Follow Me

Sunday, May 14, 2023

Want to Say Hi But....

Bismillah.

#untukmuukhti

#tentangseseorang


There's someone in my mind that I want to say hi to, but I just can't. And just in case someone misunderstand it, it is about a sister. Seorang akhawat yang pernah ada di satu titik hidupku. I wish I am close to her as I thought I am, but I know, if there's something that make the gap between us, it's because I am the one who make that gap. I am the one who can't be honest and open up to her.


I've been forgetting about her for a while, but for some time, I don't know why, I think about her. That makes me want to say hi. Aku biasa ber random ria, dan tiba-tiba dm/pm teman lama sekedar bertanya kabar lalu mengakhiri dengan doa. Salah satu caraku untuk menyambung silaturahim, karena aku tidak pandai dalam hubungan jarak jauh. Tapi kepadanya, aku tidak bisa tiba-tiba menyapa.


***


She's an inspiring person for me. Rasanya sulit mendeksripsikan dirinya, karena aku takut aku sok tahu. Ia sangat baik dalam bersosialisasi, tapi aku tidak tahu apakah ia ekstrover atau introver. Aku lupa tepatnya kapan aku mulai dekat dengannya, tapi dalam waktu lumayan singkat, aku banyak berinteraksi dengannya. Aku ingat bagaimana aku pertama kali mengenal yogurt cimory, lewatnya. I think it's one of her favorite drink. Saat itu kemasan cimory belum seperti sekarang, botolnya lebih gemuk dan pendek, rasanya pun jauh lebih asam daripada sekarang. Aku teringat masa-masa saat kami di selasar GKU Barat, ia meminum cimory, aku penasaran rasanya, hingga akhirnya setelah itu aku memberanikan diri untuk coba beli dan mencicipi rasa asamnya. Back then I didn't know, that it will become one of my favorite drinks too.


Aku pernah beberapa kali berkunjung ke rumahnya, aku mengingat wajah ibu, ayah dan adiknya. Aku ingat menaiki tangga ke kamarnya, membaca buku saku tafsir juz 'amma di kamarnya. Apakah aku pernah menginap di rumahnya? Entah mengapa memori yang satu ini samar, entah pernah, atau tidak. Tapi aku ingat pagi-pagi berangkat dengannya diantar ayahnya, dengan mobil berwarna merah.


Oh ya, salah satu yang membuat kami dekat. Karena ajakannya untuk melihat proses mentoring di sebuah SMP. Aku ingat menaiki angkot dengannya, kemudian memasuki kawasan sekolah. ADS, itukah sebutannya? Aku lupa-lupa ingat pada singkatan-singkatan baru, istilah-istilah baru yang diperkenalkan padaku saat itu.


Oh ya, aku juga ingat kenangan bittersweet Ramadan itu. I really thought we were just having a girl's day. Simply bukber and having fun. I didn't know it supposed to be a meeting. I have enjoy the whole night. Termasuk saat pulang naik angkot ba'da atau sebelum tarawih. It's all sweet, until someone scold me through messages. I know why exactly that person mad at me for not reporting the event. But back then it feels so unfair. Aku tidak tahu bahwa itu sebuah rapat, that I have to report about it. I remember crying that night feeling guilty. First because feeling unfair. And second because I know I am not a responsible person, I forget why the choose me. I forget that I have an amanah that I must fulfilled. I think that's why after that, I choose to let go some of my other organization. Though I love to contribute even if it's small. I know back then, and maybe now to.. bahwa aku harus lebih bijak membagi waktu dan prioritas agar tidak ada amanah yang terdzalimi.

 

Oh, why suddenly I talk about me and not her? Let's back to the topic.


***


Waktu berlalu, aku ingat saat ia berjuang dengan beberapa masalahnya. Aku sibuk dengan diriku sendiri, sampai aku menyadari keputusannya. Setelah itu, rasanya aku tidak punya momen saat aku bertemu dan mengobrol dengannya dari hati ke hati. Yang aku tahu, aku masih peduli padanya dan mengetahui kabar tentangnya dari orang lain, atau dari sosial media. Aku mencukupkan diriku sebagai seseorang yang mengamati dari jauh, tidak pernah berani untuk mendekat atau menyapa kembali.


Sampai suatu saat aku diberikan sedikit sajian yang mirip dengan apa yang pernah ia rasakan. Lalu aku teringat padanya. Dan menulis ini...

"Ingin aku bertanya padamu? Perasaan seperti apa yang kamu rasakan dulu? Seperti yang aku rasakan sekarang kah?" - kirei, draft 21 Mei 2017

Baca: What Did You Feel?


***


Salah satu hal lain yang membuatku tidak mudah melupakanmu, adalah karena kamu sering berbagi foto. Aku teringat suatu waktu membuka tumblr, dan melihat berbagai wajah dari akun tumblr-mu, wajah-wajah yang sudah lama tidak kulihat. You really enjoy photography. I remember that cleary.


Aku teringat awal-awal punya akun ig, back then idnya masih kirei999193, sekarang sudah jadi isabellakirei_


Aku teringat jadi melihat foto lama sebuah agenda di suatu pagi di masjid darul hikmah lewat akun ig-mu. *I suddenly realize, I change the reference. Awal tulisan ini aku menempatkanmu sebagai orang ketiga, kini aku seolah menulis langsung padamu.


Aku... menyesali satu hal, entah kamu menyadarinya atau tidak. Tapi aku pernah memilih untuk unfollow ig-mu. Karena alasan konyol. You upload a photo, of someone I didn't want to see. Dari foto itu aku jadi impulsif, dan aku menyalahkanmu dan memilih untuk unfollow. Padahal yang memilih sikap impulsif itu aku. Waktu berlalu, aku mencari lagi ig-mu baru-baru ini karena aku memimpikan beberapa orang, salah satunya kamu. I want to say hi, but....


Tapi saat ini aku masih ragu. Ada jarak yang kuciptakan sendiri. Padahal saat ukhuwah terasa renggang, artinya ada iman yang bermasalah. Dan aku tahu pasti, iman siapa yang perlu diperbaiki. Hmm...


Untukmu, yang saat ini belum berani kusapa. Semoga Allah memberikan keberkahan dalam hidupmu. Semoga Allah menghias harimu dengan senyum. Maaf karena lama tidak menyambung silaturahim. Maaf karena memilih nyaman mengamati dari jauh. Maaf karena memilih mengambil jarak karena alasan-alasan bodoh. I know it might sound strange, but I do miss you.


Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya