Bismillah.
Jatuh di lubang kelinci punya konotasi negatif. Tidak seindah imajinasi di cerita Alice in Wonderland.
***
Sudah hampir 2 pekan rasanya jatuh, lalu turun menghilang, masuk ke dunia dalam kepala. Tentu tidak menghilang seperti dulu, saat masuk gua. Kegiatan sehari-hari masih berjalan, terlihat aman. Tapi ada beberapa hal yang jelas terlihat tertinggal, terseok jalannya. Hanya mungkin tidak banyak yang tahu di sisi yang mana, di bagian yang mana. Tapi yang merasakan sendiri, sebenarnya bukan tidak tahu, hanya pura-pura tidak peka.
Menulis ini mengingatkanku tentang tulisan Karet dan Gelombang Laut. Meski teorinya sudah tahu, tetap saja, mencoba memetik hikmah dari pengetahuan tidak semudah itu. Gelombang laut itu surut, mengering hingga ke dasar palung. Aku masih belum terbiasa, masih ingin sestabil batu. Tapi katanya wajar manusia naik dan turun.
Baca juga: Karet dan Gelombang Laut (sedikit tentang psikologi laki-laki dan perempuan)
***
Rasanya seperti jatuh ke lubang kelinci. Tapi bukannya mencari jalan untuk keluar, aku memilih berdiam lebih lama dalam dunia dalam kepala. Aku bertanya-tanya, sampai kapan menipu diri dan bermimpi di siang bolong. Aku bertanya-tanya, apa jika aku menuliskannya, menuangkan apa yang memenuhi kepala, apa itu bisa membantu?
Rasanya, aku tahu mengapa aku terdiam lebih lama saat tahu aku terjatuh dan masuk ke rabit hole. Rasanya terlalu takut untuk bangkit dan keluar dari sini. Ingin memejamkan mata saja, merasakan betapa kotor diriku bertemu bermacam jenis tanah. Bertanya-tanya pada diri yang melisankan, bahwa ingin mati dalam keadaan terbaik. Kemudian hati kecilku memaki diri, "Are you being honest? So where's the effort?"
***
It's almost 100 days to Ramadhan. Tidakkah kamu bersiap? Agar tak menyesal kelak, jika Allah izinkan bertemu Ramadhan?
Berjalanlah, merangkak jika perlu, bergeraklah. Ingatkah kamu, saat masa-masa berat itu? Dan yang kamu bisa lakukan hanya mengulang-ulang MP4 berisi muratal dua setengah halaman terakhir surat Az Zumar? Saat itu, mendengarkan ayatNya, membaca terjemah ayat itu, kamu berusaha menanamkan lagi harapan pada Rahmat-Nya, yang somehow pernah kau ragukan.
Allah's rahmah is here, is always here. Now it's your turn Bell. You shouldn't have sit still whenever you fall. I know you need time to get up, it's okay, but don't dwell on it longer. Don't let syaitan play with your heart and mind. Always pray and ask for His help.
Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya