Follow Me

Wednesday, October 9, 2013

Berjalan Bersamamu

 
berjalan di sini, sendiri, pasti lelah dan jenuh sering menggayut langkah
namun berjalan di sini, bersama-mu, aku tak lagi peduli pada lelah dan jenuh
aku percaya, kau akan mengusirnya,
kala mereka (lelah dan jenuh) menggayut langkah ku
-kirei-

Bismillah...

Kita mengecap manis yang sama. Meski di bingkai frame yang berbeda. Mereka juga mengecap manis yang sama dengan kita. Manisnya iman yang berbuah ukhuwah.

Rasanya aku... dibuat meleleh membaca tulisan-tulisan seorang sahabat tentang ukhuwah dan jalan dakwah yang harus ditempuh.

Ya, masing-masing kita bisa jadi mengecap manis yang sama, dengan frame yang berbeda. Selama landasan relasi/hubungan adalah karena iman. Kita akan merasakan manisnya ukhuwah, bagaimana ukhuwah bisa begitu besar mempengaruhi hari-hari kita.

***

Tahukah kita? Bahwa hati-hati orang-orang yang beriman, ditautkan oleh Allah..
Tahukah kita? Bahwa berjalan bersama orang-orang beriman, artinya... selalu ada yang akan menyemangati kala lelah menyapa dan jenuh membelenggu.

Bisa jadi.. salah satu dari saudari kita, berucap :

Dia dahulu adalah sebuah “perdu” yang berupaya dengan keras untuk dapat terus tumbuh atau melejitkan dirinya. Namun dapatkah kau pahami, dia tak bisa berbuat lebih karena pada suatu waktu ada seorang yang mematikan atau menghentikan langkah awalnya untuk terus tumbuh. Dia dipetik hingga kemudian dipatah-patahkan bagian dari dirinya, dijemur terkena panas hingga dia kering. Dia sudah tak berdaya tapi seseorang memberikan kesan mendalam lagi padanya, seseorang menyiramnya dengan air panas sehingga dia mengeluarkan semua energinya yang tersisa atau tersimpan. Tapi satu hal yang harus kau ketahui, taukah semua proses pahit yang dia lewati justru memberikan sebuah kebahagiaan luar biasa bagi orang-orang yang menemukannya ketika dia telah menjadi teh yang terkurung di dalam cangkir.
(Senyuman ataukah Tangisan - Nining Rohaeni)

Bisa jadi... saat kita merasa tidak ada orang lain yang melihat "kerja" kita, seseorang yang lain berucap tentang filosofi akar :
“akar ya… semua akar, semua jenis pohon”. aku mengambil napas sesaat, “soalnya akar itu apapun pohonnya tapi fungsinya selalu sama, menopang. tak perlu banyak bicara, tak perlu disadari keberadaannya, tak perlu disinari cahaya, tapi tetap menopang. diam di dalam tanah yang legam menghitam. Dibiarkannya kita manusia berdebat daun mana atau batang siapa yang paling hebat, dan dalam diam dia menjalankan tugasnya. Tidak hanya satu-atau dua akar pohon tertentu, namun seluruh akar yang ada”
(dikutip dari sebuah cerpen : Di Sepanjang Jalan)

***


Jazakumullah khayran.. semoga setiap kata yang tertulis, dibalas dengan balasan terbaik.

Mungkin barisan kata tersebut terlihat hanya "sekedar" deretan huruf, spasi dan tanda baca. Tapi sungguh bagiku, bukan "sekedar" itu. Ada pesan yang ingin disampaikan. Sebuah pengingat, sebuah nasihat. Dan bicara mengenai nasihat, aku selalu teringat dua surat dalam al quran...

yang pertama.. Surat Al Asr, tentang manusia dan kerugiannya atas waktu. Tahukah kau siapa yang dikecualikan dalam hal kerugian waktu?

yang kedua... Surat Adz-Dzariyat, sebuah penekanan untuk membuat tiap yang membaca ayat itu tidak berhenti memberikan peringatan (baca: nasihat). Sebuah penekanan, karena bisa jadi, sebuah nasihat terlihat kecil, but who knows? Kita hanya perlu terus menulis (baca: menasihati), biarlah Allah yang memenuhi janjiNya.

***

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. -QS Al 'Ashr-

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. -QS Adz Dzaariyaat ayat55-


#yukMenulis

Allahua'lam bishowab.

2 comments:

ditunggu komentarnya