I used to question myself, am I forgetting how to have a conversation because I often have a monologue instead of dialogue.
Lalu kesempatan itu hadir, Allah kini menempatkanku, di situasi akan ada banyak dialog dan percakapan. Jujur rasanya mixed, masih belajar kapan harus berbicara dan kapan harus menyimak. Kadang merasa terlalu banyak berbicara tentang diri. Termasuk tulisan ini, berawal dari kejadian aku menyesal mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak kuucapkan.
***
Seseorang bertanya, lalu aku menjawab cepat, tanpa berpikir terlebih dahulu. Satu dua kata. Memang sebuah fakta tentang diri. Tapi aku, seharusnya tidak mengucapkannya dengan ringan. For me, it's one of the things that I want to keep it to myself.
Berhari-hari setelahnya aku menyesal. Ditambah lagi pengingat dari-Nya, seolah aku sudah membuka tirai aib yang sudah ditutup rapat oleh-Nya. Botol tintanya sudah pecah, dan kulihat warna hitam yang berceceran. I could whine about it, or dwell on my regrets. But I've got to move on.
So I walk on my day, after wiping it clean *not exactly as clean as before. Bertekad ingin memperbaiki diri, meski prakteknya naik turun, jatuh bangun. Kadang teringat lagi kejadian percakapan singkat tersebut, kemudian was-was itu hadir. Pikiran buruk, bahwa bisa jadi aib itu dibuka, karena aku udah terlalu lama berkutat di kesalahan yang sama. Then, I stumble upon this quotes.
***
Izin menyalin ulang tulisanku dari postingan beberapa hari yang lalu.
How beautiful is the ulama's heart. Aku kira aku skakmat dan aku memandang dari kaca mata negatif. Tapi kutipan dari Mufti Menk hafizhahullah, seolah membuka kacamata. Bukan, bukan itu pesan yang ingin Allah sampaikan (': -kirei
As If Allah wants to correct my interpretation of that incident. That I shouldn't give up on myself. Bahwa kejadian itu... mungkin pengingat dari Allah, bahwa aku.. aku... harus berhenti.
***
Semoga Allah memudahkan kita untuk meninggalkan dosa dan maksiat. Semoga kita peka akan ayat dan pengingat dari Allah. Jaga prasangka baik padaNya. Kelilingi dirimu dengan orang-orang shalih, agar saat kamu lupa, ada yang mengingatkan.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya