap hikmah ini kutanam dengan baik dalam hati, kemudian tumbuh dan berbunga menjadi amal.

 

"Kalian yang dikaruniai bakat hebat dan otak cerdas adalah bak golok tajam yang berkilat-kilat. Kecerdasan kalian bisa menyelesaikan berbagai masalah. Tapi kalau kalian tidak serius, tidak sepenuh tenaga dan niat menggunakan otak ini, maka hidup kalian tidak akan maksimal, misi tidak akan sampai, usaha tidak akan berhasil, kayu tidak akan patah.

Sedangkan kalian yang kurang berbakat seperti golok majal yang karatan. Walau otak kalian tidak cemerlang, tapi kalau kalian mau bekerja keras, tidak kenal lelah mengulang-ulang usaha dengan serius, sabar dalam proses perjuangan dan tidak menyerah sedikit pun, maka hambatan apa pun hambat laun akan kalian kalahkan. Bahkan dengan golok tumpul pun, kayu akan putus kalau dilakukan berkali-kali tanpa lelah. Apalagi golok majal selalu bisa diasah. Otak yang biasa-biasa saja selalu bisa diperkuat dengan ilmu dan pengalaman.

Usaha yang sungguh-sungguh dan sabar akan mengalahkan usaha yang biasa-biasa saja. Kalau bersungguh-sungguh akan berhasil, kalau tidak serius akan gagal. Kombinasi sungguh-sungguh dan sabar adalah keberhasilan. Kombinasi man jadda wajada dan man shabara zhafira adalah kesuksesan."

- Kiai Rais menjelaskan hikmah Jurus Golok Kembar-nya

#daribuku Ranah 3 Warna - A. Fuadi, GPU 


***


Terakhir, di era saat media dan informasi begitu deras mengisi hari-hari kita... mari sejenak tetap sempatkan membaca. Fiksi maupun non fiksi. Barangkali dari bacaan tersebut, ada pelajaran yang Allah titipkan untuk kita. Ah, tentu.. selain buku-buku karya orang-orang hebat yang menginspirasi, kita juga harus menyempatkan membaca buku yang diturunkan dari langit, yang membaca lafalnya saja dihitung 10 kebaikan, apalagi kalau kita mempelajari dan berusaha memahami arti dan maknanya. Semangat membaca!


Wallahua'lam.


***

 

Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Sunday, June 9, 2024

How Do We Loose Iman (Lesson from Al Hadid)

June 09, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

It's Ramadhan, it is not Ramadhan, let's still pick an ayah from Quran, ponder upon it, reflect upon it.

 

***

 

Surat Al Hadid merupakan salah satu surat yang istimewa untukku. Kau tahu kenapa? Karena saat aku jatuh, kemudian memilih bersembunyi dalam gua gelap, sendiri, dalam waktu yang cukup lama. Surat ini, adalah salah satu surat yang kupelajari arti dan pelajaran di dalamnya. Surat ini, yang membuatku menyukai hujan, dan menikmati setiap kali hujan turun. Seolah tiap bulir air yang turun saat itu, sebuah penghiburan dan penghapus sedih. Seolah tiap rintik dan basah tanah, sebuah harapan.


I'lamu annallaha yuhyil ardha ba'da mautiha..

 

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. [Surat Al-Hadid (57) ayat 17]

 

Tapi bukan ayat itu yang ingin aku tuliskan tadabburnya di sini. Melainkan ayat-ayat sebelumnya, terutama ayat 14. Ayat yang tahun ini ingin kutanam lebih dalam hatiku. Mendengarkan lagi penjelasannya, bagiku masih relate. Aku merasa ini ayat yang cocok, untuk menyegarkan lagi hati yang kering. Sebuah pengingat dan pelajaran, tentang apa-apa yang harus kulakukan, jika aku tidak mau kehilangan iman, atau surut iman.

 

What a long prolog isn't it? Yang mau langsung denger penjelasan ayat 14 Al Hadid dari Ustaz Nouman, boleh langsung ke video dibawah ini:

 

 

Ayat 12-15 surat Al Hadid adalah gambaran peristiwa di masa yang akan datang. Allah memberikan kita cuplikannya, supaya kita tidak menyesal jika tidak mengetahuinya di dunia sekarang.


Di akhirat nanti, akan ada masa saat kita dilingkupi kegelapan, begitu gelap dan mata kita tidak bisa melihat apapun. Tidak ada listrik, tidak ada hp, tidak ada senter, juga tidak ada lilin. Pada hari itu, kita akan melihat bahwa orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, mereka lah yang "membawa" cahaya. Cahayanya ada di depan dan sisi kanan mereka. Ustadz Nouman menjelaskan, cahaya yang di depan itu berasal dari hati (qalb) karena keimanan mereka, sedangkan cahaya yang di sisi kanan berasal dari amal shalih mereka. Setiap orang-orang beriman, memiliki intensitas cahaya yang berbeda. Ada yang begitu besar, hingga cahayanya jauh menerangi ke depan. Tapi ada juga yang redup, dan itu membuatnya hanya bisa berjalan pelan-pelan karena hanya bisa melihat selangkah di depan. Untuk mereka yang memiliki cahaya di depan dan di kanan mereka, berita gembira disampaikan. Bahwa ada surga untuk mereka, dan surga itu adalah kemenangan yang besar.


يَوْمَ تَرَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَـٰتِ يَسْعَىٰ نُورُهُم بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَـٰنِهِم بُشْرَىٰكُمُ ٱلْيَوْمَ جَنَّـٰتٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". [Surat Al-Hadid (57) ayat 12]


Pada hari itu juga...


يَوْمَ يَقُولُ ٱلْمُنَـٰفِقُونَ وَٱلْمُنَـٰفِقَـٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱنظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ٱرْجِعُوا۟ وَرَآءَكُمْ فَٱلْتَمِسُوا۟ نُورًۭا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍۢ لَّهُۥ بَابٌۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحْمَةُ وَظَـٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلْعَذَابُ

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. [Surat Al-Hadid (57) ayat 13]


Jika di ayat 12 Allah gambarkan orang-orang beriman yang Allah beri nikmat cahaya, maka ayat 13-14 menjelaskan gambaran orang-orang munafik. Orang-orang yang mungkin dulu di dunia, terlihat seolah-oleh beriman juga dari penampilan dan kata-katanya, namun di dalam hatinya tidak ada iman, pun amal shalihnya, tidak ikhlas. Tidak ada cahaya di depan dan di kanan mereka. Saat mereka melihat orang-orang beriman yang diberi nikmat cahaya, mereka meminta agar orang-orang beriman yang sudah berjalan dengan cahaya, untuk menunggu dan memberikan cahaya pada mereka.


Ustadz Nouman menjelaskan, ibarat lilin atau obor, mereka berpikir, meminta cahaya kan bisa, toh tidak akan menghilangkan cahaya yang dimiliki seseorang. Tapi seperti yang dijelaskan di ayat 13, hari itu... bukan hari saat kita bisa "meminta cahaya". Cahaya yang dibawa setiap orang pada hari itu, hanya dapat dicari dan di dapatkan dari iman dan amal shalih ketika masih hidup di dunia. Ya, saat ini. Kelak, setelah mati, kita tidak bisa meminta/mencarinya.


Setelah percakapan itu, akan ada dinding yang memiliki pintu diantara orang-orang beriman dan orang-orang munafik. Dan setelah itu, percakapan di antara orang munafik dan orang-orang yang beriman. Percakapan yang semoga, bisa menjadi pelajaran yang kita ambil... barangkali... barangkali atas sebab ini kita kehilangan iman kita, bagaimana iman surut, bahkan bisa hilang. Semoga Allah menghindarkan kita untuk terjebak dengan kesalahan orang-orang munafik yang dijelaskan Allah di ayat 14.


يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَـٰكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَٱرْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ ٱلْأَمَانِىُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمْرُ ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. [Surat Al-Hadid (57) ayat 14] 


Jujur miris banget pas dengerin awal penjelasan ayat ini... pas baca terjemahannya aja, kita udah dibuat takut. Kenapa? Karena digambarkan, bahwa dulu, orang-orang munafik tersebut pernah bersama-sama dengan orang-orang yang beriman. Lalu apa yang membedakan mereka dengan orang-orang beriman? Apa yang membuat mereka terjatuh dan menjadi orang-orang munafik yang tidak diberikan nikmat cahaya di hari akhir?


1. Walakinnakum fatantum afusakum (puting yourself in fitnah/bad environment)


Kalau di terjemah, diartikan "tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri". Di video, ustadz Nouman menjelaskan, maksudnya fatantum anfusakum itu, menempatkan diri di situasi dimana Allah terus menguji iman kita, sebenernya bener gak sih iman kita. Nah, contoh yang disebutkan ustadz Nouman, misalnya dengan terus menerus bergaul dengan lingkungan atau teman-teman yang buruk. Jadi bukannya berusaha hijrah, tapi malah merasa aman dengan keburukan di sekitar. Merasa seolah tidak akan terjerumus, meski dikelilingi dengan keburukan. Bukannya bersegera untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, tapi malahan melakukan poin ke 2, yang menjadi alasan bagaimana iman seseorang bisa hilang


2. Watarabbashtum (procrastination)

 

"dan menunggu-nunggu", di sini ustadz Nouman menjelaskan, bahwa maksudnya menunda. Menunda untuk hijrah. Menunda untuk meninggalkan dosa-dosa kecil. Menunda, karena 'sombong' dan mengira bisa dengan mudah sewaktu-waktu berhenti dan keluar dari lingkungan buruk tersebut.

 

Padahal kan ya... semakin lama seseorang berkubang dalam keburukan, maka noda kotorannya juga makin bandel untuk dibersihkan. Apalagi kalau tanpa sadar menjadi habit, padahal dari habit, bisa menjadi karakter. TT Ya Allah lindungi kami dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa membuat iman hilang. Lindungi kami dari meremehkan kesalahan kecil, padahal tidak ada dosa yang kecil, jika kita memandang dari POV kepada siapa kita bermaksiat TT


3. Wartabtum (fell into doubt)


Saat kita menunda-nunda untuk bertaubat, menunda-nunda untuk pergi dari lingkungan yang buruk, saat itulah keraguan-keraguan mulai ditanamkan setan di kepala kita. Setiap dosa akan mengundang rasa bersalah, dan itu yang membuat kita merasa tidak nyaman. Dan saat merasa tidak nyaman itu, otak kita mulai sok pintar dan bertanya-tanya, emang kenapa sih, islam banyak banget aturan, kenapa harus pakai kerudung, kenapa alkohol haram, kenapa babi haram, dll, dst. Sampai puncaknya mulailah mempertanyakan, kenapa Allah menciptakan neraka.


Keraguan itu hadir, karena kita mulai terpengaruh pemikiran dari lingkungan dan teman-teman yang buruk. Yang awalnya kita pikir gak masalah menghabiskan mayoritas waktu kita dengan obrolan plurarisme, liberarisme, dan sekularisme. Perlahan kita mulai merasa nyaman dan biasa saja dengan kebengkokan pemikiran tersebut. Lalu keraguan itu hadir, emang betul ya islam satu-satunya agama yang benar? Kenapa orang baik dari agama lain gak bisa masuk surga, dll, dst.

 

4. Wagharratkumul amaniyy (false hope deceive you)


Ketika keraguan sudah menutupi kejernihan pikiran kita. Saat keraguan sudah benar-benar menutupi fitrah dan mata hati kita akan kebenaran, saat itu kita mulai terpedaya oleh angan-angan kosong. Justifikasi dan pembenaran. Gapapa maksiat asal masih islam di ktp. Gapapa terjerumus dalam dosa-dosa besar, memakan harta haram (riba,dll), asalkan tiap tahun umrah/haji.


Angan-angan kalau kita akan dimaafkan dan diampuni, padahal kita sama sekali tidak ada keinginan atau usaha untuk memperbaiki diri. Tidak ada tangis penyesalan taubat. Meremehkan akhirat. Seolah bisa hidup bergelimang dosa, kemudian mati masuk surga. Di luar nampak seolah bersama dengan orang-orang yang beriman, fisiknya hadir, namun hatinya kosong. Na'udzubillahi min dzalik.

 

***

 

Dari ayat tersebut, kita belajar agar tidak terjebak dan kehilangan iman kita tanpa kita sadari. Jika pun, suatu saat kita merasa sudah begitu jauh dari Allah, lalu rasanya ingin menyerah dengan diri sendiri, jangan hentikan tadabbur quran kita. Karena setelah ayat-ayat yang menghidupkan rasa takut, Allah melanjutkannya dengan ayat-ayat yang menumbuhkan rasa harapan juga. Karena sungguh, jangankan menghidupkan hati yang mati, menghidupkan bumi yang mati pun hal yang mudah untuk Allah. Jadi, mari sering-sering hujani hati kering kita dengan ayat-ayatNya. 


ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. [Surat Al-Hadid (57) ayat 17]


Wallahua'lam bishowab.


***


*warning* bagian ini di skip aja.


PS: Entah berapa kali draft ini dibuka dan ditutup, jemariku bukannya tidak bisa menuliskannya. Tapi berbagai pikiran yang mendesak desak dikepala membuatku memilih untuk diam, kemudian memandangi poin-poin yang hendak kujabarkan dari ayat yang kupilih. Ayat.. yang merupakan MFA-ku di bulan Ramadan ini. Tapi bagaimana aku bisa menuliskan ulang inti dari tadabbur yang kudapatkan, saat aku melihat ke cermin, dan menyadari betapa aku masih berjuang supaya tidak kehilangan iman seperti yang digambarkan di ayat tersebut. Aku takut, kalau aku sekedar menyampaikan ulang isi dari video, dalam bentuk tulisan, sekedar itu. Kemudian merasa aman dan merasa selesai, kemudian kembali jatuh dalam deskripsi yang digambarkan di ayat tersebut.


Tapi tidak menuliskannya juga salah. Karena aku sudah pernah melalui masa-masa sulit menulis seperti ini. Saat itu, aku menyadari bahwa yang bisa membantuku bukan lari, dan menyimpan semuanya sendiri. Tapi memaksa diri terus menulis dan membaca, memaksa diri menghadapi realita, mengakui kesalahan, dan berusaha kuat untuk menghilangkan bisikan atau pikiran buruk. Fokus mencoba berjalan, satu, satu. Kecil, kecil. Jadi meski tulisannya belum selesai. Aku memilih menulis PS dulu, mengeluarkan ketakutan dan mencoba menendang tembok tinggi yang kubangun sendiri. Ayo jangan kalah oleh dirimu sendiri. Bukankah itu pelajaran yang Allah ingin sampaikan di tiap bulan Ramadan? La'allakum tattaqun? La'allakum tasykurun? Mari belajar lagi makna takwa, mari belajar lagi untuk bersyukur. Dengan apa? Mulai dari menulis ini dulu, kemudian praktik lagi, kemudian jika jatuh/lupa lagi, membaca lagi, mendengarkan lagi, lalu menulis lagi, lalu berdiri dan mencoba melangkah lagi.

 

It's okay. Allah knows what's on your mind, Allah knows and understand that you're weak. But as Allah doesn't give up on you, please don't give up on yourself.


PSS: I would never know, that Allah wants me to convey this tadabbur in lisan first, and then in written form. Aku rindu bisa menulis tadabbur ayat-ayatNya. Tapi aku tahu, untuk bisa Allah mudahkan menulis tentang ayat-ayatNya, aku perlu membersihkan hati dulu, jika kering, perlu disirami.


Menulis ini mengingatkanku pada salah satu penulis tadabbur yang beberapa tulisannya sering kuulang-ulang baca. Ia tidak lagi mengupdate blog-nya, aku masih menyayangkan dan bertanya-tanya kenapa. Tapi kini aku mendapatkan sedikit jawabannya. Karena tidak mudah, karena memang butuh effort. Now I'm just grateful that I can still read it from the archive.

Tuesday, June 4, 2024

Melepaskan Diri dari Negative Body Image

June 04, 2024 1 Comments

Bismillah.

 

Nukil Buku "Yang Belum Usai | Pijar Psikologi" - PT Elex Media Komputindo


Di zaman sekarang, masa ketika standar kecantikan, kosmetik, skincare, dll begitu deras membanjiri lini informasi via media dan sosial media. Belum lagi kebanyakan manusia, entah yang terdekat maupun masyarakat mulai terperangkap kemudian sadar tidak sadar mulai melakukan body shaming pada banyak orang. Penting bagi kita untuk tidak terbawa arus hingga membuat kita tenggelam dalam negative body image.


sumber

 

Berikut ini, beberapa cara melepaskan diri dari negative body image yang aku dapatkan dari buku "Yang Belum Usai":

 

1. Keluarlah dari lingkaran ini dengan mengganti kacamata yang kita gunakan

Fokuskan pada apa yang bisa dilakukan oleh anggota tubuh atau pada kesehatan tubuh kita dan bukan pada penampilannya.

 

2. Terapkan filter untuk diri sendiri

Kita perlu memilah informasi apa yang perlu dan tidak perlu kita terima. Gunakan fitur hide, mute, unfollow, hingga block user atau block post.



3. Temukan kualitas lain dalam diri kita selain penampilan

Buat list kualitas diri yang menonjol seperti etos kerja, kejujuran, kesetiaan, kecerdasan atau kerapihan menata barang-barang.

Jika merasa sulit, minta bantuan teman untuk menemukan hal positif di dalam diri.

"Beauty is a state of mind, not a state of body"



4. Kelilingi diri kita dengan orang-orang positif

 

5. Berikan tubuh kita hal-hal baik sebagai bentuk kasih sayang kita kepada tubuh

Jaga pola makan sehat, asupan makan dan minum, mandi air hangat saat lelah, tidur cukup, olahraga ringan 30 menit setiap hari.

 

6. Maafkan

Maafkan siapa pun yang pernah memberi kalimat-kalimat negatif atas tubuh kita. Maafkan orang tua yang berulang kali menyuruh kita menjadi cantik/gagah. Maafkan media yang membuat kita merasa cemas terhadap tubuh kita sendiri.

Namun, hal yang terpenting yaitu maafkan juga diri kita sendiri atas segala tuntutan, pikiran menyalahkan atau penyesalan yang mungkin tanpa sadar kita berikan pada tubuh kita. Berikan diri kita sebuah pelukan, dan katakan, "i love you, my body".


***


Terakhir, selain cara-cara di atas, penting buat kita untuk lebih fokus kepada apa yang tak nampak. Kecantikan hati dan iman, jauh lebih penting daripada apa yang tampak di luar. Penting juga untuk tadabbur, membuka lagi ayat-ayat dalam Al Quran, dan menemukan bahwa Allah telah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk. Bahwa perbedaan yang Allah berikan pada tiap manusia, adalah bentuk kasih sayang Allah, agar kita lebih fokus pada apa yang ada di bawah kulit.

 

Semoga Allah menjadikan termasuk hamba-hambanya yang pandai bersyukur. Allahumma a-inna 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika. Aamiin.


Wallahua'lam bishowab.

 

***


Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Sunday, June 2, 2024

Buku Seri "To Heal is.." - Adi K.

June 02, 2024 0 Comments

Bismillah.

 


 

 

*disclaimer* bukan review, cuma curhat dan aliran rasa saat membaca buku seri "To Heal is.." 


***

 

Aku sedang membaca beberapa buku sekaligus, seperti biasa, dengan kecepatan baca yang begitu lambat. Banyak dan lambat, jadinya superlambat. Sebagian hatiku ingin fokus saja di satu buku, tapi membacanya lebih cepat. Tapi sulit. Aku lebih menikmati membaca beberapa lembar saja, mencari sedikit kutipan untuk dicatat.


Salah satu buku yang sedang dan sudah kubaca adalah seri buku "To Heal is.."-nya Adi K. terbitan PT Elex Media Komputindo.


Aku lupa bagaimana saat aku menemukan buku ini di iPusnas. Awalnya aku menemukan buku "To Heal is to be Happy" tepatnya 24 Februari 2024 yang lalu. Buku ini adalah buku kumpulan kutipan.


Oh ya, aku sudah mengenal nama penulis buku. Kalau jalan-jalan ke Gramedia, aku sering menuju rak buku-buku kecil dengan hard cover, biasanya ada buku-buku semacam puisi, berbahasa inggris, bahasa indonesia juga ada. Aku membaca beberapa buku Adi K di sana. Tapi judul buku "To Heal is to be Happy" aku belum pernah melihat buku fisiknya, aku baru pernah menemukan eksistensinya justru di aplikasi iPusnas.


Buku kecil, berisi kumpulan kutipan, cocok untukku yang sampai sekarang masih berusaha mencintai membaca lagi seperti dulu aku pernah mencintai membaca hehe. Ada yang bisa tebak, berapa lama aku butuh untuk menyelesaikan buku tersebut? Dua bulan, buku "To Heal is to be Happy" selesai kubaca 14 April 2024.

 

Tiga hari berikutnya, aku menemukan fakta bahwa ternyata bukunya berseri. Dan yang pertama kubaca, ternyata justru buku terakhirnya. Ada empat buku:

1. To Heal is to Accept 

2. To Heal is to Let Go

3. To Heal is to Love

4. To Heal is to be Happy


Oh ya, meski judulnya bahasa inggris, tapi isi bukunya bahasa indonesia. Setiap kutipan ada judul-nya, dan judulnya bahasa inggris.


Setelah tahu bukunya berseri, aku baca juga buku lainnya. Dari yang pertama, to heal is to accept, alhamdulillah sabtu kemarin sudah selesai dibaca. Agak kaget karena saat mengecek, ternyata cuma satu halaman yang belum kubaca, harusnya bisa kuselesaikan baca di hari Kamis. 17 April - 1 Juni. Sekitar 2 bulan juga lah ya? Hehe. 


Hari ini, aku memulai membaca yang seri ke 2. To Heal is to Let Go. Dan jujur, membaca halaman awal di buku ini, rasanya berbeda. Tone-nya (dihalaman awal) lebih negatif, dibandingkan 2 buku yang sudah kubaca. Tapi setelah 20an halaman kubaca, akhirnya aku kembali menemukan tone yang lebih netral dan positif. Mungkin aku saja yang terlalu khawatir.

 

Dua buku, dan aku banyak mendapat healing dari membaca kalimat-kalimat di dalamnya. Di sela-sela baca sering berangan, should I make this kind of book? Jangan tanya apa jawabanku atas pertanyaan itu. Hehe. Aku masih belum bisa memanjat tembok yang kubangun sendiri. Aku masih belum bisa, menyingkirkan batu-batu besar yang kuletakkan sendiri di jalanku. But I will still write, here. But you can still pray for me, so someday I finished writing a draft and publish it.

 

Oh ya, alhamdulillah nemu komunitas nulis baru. Tapi sementara masih lurking as a silent reader. Pernah berani bersuara, mendengar jawaban-jawaban, tapi habis itu meringkuk lagi ke dalam selimut. Wishing someone to ask me back, how about you? Yang ini di hide aja lah ya hehe


***


Terakhir, izinkan kubagikan sedikit kutipan-kutipan dari buku "To Heal is to be Happy" dan "To Heal is to Accept".

 

#daribuku "To Heal is to be Happy" - Adi K.


"Kebahagiaan adalah hasil kerja keras dan penerimaan. Dengan memperjuangkan kebahagiaan, kamu menyembuhkan dirimu sendiri."


"Don't be scared if you're lost.

Langkah-langkah yang kau ambil dalam hidup dapat membawamu ke tempat yang salah. Bahkan dapat membuatmu tersesat begitu jauh.

Namun dengan tersesat, kau mendapatkan cara baru dalam memandang sebuah masalah.

Dari kegagalan dan kekecewaan, kau akan mendapat pencerahan dan sudut pandang baru untuk mengatasi masalah."


Jika tubuhmu sakit, kau tidak akan bisa memenuhi kebahagiaanmu. Begitu pula jika pikiranmu sedang kalut, kamu tidak akan bisa menikmati kebahagiaan dengan baik.

Jangan sepelekan kesehatan fisik dan jiwamu. Kebahagiaan hanya bisa datang dari tubuh, pikiran dan jiwa yang sehat."



#daribuku "To Heal is to Accept" - Adi K.


 

Pain gives you a warning.

Jika kau tidak pernah merasakan sakit, kau tidak akan merasakan hal ganjil dalam hidupmu. Semua kelihatannya baik-baik saja, seperti tidak ada satu pun yang salah. Ini malah sangat berbahaya.

Rasa sakit memberimu sebuah peringatan: ada sesuatu yang salah pada dirimu. Rasa sakit juga memberimu pelajaran: ada yang harus diubah.

 

Kehilangan dan perubahan cita-cita adalah sebuah tahap kedewasaan yang harus kau lalui.

 

Jangan membenci kekuranganmu.

Jangan menyakiti diri dengan bersedih terus menerus.

Berhentilah berperang dengan dirimu sendiri karena itu tidak akan pernah selesai.

 

A ruined plan is a different plan.

Rencana yang gagal tidak membuatmu berhenti. Malah sebaliknya, kau diberi pilihan untuk melakukan hal yang sebelumnya mungkin tidak pernah kau pikirkan.

Rencanamu yang gagal adalah sebuah rencana lain yang lebih besar.


***


Sekian, semangat membaca! Sedikit, tapi rutinkan. Lambat pun tak apa, tetap membaca. Pilih buku-buku ringan dengan tema yang kau sukai. Bagikan insight dari apa yang kau baca pada orang-orang yang kau sayangi.


Wallahua'lam.


***




Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Perbaiki Shalatmu

June 02, 2024 0 Comments

 Bismillah.

 -Muhasabah Diri-



Sebuah pesan yang ingin kucatat di sini. Agar aku tak lupa.


Shalat adalah amal pertama yang dihisab. Maka perbaiki shalatmu, jangan tinggalkan yang wajib, jangan tergesa, laksanakan dengan kesadaran penuh, bukan pikiran yang melayang dan terbang kemana-mana. Perbanyak shalat sunnah juga, jangan berpuas pada shalat wajib saja.


TT

 

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat. Bisa, yuk perbaiki!