Follow Me

Friday, March 28, 2014

Boleh Minta Tolong Dikecilin Volumenya?

-muhasabah diri-

#fiksiku

Bismillah..

Hari itu hari jumat, meski kelas sudah selesai dari jam 9, hingga menjelang ashar seorang mahasiswi muslim masih bersikutat di kampusnya. Mengerjakan tugas kelompok. Sudah lewat lima menit dari adzan ashar, ia tahu dari peringatan di laptop-nya.

"Boleh nitip tas dan laptop dulu? Mau sholat dulu," temannya yang sedang berhalangan sholat mengangguk.

***

Memasuki mushola kecil terdekat di kampusnya, ia berniat menjadi makmum, kemudian masbuk pada jamaah yang sudah dua rakaat shalat ashar.

"Sakit hatiiii... bukan sakit hatiii".. suara musik berdentum, diikuti suara lagu dan mahasiswa yang berseloroh ikut menyanyi.


Ia sedikit mengeraskan bacaan al fathihah-nya, agar telinganya bisa fokus ke bacaan sholat, dan berusaha mengabaikan suara berisik di luar.

Usai sholat, ia tak bergegas melipat mukena. Ia duduk sejenak, deep inside her heart ada pergolakan.

I : Haruskah aku tegur mereka yang menyetel musik dan bernyanyi keras-keras? 

K : Tapi aku.. tapi aku perempuan, aku malu jika harus menegur himpunan di dekat mushola ini.

I : Bukankah jika kita melihat kemungkaran, kita tidak boleh membiarkan?

K : Lagian siapa aku, apakah mereka akan mendengarkan teguranku?

I : Apakah kamu hanya bisa membenci dalam diam? Selemah itukah iman-mu?

muslimah tersebut melipat mukena-nya, ia bergegas keluar mushola, sebelum ia berubah pikiran.

"Ini yang nyetel musik siapa ya?"

"Boleh minta tolong dikecilin? Soalnya ini waktunya sholat."

***

Setelah mengucapkan permintaan tadi, ia bergegas pergi. Seorang perempuan yang duduk dan menunjukkan kepadanya siapa yang menyetel musik, tampak masih keheranan. Muslimah tadi sudah pergi menjauh. Seorang mahasiswa yang juga duduk disana, diam-diam menyesal dalam hati. Tahun ini ia diamanahi sebagai ketua lembaga dakwah program studi di sana.

"Mengapa harus perempuan itu yang menegur kemungkaran yang ada dihadapannya?"

***
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)

Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya