Follow Me

Wednesday, April 12, 2023

Masih Sulit

Bismillah.

 

It's still difficult for me to open up. Selalu saja ada yang salah, setiap kali aku membuka diri dan bercerita tentang diri. Dan saat itu terjadi, rasanya aku ingin segera bungkam dan tidak mengulanginya lagi. Rasa sesalnya terlalu besar, sungguh lebih baik diam dari pada bercerita tentang diri.

 

***

 

Rasanya mungkin seperti seorang introvert. Hmm.. I used to think I'm an extrovert, then as time goes, I think I'm an ambivert. Dan sekarang, entahlah. Aku tidak tahu. Mungkin sekarang aku sedang berada di fase introvert. Seasonal introvert haha. Just like what I write in 2018. 

 

Aku bertanya-tanya, apakah aku masih belum bisa berdamai dan menerima 'identitas diri', sehingga sulit untukku membuka diri? Atau ego-ku terlalu tinggi, sehingga jika kelepasan, yang muncul adalah dusta. Padahal dusta, adalah tanda-tanda hati yang sakit. Hmm.. is my heart still sick? with hypocracy?


Aku bertanya-tanya, bisakah aku terhubung dan bersosialisasi dengan baik, tanpa perlu banyak bercerita tentang diri? Bisakah aku mengalihkan pertanyaan-pertanyaan basa-basi klise, tentang belakang layarku. Aku hanya ingin membiarkan orang-orang terdekat saja yang tahu. Keluarga, dan teman-teman yang sudah mengenalku lama. Adapun wajah-wajah baru, biarkan aku memperkenalkanmu pada diriku saat ini. Bukan yang ada di masa lalu. Apa yang ada di belakang layarku, biarkan ia di sana. Let's talk about something deeper, ketimbang cuma info-info klise yang biasa ditanyakan. Let's just talk about why we are here and how we meet. Pasti karena ada kesamaan. Kesamaan ingin belajar, kesamaan rasa tertarik tentang sesuatu.


***


It's hard to open up. I prefer to be mysterious. And still, if someone really want to know more about my background, you can read it here. Cause I prefer to write than to speak. 


***


Tiba-tiba aku teringat, tentang orang-orang yang tulisannya kutemui di Medium. Bagaimana Allah menakdirkan aku untuk membaca tulisan mereka, dan mengetahui sedikit tentang mereka, sesuatu yang mungkin tidak bisa mereka ucapkan dengan lebih lugas. Sampai sekarang, aku masih bertanya-tanya, apa pelajaran yang Allah titipkan dari itu. Mengapa, Allah, mempertemukanku dengan sosok-sosok yang pernah juga melalui "jalan setapak" yang sama.


Aku baru juga membaca tulisan lama di blog ini tentang "berkarya", teringat motivasi dari seorang motivator penulis tentang "kolaborasi kebaikan". Hm.. sisi ekstrovertku sebenarnya ingin sekali memulai komunikasi, membangun network, dan mengajak orang lain untuk menulis tema tertentu. Tapi sebagian diriku kerdil, rasanya ingin sendiri, dan menepi saja dalam sunyi.


Ah, ya.. Aku bersyukur, saat coba googling nama lengkap asliku, dan hanya menemukan satu dua jejak beneran refer ke aku. Sebuah file excel, dan sebuah nama di blogroll seorang sahabat. She named her blog as Katumbiri*, which I still didn't know its meaning. Ah.. lama tidak menyambung silaturahim dengannya. Hmm.

 

***

 

Maaf ngelantur panjang. Semoga tidak ada yang baca hehe. Ini ditulis untuk catatan diri saja. Pengingat agar tidak menyerah meski masih sulit. Aku tahu, aku hanya terlalu mudah sensi. Seperti kata my hubby, saat aku segera membalik jaketku hanya karena ada yang membaca dengan keras tulisan di punggungnya. Wkwkwk.

 

Anyway, let's learn and practice more so it wouldn't be as difficult as now. Let's learn to be honest. Let's learn to be humble. Let's learn to listen more, and speak less. And write more ofcourse. ^^

 

Sekian. Wallahua'lam.


***


PS: my blog in Katumbiri is still sweetvioletta.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya