Bismillah.
Karena sudah melalui masa-masa saat begitu mudah untuk berprasangka buruk, overthinking, negative thinking, dan jeratan mindset buruk lain yang makin lama membesar seperti bola salju... aku pikir aku sudah tidak membutuhkan negative thinking. Aku ingin selamanya berteman dengan prasangka baik, sampai sebuah pengingat ini kubaca.
***
Tulisan tersebut kuambil #daribuku Berpikir Itu "Dipraktekin" - Tim Wesfix, Grasindo
Selain masalah gampang puas, disebutkan juga di halaman-halaman sebelumnya bahwa berpikir negatif membantu kita untuk menghindari hal-hal buruk dan membuat rencana-rencana lain, jika ternyata yang terjadi tidak seindah yang kita pikirkan. Pikiran negatif-lah yang membuat kita membuat rencana dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian.
"...Anda tidak bisa melihat semua hal secara positif. Ada saat di mana Anda perlu melihatnya dari sudut pandang negatif. Terlalu positif bisa menimbulkan sikap sembrono dan berbahaya. Kemampuan Anda untuk melakukan antisipasi pun berkurang.
Berpikir negatif dengan kadar yang wajar bisa menjadi alat untuk mengantisipasi hal-hal negatif di masa depan." - Tim Wesfix
Disebutkan juga dalam buku ini, tentang kita yang tidak boleh anti dengan kata "tidak", "tidak bisa" dan "jangan". Karena jika kita menempatkan kata-kata itu pada konteks yang tepat, akan membuahkan hasil yang positif.
Yang penting kita tidak lantas terlalu cepat dan terbiasa menggunakan kata-kata di atas untuk berbagai hal. Kata-kata tersebut, bisa kita gunakan saat kita sudah mencapai batas maksimal dan tidak bisa melanjutkan. Termasuk keputusan untuk menyerah, bisa jadi keputusan yang benar jika kita benar-benar memahami kemampuan diri kita.
***
Jujur sebagai orang yang belum lama terjerat negative thinking, dan sedang berusaha untuk menjalani hari berteman positive thinking, pengetahuan ini menjadi tantangan sendiri untukku. Bagaimana caranya menjaga kadar negative thinking dalam batasan wajar. Bagaimana agar tidak cepat puas, tapi juga tetap mengapresiasi diri. Termasuk bagaimana aku bisa berdamai pada diri, yang dulu pernah terburu-buru untuk menyerah dan dampaknya sampai sekarang masih kurasakan. Tugasku sekarang adalah fokus pada hal-hal yang bisa aku lakukan dengan baik, menjaga positive thinking tapi juga tidak meniadakan negative thinking. Sulit? Sepertinya iya. Tapi bukankah hidup itu memang sulit? *tiba-tiba teringat salah satu ayat di surat Al Balad.
Terakhir. Tidak apa sulit, asalkan kau tidak bergantung pada diri sendiri. Ya, tidak apa sulit, kita bisa terus menerus minta kemudahan pada Allah, juga minta kekuatan dari Allah untuk bisa menjalaninya. Jadikan sulit ini, bak level di game hard. Sulit tapi membuat kita tertantang dan tetap berusaha untuk menjalaninya. Semoga Allah membantu kita menjaga pola pikir yang sehat, saat positive dan negative thinking bekerjasama dengan harmonis untuk menghasilkan hal-hal baik yang kelak semoga menjadi bekal kita di kehidupan selanjutnya. Sekian.
Wallahua'lam.
***
Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya