Bismillah.
Aku tidak pernah menyangka akan belajar ulang mengenal diri dari empat karakter yang kutulis di judul kalau bukan karena buku ini.
Judul bukunya "Re-Make", sub judul "Saatnya Menata Ulang Diri". Karya dari Bagas Rais, terbitan Bhumi Anoma. Aku mengenal Bagas Rais awalnya lewat aplikasi Qalboo. Lalu follow instagramnya. Cukup tahu beliau penulis dan juga buat podcast. Baru baca tulisan-tulisannya dari instagram, belum sempat baca e-book beliau. Trus, dapat info dari channel instagramnya tentang buku ini. Alhamdulillah berkesempatan beli dengan harga yang murah banget.
Ya, hari ini, saat literasi makin asing, banyak yang nggak suka baca buku, buku-buku malah mahal. Makanya aku bersyukur banget pas nemu buku bagus, tapi harganya ramah di kantong. Semoga Allah memberkahi setiap buku yang ditulis oleh penulis-penulis hebat.
***
Aku baru baca 44 halaman dari buku Re-make. Di bagian pembuka buku (6-26), kita diingatkan oleh buku, kenapa kita harus menata ulang diri. Kondisi saat ini, yang membuat kita terlalu banyak melihat ke orang lain, dan bukan ke dalam diri. Juga tentang kehidupan yang berisi pilihan-pilihan yang terbelenggu situasi, dan itu sering membuat kita tidak berdaya. Tapi terlepas dari situasi tersebut, sebenarnya kita bisa memilih yang lebih baik untuk diri kita. Gimana caranya? Pertama, ya dengan menata ulang diri.
Nah, alur menata ulang diri di buku ini dibagi jadi empat. Yang pertama adalah kesadaran. Jeng jeng... *backsound jadul hahaha
Intinya bagaimana kita mau melangkah, kalau kita sendiri belum sadar bahwa kita perlu melangkah.
Nah, karena hal pertama yang harus kita sadari adalah sifat bawaan diri. Penulis mulai menjelaskan tentang 4 karakter yang mungkin sudah pernah kita dengar dan pelajari: sanguin, melankolis, koleris, plegmatis.
***
Aku sudah mengenal empat kata ini sejak awal kuliah. Meski dulu, aku mengenal dengan istilah lain. Istilah DISC (Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance)
Waktu itu dapat dari matrikulasi kalau nggak salah. Dominance itu Koleris. Influence itu Sanguin. Nah, yang Steadiness sama Compliance aku gak tahu yakin sinonimnya. Karena waktu itu hasil tesku yang dominan itu, ID, bukan SC. Jadi fokus belajarnya cuma ke dua karakter itu hehe. Jadi buka kartu. Anyway, in syaa Allah dilengkapi kalau udah tahu sinonimnya.
Semoga gak salah ya. Tapi kalau baca dikit dari penjelasan di blog Akupintar.id, kayanya sih Steadiness itu Melankolis dan Compliance itu Plegmatis.
***
Singkat cerita sudah 13 tahun, sejak hasil terakhir aku tes DISC. Selama 13 tahun itu, ada masa-masa aku "kehilangan diriku". Masa-masa krisis identitas, dan hanya melihat sisi buruk diri. Alhamdulillah masa-masa itu udah terlewati, tapi aku gak memungkiri kalau bekas-bekasnya masih ada. Buktinya, saat aku membaca penjelasan tentang keempat karakter diatas, yang kulihat sesuai dengan diri, ya cuma negatif-negatifnya aja dari keempat karakter tersebut.
Oh ya, penjelasan di buku ini tentang Sanguin, Melankolis, Koleris dan Plegmatis dibuat begitu singkat, padat, dan to the point. Tapi bukan tipe yang kaya informasi aja, ada semacam tambahan hikmah juga. Seolah penulis tahu, dari tabel kelebihan dan kekurangan tiap karakter yang disajikan, ada hal penting yang harus kita ketahui.
Untuk Sanguin,
"Misal, dengan mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, mempelajari cara manajemen waktu supaya bisa menentukan prioritas dan bukan prioritas, dan memperkuat kontrol diri dalam menahan hawa nafsu."
"Semakin populer seseorang, semakin besar juga tantangannya. Untuk itu, penting untuk kita senantiasa memperbaiki niat setiap saat."
- Bagas Rais, dalam buku "Re-Make"
Untuk Melankolis,
"Dengan kita melatih diri untuk meminta pendapat orang lain, ini akan membantu mengatasi sifat perfeksionis yang dapat merugikan."
"Berusahalah untuk adil dalam menjalani masing-masing peran. Jangan sampai kita menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan kesempurnaan dari satu hal kecil"
- Bagas Rais, dalam buku "Re-Make"
Untuk koleris dan untuk plegmatis... silahkan baca sendiri di bukunya ya hehe.
Di akhir penjelasan kesadaran sifat bawaan buku ini, penulis mengingatkan, bahwa kita tidak perlu mengubah sifat bawaan kita. Kita cuma perlu melatih diri untuk menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan kita.
"Gunakanlah kelebihan yang ada untuk memperbanyak amal saleh dan meminimalisasi kekurangan memicu hal-hal yang tidak baik.
Perlu kita ingat dengan baik-baik bahwa ujian dalam hidup yang menimpa kita bukan hanya berasal dari kekurangan diri, melainkan dari kelebihan yang kita miliki."
- Bagas Rais, dalam buku "Re-Make"
Sekian. Awalnya niat curhat, alhamdulillah selesai ditulis, ternyata bisa masuk kategori tulisan nukil buku. Semoga bermanfaat. Semangat membaca! Yang belum baca, boleh coba baca dari satu halaman. Yang sudah baca, ayo lanjutkan.. jangan lupa membagikan insight dan pelajaran dari buku. Boleh via sosmed, atau langsung ngobrol ke temen, atau bisa juga dengan menulis di blog seperti aku. Boleh banget share link di komen, biar aku juga bisa baca juga pelajaran dari buku yang sedang kamu baca, meski belum selesai dibaca*.
Wallahua'lam.
***
PS: Jazakillah khairan katsiran buat Teh Tristi yang ngenalin aku konsep Nukil Buku. Karena beliau, aku jadi sadar, bahwa pelajaran dari buku, gak harus ditulis dalam bentuk resensi atau review, yang seringkali baru ditulis saat kita selesai membaca bukunya. Ada kalanya, kita bisa menuliskan insight dan kutipan dari buku yang sedang dan belum selesai kita baca. Oh ya, Teh Tristi (@tristiul) juga nulis buku. Boleh cek tulisan beliau di instagram, medium atau yang lawas-lawas ada di tumblr. Ah, I miss tumblr.
Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya