Bismillahirrahmanirrahim
“Sudah adzan! Ayo
ambil air wudhu!”
Membaca kalimat tersebut di beranda sebuah jejaring sosial,
spontan aku langsung keluar dari browser handphoneku. Kemudian bergumam
sendiri. Merutuki diri yang boleh jadi baru akan berwudhu setelah adzan
selesai.
Allahu Akbar.. Allahu
Akbar..
Suara merdu sang muadzin mengumandangkan panggilan ilahi,
lima kali sehari kita dengar. Berapa kali kita mengabaikannya? Atau justru
menutup telinga, saat selimut mendekap erat?
Allahu Akbar.. Allahu
Akbar..
Allah Maha besar, begitu tafsir yang sering kita lihat-dengar-baca
dari lafal Allahu Akbar. Tapi tahukah kawan, bahwa tafsir itu kurang tepat?
Menurut ta’lim yang pernah aku ikuti (PP Mata’), tafsir Allahu Akbar seharusnya
adalah Allah lebih besar dari ... (baca: titik-titik). Lebih besar dari apa?
Nah, titik-titik di atas.. bisa kita isi sesuai situasi dan kondisi. Misal..
kamu lagi ngobrol sama temen, lalu terdengarlah adzan.. Allahu akbar.. Allahu
akbar! Allah lebih besar, lebih agung dari pada aktifitas ngobrolmu.
Berhentilah dan jawab panggilan dari Robbmu!
Ketika guru, dosen, atasan, presiden memanggilmu.. bukankah
kamu akan segera menghadap kepada mereka? Apakah tidak malu rasanya, jika Allah
azza wajalla.. Robbul alamin.. ia memanggilmu, tapi kau malah asik dengan
kegiatanmu?
Allahu Akbar.. Allahu
Akbar..
Sungguh.. Allah lebih besar dan lebih agung dari apapun di
dunia ini. Maka saat adzan dikumandangkan, ingatlah selalu maknanya. Suka tidak
suka.. hatimu akan mendorongmu untuk bergegas mengambil air wudhu dan
menghadapNya.
Maka ketika Adzan
terdengar, segera ambil air wudhu!
No more excuses.. Tak ada lagi penundaan! Segera J Bahkan kalau bisa,
sebelum adzan terdengar.. bersiaplah terlebih dahulu. Karena engkau akan
menemui Rabbmu.. Rabb semesta alam.
**NB: ada situasi dan kondisi yang masih bisa dimaklumi, kita
mungkin tak bisa langsung menjawab panggilanNya.. Tapi, jagalah keinginan untuk
segera menghadapNya, khusyuk dalam ruku’ dan sujud padaNya.
Wallahu'alam
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya