Bismillah.
1 Juni lalu, di grup telegram arketipe dikasih pengumuman gitu.
[INFO UNTUK LAPORAN GFORM]
Bagi yang belum laporan ke Gform tim SABUK maupun SERI kami tunggu paling lambat pukul 12.00 WIB HARI INI ya kawan-kawan
Itulah sebabnya beberapa review buku aku publish, sekalian gitu. Yang terakhir aku masukin ke gform jam 12.30-an kayanya. Selain itu, sebenarnya ada 2 buku lain yang selesai aku baca di bulan Mei. Cuma belum dibuat reviewnya aja. Aku tulis di sini aja yaa, tapi lebih ngalir aja, identitas bukunya juga ga selengkap kaya yang sebelumnya.
***
Polaris Fukuoka
Judul: Polaris Fukuoka
Penulis: Sinta Yudisia
Penerbit: Penerbit Pastel Books
sumber gambar: goodreads |
Meski gak jadi pinjem novel Tere Liye, aku akhirnya pinjem novel Sinta Yudisia aja hehe. Sebenarnya udah pernah baca bagian awalnya, sempet dibalikin lagi, karena merasa agak sulit termotivasi nerusin juga, karena halaman awal gatau kenapa belum kebayang alur cerita, premis dll. Tapi setelah beberapa bab, terutama setelah mengenal karakter di dalamnya. Ditambah, ini lebih kerasa banget bahas tentang masalah yang menyangkut psikologi manusia.
Sebelum bahas tentang itu, mau curcol dikit terkait jepang dan aku haha, berasa apa. Mungkin karena nama kirei, ada yang penah mengira aku suka nonton dorama, atau pecinta anime. Tapi sebenarnya aku gak segitunya sama jepang. Nama kirei itu cuma satu verb bahasa baru yang kutahu, dulu tahu 3 kata sifat dalam bahasa jepang, kawaii kirei dan hansamu. Satu hal yang membuatku tertarik jepang, adalah seorang guru yang melanjutkan S2nya di Jepang, dan aku jadi ikutan, ingin suatu saat melanjutkan studi di jepang. Sampai sekarang? Entahlah hehe, mungkin ya, mungkin enggak. Yang jelas, aku sukaa membaca beberapa blog yang bercerita tentang jepang dan kehidupan pemilik blog studi di jepang. Ada beberapa nama, dua orang kakak tingkat informatika, sama satu lagi yang dulu pernah aku tulis di blogwalking.
Balik lagi ke Polaris Fukuoka. Jadi nyeritain tentang Sofia, yang kuliah dan tinggal bareng pamannya di Fukuoka. Sofia, yang tanpa sengaja mengenal Isao, lewat lagu Fukai Mori. Kemudian mendapat undangan upacara teh dengan bubuhan jisei di atasnya. Awalnya aku tertarik bagaimana novel ini membahas tentang bunuh diri di jepang, tapi kemudian aku menjadi lebih tertarik tentang Sofia. Bagaimana ia tumbuh dan dewasa dikelilingi tiga perempuan, dan bagaimana itu terlihat di karakternya saat di jepang, clash yang terjadi antara Sofia dan pamannya. Misteri terkait pamannya juga menarik hingga membuatku ingin segera baca sekuel keduanya Sirius Seoul. Tapi.. karena masih ada begitu banyak judul buku yang belum selesai, aku tahan dulu. Lagian khusus untukku, baca buku fiksi itu harus dibatasi.
Jujur, aku lebih menikmati membaca ini ketimbang Reem. Reem itu novel romance, setting maroko, dan tokoh berdarah palestina-indonesia membuatku tertarik membacanya. Tapi konflik di dalamnya terasa hmm drama? Sedangkan di polaris fukuoka, gak ada romance, konflik di dalamnya pun terasa lebih dekat dengan realita. Rasanya begitu cepat aku membalik halaman saat satu per satu cerita 'dibalik layar' kehidupan Sofia. Aku somehow merasa ada sisi kemiripan dengan Sofia, sedikit.
Oh ya, satu lagi, aku meski awalnya menyernyitkan dahi saat Sofia menerima Omamori dan menempelkannya di apartemennya. Tapi akhirnya aku bisa menerima, nyatanya karakter Sofia bukan karakter yang sudah punya banyak ilmu terkait islam. Ah, jadi inget juga, ini juga yang membuatku menyernyitkan dahi karena di Reem ada yang mirip beginian juga. Saat Kasim membeli gelang-gelang dengan gantungan hmmm lupa istilahnya apa.
Anyway, aku lebih menikmati Polaris Fukuoka, aku belajar kegigihan dan kerja keras Sofia menjalani kehidupannya di perantauan, baik itu saat ia kuliah, maupun pertemanannya dengan Nozomi, dan juga teman-teman kuliahnya. Termasuk hubungannya dengan Paman dan Tante Nanda.
Kumpulan Puisi Palestina
sumber gambar: jejakpublisher |
Berjuanglah...MajulahJangan gentar dengan deretan senjata dan mobil bajaJiwamu lebih kuat daripada ituDan Tuhanmu amat berkuasa di atas segalanyaPercayalah...Jangan menyerah...Biarlah nyeri itu kau dekapDan akan tergantikan oleh kemenangan yang kau dapatLhoksumawe, 5 Februari 2018- Nona Hestia, dalam buku "Palestina: Antologi Sajak Tentang Palestina"
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya