sumber: Dokumentasi Pribadi
Judul : Catatan
Dodol Ukhti Ngocol
Penulis : Arkadini
Leo
Penerbit : Pro-U
Media
Tahun Terbit : 2014
Fisik : 12 x 20 cm;
132 halaman
Bismillah.
Siapa bilang segala
yang membuat tertawa, melalaikan kita dari-Nya? Ternyata tidak semua, justru
kekocakan bisa jadi membuat kita termenung, kemudian memetik buah hikmah.
Mungkin tidak banyak orang yang merasakan itu, mendengar hal lucu, tertawa atau
tersenyum, namun tidak berhenti di sana. Ya tidak semua orang mempunyai
kepekaannya terhadap hikmah begitu besar, sehingga hikmah tidak cuma dipetik
dari hal-hal menyedihkan, namun juga pada hal yang membuat tawa menggema.
Membaca buku "Catatan Dodol Ukhti Ngocol" membuat saya setuju, bahwa
ada kisah-kisah kocak yang sarat makna. Kisah-kisah kocak yang jika
ditulis/diceritakan kepada banyak orang, tidak hanya membuat mereka tersenyum
geli, namun juga menyicip hikmah darinya.
Buku "Catatan
Dodol Ukhti Ngocol" merupakan sebuah kumpulan kisah-kisah kocak nyata yang
dialami atau diketahui penulis. Arkadini Leo, penulis, merupakan seorang
mahasiswi Universitas Gajah Mada yang aktif menulis di catatan Facebook.
Tulisannya yang unik dan berkarakter membuat teman-teman di jejaring sosial
mendorong dan memotivasi ia untuk terus menulis. Tulisan-tulisan tersebut
kemudian dikumpulkan dan dipilih untuk diajukan ke penerbit.
Kisah-kisah di buku
ini struktur penulisannya seragam, yaitu bagian lucu/dodol dilanjutkan dengan
bagian hikmah. Dari 19 kisah-kisah kocak sarat hikmah, beberapa yang paling
menarik adalah "Maling Paling Kocak", "Ridiculous Tapi Genius
dan Nenek-Nenek Pikun".
"Maling Paling
Kocak" menceritakan beberapa pengalaman penulis saat kecurian, yang
pertama saat kecurian dompet berisi hp dan surat-surat penting. Bagian yang
lucu adalah pencuri nya ternyata bisa diajak kerjasama. Ketika hp ditelpon dan
ga diangkat, penulis inisiatif sms hp tersebut merelakan hpnya diambil namun
meminta dompet berisi surat-surat penting untuk dikembalikan. Dan ternyata
beneran dibalikin dompetnya dengan diletakkan di tempat pencopetan dompet tadi.
Merasa si maling kooperatif, penulis
kembali mengirim sms ke si maling, "Makasih ya Mas udah balikin dompetnya.
Biar harga jual HP lebih tinggi, ketemuan yuk Mas, entar tak kasih charger dan phonebook-nya,
mau nggak?" hehe. Sayang, niat baik penulis tidak direspon.
Pengalaman kedua
kasus pencurian terjadi di toilet umum di sebuah terminal. Saat itu penulis
sedang kambuh penyakit dodolnya, ia menitipkan tasnya ke penjaga toilet sebelum
masuk WC. Setelah keluar, ia mencari-cari dompet yang entah kenapa tidak
ditemukan. Ia waktu itu bertanya dalam hati, dompetku dicopet dimana ya? Di bis atau dicopet mas
penjaga toilet? Setelah yakin bahwa dompetnya hilang, penulis meminta maaf
kepada penjaga karena tidak bisa membayar toilet. Lalu, masnya berbaik hati
meminjamkan Hpnya buat misscall HP
penulis. Hasilnya nihil, akhirnya penulis bilang ke penjaga toilet, "Nggak
bisa mas, Hpnya sudah dinonaktifkan". Yang membuat kaget dan kocak adalah
saat masnya keceplosan bilang gini, "Coba di telepon ke nomer satunya
lagi, Mbaknya kan pake dual sim".
Hehe. Saat itu penulis ingin marah dan meminta masnya mengembalikan Hpnya, tapi
ia akhirnya pergi dan meng-ikhlaskannya.
Setelah dua kasus
tadi, baru penulis menjelaskan hikmah yang ia petik dari kisah tadi. Tentang
kehilangan dan bagaimana kita menyikapinya. Penulis menceritakan tentang kisah
Ummu Salamah, saat kehilangan suaminya, dan ia ridha dan bersabar. Kemudian
Allah berikan ganti yang lebih baik, Ummu Salamah dipinang Rasulullah
shalallahu 'alaihi wasalam.
"Guys, inilah penyikapan yang baik ketika kita
mendapat Musibah, yaitu menerima
musibah sebagai ketentuan Allah, alias ridha. Lalu mengharapkan pahala dari
musibah itu. Setelah itu meminta kepada Allah untuk memberi ganti yang lebih
baik" -hal.73
Kelebihan buku ini
menurut saya terletak pada idenya sendiri, bahwa dari hal kecil, dari canda,
ada banyak hikmah yang bisa kita ketik. Cocok dibaca saat mulai jenuh
menelusuri kalimat-kalimat berat, selingan yang membuat tertawa geli, namun
tidak melalaikan. Buku ini ringan satu dua jam cukup untuk menyelesaikannya,
namun meski ringan ia berisi, karena ada pelajaran yang bisa kita petik usai
membacanya. Gaya bahasa yang digunakan membuat pembaca tidak merasa digurui.
Selain itu, beberapa ilustrasi menambah kekocakan dan memperkuat kisah yang
disampaikan. Ukurannya yang tipis dan tidak besar menjadikan buku ini nyaman
untuk dibawa kemana-mana.
Kekurangan buku ini
terletak pada beberapa kisah dan hikmah yang terkesan "dipaksa"
ditautkan meski tidak terlalu nyambung. Ada juga beberapa
jokes yang garing seperti pada "Becandaan Kami", dan ada juga
yang kontennya tidak lucu seperti "Tips Menjadi Keren", bahkan agak
berat seperti "Hidup Mahasiswa Kere".
After All, sangat direkomendasikan bagi kamu
yang ingin refreshing sejenak dari buku
berat. Penggunaan bahasa yang tidak terlalu baku menjadikan buku ini cocok
dibaca oleh remaja ke atas. Selamat menemukan sensasi kengocolan sekaligus
untaian nasihat dalam buku ini.
"Karena Islam adalah kebenaran. Karena Islam
adalah kejelasan. Karena Islam adalah keindahan. Karena Islam adalah kemudahan.
Allah subhanahu wata'ala befirman, Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu (QS. Al Baqarah[2] : 185)"
-Arkadini Leo, Catatan Dodol Ukhti Ngocol
Allahua'lam
bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya