Follow Me

Friday, May 25, 2012

Kita Di Sini - Mereka Di Sana


Kita di sini, berdendang dan tertawa. Lepas, seolah tanpa beban. Kebahagiaan ini? Tak inginkah kita bagi?
Kita di sini, besenda gurau dan tersenyum. Lupa. Lupa bahwa di sana.. ada saudara kita yang merintih sakit. Menangis menahan pilu dan sayatan luka. Lupa. Benarkah lupa? Atau melupakan?
Kita di sini, duduk-duduk santai, sembari bercerita tentang penatnya hari. Mengeluh pada hari yang tak pernah sempurna. Padahal di sana, ada saudara kita yang ditindas, namun keluh tak keluar dari lisannya. Padahal di sana, mereka tak bisa lagi sekedar merasa aman. Teror demi teror menghadang, seolah tinggal menunggu giliran, untuk terkapar di jalanan dengan badan berlumur darah.

Kita di sini, masih kah hanya bungkam? Padahal di sana, kejahatan kemanusiaan merajalela. Pembunuhan terjadi di tiap jam, menit, bahkan mungkin detik.
Kita di sini, masih kah hanya bungkam? Pura-pura tak tahu, pura-pura tak peduli. Padahal di sana? Mereka berhak untuk sekedar mendapat kepedulian dari kita, minimal doa kita. Masihkah kita akan bungkam? Diam saja. Jalani hari seperti biasa. Masih dengan tawa dan senda gurau. Acuh. Siapa mereka bagi kita??
Kita di sini, tak adakah yang bisa kita lakukan? Selain bersantai-santai, dan mengalihkan perhatian setiap kita temui berita tentang mereka. Tak adakah yang bisa kita lakukan? Selain tutup telinga dan tutup mata, pada mereka di sana.. yang dibantai tanpa ampun hanya karena masih beriman pada Rabb Semesta Alam, Allah swt.
Kita di sini, masih tak tergerakkah hati?
-untuk kita, yang hatinya berkarat oleh cinta dunia.
-untuk kitayang lupa, mereka (saudara kira) bukan membutuhkan bantuan kita, tetapi mereka BERHAK mendapatkan bantuan kita.
-.-

Bismillah.. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita, agar hati ini tergerak untuk mengetahui, peduli, lalu bertindak atas apa-apa yang terjadi pada saudara kita, di Palestina, Syria, dan di penjuru bumi.
Mungkin kita bosan melihat, menonton, membaca atau mendengar berita penindasan dan penyiksaan yang menimpa saudara kita. Hingga kita sering dengan sengaja memalingkan wajah, mengganti channel, dan tindakkan-tindakkan sejenis, untuk memastikan kita tidak perlu tahu berita tersebut.
Ah.. padahal itu berita tentang saudara kita. Ya, saudara kita. Saudara seiman yang wajahnya belum kita kenal, tapi hatinya dekat dengan kita. Saudara kita. Apakah kosakata saudara masih asing di benak kita?
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,...” (49:10)
Jikapun iya, kata saudara masih tetap asing di teringa kita. Apakah kita lantas acuh saja, melihat kejahatan kemanusiaan terjadi di Syria dan Palestina?
Apa-apa yang terjadi pada mereka di sana, seharusnya mengetuk sisi kemanusiaan kita.
Di Syria contohnya,
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, anak-anak yang dicabuti kuku-kuku didepan orangtua2 mereka, seraya dikata-katai: "jika kalian tidak bisa memberikan keturunan yg bagus, ayo datangkan istri-istri kalian biar kami setubuhi”
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang saluran airnya dimasukkan racun.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang perkampungannya di bom.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, gadis 8 tahun dan wanita yang diperkosa, kemudian tubuhnya di cincang dan di panggang.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para wanita yang dicabut bulu kemaluannya di depan suaminya, hingga suami gila tak tahan dihinakan.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para pemuda yang di tembaki, dipotong tubuhnya kemudian diletakan di depan rumah keluarganya, lantas dimintai ongkos peluru
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka, para tahanan yang kehausan, disuruh mangap, lalu mulutnya dikencingi.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada Al-Quran, dibolongin dg dicolok-colok dengan rokok. Pada Al Qur’an yang dijadikan target latihan nembak tentara.
Bagaimana hati tidak terketuk? Pada mereka yang ketika disiksa berteriak "Allahu Akbar", lalu dibentak dengan perkataan "Rabbmu sudah lama mati”
Bagaimana hati tidak terketuk?
Tidak cukupkah informasi di atas untuk mengetuk dan menggetarkan hati kita?
-.-
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Pedulilah! Doakan mereka.. berikan donasi.. sebarkan informasi ini. Agar semakin banyak hati-hati yang tergerak untuk membantu mereka.
Coz, they need DESERVE our help.
Kita memang di sini, dan mereka memang di sana. Tapi jarak ini, tak akan menghalangi cinta kita untuk sampai ke mereka.
Teruntuk saudara seimanku di sana, ‘ana uhibbuki fillah’. Tetaplah berpegang teguh pada Islam. Semoga Allah mempertemukan kita di JannahNya. Aamiin.
Wallahu’alam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya