Follow Me

Tuesday, September 24, 2024

Belajar Bahasa Lagi di Memrise

Bismillah.

 

Sudah lama aku tidak membuka atau main Memrise.

 

Baca juga: Memrise : Menghafal Lebih Mudah dan Asyik 


Saat ada kesempatan untuk buka lagi web Memrise, aku menemukan informasi baru, bahwa memrise memutuskan untuk memisahkan course resmi dari Memrise, dengan course yang bisa dibuat oleh member memrise. Jadi sekarang ada dua alamat web, untuk yang resmi di app.memrise.com, sedangkan yang komunitas di community-courses.memrise.com.



 

Community course berisi kelas-kelas yang dibuat oleh komunitas atau pengguna memrise. Kelas-kelas tidak resmi, tapi banyak juga manfaatnya. Dan ada juga fasilitas untuk buat course sendiri.

 

 

Lalu bulan berlalu, eh ada pemberitahuan lagi, bahwa akan ada pembaruan. Di web resmi memrise. Dan bagus pembaruannya. ada sistem scenarios, sama latihan conversation menggunakan AI via chat.


skenario

latihan percakapan dibantu AI

***

Ada banyak banget fasilitas bagus dan gratis dari memrise, sayang kalau enggak di share. Yang mau serius dan dapat fasilitas full-nya juga bisa berlangganan.


Aku kadang bertanya-tanya, apakah belajar bahasa, masih relevan untukku? Apalagi kalau lebih tertarik belajar bahasa asing lain, yang mungkin gak akan pernah terpakai. Ada banyak excuse yang membuatku ragu untuk sharing, tapi minat belajar bahasa itu masih ada, sayang juga kalau diabaikan. Jadi ketimbang menghalangi diri sendiri, untuk hal yang lebih produktif, ketimbang cuma scrolling dan menjadi konsumer konten, mending belajar, diniatkan untuk hal baik. Semoga kelak, meski sekarang kesannya belum 'berguna', nanti semoga berguna.

***

 

Aku akhiri saja tulisan ini. Sebagian hatiku masih ingin curhat ini itu, tentang kekhawatiranku, tentang pertanyaan-pertanyaanku, tentang angan-angan yang terlalu cepat terbang tinggi tanpa diikuti langkah-langkah kecil yang menyertai. Tapi kucukupkan saja di sini. Belajarlah, banyak hal. Belajar agama tentu, belajar Al Quran juga. Juga, belajar hal-hal yang kamu minati. Semoga setiap ilmu yang dipelajari mengajarkanmu kerendahan hati, dan membuatku mencapai kesimpulan yang tertinggi. Seperti ulul albab yang duduk dan berbaringnya memikirkan bagaimana penciptaan bumi dan langit, kemudian dari ilmu tersebut, mereka berkata, Rabbana ma khalaqta hadza bathila...

 

Begitu pun perbedaan bahasa, yang setiap kali kita mempelajari bahasa yang baru, kita bukan cuma belajar bahasa tersebut, tapi kita juga belajar bagaimana budaya orang-orang yang memakai bahasa tersebut. *teringat podcast Raditya Dika dan Ivan Lanin, yang menjelaskan bahwa kekayaan kosakata suatu bahasa terhadap suatu hal, menunjukkan bahwa hal tersebut adalah hal penting. Seperti kekayaan kosata jenis keju bagi orang-orang eropa, atau kekayaan kosakata alat-alat pertanian, teknik pertanian bagi orang jawa.


Lalu semoga kita tiap pagi, saat terbangun dari tidur kita.. membaca ulang perkataan ulul albab yang Allah abadikan dalam ayat Quran.


Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina 'adzabannar.


Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang terus belajar, yang dengan belajar itu, kami meyakini dengan benar kehidupan akhirat, yang membuat kami tidak berhenti berdoa, agar Engkau selamatkan kami dari api neraka. Aamiin


Wallahua'lam bishowab.


****


PS: Jika ada yang merasa aku loncatnya kejauhan, harap maklum ya, begini aku biasa menulis di sini. Berharap setiap tulisan bukan cuma tentang 'dunia' tapi juga mengingatkan pada-Nya. Berharap sedikit yang kecil ini, bisa menjadi jejak yang kelak menjadi bekalku di kehidupan selanjutnya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya