Kita di
sini, berdendang dan tertawa. Lepas, seolah tanpa beban. Kebahagiaan ini? Tak
inginkah kita bagi?
Kita di
sini, besenda gurau dan tersenyum. Lupa. Lupa bahwa di sana.. ada saudara kita
yang merintih sakit. Menangis menahan pilu dan sayatan luka. Lupa. Benarkah
lupa? Atau melupakan?
Kita di sini, duduk-duduk
santai, sembari bercerita tentang penatnya hari. Mengeluh pada hari yang tak
pernah sempurna. Padahal di sana, ada saudara kita yang ditindas, namun keluh
tak keluar dari lisannya. Padahal di sana, mereka tak bisa lagi sekedar merasa
aman. Teror demi teror menghadang, seolah tinggal menunggu giliran, untuk
terkapar di jalanan dengan badan berlumur darah.
Kita di sini, masih kah hanya bungkam? Padahal di sana,
kejahatan kemanusiaan merajalela. Pembunuhan terjadi di tiap jam, menit, bahkan
mungkin detik.
Kita di
sini, masih kah hanya bungkam? Pura-pura tak tahu, pura-pura tak peduli.
Padahal di sana? Mereka berhak untuk sekedar mendapat kepedulian dari kita,
minimal doa kita. Masihkah kita akan bungkam? Diam saja. Jalani hari seperti
biasa. Masih dengan tawa dan senda gurau. Acuh. Siapa mereka bagi kita??
Kita di
sini, tak adakah yang bisa kita lakukan? Selain bersantai-santai, dan
mengalihkan perhatian setiap kita temui berita tentang mereka. Tak adakah yang
bisa kita lakukan? Selain tutup telinga dan tutup mata, pada mereka di sana..
yang dibantai tanpa ampun hanya karena masih beriman pada Rabb Semesta Alam,
Allah swt.
Kita di
sini, masih tak tergerakkah hati?
-untuk
kita, yang hatinya berkarat oleh cinta dunia.
-untuk
kitayang lupa, mereka (saudara kira) bukan membutuhkan bantuan kita, tetapi
mereka BERHAK mendapatkan bantuan kita.
Bismillah.. Semoga Allah memberi hidayah
kepada kita, agar hati ini tergerak untuk mengetahui, peduli, lalu bertindak
atas apa-apa yang terjadi pada saudara kita, di Palestina, Syria, dan di
penjuru bumi.
Mungkin kita bosan melihat, menonton, membaca
atau mendengar berita penindasan dan penyiksaan yang menimpa saudara kita.
Hingga kita sering dengan sengaja memalingkan wajah, mengganti channel, dan
tindakkan-tindakkan sejenis, untuk memastikan kita tidak perlu tahu berita
tersebut.
Ah.. padahal itu berita tentang saudara kita.
Ya, saudara kita. Saudara seiman yang wajahnya belum kita kenal, tapi hatinya
dekat dengan kita. Saudara kita. Apakah kosakata saudara masih asing di benak
kita?
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara,...” (49:10)
Jikapun iya, kata saudara masih tetap asing di
teringa kita. Apakah kita lantas acuh saja, melihat kejahatan kemanusiaan
terjadi di Syria dan Palestina?
Apa-apa yang terjadi pada mereka di sana,
seharusnya mengetuk sisi kemanusiaan kita.
Di Syria contohnya,
Bagaimana hati tidak
terketuk? Pada mereka, anak-anak
yang dicabuti kuku-kuku didepan orangtua2 mereka, seraya dikata-katai: "jika
kalian tidak bisa memberikan keturunan yg bagus, ayo datangkan istri-istri
kalian biar kami setubuhi”
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka
yang saluran airnya dimasukkan racun.
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka yang perkampungannya
di bom.
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka, gadis 8 tahun dan
wanita yang diperkosa, kemudian tubuhnya di cincang dan di
panggang.
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka, para wanita yang dicabut bulu
kemaluannya di depan suaminya, hingga suami gila tak tahan dihinakan.
Bagaimana hati tidak
terketuk? Pada mereka, para pemuda yang di tembaki,
dipotong tubuhnya kemudian diletakan di depan rumah keluarganya,
lantas dimintai ongkos peluru
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka, para tahanan yang kehausan, disuruh mangap,
lalu mulutnya dikencingi.
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada Al-Quran,
dibolongin dg dicolok-colok dengan rokok. Pada Al Qur’an yang dijadikan
target latihan nembak tentara.
Bagaimana
hati tidak terketuk? Pada mereka
yang ketika disiksa berteriak "Allahu Akbar", lalu dibentak dengan
perkataan "Rabbmu sudah lama mati”
Bagaimana
hati tidak terketuk?
Tidak cukupkah informasi di atas untuk
mengetuk dan menggetarkan hati kita?
-.-
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Pedulilah!
Doakan mereka.. berikan donasi.. sebarkan informasi ini. Agar semakin banyak
hati-hati yang tergerak untuk membantu mereka.
Coz, they need DESERVE our help.
Kita memang di sini, dan mereka memang di
sana. Tapi jarak ini, tak akan menghalangi cinta kita untuk sampai ke mereka.
Teruntuk saudara seimanku di sana, ‘ana
uhibbuki fillah’. Tetaplah berpegang teguh pada Islam. Semoga Allah
mempertemukan kita di JannahNya. Aamiin.
Wallahu’alam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya