Follow Me

Monday, May 26, 2025

Hampa

May 26, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

#buku #nukilbuku


Pernahkah hidup tapi tidak merasa hidup?

Pernahkah menjalani hari tanpa semangat sedikit pun?

Pernahkah merasa hampa, hambar, mati rasa?

 

***

 


 

Aku menemukan buku ini di iPusnas, baru membaca sekitar 50an halaman, seperempat dari bukunya. Meski sudah memulai membaca buku ini dari September tahun lalu, aku masih membaca bagian awal tentang berbagai sumber rasa hampa.

 

Sumber rasa hampa yang baru-baru ini kubaca adalah rasa rendah diri. Saat membaca tentang itu, ada sosok orang lain yang muncul di kepalaku. Seolah aku ingin mengirimkan tulisan di buku ini kepadanya. Barangkali, kata-kata dalam buku ini dapat membantunya.

 

Dijelaskan dalam buku ini, bahwa salah satu penyebab rasa rendah diri adalah trauma hinaan dan cacian sejak kecil. Perasaan direndahkan yang bertubi-tubi menimpa seseorang di masa kecil, membuat mental percaya dirinya tidak tumbuh. Sedihnya, saat otak kita sudah terpenjara oleh emosi negatif, ia hanya akan melakukan pengulangan kata-kata yang sama, kalau itu negatif dan dilakukan berulang, itu bisa jadi negative belief.

 

***

 

Beberapa kutipan tentang rendah diri dari buku Hampa karya Damalin Basa,

 

... sering kali penyebab rendah diri hanya berasal dari pikiran berlebih-lebihan yang tak jelas ujung pangkalnya. Padahal, apa yang dipikirkan belum tentu sesuai dengan kenyataan.


Pemicu awalnya mungkin dari orang lain, tapi meski pengaruh dari luar sudah tidak ada, bukan berarti masalah rendah diri segera dapat hilang.


Sikap rendah diri yang dialami oleh mahasiswa tersebut berasal dari rentetan hinaan yang diterimanya sejak kecil.

.
.

... orang-orang tak lagi menertawakannya. Lalu, apakah rendah diri mahasiswa tersebut hilang? Tidak. Ia tetap saja minder saat bertemu dengan orang-orang. Hal itu disebabkan luka karena sering ditertawakan, masih tertancap dalam di hatinya. Rendah diri yang ia derita bukan lagi disebabkan karena postur tubuhnya, tapi karena pikirannya sendiri yang merasa bahwa ia tak berharga. 

 

Lalu solusinya? Karena struktur buku ini lebih ke penjelasan alasan munculnya rasa hampa, dalam bagian ini, belum ada solusi jelas. Karena tujuan di bab awal, adalah pembangunan kesadaran tinggi. Barangkali dari beberapa alasan yang dijelaskan di bab awal terjadi padamu, dan pengingat bahwa kita tidak boleh tenggelam dalam masalah tersebut. Seperti penutup bagian tentang rendah diri dari buku ini. Pembaca diingatkan tentang kerugian memelihara sifat rendah diri.

 

Sungguh rugi jika rendah diri itu terus-terusan kita pelihara. Selama sikap itu masih ada, selama itu pula kita akan terganggu olehnya.

Ibarat duri dalam daging, ia selalu menghambat gerak-gerik kita hingga menjadi tak leluasa. Ia mengganggu usaha kita untuk mencapai segala impian dan cita-cita. Ia juga merusak keinginan kita untuk mencoba berbagai hal baru yang sebenarnya sanggup kita lakukan.

Selain fakta kerugian yang disajikan, penulis juga memberikan afirmasi.

 

Yakinlah, kita juga memiliki kelebihan seperti yang orang lain punya. Sementara orang lain pasti punya kelemahan sebagaimana diri kita adanya.


***

 

Bagaimana pendapatmu setelah membaca kutipan dari buku tersebut? Terkesan seperti pengetahuan umum? Atau ada insight baru yang kau dapat?

 

Kalau aku pribadi, aku jadi lebih mengerti dan melihat dari sudut pandang baru. Selama ini, saat bertemu dengan orang yang rendah diri, aku tidak banyak bertanya mengapa. Fokusku lebih ke bagaimana agar ia bisa menjadi lebih percaya diri. Dalam buku ini, aku jadi sedikit paham, barangkali, sebelum mendorong orang lain untuk keluar dari tempurungnya, kita harus mencoba bertanya dan mendengarkan. Barangkali dengan kita mendengarkan, ia jadi bisa melihat luka lama dan menyembuhkannya, dan itu bisa membantunya membangun kepercayaan diri dan keluar dari rantai rendah diri yang selama ini menghalanginya untuk maju dalam hidup.

 

Selain itu, aku juga bertanya pada diri, adakah aku juga memiliki rantai gajah di kepalaku? 


***


Terakhir, barangkali ada yang tertarik untuk baca buku ini, berikut aku kasih sneak peek dari daftar isinya. 




Tetap semangat untuk membaca yaa, sedikit atau pelan jangan dijadikan alasan untuk berhenti. Take a book and start you first page ^^ #ntms

 

***

 

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Saturday, May 24, 2025

Draft Lama, Haruskah Diselesaikan?

May 24, 2025 0 Comments

Bismillah.

 

-Muhasabah Diri-

 

 

Draft November 2024, yang tidak jadi kuselesaikan karena saat itu aku pikir, aku gak berhak untuk bercerita tentang sisi yang mungkin ia tidak ingin banyak orang yang mengetahuinya.

 

Mei 2025. Sudah setengah tahun berlalu. Aku teringat lagi draft ini. Sepertinya, aku harus menuliskannya. Bukan untuk menyebar aibnya, tapi sebagai pengingat untukku. Untukku yang sedang jauh tenggelam, memilih untuk tutup mata dan menjalani hidup sekedar hidup, melupakan visi misi yang sebenarnya sudah ketemukan, namun kemudian aku kalah sebelum banyak bekerja dan berusaha.

 

Malam itu, aku terbangun, dan mendapatinya masih sedang kondisi tidak baik-baik saja. Bagaimana aku tahu? Karena di malam yang sunyi, kudengar dari kejauhan suaranya menggema dari dalam rumahnya yang besar, kemudian terbawa angin dan sampai ke kamarku, yang letaknya tepat di sebelah rumahnya.

 

Sudah sejak sore, ia begitu. Sempat ditegur tantenya yang datang dari kecamatan sebelah untuk masuk rumah. Masih dengan amarah ia berbicara sendiri dan masuk rumah membanting pintu. Sejak sore itu, ia masih belum berhenti bercakap sendiri antara ia dengan siapapun yang ada di kepalanya, suaranya lantang dan penuh emosi, aku tidak menangkap kata perkata, tidak jelas terdengar, tapi nada dan intonasinya begitu jelas. Aku teringat memilih untuk menutup telinga dengan earphone, karena tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut.

 

Tapi malam itu, saat terbangun dan masih mendengar suaranya, aku dibuat bertanya-tanya... bagaimana bisa diri ini memilih untuk tenggelam dalam distraksi, ketimbang memperbanyak syukur dengan lebih banyak berkarya dan memberikan manfaat untuk orang lain? Lihatlah bagaimana orang lain diuji... tidakkah kamu bersyukur dengan kesehatan mental dan jasmani yang Allah berikan? Dengan apa kau tunjukkan rasa syukurmu? 


***

 

Instead of trying to tell her story from unknown pov like me, I think it's better to just reflect and try to take lesson for myself instead.

 

It's raining hard tonight, she's no longer stay beside our home. Her relatives took her to other place get some therapy. I just wish she get the right treatment there. My imagination took me to negative thinking, what if they go to the wrong place, and it just make her condition worse? But who am I? Let's just discard those negative thinking, and pray instead. 


Thanks to her, cause she remind me to become more grateful. 

and thanks to Allah, for every little and big things.. yang belum bisa kusyukuri dengan benar dan baik.

 

Sekian. Wallahua'lam.