#fiksiku
Bismillah..
Dua orang mahasiswi berjalan menuju gerbang depan. Kuliah hari ini sudah selesai, mereka hendak menuju kos masing-masing untuk mengerjakan tugas.
"Teteh..." ucap salah seorang dari mereka, saat melihat senior di jurusannya yang sudah S2.
"Cerah banget! Dari jarak berapa kilometer juga udah keliatan."
***
Awalnya ia tidak mengerti maksud seniornya. Ia pikir yang dimaksud 'cerah' adalah wajah mereka. Tapi sejak berpisah dengan sohibnya di persimpangan tadi, ia mengerti.
Dadanya berdesir tak menentu, mukanya memerah, kemudian bergegas menuju kosnya. Ia memandangi refleksinya di cermin setengah badan yang tergantung di kamar.
'Allah..', meringis, menahan tangis.
***
Teringat,.. satu demi satu kejadian.
Teringat.. tentang ia, yang mulai tahu tentang pentingnya memakai baju dengan warna yang tidak mencolok. Warna apa saja yang mencolok? Menurut mentornya, itu tergantung urf (kebudayaan).
Teringat.. saat ia membaca tulisan "mengapa harus hitam?", kemudian ia menemukan jawabannya. Bahwa muslimah di zaman Rasulullah, pernah disebutkan dalam hadist "seperti gagak" setelah munculnya perintah berhijab, yang artinya.. warna hitam.
Teringat.. saat temannya memberikan link tulisan kepadanya. Tentang pentingnya menjaga diri, pentingnya bagi kita membantu para laki-laki untuk menundukkan pandangannya. Caranya? Dengan tidak memakai warna yang mencolok.
***
Rabbighfirli.. Rabbighfirli.. lirih doa-nya. Allah, Engkau Maha Tahu, ini bukan kuniatkan untuk tabarruj.
Rabbighfirli.. Rabbighfirli.. lirih doa-nya. Allah, aku bersalah. Izinkan ini menjadi pelajaran untukku. Semoga esok, tak akan terulang lagi.
Aamiin.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya