Follow Me

Monday, March 31, 2014

Melampiaskan Amarah



-muhasabah diri-

Bismillah..

Pernahkah kamu, menemui satu dua kejadian yang membuat "kepala-mu mendidih"? Pernahkah, bertemu orang yang sampai membuat mu "naik darah" karena sikapnya?


Lalu, saat kepala mu mendidih, saat dirimu naik darah, apa yang lantas kau lakukan? Apakah kau melampiaskan amarah tadi? Jika iya, dengan apa? jika tidak, mengapa?

***

Alkisah, di siang bolong, seorang mahasiswa baru pulang dari kuliah. Ia bergerak menuju balkon, hendak menjemur pakaian yang kemarin  ia cuci.

Seketika matanya panas, pakaian bersih dan sudah cukup kering itu, tergeletak tak berdaya di atas sebuah trashbag berisi sepatu-sepatu usang. Sejenak ia kehabisan akal, yang ia tahu, ia ingin menangis. Namun beberapa detik kemudian, otaknya mampu berpikir lebih jernih, walau tak sejernih biasanya. Ia lepas tas laptop dan menggeletakkannya di lantai, menuju kamar mandi dan mengambil ember.

'Akan kubilas dan kukeringkan lagi,'

***

Saat itu, mahasiswa tadi bisa saja melampiaskan amarahnya, ia baru saja kehujanan dengan baju basah kuyup. Kemudian, pemandangan tak sedap menyambutnya.

Saat itu, bisa jadi, mahasiswa itu membawa masalah itu ke forum. Mungkin menanyakan dan menunjukkan kemarahannya ke forum kontrakannya.\

Tapi hatinya saat itu sedang dibimbing nafsu yang baik hati, sehingga ia hanya menangis sebentar, kemudian membilas dan mengeringkan bajunya.

***

 
 
Allah.. jagalah kami dari melampiaskan amarah. Ingatkan kami, bahwa Engkau lebih menyukai muslim yang kuat, dan muslim yang kuat itu, adalah muslim yang mampu menahan amarahnya.
"Hati kami mengeras ya Allah; lembutkanlah dengan mata yang basah & isak yang deras; kami takut tapi rindu, harap tapi ragu, cinta tapi malu."
— Salim A. Fillah
Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya