just a little |
Bismillah.
29.07.16 17:20
Maaf karena pergi
tanpa pamit. Aku berjalan menuju timur, mampir untuk sholat ashar di masjid
kecil dekat trotoar saat iqamah terdengar. Berjalan lagi, melewati lapangan
hijau luas yang dulu saat SD pernah jadi tempat berkegiatan
pramuka. Berjalan lagi, mampir di pom bensin untuk beli roti pizza dan ke
'air'. Baru ingat kalau aku belum makan siang padahal sudah jam tiga sore.
Kemudian berjalan lagi melewati rel kereta, berjalan lagi menyebrangi sungai. Saat menyebrangi jembatan,
sempat ragu apakah harus memelankankan langkah, tapi akhirnya tetap menjaga
kecepatan konstan, meski perut sebelah kiri agak sakit karena entah sudah berapa
kilometer terlewati dengan kecepatan tetap. Mampir di kedai jus dan memesan jus
alpukat, membuka laptop dan mulai menulis diari dengan mata yang berulangkali
berpanas dingin karena efek konten tulisan dan slide memori yang berputar putar
di otak.
Berjalan lagi belum
lama tapi memilih mampir memilih-milih kerudung langsungan. Awalnya Cuma
berniat beli kaos kaki dan dekker, tapi dekkernya yang bahannya kaya stoking,
jadi ga beli. Eh, mata tergoda liat pajangan kerudung yang berderet. Beberapa
kali mencoba namun panjangnya kurang pas buatku. Akhirnya dibeli karena
teringat kakak yang akan membutuhkan kerudung langsung, in syaa Allah.
Berjalan lagi sampai ke pusat kota tercinta (Alun-alun kota), artinya rumah kesayangan makin
dekat. Dua gelas jus dan roti ternyata belum memenuhi lambungku, akhirnya
mampir di restoran dekat sana. Berniat shalat magrib di Masjid Agung As-Salam, bener
ga ya namanya? Hehe. Cuma ingatnya Masjid Agung Purwokerto.
Pulang ke rumah? In
syaa Allah setelah magrib, mungkin jalan kaki, mungkin bareng adik yang tadi
khawatir menanyakan keberadaanku. Meski perjalanan panjang tanpa rencanaku
tanpa pamit, aku sudah dari awal bertekad untuk memastikan handphone-ku menyala agar
tidak membuat mamah khawatir.
Maaf Mah, Papah,
Aan, aku memang sedang dalam masa sensitif dimana dengan picuan kecil aku bisa
menemukan sungai deras. Aku cuma butuh waktu sendiri, berjalan, seperti saat
aku di Bandung dulu. Aku cuma butuh waktu sendiri, waktu berinteraksi dengan
kata yang telah lama kutinggalkan (baca: menulis).
Inti dari tulisan
ini: I just need my me-time, tidak lebih, tidak kurang. Bye.. Jumpa lagi di
lain waktu, meski tidak tahu berapa lama lagi.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya