Aku... bukan lagi memandang serampang, tapi menelisik jeli. Talking about dream, our own dream, tak akan pernah ada habisnya. Kita bisa terbang, tertawa, menari dalam gemerlap mimpi kita. Tapi juga bisa jatuh, menangis, dan terseok dalam ketakutan-ketakutan akan mimpi tersebut.
Hari ini, aku banyak sekali membicarakan tentang mimpi. :) Tentang betapa ia tinggi, bersinar dan sangat menarik untuk kita raih. Tentang betapa untuk menujunya, ada banyak jalan.. yang bergerigi, yang datar lalu menanjak, yang... akan banyak hambatan. Tentang ia... yang tak akan menjauh saat Allah berfirman kun.. maka jadilah :)
Dari sekian banyak diskusi, air mata, canda tawa, gelora semangat. Sebuah kesimpulan ku ambil. Ku genggam erat dalam hati. :) Ah... Ya Rabb, Sungguh Indah Rahmat-Mu. :) Terima kasih, karena Engkau, aku belajar mengerti tuk meniti kehidupan ini. Ehem... back to the topic, and what is the conclusion?
Mimpi-mimpi indah menanti untuk kau raih. Kau mungkin tak tahu, apa kau dapat meraihnya atau tidak. Tapi at least.. you must try to catch it. To fight to hold it. Berjuang. Ikhtiar. Lewat doa dan usaha. Kau tahu? Semua kan indah pada saatnya. :) Bukankah kau percaya? Allah will always give you the best. You do know that...
Kau tak perlu prasangka-prasanga dan kekhawatiran-kekhawatiran ini. Aku tahu kau tak punya daya. Tapi kau tahu kemana kau harus mengadu dan meminta pertolongan. Karena sungguh Dia-lah sebaik-baik penolong. Come on! Let's go/1 Keep Fighting! Ikhtiar....!!! Aja, aja!
bellz^aha~
Allahua'lam.
***
PS: Disalin ulang pada tanggal 26 Oktober 2016, dibuat teringat, tentang mimpi yang tinggi, yang bisa membuat terbang, tertawa, namun sebaliknya juga bisa membuat.... Aku diingatkan lagi, bahwa prasangka-prasangka, dan kekhawatiran-kekhawatiran itu.. tidak diperlukan, tidak menjadi besar, kalau kita ingat kalau kita tahu, kalau kita mau melangkah, ke tempat seharusnya kita minta pertolongan.
It's like... I finally found what I've been looking for. :) I'm happy to have a friend like you^^.
Seneng banget rasanya. Berada di dekatmu, aku baru sadar. Ternyata sosok teman, sahabat, yang selama ini aku cari ada di kamu. Aku yang dulu ga percaya.. sulit banget tuk percaya kalau memang ada sosok teman; sahabat yang sempurna.
Okay, I tell you, what criteria of a good friend is for me. Aku ingin mempunyai teman yang dengannya kita bisa tertawa sekaligus menangis bersama. Yang bisa menasihati aku saat aku mulai nyeleneh. Yang menyemangati aku saat aku patah arang. Yang bisa jadi partner aku baik saat aku ingin bermain, belajar, maupun ngobrol ini itu.
Dan aku menemukan itu semua di kamu^^. Seseorang yang baik, alim, pinter, rajin. Yang.. ah.. :) Kau tahu? Aku senang sekali menyadari kau ada di sini. Menemani hariku. Walau mungkin memang tak sesering aku dan teman-temanku yang lain.
"Ya Allah... Segala Puji Hanya Pada-Mu. Engkau tahu, bagaimana aku bermasalah dengan ini. Bagaimana aku jatuh dan terseok-seok tentang ini. Engkau Maha Tahu Ya Allah. :) Terima kasih untuk semuanya. Untuk teman-temanku, sahabatku, dan semua" (especially for the only one)
Aku mungkin belum bisa terlalu terbuka tentang diriku padamu. Tapi aku percaya^^ kalau ada lebih banyak lagi waktu, aku pasti bisa bercerita banyak tentangku. Walau sedikit demi sedikit. Hei! Kamu yang mengobarkan semangat belajarku! Kapan kita belajar bareng lagi??
^^bellz-keep fight!
Allahua'lam
***
PS: Disalin tanggal 26 Oktober 2016. Aku menyalin ini sembari berpikir, mungkin suatu saat aku akan mengirimkan link ini ke dia, ukhti yang menginspirasiku menulis ini. Atau mungkin tidak. Entahlah. Allahua'lam.
Terkadang, tidak semua mimpi kita bisa terwujud. Atau, bisa jadi... jalan kita menuju mimpi tersebut tak semulus dan datar seperti yg kita inginkan. Atau bisa juga, kita terpaksa membelokkan langkah kita menuju arah yg berbeda dari mimpi kita.
In case of this, aku cuma ingin meyakinkan diriku sendiri. Convincing myself. Ketika mimpimu sudah setinggi bintang di angkasa, ketika kau sudah bersiap tuk berlari menggapainya dgn suka cita, dgn bekal yg cukup, dgn kotak P3K karena boleh jadi kau terjatuh saat hendak meraihnya, memeluknya. Somehow, karena suatu hal yg tak bisa kau elak. Kau harus berbelok, menjauhi mimpimu, untuk meraih mimpi lain yg bukan mimpimu. Atau kalaupun itu mimpimu, ia tak secemerlang bintang di langit. Ia hanya bulan, yg tak bersinar namun memantulkan sinar. Yg belum bisa bangkitkan gairahmu tuk memeluknya. And you just can't deny it. No, you can't. Mau atau tidak mau, suka atau tidak, kau akan tetap berbelok dan mencoba meraihnya. Meraih bulan dan bukan bintang.
Bukan. Sungguh bukan berarti kau harus berhenti bermimpi tuk meraih bintang. Bukan. Sungguh bukan berarti kau lebih pantas mendapatkan bulan dari pada bintang-yang sinarnya membuat matamu berbinar-binar. Bukan itu. Hanya saja belum waktunya.. blm saatnya.
Aku... Aku memang mengalihkan pandanganku dari mimpi terbesarku. Tapi bukan berarti aku berhenti dan melupakannya. Hei! Aku akan tetap bermimpi. Mimpiku tetap tinggi dan menjulang. It just the matter of time. Coz I believe, I'm gonna take those stars and hug it, sooner or later. I'm just focusing on the moon first. But i'm still dreaming to touch the star, to hold it..
:) Bismillahirrahmannirrahim.
Hasbunallah wa nikmal wakil.
Karena seringkali ketidaksukaanku, hanyalah bagian dari ketidaktahuanku.
^^keepfighting!Aja!
Tahun baru, and everybody seems busy to celebrate it. Terompet.. kembang api.. konser musik.. having some fun to end the year we left. Dan sms-sms happy new year-pun berserakan. Dan asa, harapan, serta mimpi membumbung tinggi saat tahun baru hadir.
Aku mungkin salah satu dari mereka yang sibuk merayakan tahun baru, tapi yang jelas aku tak beli terompet, tak melihat warna-warni kembang api, tidak pula mengirim sms tahun baru. Mm... entah mengapa, aku enggan melakukannya. Aku ingat sekali, seorang teman, mm.. sahabat.. remind me about something I forgot. Malam itu aku mengirim sms happy new year pada semua temanku (almost all of them). Balasan mereka standar. Tapi sahabatku yang satu ini, ia berbeda. Kau tahu apa balasannya?
Tak ada suara terompet, tak juga gelegar kembang api. Hanya terdengar isakan tangis di sore sebelum 1 Muharram datang. Kau tahu apa yang mereka lakukan? Instead of having some fun to end the year, mereka instropeksi diri.. mencoba memaknai pergantian tahun. Sudah cukup baikkah kita di tahun kemarin? Atau masih banyak yang harus dibenahi? (kurang lebih isinya begitu)
Astaghfirullahal 'adzim.. aku.. aku.. speechless. Ya Allah. Ampuni hamba-Mu ini Ya Ghofur...! Since then.. aku mulai mengerti, realize, kalau sebuah momen pergantian tahun, bukan untuk kita rayakan, tapi lebih tepat untuk kita maknai. :) Wish I'm gonna be a better person in this year. Amin Ya Rabb..
Be Kind: Bullying is for Losers
-
“I realized that bullying never has to do with you. It’s the bully who’s
insecure.” It’s a perfect sunny Sunday morning and I just sit and enjoy
watching t...
Ini Nih, Yang Bikin Kita Takut Miskin!
-
Di Islam, kita sering diajarin bahwa segala kekayaan dan harta benda itu
cuma titipan Allah. Tapi namanya hidup di zaman materialisme kek sekarang,
apala...
Rumah Baru
-
Hi minna! It’s been a while and I think this home already feels lonely
haha. Mau menyampaikan kalau sekarang saya menulis di Medium. Rumah ini
memiliki ban...
So Far So Good
-
"Jadi gimana progresnya?" tanyaku. Ia tersenyum kemudian menjawab, "So far,
so good."
'So far, so good' adalah sebuah ekspresi untuk menggambarkan bahwa ki...
JALAN Hidayah No. 8
-
halih(in+at) yang dimuliakan oleh Allah; 5 tahun lalu saya menulis
rangkaian 99 ricauan di twitter tentang salah satu jakan hidayah dalam
hidup saya. Judul...
MENIKMATI RIZQI
-
Makanan lezat dapat diburu, hidangan mahal dapat dibeli. Untuk menikmati
racikan seorang Chef Bintang Sekian Michelin di Paris, kita harus
mengajukan reser...
Isabella Kirei. I am Muslimah. Berteman dengan kata, kala nada tak mau sapa. Magic of rain. Bagaimana hujan bisa menghidupkan lagi bumi yang mati. Semoga Quran selalu menjadi "hujan" yang menghidupkan hati yang mati.