Follow Me

Tuesday, April 10, 2012

Yang Penting Jaga Hati?



Bismillah..

Yang penting jaga hati..", kata seorang teman.. "jangan sampai sama ikhwan kita nunduk-nunduk.. eh sama cowok kita gini” ia memperagakan dengan kepalanya.. dari menunduk hingga meluruskan pandangannya dan menengok ke kanan kiri. Jika saja Sarah hanya melihat gerakan itu.. tanpa mendengar pernyataannya. Mungkin Sarah akan tertawa. Tapi pernyataannya membuat Sarah menahan senyum dan tawanya melihat tingkah kawannya yang kocak itu.

Sarah menjawab dengan pernyataan yang sama-sama tidak bisa mereka pungkiri,

Masalahnya, menjaga hati itu tidak mudah.” Dan mereka lalu terdiam sejenak. Seperti sama-sama mencerna kalimat tadi. Tak mudah. Ya tak semudah deklarasinya, tak semudah mengucapnya di lisan.

Dua paragraf diatas #fiksi.

***

Sedikit banyak aku tertohok. Merasa diri hina. Hadduu.. iya sih, seringkali kita (lebih tepatnya aku) menganggap para cowok tak tahu apa-apa. Jadi deh, membenarkan diri membebaskan pandangan. Bukan menahannya, seperti saat kita berada di lingkungan yang kondusif (saat syuro, dengan ikhwan yang sudah tahu hukumnya, di wilayah LDK/LDW/LDPS,dkk).

Tapi tetap saja aku tak bisa membenarkan kalimat di atas (yang penting jaga hati). Aku sedang belajar menahan pandanganku. Masa iya.. karena berada di lingkungan yang tidak kondusif, lantas kita meninggalkan perintah Allah di surat An Nur ayat 30-31. Memangnya, kita bisa gitu menjaga hati kita dengan baik?
“Telah tertulis atas nama Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah memandang, kedua telinga, zinanya berupa menyimak dengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinanya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenarkan hal ini oleh kemaluan, atau didustakannya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Aku tahu, kondisinya tak mudah. Tapi bukan berarti tak mungkin. Aku percaya kok.. Mereka yang tidak tahu, akan mau mengerti, mau bertoleransi kalau di awal kita berterus terang dan menjelaskan. Sejauh ini, aku menerima toleransi yang luar biasa di lingkungan STEI yang mayoritasnya laki-laki, yang heterogen. Terlepas dari suka atau tidaknya mereka, terlepas dari mereka menyebutku aneh atau unik.. Yang jelas mereka tidak mengusikku. Tidak berikan kendala yang berarti buatku untuk menjaga prinsip yang kucoba genggam erat.

Ada kalanya, kita memang harus memandang seseorang yang sedang bicara pada kita. Untuk menunjukkan bahwa kita mendengar, kita menghargai ia. Tapi bukan berarti kita meniadakan khoudul bashor.
Aku sedang belajar. Dan tak ingin proses belajarku terhenti.. hanya karena kata-kata. ‘yang penting jaga hati’. Bagiku.. ‘yang penting tundukkan dan tahanlah pandanganmu dulu!’, karena dengan berlaku seperti itu.. hati kita akan terjaga.
Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah Iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati.” (HR Al Hakim)
Ya Allah.. jadikan hamba salah satu yang engkau karuniakan keimanan, yang kemudian aku temui rasa manisnya di dalam hati. Aamiin Ya Rahim...

Wallahu'alam..

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya