Judgement or Critics?
Bismillah.
#RefleksiDiri
Dini hari, dan aku memutuskan untuk menulis. Mungkin karena waktunya, jadi yang terlintas di kepala, adalah hal-hal emosional. Katanya sih, katanya, semakin malam, seseorang akan semakin melankolis. Makanya, dulu ada jam malam untuk interaksi lawan jenis, baik secara langsung maupun chat, meski yang dibahas tugas kuliah atau rapat organisasi. Lebih baik bagi tugas, kemudian mengerjakan masing-masing, daripada meneruskan interaksi dengan resiko ditanggung sendiri. *kenapa jadi belok ke bahasan interaksi non-mahram ya wkwkwk.
***
Kutulis judul di atas, sembari mengingat sebuah kalimat yang mungkin bentuk jugdement atau bisa jadi sebuah kritik. Aku ingat saat pertama mendengar kalimat tersebut dari orang terdekat, reaksi pertama kaget, kemudian sedih, kemudian banyak-banyak beristighfar dan mengucapkan na'udzubillahi min dzalik. Takut, kalau hal tersebut benar, atau belum benar tapi bisa jadi sebuah doa buruk untukku.
Tapi alhamdulillah-nya, aku tidak terlalu kesenggol egonya karena kalimat itu. Jadi tidak ada amarah kepada orang lain. Emosi yang dirasakan lebih ke introspeksi pada diri. Masih bertanya-tanya sampai saat ini..."am I?"
Aku tidak akan menuliskan kalimatnya, atau konteks judgement/critic tersebut di sini. Aku hanya ingin menuliskannya di sini, agar suatu saat membaca tulisan ini lagi, aku teringat dan mengambil pelajarannya lagi.
***
Dalam hidup, judgement atau kritik itu adalah hal lumrah yang tidak bisa kita hindari. Kita akan banyak bertemu dengan berbagai macam dan jenisnya, cara penyampaiannya pun berbeda-beda, mulai dari nada bercanda, sarkasme, sampai cara yang mungkin setajam silet wkwkwk.
Pesanku untukku. Jangan berhenti belajar, jangan jadikan kalimat judgement* atau kritik itu batu yang menghalangi untuk maju. Justru jadiin batu pijakan. Jika pun ada yang salah dari cara belajarmu, perbaiki. Ibaratnya, kita udah terlanjur belajar ilmu, sebelum adab. Lalu di tengah jalan, baru tahu, oh, harusnya belajar adab dulu. so the next step, ayo belajar adab. Semoga dengan itu ilmu yang dipelajari jadi lebih berkah dan bermanfaat.
Terakhir, ini pesan lama yang ingin terus kutulis berulang untuk diri. Don't give up on yourself. Jangan menyerah pada diri sendiri. It's okay, other people might be give up on yourself, they might already giving you A to Z label on you. That's okay. Their label on you mean nothing as long as you don't give up on youself. Setiap orang masih bisa bertumbuh dan bertransformasi menjadi versi lebih baik dari dirinya. Seberapa lambat pun prosesnya. Even if all of them only see the result, only see what's above the ground. Allah sees your effort, Allah sees the process, Allah knows what's under the ground. Seperti biji mati yang ditanam di tanah. Sekian lama belum juga terlihat kecambahnya (the sprout). Semua orang sudah menyerah, mengira biji itu mati dan tidak tumbuh. Tapi Allah tahu, di dalam kegelapan itu, biji tersebut sebenarnya sudah tumbuh, akarnya sudah semakin dalam menghujam. Allah tahu, ada kebaikan kecil dalam hatimu yang penuh noda dosa. Allah tahu, ada cahaya kecil yang merindukan cahaya dari-Nya, berdoa dalam perjuangan sunyinya.. Rabbana atmimlana nuurana waghfirlana.. waghfirlana.. innaka 'ala kulli syai-in qadiir. Aamiin.
Wallahua'lam.
***
PS:
*Judgement tuh istilah bahasa indonesia yang tepat apa ya? kagok sebenernya nulis istilah inggris terus ><